• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Peserta Didik dan Masalah B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Peserta Didik dan Masalah B"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Peserta Didik dan Masalah Belajar

Nama : Nuryaman

NIM : 1305569

Prodi : Perpustakaan dan Informasi

Tugas laporan hasil observasi untuk Tugas mata kuliah

(2)

HASIL OBSERVASI

Observasi yang saya lakukan adalah dengan melakukan pendekatan kepada salah seorang siswa disekolah. Sekolah yang saya kunjungi ialah

Tempat : di Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah Garut, Jalan Ciledug No. 284 Garut

Waktu : Sabtu 16 Nopember 2013 A. Sekilas Profil Tentang Darul Arqam

Untuk jadwalnya sendiri sekolah ini siswa bangun pada pukul 04.00 WIB dan selesai melakukan kegiatan jadwal sekolah pada pukul 21.00 WIB, dan diperkirakan siwa beristirahat sekitar pukul 23.00. Untuk jumlah siswanya sendiri pada tahun 2013 sebanyak 1080, dan ditangani oleh tiga orang konselor. Untuk mempermudah dan maksimal dalam proses bimbingan siswa para konselor bekerjasama dengan Pembina Asrama juga Wali Kelas. Tentunya untuk seseorang yang diamanati sebagai seorang konselor mendapati keluhan – keluhan ( masalah – masalah yang dialami siswa) dari siswanya seperti halnya dalam :

a. Adaptasi dengan lingkungan, karena siswa lepas dengan orang tua dan ketidaknyamanan, tentulah disana BK bertindak.

b. Di tingkat Aliyah sendiri tiada lain adalah motifasi. Yaitu bagaimana cara mendapatkan motifasi luar biasa agar mampu meningkatkan kualitas siswa salah satunya dalam proses pembelajaran.

c. Ketidaksesuaian dalam pengambilan jurusan

d. Lalu kebutuhan santri selam 24 jam, yang terjadi permasalahan maka BK menangani.

e. 30 pelajaran untuk kelas 1 ( kelas 7 SMP)

f. Kejenuhan dan sikap coba – coba pada tingkat kelas 2 ( kelas 8 SMP) g. Merasa paling tangguh, sehingga terkadang berbuat semaunya kepada

(3)

melibatkan lembaga lain seperti Sekolah Dasar untuk mengikuti suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh Darul Arkom.

B. Wawancara

1. Profil Narasumber

Nama : Ulwan Arsalan Abdullah Tempat, tanggal lahir : Bandung, 06 september 1997

Kelas : XI IPA – B

Alamat asal : Karawang

Umur : 16 tahun

Hobby : Membaca Buku, organisasi, dan olahraga Cita – cita : menjadi seorang Duta Besar Luar Negeri 2. Hasil Wawancara

Wawacara dengan saudara yang sepakat dipanggil Ulwan, tentunya mendapatkan hasil wawancara dari berbagai pertanyaan yang saya lontarkan kepada saudara Ulwan, mengenai perkembangan usia yang sekarang dialami Ulwan telah menginjak usia remaja, tentunya terdapat perbedaan yang khas dari usia sebelumnya karena tingkatan aspek usia yang berbeda. Masa remaja yang berkisar 13 – 16 tahun ( remaja awal ) terdapat hal yang berbeda seperti kebiasaan yang disukai diusia ini seperti yang saudara Ulwan bahwa pada usia ini remaja :

a. Mulai mengerti terhadap kehidupan yang sesungguhnya

b. Mulai berubah pikiran, artinya pola pikir yang semula masih kekanak – kanakan mulai berubah kearah usia remaja

c. Mulai mengenal lingkungan sekitar

(4)

menjawab pertanyaan yang saya lontarkan, menurutnya strategi belajar yang baik adalah :

a. Adanya interaksi aktif Guru dengan Murid begitupun sebaliknya. b. Murid harus mampu berpikir mengenai pelajaran.

c. Murid sebaiknya tidak memilih – memilih pelajaran, yang dimaksud adalah hanya menyukai pelajaran tertentu. Akan tetapi pelajaran dilihat semua esensinya dan diharapkan semua mata pelajajaran disukai.

d. Untuk Guru sendiri, yaitu memberikan hasil pada muridnya, artinya bahwa ketika seorang Guru masuk ke dalam kelas itu harus benar – benar memberikan hasil ( ilmu ) kepada murid – muridnya jangan asal masuk saja. dalam belajar perlu adanya kerja kelompok yaitu tidak terlalu pusing dalam memecahkan permasalahan, hasilnya lebih matang, lebih kondusif, juga melatih mental dalam menghadapi berbagai pendapat.

Seiring dengan waktu dalam proses pendidikan yang salah satunya belajar, tentunya dalam kehidupan tidak semuanya menerpa rasa bahagia, selaras, dan sebagainya. Akan tetapi bumbu kehidupan itu sangat bervariasi seperti halnya dalam belajar, menurut Ulwan masalah - masalah belajar yang dia hadapi adalah:

a. Malas, bahkan malas tingkat tinggi.

(5)

c. Dari pihak Guru sendiri adalah adanya kebijaksanaan Guru misalnya dalam keterlambatan masuk kelas pada saat mata pelajarannya, namun disana kekonsistensinya kurang.

d. Guru yang izin tanpa adanya tugas e. Permasalahan dalam absensi f. Perlu adanya guru pengganti

g. Ulwan menuturkan teman – temanya sering bolos dan menanti – nantikan solat, sehingga menambah perhatianya.

(6)

yang masih remaja awal ini ia masih dalam proses pencarian identitas dirinya, sehingga ia mengungkapkan sedikit mengenai karakter dirinya yang sudah ia kenal sampai usia sekarang sebagai berikut :

a. Banyak berpikir b. Malas

(7)

TINJAUAN TEORITIS

A. Motivasi

1. Apakah Motivasi Itu?

Seorang siswa belajar dengan keras sampai bangun jam 01.00 untuk mempersiapkan Ujian Nasional keesokan harinya sampai menghiraukan rasa kantuk dan lelahnya. Contoh lain seorang supir angkot berteriak ditengah teriknya matahari dan bisingnya jalanan demi mendapatkan penumpang yang sebanyak – banyaknya bagi angkot yang ia kendarai.

Dalam kehidupan sehari - hari jarang kita dengan sengaja memperhatikan dan merenungkan perbuatan – perbuatan teman kita atau orang lain yang demikian. Juga dengan perbuatan kita sendiri, seringkali kita tifak begitu menghiraukannya. Padahal jka direnungkan, banyak hal – hal yang mengagumkan kita dan sangat menarik bagi kita untuk menyelidikinya.

Dari beberapa contoh diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Sebagaiman yang dikatakan oleh Sartain dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior : motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. ( perhatikan perbuatan siswa dan supir angkot di atas. Dengan demikian apapun yang dilakukan suatu organisme dengan tujuan agar keinginan atau kepuasan tercapai dengan usaha – usaha yang ia lakukan baik itu resikonya kelelahan, kehausan, maupun bahaya pasti adanya dorongan atau motivasi pada organisme tersebut.

Motif berasl dari kata movere yaitu bergeraka atau to move ( Branca, 1964 ). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau driving force.

(8)

disana peran guru sangat penting dalam memberikan motivasi belajar kepada murid – muridnya. Sejatinya seorang guru harus memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong siswa agar siswa bekerja dengan segenap tenaga dan pikiranya. Kaitan dengan hal ini perlu diingat jika anak mendapat nilai buruk dalam satu mata pelajaran tertentu belum berarti anak itu tidak pintar, namun seringkali anak tersebut unggul dalam mata pelajaran yang lainnya( contoh?). Banyak anak tidak berkembang karena tidak memperoleh motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapainya hasil – hasil yang semula tidak terduga. Sartain menggunakan kata motivasi dan driveuntuk pengertian yang sama. Ia mengatakan :pada umumnya auatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahakan tingkah laku terhadap suatu tujuan ( goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang menetukan /membatasi tingkah laku organisme itu. Kebutuhan (

need), penegrtian kebutuhan tidak dapat dipisahkan daripada kebutuhan. Seseorang atau suatu organisme yang berbuat atau melakaukan sesuatu sedikit – banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya.

2. Fungsi Motif

a. Mendorong manusia untuk berbuat/bertindak, sebagai penggerak seseorang untuk melakukan/mengerjakan tugas

b. Motif menentukan arah perbuatan, mengarahkan kearah tujuan atau cita – cita organisme

c. Menyeleksi perbuatan kita, artinya menetukan perbuatan – perbuatan mana yang harus dilakukan

(9)

Secara umum tujuan motivasi dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah unutk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau memacu para siswa agar timbul kemauan dan keinginan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan didalam kurikulum sekolah. Makin jelas tujuan maka makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

a) Morgan, dalam bukunya Introduction to Psychology ( 1978) mengemukakan. “ belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”

b) Witherington, dalam buku Educational Psycholoy mengemukakan. “ belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatuperintah.

c) Good dan Brophy dalam bukunya Educational Psychology : A Realistic Approach mengemukakan arti belajar dengan singkat, yaitu Leaning is the development of new association as a result of experience. Yang dimaksud bukan cenderung kepada tingkah laku melainkan adalah mengarah pada internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan – hubungan baru ( new association).

(10)

Dikatakan bahwa manusia( individu ) memerlukan dunia untuk mengembangkan dan berlangsungnya kehidupan. Oleh karena itu beberapa cara mereka lakukan sebagai bentuk cara penyesuaian dengan dunia luar. Berikut beberapa cara yang dilakukan manusia baik secara sengaja maupun tidak dan hubungannya dengan belajar. Diantaranya sebagai berikut :

a) Belajar dan Kematangan

Suatu organisme dalam diri mahluk hidup dikatakan telah matang, jika ia telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing – masing. Sedangkan belajar lebih membutuhkan kegiatan yang disadari, suatu aktivitas, latihan – latihan dan konsentrasi dari orang yang bersangkutan. Proses belajar terjadi karena adanya rangsangan dari luar.

b) Belajar dan Penyesuaian Diri

Penyesuaian terdiri dari dua macam:

1) Penyesuaian atuoplastis, seseorang mengubah dirinya disesuaikan dengan keadaan lingkungan/ dunia luar,

2) Penyesuian alloplastis, yang berarti mengubah lingkungan/dunia luar dan disesuaikan dnegan kebutuhan dirinya.

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor internal Faktor eksternal Kesehatan

Intelegensi dan bakat Minat dan motivasi

Cara belajar

(11)

4. Guru yang efektif

Oleh karenya diperlukan strategi belajar, maka diperlukan pula pengajaran yang baik oleh seorang pengajar khisusnya seorang Guru yang yang sedang mengajar di sekolah.

Wragg mengemukakan ciri – ciri guru yang efektif: pertama, mampu menentukan strategi yang diapakai sehingga memungkinkan murid bisa belajar dengan baik; kedua, memudahkan murid mempelajari sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; ketiga, guru memiliki keterampilan professional dan mamapu mengejawantahkan keterampilannya secara konsisiten, bukan hanya atas dasar sekenanya; keempat, keterampilan mereka diakui oleh orang yang berkompeten, seperti guru, pelatih guru, pengawas atau penilik sekolah, tutor, dan guru pemandu mata pelajaran atau bahkan murid – murid sendiri.

C. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Usia Remaja

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu mengacu pada jumlah, besar, serata luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses kematangan fungsi – fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam pejalanan waktu tertentu. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ – organ jasmaniah dan bukan pada organ jasmaniah tersebut sehingga penekanan arti perkembanagna terletak pada penyempurnaan fungsi psikologi yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis ( organ tubuh bagian dalam).

1. Usia Remaja Awal ( 13 – 16 tahun)

(12)

primer ( menstruasi dan mimpi pertama pada pria) dan ciri sekunder ( tumbuh kumis, jakun, tumbuh buluh halus dan sebagainya). Kematangan ini mengakibatkan terjadi kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran pada diri remaja tersebut.

2. Tugas – Tugas Perkembangan Remaja( development task)

Hurlock ( 1981 ), mengemukakan bahwa tugas – tugas perkembangan merupakan social ex-pectations( harapan – harapan sosial masyarakat). Munculnya tugas – tugas perkembangan bersumber pada faktor – factor berikut :

a) Kematangan fisik

b) Tuntutan masyarakat secara kultural c) Tuntutan dari dorongan siswa itu sendiri d) Tuntutan norma agama

Adapun tugas – tugas perkembangan pada usia remaja adalah sebagai berikut :

a) Menerima fisiknya sendiri berikut dengan keragaman kualitasnya

b) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur – figur yang mempunyai otoritas

c) Mengembanngkan keterampilan komunikasi interpersonal

d) Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar e) Menjadikan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya

(13)

g) Mampu meningkatkan reaksi dan adaptasi ( sikap dan perilaku) h) Bertanggung jawab secara sosial

i) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang diperlukan warga Negara

j) Memilih dan mempersiapkan karir

k) Memiliki sika positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga l) Mengamalkan ajaran yang dianutnya.

Alizabeth B. Hurlock ( 1981) mengemukakan bahwa anak sekolah pada tingkat (SMA/SMK/MA) sudah mulai memikirkan masa depan mereka secara sungguh – sungguh. Anak laki – laki biasanaya lebih bersungguh – sungguh dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan anak perempuan yang memandang pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah.

Telah dilakukan penelitian terhadap siswa dibeberapa SMK di Jawa Barat sejak tahun 1997 sebagai berikut :

a) Masalah pribadi

(1) Kurang motivasi untuk mempelajari agama

(2) Kurang memahami agama sebagai pedoman hidup

(3) Kurang menyadari bahwa perbuatan kita ada yang mengawasi (4) Malas melaksanakan solat

(14)

(8) Belum bisa menghormati orang tuan secara ikhlas (9) Kurang mampu menghadapi situasi frustasi (10) Bertindak tanpa berpikir

(11) Kurang bangga terhadap keadaan dirinya b) Masalah sosial

(1) Kurang menyenangi kritikan orang

(2) Kurang memahami tatakraman ( etika) pergaulan

(3) Kurang berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial (4) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis

(5) Sikap kurang positif terhadap pernikahan dan berkeluarga c) Masalah belajar

(1) Kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik (2) Kurang memahami cara belajar yang efektif

(3) Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar (4) Kurang memahami cara membaca buku yang efektif (5) Kurang memahami cara membagi waktu belajar (6) Kurang menyenangi mata pelajaran tertentu D. Inteligensi

(15)

dalam artian yang lebih luwes, namun bersifat operasional dan fungsional bagi kehidupan manusia sehari – hari. Ia mendefinisikan sebagai berikut “inteliegence is the ability to solve problems of all kinds”yaitu inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah. Adapun macam – macam kecerdasan jamak menurut Garder ( 1983; dalam Armstrong, 2003,

Multiple Intelegence tersebut terdiri dari :

a. Kecerdasan Verbal Linguistik ( Verbal Linguistik Intelegence )

b. Kecerdasan Logika Matematika ( Logical-Mathematical Intelligence )

c. Kecerdasan Visual-Spasial ( Visual-Spatial Intellegence )

d. Kecerdasan Musikal ( Musical Intellegence )

e. Kecerdasan Jasmani-kinestetik ( Bodily-Kinesthetic-Intelligence )

f. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)

g. Kecerdasan Intrapersonal (Intarpersonal Intelligence)

(16)

ANALISIS DAN SOLUSI PERMASALAHAN

Usia memang bukan penghalang untuk datangnya suatu masalah dalam kehidupan manusia, seiring dengan kehidupan yang terus berputar begitu juga manusia yang merasakan kehidupan tersebut. Dalam perkembangan kehidupannya manusia memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa masalah pasti hadir dalam kehidupannya. Seperti halnya usia remaja, seperti yang sudah saya ungkap bahwa permasalah tidak memandang usia, termasuk saat remaja. Dalam setiap tahap perkembangan tentunya ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh manusia secara teori tugas perkembangan ialah sebagai berikut “Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal, Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar, Menjadikan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya”.

(17)

siswa, mereka akan lebih kuat dalam menjalani proses pendidikan. Dari hasil observasi saya Ulwan sendiri mengambil berbagai resiko belajar karena ia mempunyai motivasi belajar untuk meraih cita – citanya. Sebagai remaja Ulwan tentunya mengalami peralihan berbagai aspek baik perkembangan maupun pertumbuhan, diusia yang baru tentunya bersamaan dengan muculnya aspek – aspek baru dalam diri Ulwan, seperti yang Ulwan ungkap bahwa pada usia remaja munculnya sikap baru seperti Mulai mengerti terhadap kehidupan yang sesungguhnya, Mulai berubah pikiran (pola pikir yang semula masih kekanak – kanakan mulai berubah kearah usia remaja), dan Mulai mengenal lingkungan sekitar, dan Menyesuaikan segala sesuatu dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Seperti yang sudah dibahas pada awal analisis pada masa ini merupakan tahap identifikasi diri, Ulwan pada saat usia ini sudah mulai menyesuaikan aspek kehidupannya dengan kemampuannya. Disana terlihat adanya keasadaran Ulwan terhadap kemampuan yang melekat pada dirinya.

Sebagai seorang pelajar yang menjalani proses belajar tentunya tidak selalu berjalan sesuai yang diharapkan, karena itu munculah masalah belajar, seperti yang diungkap Ulwan beberapa masalah belajaranya yaitu Malas, bahkan malas tingkat tinggi dan dalam keseharian berlangsungnya proses belajar adanya rasa terlalu takut dan hati – hati sehingga menimbulkan rasa yang seolah terkekang dalam menyampaikan pendapat misalnya. Untuk itu maka diperlukannya strategi belajar yang hasil-guna agar belajar pun mendatangkan hasil, secara umum dalam proses belajar terjadinya interaksi yang melibatkan antara guru dan muridnya sehingga dikedua itulah diperlukan strategi yang mantap, seperti dalam uraiana teoritis diatas hendaknya dari segi guru diperlukan keefektivitas seorang Guru, adapaun ciri – ciri Guru yang efektif Marno dan M. Idris ( 2010) ialah :

(18)

konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; ketiga, guru memiliki keterampilan professional dan mamapu mengejawantahkan keterampilannya secara konsisiten, bukan hanya atas dasar sekenanya; keempat, keterampilan mereka diakui oleh orang yang berkompeten, seperti guru, pelatih guru, pengawas atau penilik sekolah, tutor, dan guru pemandu mata pelajaran atau bahkan murid – murid sendiri.

Dengan keempat perihal tersebut maka murid akan lebih efektif dalam proses belajar mengajar sehingga tercapailah hasil yang diinginkan baik dari murid maupun Guru. Adapun menurut Ulwan sendiri dalam proses belajar hendaknya menghindari interaksi sepihak yang dimaksud ialah hanya Guru yang menerangkan kepada muridnya saja, tetapi seharusnya Murid pun aktif untuk mengemukakan pendapat, bertanya, mengira, dan sebagainya. ulwan pun berkata” Diperhatikannya kemampuan Guru, artinya setiap pelajaran perlu profesional dalam bidang pelajarannya, artinya setiap lulusan sarjana harus disesuaikan dengan pelajaran” seperti yang sudah dijelaskan mengenai Guru yang efektif pada point ke tiga, perlunya sikap professional Guru, artinya Guru pada mata pelajaran tertentu hendaknya konsisten, artinya tidak mengambil mata pelajaran yang bukan bidangnya, hal tersebut bertujuan agar ilmu yang diberikan kepada muridnya dapat diterima maksimal. Selain itu juga terdapat pemasalah belajar yang dialami oleh siswa Daru Arqam ini seperti :

a. Adaptasi dengan lingkungan, karena siswa lepas dengan orang tua dan ketidaknyamanan, tentulah disana BK bertindak.

b. Di tingkat Aliyah sendiri tiada lain adalah motifasi. Yaitu bagaimana cara mendapatkan motifasi luar biasa agar mampu meningkatkan kualitas siswa salah satunya dalam proses pembelajaran.

c. Ketidaksesuaian dalam pengambilan jurusan

d. Lalu kebutuhan santri selam 24 jam, yang terjadi permasalahan maka BK menangani.

e. 30 pelajaran untuk kelas 1 ( kelas 7 SMP)

(19)

Secara keseluruhan permasalahnya meliputi motivasi, adaptasi, pilihan, kejenuhan, dan sikap. Beberapa hal tersebut merupakan masaalh belajar yang dapat dikatakan paling umum, seperti halnya motivasi merupakan hal yang menjadi dasar suatu perbuatan termasuk belajar, dengan motivasi maka kita seolah mempunyai modal untuk terus maju. Mengingat akan fungsi motivasi salah satunya dalam tinjauan teoritis ialah “Motif menentukan arah perbuatan, mengarahkan kearah tujuan atau cita – cita organisme”. Dengan adanya motivasi maka siswa akan terarah untuk mewujudkan apa yang diinginkan dalam kelangsungan pendidikannya. Untuk adaptasi, pilihan, dan sikap ialah dengan kita terus melakukan adapatasi terhadap lingkungan agar pilihan, sikap, kita dapat sesuai dengan sekitar sehingga terasa nyaman baik kita ataupun orang lain. Untuk kejenuhan sendiri memang sering muncul dalam perihal belajar, namun hal yang sebaiknya dilakukan ialah mengikuti kegiatan diluar jam pelajaran ( organisasi ) sehingga waktu kita untuk merasa bosan semakin sempit dan bahkan tidak ada karena terisi oleh kegitatan.

(20)
(21)

Daftar Pustaka

Agustin, M. (2001). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran.

Bandung : Refika Aditama

Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT RINEKA ADITAMA Hartinah, S. (2008). Pengembangan Peserta Didik. Bandung : Refika Aditama Marno, dan Idris, M. ( 2010). Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta : AR

RUZZ MEDIA

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan Sedang antara Jenis Lantai dengan kejadian penyakit ISPA pada Balita di

Ketepatan waktu pelaporan keuangan juga dipengaruhi oleh factor eksternal yaitu faktor yang berada di luar perusahaan terdiri dari ukuran kantor akuntan public,

(2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana dimaksud

Dalam konteks peraturan perundang-undangan berbentuk UU, kebijakan pembentukan UU dikatakan bersifat terbuka ketika UUD 1945 sebagai norma hukum yang lebih tinggi tidak mengatur

Pengukuran kinerja usaha adalah proses me- ngukur perkembangan dari parameter-parameter yang ditetapkan sebagai indikator perkembangan. Fungsi pengukuran kinerja

Didalam penulisan laporan akhir ini, penulis ingin mengetahui bagaimana perencanaan yang baik dalam merencanakan desain geometrik, tebal perkerasan, dan bangunan

Hal ini diduga karena dosis vitamin C pada perlakuan D (24 mg/ 100 g) yang diimbangi dengan protein 35,01% dapat membantu pertahanan tubuh kepiting bakau ( Scylla

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efektivitas pajak reklame dan pajak hotel sudah efektif, serta kontribusi pajak reklame dan pajak hotel di Kotamobagu