Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi
Kinerja Guru dengan Menggunakan Metode Topsis
(Studi Kasus: SMA Kristen 1 Salatiga)
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Rocky Maxi Siahaya (672013701)
T. Arie Setiawan P, S.T., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi
Kinerja Guru dengan Menggunakan Metode Topsis
(Studi Kasus: SMA Kristen 1 Salatiga)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
Peneliti :
Rocky Maxi Siahaya (672013701)
T. Arie Setiawan P, S.T., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja
Guru Dengan Menggunakan Metode Topsis
(Studi Kasus: SMA Kristen 1 Salatiga)
1) Rocky Maxi Siahaya, 2) T. Arie Setiawan P
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia
Email: 1) [email protected], 2) [email protected]
Abstract
Teacher evaluation performance on SMA Kristen 1 Salatiga is usually done by using manual calculation which is less efficient in the process of the final calculation of the teacher performance. The implementation of the Decision Support System (DSS) with TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) method hopefully can help the calculation process which is done on SMA Kristen 1 Salatiga. This study help SMA Kristen 1 Salatiga in doing the process of taking decision based on the data and the information collected in the field by using DSS. The decision made can be taking based on the process of the tabulation of the accurate information which produce the teacher evaluation performance and give teacher recommendation for the best performance. The study result using TOPSIS method produce the similar recommendation with the manual calculation result which is previously done on SMA Kristen 1 Salatiga.
Keywords: Decision Support System (DSS), Evaluation, Teacher Performance, TOPSIS
Abstrak
Evaluasi kinerja guru pada SMA Kristen 1 Salatiga biasanya dilakukan dengan menggunakan perhitungan manual yang kurang efisien dalam proses perhitungan hasil akhir penilaian evaluasi kinerja guru. Implementasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) diharapkan dapat membantu proses penilaian yang dilakukan pada SMA Kristen1 Salatiga. Penelitian ini membantu SMA Kristen 1 Salatiga dalam melakukan proses pengambilan keputusan berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan di lapangan dengan menggunakan sistem SPK. Keputusan yang dibuat dapat diambil berdasarkan proses pengolahan informasi yang akurat sehingga didapat hasil evaluasi kinerja guru dan memberikan rekomendasi guru dengan prestasi kerja terbaik. Hasil uji penelitian dengan menggunakan metode TOPSIS menghasilkan rekomendasi yang sama dengan hasil perhitungan manual yang dilakukan sebelumnya pada SMA Kristen 1 Salatiga.
Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Evaluasi, Kinerja Guru, TOPSIS
1) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,
Universitas Kristen Satya Wacana.
1
1. Pendahuluan
Kebutuhan akan informasi merupakan hal yang sangat penting saat ini, oleh karena itu diperlukan cara atau sarana yang baik untuk dapat mengelola dan menyimpan informasi tersebut. Dalam era informasi yang semakin canggih sekarang ini, banyak instansi dan perusahaan pemerintah maupun swasta diharapkan dapat menyajikan data dan informasi secara cepat, tepat dan akurat serta bermanfaat. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan sebuah sistem informasi yang dapat menunjang kinerja dan performa kerja dari perusahaan atau instansi tersebut. Di sisi lain untuk membuat suatu pengambilan keputusan maka diperlukan informasi dan sebuah sistem informasi yang baik untuk mengolah data
atau informasi yang ada.Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian
dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu [1].
Dalam konteks perusahaan dan sekolah penilaian kinerja sangat berpengaruh terhadap jabatan atau pangkat karyawan, dalam hal ini guru. Penilaian kinerja yang dilakukan sangat membantu proses pengambilan keputusan untuk
memberikan reward atau hadiah berupa kenaikan jabatan bagi seorang guru pada
instansi tertentu dan juga meningkatkan kualitas guru disekolah. Hal ini juga berlaku pada SMA Kristen 1 Salatiga. Proses penilaian kinerja guru pada SMA Kristen 1 Salatiga biasanya dilakukan dengan menggunakan perhitungan secara manual sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain menyita banyak waktu dan tenaga, sistem manual ini dirasa kurang efisien karena kemungkinan besar terjadi kesalahan dalam melakukan perhitungan hasil akhir evaluasi. Selain itu juga dalam proses penyimpanan data tidak efektif disebabkan karena data yang
tersimpan di dalam file kemungkinan bisa terhapus atau rusak.
Menjawab permasalahan tersebut, dikembangkanlah sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu pihak sekolah dalam mengolah dan menganalisis data yang ada. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ini menggunakan
metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution).
TOPSIS merupakan suatu bentuk metode pendukung keputusan yang didasarkan pada konsep bahwa alternatif yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif tetapi juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif yang dalam hal ini akan dapat memberikan keputusan hasil evaluasi kinerja guru.
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan menerapkan Sistem Pendukung Keputusan untuk evaluasi kinerja guru pada SMA Kristen 1 Salatiga. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai media bagi pihak SMA Kristen 1 Salatiga dalam mengelola data evaluasi kinerja guru.
2. Tinjauan Pustaka
Salah satu penelitian yang berjudul “Penerapan LINQ (Language Intergrated Query) Untuk Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Dosen (Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen
2
menggunakan sintaks bahasa pemograman. Evaluasi kinerja dosen perlu dilakukan karena hasil dari evaluasi ini dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam
jabatan seorang dosen. Metode yang dipakai adalah AHP (Analytic Hierarchy
Processing) merupakan metode yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dengan multikriteria dan multialternatif. Kriteria yang dapat digunakan adalah pengabdian masyarakat, pendidikan dan pengajaran serta penelitian [2].
Penelitian lain yang juga dilakukan "SPK pada pemilihan sepeda motor
Honda yang menggunakan metode ELECTRE (Elimination and Choice
Translation Realtity) yang berbasis web". Banyaknya varian yang diproduksi Honda memberikan masyarakat pilihan untuk memilih varian apa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Metode ELECTRE merupakan salah satu
metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking
dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Metode ELECTRE digunakan pada kondisi dimana alternatif yang kurang sesuai dengan kriteria dieliminasi dan alternatif yang sesuai dapat dihasilkan. Dengan kata lain, ELECTRE digunakan untuk kasus-kasus dengan banyak alternatif namun hanya sedikit kriteria yang dilibatkan [3].
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang membahas tentang SPK dengan berbagai metode (AHP dan ELECTRE), maka dilakukanlah penelitian terkait dengan Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan metode TOPSIS. Sistem Pendukung Keputusan menggunakan TOPSIS dapat digunakan untuk multikriteria dengan mencari nilai alternatif positif dan negatif dari masing-masing alternatif untuk selanjutnya diproses dan memberikan hasil berupa rekomendasi. Sistem Pendukung Keputusan dengan metode TOPSIS ini menghasilkan evaluasi kinerja guru yang menampilkan ranking kinerja berdasarkan nilai tertinggi adalah kinerja terbaik sampai nilai yang terendah adalah kinerja terburuk.
3
Gambar 1 Tahapan Pengambilan Keputusan
Gambar 1 merupakan tahapan pengambilan keputusan yang terdiri dari empat tahap, yakni Intelligence, tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data
input diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah. Tahap
kedua adalah Design, tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan,
dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Dalam penelitian ini SPK dengan menggunakan metode TOPSIS untuk menyelesaikan masalah pada SMA Kristen 1 Salatiga. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan
solusi, dan menguji kelayakan solusi. Tahap ketiga adalah Choice, pada tahap ini
dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin
dijalankan dan menghasilkan rekomendasi tindakan. Tahap keempat
Implementation, adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pelaksanaan ini disertai dengan pengawasan dan koreksi yang diperlukan [4].
Kriteria evaluasi kinerja guru,penilaian yang dipakai pada SMA Kristen 1 Salatiga
memiliki tiga kriteria utama.
Gambar 2 Kriteria Penilaian Guru
4
 Penguasaan Materi Pelajaran, yaitu guru dinilai berdasarkan
kemampuan penguasaan materi pelajaran, mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, dan bagaimana menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar, dan juga mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.
 Pendekatan atau Strategi Pembelajaran, dimana guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, melakukan pembelajaran secara sistematis (runtut), menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
 Pemanfaatan sumber belajar atau media pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran secara efektif, dan menghasilkan pesan yang menarik serta melibatkan siswa dalam pemanfaatan media merupakan proses penilaian.
 Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, yaitu
guru diharapkan mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa, dan menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta didik dalam belajar.
 Penilaian proses dan hasil belajar, dimana guru dapat memantau
kemajuan belajar selama proses pembelajaran dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi siswa.
 Penggunaan bahasa, guru dinilai tentang penggunaan bahasa baik secara
lisan maupun tulisan dengan jelas, baik dan benar juga menyampaikan pesan dengan gaya yang yang sesuai.
Kriteria ketiga adalah Penutup merupakan bagian terakhir dari kriteria penilaian yang mengharuskan guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan atau tugas sebagai bagian dari remidi atau pengayaan, dan menutup atau mengakhiri pelajaran dengan baik.
TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution)
adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun 1981. TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris
dengan menggunakan jarak Euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari
5
kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana. Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa dicapai [5]. Secara umum, prosedur dari metode TOPSIS mengikuti langkah-langkah sebagai berikut [5]: menentukan matriks keputusan yang ternormalisasi. Elemen rij hasil dari normalisasi decision matrix R dengan metode
Euclideanlength of a vector adalah seperti terlihat pada Persamaan 1.
Langkah selanjutnya adalah menghitung matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot. Dengan bobot W = (w1, w2, ..., wn), maka normalisasi
bobot matriks V adalah : w1r11, seperti pada Persamaan 2.
Setelah menghitung matriks keputusan maka langkah selanjutnya adalah menghitung matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. Solusi ideal positif dinotasikan A*, sedangkan solusi ideal negatif dinotasikan A- : a seperti yang
terlihat pada Persamaan 3.
Langkah berikutnya adalah menghitung jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. Si* adalah jarak
(dalam pandangan Euclidean) alternatif dari solusi ideal positif seperti yang terlihat pada Persamaan 4.
𝐒𝐢∗ = ∑𝒏𝒋=𝟏 (𝒗𝒊𝒋− 𝒗𝒋∗)𝟐, dengan i = 1,2,3,..m
Persamaan untuk menghitung jarak terhadap solusi ideal negatif didefinisikan seperti yang terlihat pada Persamaan 5.
𝐒𝐢− = ∑𝒏𝒋=𝟏 (𝒗𝒊𝒋− 𝒗𝒋−)𝟐, dengan i = 1,2,3,..m
Selanjutnya adalah menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif seperti yang terlihat pada Persamaan 6.
6 𝐂𝐢∗ = 𝐒𝐢
− 𝐒𝐢∗+𝐒𝐢−
Langkah yang terakhir adalah merangking alternatif. Alternatif dapat dirangking berdasarkan urutan Ci*. Maka dari itu, alternatif terbaik adalah salah
satu yang berjarak terpendek terhadap solusi ideal positif dan berjarak terjauh dengan solusi ideal negatif.
3. Metode Penelitian
Secara umum penelitian terbagi ke dalam empat tahap, yaitu: (1) Tahap Identifikasi Masalah, (2) Tahap Perancangan Sistem, (3) Tahap Implementasi Sistem, (4) Tahap Pengujian Sistem. Penjelasan tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Tahapan Penelitian
Tahap pertama dalam tahapan penelitian adalah identifikasi masalah.Pada
tahap ini dilakukan analisis terhadap permasalahan yang ada, yaitu mendapatkan data dan literatur yang terkait dengan proses sistem pendukung keputusan menggunakan metode TOPSIS. Selain itu pada tahap ini dilakukan proses
wawancara dengan user untuk mendiskusikan kebutuhan sistem yang diinginkan
oleh user, singkatnya tahap ini disebut tahap pengumpulan kebutuhan user. Pada
tahap ini dilakukan proses pengumpulan data dari berbagai sumber baik dari user
7
maupun dari jurnal penelitian terdahulu. Hasil dari wawancara langsung dengan
user Kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga. Berdasarkan hasil wawancara, evaluasi kinerja guru pada SMA Kristen 1 Salatiga masih menggunakan cara manual berbasis kertas, dengan kriteria penilaian guru. Penilaian guru dilakukan dengan angka 1 sampai dengan angka 5. Nilai 1 Sangat Buruk, nilai 2 Buruk, nilai 3 Cukup, nilai 4 baik dan nilai 5 Sangat Baik.
Tahap kedua adalah perancangan sistem. Pada tahap ini dilakukan proses perancangan sistem menggunakan UML untuk mengetahui setiap proses beserta
semua aktifitas dari masing-masing user yang akan dibangun pada sistem. Selain
itu dilakukan pula perancangan pada user interface berupa prototype sistem. Tahap
ketiga adalah perancangan database dan perancangan TOPSIS pada sistem. Pada
tahap ini dibuat semua tabel-tabel yang akan digunakan pada sistem, selain itu dibuat perancangan TOPSIS yang akan digunakan pada sistem. Tahap keempat adalah implementasi sistem. Tahap ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari tahap peracangan sistem.
Sistem dibuat sesuai dengan kebutuhan yang telah didefinisikan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini dibangun sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode TOPSIS untuk melihat evaluasi kinerja guru pada SMA
Kristen 1 Salatiga. Implementasi dilakukan dengan merealisasikan kebutuhan
minimum untuk dapat menjalankan sistem informasi ini yaitu Processor P IV 2.0
MHz, Memory 512 Mb, Hard Disk 40 GB, OS Windows 7 atau Windows XP. Tahap
kelima adalah pengujian sistem. Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem, yaitu
menjalankan proses implementasi sistem, dengan menguji hasil akhir perhitungan
TOPSIS pada sistem dengan perhitungan manual yang dilakukan oleh user.
Perancangan implementasi TOPSIS pada sistem dapat dilihat dalam contoh Tabel Matriks Penilaian pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Matriks Penilaian
8
kepentingan yang sama sehingga tidak ada satu kriteria yang lebih penting dari kriteria yang lain. Langkah selanjutnya dari perancangan TOPSIS adalah menentukan nilai Xij untuk masing-masing kriteria. Xij adalah jumlah nilai kriteria dari tiap guru. Seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel Xij Penilaian
C1 C2 C3
Xij 9,055385 8,124038 8,544004
Nilai 9.055385 pada kolom C1 baris Xij didapat dengan cara menjumlahkan
kuadrat semua nilai penilaian guru yang ada pada kriteria C1 dan kemudian dicari akar dari hasil penilaian tersebut, seperti pada contoh berikut:
Xij (C1, G1) = √(52) + (42) + (42) + (52)
Xij (C1, G1) = √82 = 9.055385
Cara yang sama dapat digunakan untuk menghitung nilai pada kolom C2 baris Xij, dan kolom C3 kolom Xij. Setelah menghitung nilai Xij maka langkah
berikutnya adalah membuat matriks keputusan ternormalisasi. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tabel Matriks Keputusan Ternormalisasi
C1 C2 C3
Xij 9,055385 8,124038 8,544004
G1 0,552158 0,492366 0,468165
G2 0,441726 0,492366 0,468165
G3 0,441726 0,615457 0,585206
G4 0,552158 0,369274 0,468165
Nilai 0.552158 pada kolom C1 baris G1 didapat dengan cara membagi nilai penilaian pada masing-masing guru per kriteria seperti pada Tabel 1 dengan nilai Xij per kriteria. Berikut ini adalah contoh perhitungannya:
Rij (C1, G1) = 5 / 9.055385 = 0.552158
bobot ternormalisasi) dapat dilihat pada Tabel 4.
9 mengalikan bobot kolom C1 dengan nilai C1 kolom G1 pada Tabel 3. Mengingat bahwa nilai bobot pada masing-masing kriteria sama dengan 5 maka nilai dari Tabel 4 didapat dengan cara mengalikan nilai C1G1 pada Tabel 3 dengan nilai 5. Langkah selanjutnya adalah mencari nilai Y max (solusi ideal positif) dan Y min (solusi ideal negatif) untuk masing-masing kriteria seperti terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Tabel Matriks Y+ dan Y-
Kriteria Y+ Y-
C1 2,760788 2,208631
C2 3,077287 1,846372
C3 2,926029 2,340823
Langkah selanjutnya dari perancangan TOPSIS adalah menghitung nilai D+
(jarak alternatif solusi ideal positif) dan D- (jarak alternatif solusi ideal negatif) seperti yang terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Tabel Matriks D+ dan D-
Nilai D+ dan D- pada Tabel 6 merupakan hasil perhitungan yang dilakukan
dengan menggunakan rumus jarak alternatif solusi ideal positif dan solusi ideal negatif seperti yang terlihat pada Rumus 4 dan Rumus 5 Langkah terakhir dari perhitungan TOPSIS adalah menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) untuk masing-masing penilaian dengan persamaan Vi = Di- / (Di+ + Di-).
Tabel 7. Tabel Matriks Vi
10
tertingggi sampai nilai yang terendah dan menunjukan bahwa nilai tertinggi terdapat pada kode guru G3 sebagai kinerja terbaik dan nilai terendah terdapat pada kode guru G4 sebagai kinerja terburuk.
Use CaseDiagram merupakan diagram yang menjelaskan manfaat sistem, jika dilihat dari sudut pandang orang atau sesuatu yang berada di luar sistem yang sedang dibangun (aktor). Jenis diagram ini dapat digunakan untuk menangkap
requirements sistem dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja [6].
Gambar 4 Use Case Diagram System
Gambar 4 merupakan use case diagram pada aplikasi, dijelaskan sebagai berikut. Aplikasi memiliki 2 (dua) aktor yaitu user dan admin. User adalah guru
SMA Kristen 1 Salatiga. Sedangkan admin adalah orang yang mempunyai hak
untuk melakukan input semua data-data master yang dibutuhkan oleh aplikasi dalam hal ini dilakukan oleh Kepala Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga.
Admin mempunyai hak dalam pengolahan data guru, data bobot, data user, data history penilaian, pengolahan data penilaian, pengolahan data sub kriteria, dan
pengolahan data kriteria. Sedangkan user mempunyai hak dalam pengolahan data
guru, data user, history penilaian, dan penilaian. Activity diagram adalah diagram
yang memodelkan alur kerja (workflow) sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas
langkah per langkah dalam suatu proses [6]. Berdasarkan use case terdapat dua
activity diagram yaitu activity diagram user dan activity diagram admin.
Pengolahan Data Guru
Pengolahan Data Bobot
Pengolahan Data User
Pengolahan Data His tory Penilaian
Pengolahan Data Sub Kriteria Pengolahan Data Kriteria
Admin
Us er
11
Gambar 5 Activity Diagram User
Gambar 5 adalah activity diagram user. User mempunyai beberapa hak
yang dapat dilakukan pada aplikasi yang dibuat. Seorang user hanya dapat melihat
dan meng-edit data guru dan data user yang dimiliki olehnya. Data-data tersebut
akan ditampilkan apabila user melewati proses login dengan benar. Hak akses terakhir yang dimiliki oleh user adalah data history penilaian. User dapat
mengakses semua data history penilaian yang ada pada sistem.
Gambar 6 Activity Diagram Admin
Gambar 6 merupakan activity diagram admin. Admin mempunyai beberapa
hak yang dapat dilakukan pada aplikasi yang dibuat. Seorang admin mempunyai
hak penuh dalan sistem meliputi hak untuk menambah, menghapus, mengubah, dan
12
melihat data guru, user, bobot, kriteria, sub kriteria, penilaian, serta hak untuk
melihat semua history penilaian yang ada pada sistem. Sequence diagram
merupakan gambaran urutan kejadian yang terjadi dalam sistem menurut hak akses yang dimiliki oleh masing-masing user [6]. Sequence diagram pada sistem ini dibagi menjadi dua bagian, yakni sequence diagram user dan sequence diagram admin.
Gambar 7 Sequence Diagram User
Gambar 7 merupakan sequence diagram user pada sistem yang
menjelaskan urutan proses atau aktifitas yang dapat dilakukan oleh seorang user
dalam melakukan aktifitasnya. User akan melakukan login pada aplikasi.
Kemudian aplikasi akan melakukan validasi user. Apabila berhasil maka user akan
masuk ke menu utama dengan pilihan hak akses menu data guru, update data guru,
history penilaian, dan menu hasil penilaian. Berikutnya adalah Gambar 8 sequence diagram admin yang memiliki urutan proses atau aktifitas yang dapat dilakukan
oleh seorang admin dalam melakukan aktifitasnya. Admin akan melakukan login
pada aplikasi. Kemudian aplikasi akan melakukan validasi admin. Apabila berhasil
maka admin akan masuk ke menu utama dengan pilihan hak akses menu data guru,
bobot, kriteria, sub kriteria, history penilaian, dan menu penilaian.
: Admin Aplikas i Databas e
Login Lihat dan Edit Data Us er
13
Gambar 8Sequence Diagram Admin
Class diagram merupakan diagram yang membantu dalam visualisasi struktur kelas-kelas dari suatu sistem. Dalam diagram ini, diperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas [6].
: Admin Aplikas i Databas e
Login
Validas i
Tampilkan Menu Utama
Pilih Menu Guru
Update, Sim pan, Hapus Data Guru
Tutup
Pilih Menu His tory Penilaian
Hapus dan Cari His tory Penilaian
Tutup Pilih Menu Penilaian
Sim pan, Hapus , Update Has il Penilaian
Tutup
Update, Sim pan, Hapus Data Bobot
Tutup Pilih Menu Bobot
Tutup
Pilih Menu Kriteria
Update, Sim pan, Hapus Data Kriteria Tutup
Pilih Menu Sub Kriteria
Update, Sim pan, Hapus Data Sub Kriteria
Tutup
Update, Sim pan, Hapus Data Us er
14
Gambar 9 ClassDiagramSystem
Gambar 9 adalah classdiagramsystem yang menggambarkan relasi antara
satu class dengan class yang lain. Setiap class terdiri dari atribut dan operation. Atribut merupakan daftar kolom beserta tipe data yang digunakan sesuai dengan
tabel yang ada didalam database. Sedangkan operation merupakan rancangan
fungsi-fungsi yang akan digunakan untuk pengembangan aplikasi yang dibuat. Pada diagram terlihat kelas pegawai berelasi dengan kelas user dengan derajat relasi
1 to 1 yang berarti bahwa 1 pegawai hanya memiliki 1 user. Kelas kategori berelasi
dengan kelas detail kriteria dengan derajat relasi 1 tomany yang artinya 1 kriteria dapat memiliki banyak detail kriteria. Selain itu kelas wilayah berelasi dengan kelas penilaian dengan derajat relasi 1 to many yang artinya 1 wilayah dapat memiliki lebih dari 1 penilaian.
4. Hasil dan Pembahasan
Data penilaian awal yang harus dimasukan ke dalam sistem adalah master data kriteria penilaian yang akan digunakan sebagai acuan penilaian setiap guru.
15
Gambar 10Form Master Kriteria
Gambar 10 digunakan untuk menyimpan semua data kriteria yang ada pada
sistem penilaian. User dapat memasukan id dan deskripsi dari kriteria yang akan
digunakan. Setelah memasukkan data kriteria, maka langkah selanjutnya adalah
memasukkan sub kriteria yang akan digunakan pada proses penilaian. Formmaster
data sub kriteria dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11Form Master SubKriteria
16
Gambar 12Form Master Deskripsi
Gambar 12 merupakan halaman pengolahan data deskripsi yang berisi penjelasan tentang deskripsi kriteria yang menjadi acuan untuk menentukan bobot penilaian. maka langkah selanjutnya adalah memasukkan bobot penilaian yang digunakan pada aplikasi. Setelah menentukan kriteria dan sub kriteria, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan bobot penilaian yang digunakan pada
aplikasi. Form pengisian master bobot dapat dilihat pada Gambar Form pengisian
master bobot dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13Form Master Bobot
Gambar 13 adalah form pengolahan data bobot yang dipakai sebagai nilai
17
Gambar 14Form Master Periode
Gambar 14 adalah halaman periode yang mendeskripsikan evaluasi penilaian kinerja guru pada suatu periode tertentu.
Gambar 15Form Proses Penilaian
Selanjutnya adalah Menu proses dimana menu proses digunakan untuk memasukan semua data penilaian berdasarkan deskripsi kriteria yang telah ditetapkan seperti terlihat pada Gambar 15. Hasil perhitungan pada sistem dapat dilihat pada Gambar 16.
18
Gambar 16 merupakan laporan hasil penilaian yang dilakukan pada sistem dengan menggunakan metode TOPSIS. Pada laporan ditampilkan penilaian kinerja guru dengan nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah. Guru dengan nilai tertinggi merupakan hasil rekomendasi sistem yang menunjukan hasil kinerja guru
yang terbaik. Proses perhitungan sistem digunakan dengan memanfaatkan view
yang ada pada database. View dibuat sesuai dengan urutan proses TOPSIS. Tahap
pertama dalam proses perhitungan sistem adalah menentukan nilai rata-rata untuk setiap kriteria.
Gambar 17 Hasil Perhitungan Rekap Nilai
Gambar 17 merupakan hasil perhitungan rekap nilai. Rekap nilai ini didapatkan dengan cara mencari nilai rata-rata dari setiap deskripsi kriteria yang nilainya dimasukan oleh user. Rekap nilai dihitung sesuai dengan nilai yang dimasukan oleh user pada Tabel 1. Setelah mendapatkan nilai rata-rata, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai Xij.
Gambar 18 Hasil Perhitungan Xij
19
Gambar 19 Hasil Perhitungan Matriks Normalisasi
Gambar 19 merupakan hasil perhitungan nilai matriks normalisasi yang menunjukan persamaan hasil perhitungan sesuai dengan Tabel 3. Proses perhitungan nilai matriks keputusan ternormalisasi yang didapatkan dengan cara membagi nilai penilaian dengan nilai Xij untuk setiap kriteria penilaian. Setelah menghitung nilai matriks keputusan ternormalisasi, maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai Yij, yaitu dengan cara mengalikan semua nilai matriks dengan bobot per kriteria.
Gambar 20 Hasil Perhitungan Yij
Gambar 20 merupakan hasil perhitungan nilai Yij yang menunjukan persamaan hasil perhitungan sesuai dengan Tabel 4. Setelah menentukan nilai Yij, maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai maksimum dan minimum dari setiap nilai kriteria yang ada.
Gambar 21 Hasil Perhitungan Yij Maksimum dan Minimum
20
maksimum dan minimum ditentukan maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai D+ dan D-.
Gambar 22 Hasil Perhitungan D+ dan D-
Gambar 22 merupakan hasil perhitungan nilai D+ dan D- yang menunjukan
persamaan hasil perhitungan sesuai dengan Tabel 6. Hasil perhitungan didapat dengan cara mencari nilai akar dari hasil penjumlahan matriks ternormalisasi dikurangi nilai Yij minimum (untuk mendapatkan nilai D-) dan Yij maksimum (untuk mendapatkan nilai D+). Langkah terakhir pada proses perhitungan adalah
menghitung nilai akhir.
Gambar 23 Hasil Perhitungan Hasil Akhir
Gambar 23 merupakan hasil perhitungan nilai Hasil Akhir. Hasil perhitungan didapat dengan cara nilai D- dibagi hasil penjumlahan D- dan D+ untuk masing-masing objek penilaian (guru) yang menunjukkan persamaan hasil perhitungan sesuai dengan Tabel 7.
Pengujian dan analisis sistem dilakukan menggunakan pengujian black box
yaitu pengujian yang akan menjelaskan status dari masing-masing proses dalam sistem, dimana sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Hasil pengujian sistem yang telah dilakukan, dapat ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Black Box Testing UntukProses Output
No Poin Pengujian Validasi Input Data Input Hasil Uji Status Uji mengisi usename atau
21
peringatan bahwa data yang diisi tidak
Berdasarkan hasil pengujian dari masing-masing proses pada Tabel 8, maka dapat disimpulkan bahwa sistem yang dibangun telah berjalan dengan baik. Setelah masing-masing proses uji coba dijalankan secara berulang kali sesuai dengan
keinginan user, maka sistem akan dievaluasi apakah telah sesuai dengan prosedur
atau tidak. Aplikasi yang dibuat dapat diimplementasikan ke dalam sistem jaringan
yang memungkinkan user untuk dapat mengakses aplikasinya dari tempat yang
berbeda. Selain menampilkan hasil perancangan sistem dalam bentuk black box,
juga dilakukan pengujian sistem melalui wawancara langsung dengan user dalam
hal ini Kepala Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga dan beberapa guru yang bertugas untuk melakukan terhadap penilaian guru. Wawancara yang dilakukan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan seperti, “apakah aplikasi yang digunakan dapat
dipakai dengan mudah, apakah aplikasi ini dapat mempercepat proses input data, apakah aplikasi ini dapat membantu anda melakukan evaluasi kinerja guru dan
apakah anda merasa puas dengan aplikasi ini”.
22
Selain itu aplikasi ini juga sangat efektif dan memberi kemudahan bagi
pihak user dalam menggunakannya karena mudah dimengerti dan memiliki
tampilan yang menarik serta menghasilkan output yang sesuai dengan yang
diharapkan oleh pihak SMA Kristen 1 Salatiga.
5. Simpulan
Berdasarkan pembahasan, pengujian, dan analisis sistem, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Pendukung Keputusan dapat membantu SMA Kristen 1 Salatiga dalam melakukan proses pengambilan keputusan evaluasi kinerja
guru yang sebelumnya dilakukan secara manual karena SPK merupakan pilihan
yang tepat untuk menghitung respresentasi nilai dari masing-masing guru sesuai dengan kualitas yang akan dinilai. Representasi nilai diproses dengan menggunakan
metodeTOPSIS. Proses penilaian menggunakan TOPSIS dilakukan dengan cara
mengolah setiap nilai dari kriteria untuk masing-masing alternatif dalam hal ini
guru yang dimasukkan oleh user. Hasil dari implementasi TOPSIS mendapatkan
nilai rekomendasi yang sama dengan perhitungan manual yang dilakukan sebelumnya. Kekurangan dari aplikasi ini adalah implementasi metode TOPSIS dalam evaluasi kinerja guru, yaitu tidak bisa digunakan untuk melakukan penilaian jika yang dinilai hanya satu guru saja. Saran pengembangan aplikasi ini kedepan
adalah aplikasi dapat dibuat menggunakan sistem aplikasi web agar semua proses
penilaian dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
6. Daftar Pustaka
[1] Hasyim, H. Modul Perencanaan dan Pengembangan SDM, Universitas
Mercu Buana, Jakarta.
[2] Hattu, Anderson, 2010, Penerapan LINQ (Language Intergrated Query)
Untuk Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Dosen, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
[3] Karnajaya, Anak Agung Alit; Utama, I Gede Arya, 2008, Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Sepeda Motor Honda Menggunakan Metode ELECTRE Berbasis Web, Stikom Jurnal,Volume 12 Nomor 2.
[4] Turban, E., dkk ,2005, Decision Support Systems and Intelligent Systems.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
[5] Murnawan, Siddqi.A.F. 2012, Sistem Pendukung Keputusan Dengan
Metode Technique ForOrder By Similarity to Ideal Solution (TOPSIS),
Jurnal Sistem Informasi, Volume 4 Nomor 1. Universitas Widyatama, Bandung.
[6] Nugroho, Adi. 2010. Mengembangkan Aplikasi Basis Data Menggunakan