• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAMPUKAH KONSEP NAWACITA and REVOLUSI ME (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAMPUKAH KONSEP NAWACITA and REVOLUSI ME (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAMPUKAH KONSEP NAWACITA & REVOLUSI MENTAL YANG DIGAUNGKAN PEMERINTAHAN JOKOWI-JK selama MASA pemerintahan

nya memecahkan permasalahan Politik, Hukum, sosial dan khususnya perekonomian Indonesia yang lesu.

Oleh: Shendy Febriano

Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) telah resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Kini saatnya mereka mewujudkan Nawa Cita yang didengung-dengungkan saat masa kampanye. Mampukah Nawa Cita menjadi realitas, dengan dukungan Kabinet Kerja, atau sekedar retorika? Kita lihat saja. Jokowi-JK merancang sembilan program prioritas yang disebut Nawacita. Konsep ini disebut Jokowi berpedoman kepada Trisakti Bung Karno. Dalam sejarah yang linier Nawacita bisa dipahami merupakan perpanjangan dari Trisakti Soekarno yang macet di tengah jalan. Apa sebenarnya Nawacita? Jika diartikan secara kebahasaan Nawa berasal dari bahasa Sansekerta berarti sembilan dan cita adalah tujuan. Nawacita secara harfiah adalah sembilan tujuan yang akan menjadi rujukan dari kinerja pemerintahan Jokowi-JK. 1

Nawacita lahir di tengah-tengah krisis mentalitas yang menerpa bangsa Indonesia yang juga sedang dilanda banyak permasalahan, mulai yang sangat mendasar dan kasat mata, korupsi yang sangat meluas, dan banyak upaya pelemahan KPK, banyak kegaduhan kasus-kasus hukum, ekonomi mulai dari harga bbm, bahan pokok yang mahal, nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar Amerika dan permasalahan sosial masyarakat yang digembar-gemborkan oleh media yang seringkali bersifat manipulatif provokatif, mulai dari mengadu domba, menyembunyikan kebenaran dan objektifitas berita dengan tidak cover both sides hingga mencari sensasi untuk membuat gaduh suasana.

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla merancang sembilan agenda prioritas jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Sembilan program itu disebut Nawa Cita. Program ini digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Berikut inti dari sembilan program tersebut yang disarikan dari situs www.kpu.go.id:

      

(2)

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

(3)

pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.2

DARI BANYAKNYA KELUHAN DAN TUNTUTAN RAKYAT MENGENAI PROGRAM NAWACITA YANG BERBALIK 360’ MENJADI

“NAWASIKSA”, APAKAH NAWACITA YANG DIGAUNGKAN

PEMERINTAH AKAN BERJALAN SECARA EFEKTIF DI MASA BAKTI PEMERINTAHAN YANG TINGGAL 4 TAHUN LAGI? AKANKAH

MUNCUL KEMBALI KEPERCAYAAN PUBLIK TERHADAP

PEMERINTAH?

Pendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla di pemilu presiden lalu mengingatkan agar duet yang dikenal dengan sebutan Jokowi-JK itu segera mewujudkan janji-janji yang ditebar di masa kampanye. Sebab, sudah lebih dari 7 bulan Jokowi dan JK memimpin pemerintahan, namun greget untuk mewujudkan Trisakti dan Nawacita yang digembar-gemborkan di masa kampanye pilpres tak kunjung terwujud. Pasangan Jokowi-JK telah mencanangkan Trisakti dan Nawa Cita yang didukung sejumlah partai politik pada waktu pilpres sebagai program nasional mereka jika kemudian dipercaya memimpin pemerintahan ini. Dengan hal ini, Partai politik pendukungnya, juga tidak boleh lepas tangan, tetapi harus ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan cita-cita, visi dan misi Trisakti dengan 9 agenda prioritas Nawa Cita tersebut. 3 Namun sekarang banyak sekali keprihatinan dan keluhan tentang situasi ekonomi politik saat ini. Beberapa elemen masyarakat menyampaikan desakan untuk melakukan gerakan cabut mandat Jokowi karena berbagai kebijakan pemerintah telah membuat kehidupan rakyat kecil tambah susah. Keresahan atas

situasi bangsa kini mulai merebak di mana-mana.

      

(4)

Kinerja Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla selama delapan bulan ini dinilai mengecewakan, menyimpang dari janji-janji kampanye (Nawacita), gagal mewujudkan Trisakti, dan membuat situasi ekonomi-nasional semakin bertambah buruk. muara dari persoalan bangsa hari ini, yaitu karena lemahnya kepemimpinan nasional yang membuat orientasi pembangunan dan pengelolaan pemerintahan tidak sesuai dengan ideologi Trisakti dan Nawacita. Padahal hal ini kerap didengang-dengungkan oleh Jokowi saat kampanye presiden.

Rakyat menyaksikan rezim kepandiran. Syamsuddin Haris;Profesor Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mencatat bahwa kita semua ingin memperoleh kepastian, apakah Indonesia di bawah Jokowi semakin maju atau malah mundur. Jelas makin mundur, harga harga naik tajam dan rakyat muram. Para pelaku usaha, misalnya, ingin memastikan, apakah kemelut politik yang tengah bergolak di pusaran Istana akan berkepanjangan sehingga berimplikasi, bukan hanya pada masa depan bisnis dan investasi, melainkan juga kelangsungan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Sekali lagi, Jokowi-JK gagal total. Nawacita dan Revolusi Mental jelas Gombal !

Dalam mengatasi permasalahan bangsa dan memenuhi janji politiknya, Jokowi seolah kehilangan akal. Dikhawatirkan kebijakan yang makin membebani nasib rakyat ini akan memicu gerakan penggulingan Jokowi. Di tangan Jokowi, Istana Negara memang tak lagi jadi pusat harapan bagi penyelesaian masalah yang dihadapi bangsa ini. Dalam 100 hari kerja, pusat kekuasaan itu justru telah disulap jadi pabrik yang rajin memproduksi masalah. Begitu banyak masalah yang membelit nasib rakyat dan dikhawatirkan memicu kekacauan.

(5)

menyaksikan gerak-gerik kepandiran Jokowi sendiri. Beberapa elemen masyarakat yakin suatu saat Jokowi bakal dimakzulkan karena perbuatannya sendiri. 4

Dalam suatu forum, muncul pernyataan ,“Nawacita itu kini jadi dukacita. Kita ingin melanggengkan keterpurukan atau cabut mandat?" tanyanya kepada forum. Sontak para peserta forum tersebut secara serentak tanpa komando menyahut "Turunkan!". Dalam situasi itu, bangsa harus ditopang pemimpin yang benar-benar mumpuni secara kualitas dan ketokohan, bukan pesuruh dari produk pencitraan. Presiden atau pemimpin tidak bisa lahir secara instan. Presiden atau pemimpin tidak bisa lahir dari sebuah proses rekayasa media. Presiden atau pemimpin tidak bisa hanya dari hasil proses pencitraan. Pemimpin polesan cenderung menipu karena dari kemasannya saja sudah direkayasa. Produk yang dihasilkan dari kepemimpinan yang seperti ini akan cenderung korum dan menuai persoalan kebangsaan yang lebih besar. Belum lagi muncul Kegaduhan politik, penistaan antar umat beragama, harga kebutuhan pokok yang melambung, hingga rakyat kecil yang diacuhkan pemimpin yang sibuk mengurusi politik merupakan segenap problematika negeri ini. Sayangnya, semua itu justru semakin diperparah dengan pembiaran pemerintah terhadap para korporat yang secara leluasa merampok uang rakyat. Tidak hanya itu, kasus korupsi yang makin sulit diatasi lantaran ada kongkalikong hukum. ketergantungan Indonesia yang semakin ekstrem pada produk luar negeri, kini mengantarkan bangsa ini pada fase yang sangat membahayakan.

Nawacita sesungguhnya secara substansial merupakan turunan dari ide Trisakti. Dalam Nawacita Jokowi mempunyai sembilan program yang ingin memperkuat kemandirian ekonomi dengan cara menggerakan ekonomi rakyat yang strategis dan memberikan perhatian kepada produk-produk Indonesia serta mendorong land-reform. Dalam bidang politik, Nawacita menginginkan terciptanya negara kuat dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum, memperkuat pertahanan maritim serta negara tidak mengesampingkan dalam membangun tata pemerintahan yang demokratis dan melindungi seluruh rakyat Indonesia. Dalam strategi kebudayaan, Nawacita secara jenius menyadari bahwa Indonesia dibentuk dari kolektivitas kebudayaan yang dibangun dari daerah-daerah, desa-desa kemudian

      

4

(6)

menjadi Indonesia. Berkepribadian dalam kebudayaan dapat dicari dari khazanah kebudayaan Indonesia yang begitu luas bukan dari luar.5

Nawa Cita berisikan program-program yang tidak mudah untuk diwujudkan. Tujuan dari gagasan Nawa Cita sendiri yang digagas pada saat pilpres dengan jalan perubahan yang ditawarkan oleh Jokowi – JK adalah bentuk upaya untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian dengan semangat gotong royong. Visi tersebut yang menjadi dasar ideologis bagi pemerintahan Jokowi – JK dalam menjalankan program pemerintah yang berbasiskan pada asas Trisakti.  6 

Bila ditelaah lebih lanjut, Nawa Cita berisikan program-program yang tidak mudah untuk diwujudkan. Perlu dukungan penuh dari kabinet yang mampu dan mau merealisasikannnya melalui kerja keras. Untuk membantu jalannya pemerintahan, Presiden Jokowi telah membentuk Kabinet Kerja, yang diumumkan 26 Oktober lalu di Istana Merdeka. Tempatnya di halaman, bukan di dalam Istana. Menurut Jokowi, Kabinet Kerja memiliki filosofi bahwa apapun yang menjadi dasar dan acuan, tetapi tetap saja kabinet memang harus bekerja. Tentunya dalam bekerja, harus sesuai dan mengimplementasikan Trisakti dan Nawa Cita.  

Banyak pihak di masayarakat, diantaranya Pengamat ekonomi – politik dari Universitas Tirtayasa Banten, Dahnil Anzar Simanjuntak, meminta Presiden Joko Widodo mengevaluasi kinerja kabinet kerjanya. Sebab, sampai 100 hari kabinet bekerja, performanya belum memberi harapan. Justru yang terjadi, menguat semangat liberalisasi yang kian menjauhkan negeri ini bisa berdaulat dengan kaki sendiri. Ditenggarai, ada elit di lingkaran dalam kekuasaan coba membajak Nawa Cita Jokowi.7

Belum lagi persoalan eksternal yang semakin membabi buta sejak dilantiknya Jokowi – JK. Tentunya harus berpikir keras dalam merealisasikan program Nawa Cita tersebut untuk kemajuan bangsa Indonesia. Belum genap satu tahun kepemimpinan Jokowi – JK sudah diterpa banyak kasus, diantaranya kasus perseteruan KPK vs Polri, eksekusi mafia narkoba kelas kakap, smelter pertambangan, kenaikan harga BBM, kenaikan harga beras serta bahan pokok dan kasus lainnya yang bisa mengganggu jalannya roda pemerintahan. Dari sekian rentetan kasus-kasus yang terjadi di negeri ini, terlihat juga ada banyak pihak-pihak gelap yang coba memanfaatkan situasi untuk       

5

https://wildansena.wordpress.com/2014/09/16/nawacita-dan-trisakti/

6

http://kitainstitute.org/kemerosotan-nawa-cita-2/

7

(7)

memperuncing suasana dengan tujuan menggoyangkan kepemimpinannya yang baru seumur jagung. Sehingga menciptakan situasi yang tidak stabil dan kacau dalam upaya merealisasikan program-program yang dia canangkan tersebut.

Kendala yang membayang-bayangi program Nawa Cita tidak hanya terletak pada anggaran. Namun, kendala tersebut datang dari para menteri sebagai perangkat pelaksana yang merupakan bagian faktor internal pemerintahan Jokowi – JK yang selama ini sebagian masih dianggap belum memahami bagaimana melaksanakan sembilan program prioritas Nawa Cita. Dalam mewujudkan sembilan program nyata yang diusung Jokowi-JK, tentunya memerlukan dana yang tak sedikit. Tim transisi Jokowi-JK pernah menyebutkan bahwa ada ruang fiskal sebesar Rp 180 triliun dalam RAPBN 2015 yang dapat digunakan untuk realisasi Nawa Cita. Ruang fiskal tersebut adalah dari penghematan anggaran kurang produktif di kementerian dan lembaga, dan bukan dari pemotongan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Ruang fiskal tersedia, jadi masalah pendanaan tak dapat dijadikan alasan Nawa Cita tidak bisa diwujudkan. Yang terpenting adalah kesediaan dari para menteri sebagai pembantu Jokowi untuk bekerja keras mewujudkan Nawa Cita sesuai porsi mereka masing-masing. 8

Kondisi objektif saat ini, pemerintahan Jokowi – JK belum menunjukkan ciri Nawa Cita sebagai grand program untuk kemajuan bangsa Indonesia. Hanya sebagian menteri Jokowi – JK yang mampu menunjukkan bagaimana penerapan Nawa Cita dalam program-programnya. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi, karena dalam prakteknya Nawa Cita sebagai agenda strategis tidak mampu diserap atau sengaja program tersebut dibiaskan sehingga terjadi upaya liberalisasi secara praktek di lapangan dan cenderung bertujuan untuk memperkaya diri sendiri.

Terlepas dari kondisi internal maupun eksternal yang selalu mempengaruhi kepemimpinan rezim yang berkuasa, program-program tersebut harus berjalan sesuai rencana, sehingga bangsa Indonesia dapat mewujudkan cita-cita proklamasi yang sudah dicita-citakan sejak dahulu. Selain itu pula, keberhasilan program strategis harus disertai pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bergotong royong membangun masyarakat yang berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi, dan berkepribadian luhur di bidang budaya. 

Joko Widodo – Jusuf Kalla (Jokowi – JK), di era kepemimpinannya sebagai presiden dan wakil presiden yang sudah lebih dari 100 hari ini berjanji akan

      

(8)

membawa indonesia menjadi lebih baik. Program Nawa Cita yang digaungkan dengan konsep dasar Trisakti ini diharapkan mampu menjadi solusi atas persoalan bangsa selama ini. Sistem demokrasi liberal yang sebelumnya dijalankan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua periode, kemudian coba dialihkan menjadi sistem demokrasi yang lebih nasionalis jika dilihat dari politik aliran dan programnya.  Bukan perkara mudah untuk melakukan perubahan secara singkat, karena perubahan tersebut harus mempunyai syarat-syarat yang dapat berdampak pada sistem pemerintahan Jokowi – JK. Sistem yang berbeda corak dari kepemimpinan sebelumnya mengakibatkan banyak perdebatan, sehingga menimbulkan konflik di awal pemerintahannya. Disitulah bagaimana ujian ketahanan visi dan misi Jokowi – JK untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan konsep Nawa Cita-nya.9

Periode kepemimpinan Jokowi – JK yang baru seumur jagung membutuhkan penyesuaian terhadap jenjang pergerakan politik yang semakin tinggi rintangannya. Beda halnya dengan Jusuf Kalla (JK) yang sudah pernah menjabat sebagai Wakil Presiden pada saat periode pertama masa pemerintahan SBY. Dengan pengalaman sebagai seorang wapres dan dibantu oleh kabinet kerja, Jokowi – JK harus dapat menunjukkan bahwa mereka layak untuk menjadi pemimpin di negeri ini.

Belum terlihat ada perubahan yang signifikan dari pemerintahan Jokowi – JK hingga saat ini. Namun, benih-benih untuk menuju perubahan harus segera direalisasikan karena harapan masyarakat akan pemerintahan yang baru begitu kuat. Harapan yang begitu kuat itu harus ditopang kuat oleh realisasi program-program pemerintah dengan efek bermanfaat yang tinggi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Kinerja pemerintah yang telah berjalan beberapa bulan ini sangat perlu untuk terus dievaluasi sehingga proses perbaikan dari hari ke hari terus meningkat.

Beberapa program dan kebijakan dari pemerintah pun telah dihasilkan, dari mulai kenaikkan BBM, penenggelaman kapal asing di laut Indonesia, 3 kartu sakti dan kebijakan-kebijakan lainnya yang mendapat respon beragam dari masyarakat. Ada yang mengkritik ada pula yang mengapresiasi. Namun, yang perlu disadari adalah kritik yang hadir bagi pemerintah jangan dianggap sebagai bentuk ketidaksukaan masyarakat kepada pemerintah. Justru kritik yang disampaikan adalah

      

(9)

respon positif dari masyarakat sebagai bentuk penguatan civil society dalam demokrasi di negara kita ini.

Semua elemen masyarakat Indonesia menganggap wajar bahwa tahun 2015 adalah tahun perealisasian bagi pemerintahan Jokowi – JK. Kita akan melihat pada tahun ini bagaimana pemerintah menyikapi dan bertindak terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat. Bagaimana pemerintah menjawab semua tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang dan kita akan melihat apakah di masa-masa pemerintahannya ini Jokowi – JK dapat merealisasikan janji-janjinya ke dalam program yang nyata atau justru terganjal oleh pihak-pihak di luar dan didalam lingkaran istana yang coba memasukkan dan mementingkan agenda pribadi atau kelompok dari pada kepentingan rakyat secara menyeluruh.

Oleh karena itu, sembilan program prioritas pemerintah Jokowi – JK yang sudah disusun dengan baik jangan sampai kandas ditengah jalan. Pengawalan program-program tersebut harus mendapat dukungan oleh seluruh lapisan masyarakat, agar sukses sampai pada akhir masa jabatan perintah Jokowi – JK. Dengan kata lain pemerintah harus melibatkan seluruh elemen untuk menyukseskan agenda-agenda strategis kepemerintahan Jokowi – JK. Berangkat dari pemaparan di atas, bahwa ke depan penerapan program strategis (Nawa Cita) yang diterapkan oleh Jokowi – JK dalam kondisi Indonesia kekinian setidaknya dapat memberikan harapan baru bagi kehidupan bangsa Indonesia. Sampai saat ini Indonesia terus mengalami kemerosotan dalam segala bidang, sehingga dirasa cocok prinsip Trisakti menjadi landasan pengimplementasian Nawa Cita Jokowi – JK agar dapat membenahi persoalan bangsa ini.

APAKAH UPAYA REVOLUSI MENTAL YANG DIGAUNGKAN PEMERINTAH AKAN BERJALAN SECARA EFEKTIF DI MASA BAKTI PEMERINTAHAN YANG TINGGAL 4 TAHUN LAGI? AKANKAH

MUNCUL KEMBALI KEPERCAYAAN PUBLIK TERHADAP

PEMERINTAH?

(10)

yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional Indonesia saat itu sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai.10

Saya sekali ini setuju dengan pendapat Fahri Hamzah mengenai sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat melekat dengan jargon andalannya "Revolusi Mental" pada setiap kampanyenya di Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 lalu. Namun, enam bulan pemerintahan Jokowi-JK berkuasa, belum ada satupun implementasi Revolusi Mental dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat. Sebagai jargon sakti yang selalu disuarakan dalam kampanye, Revolusi Mental dan Nawa Cita semestinya sudah masuk ke dalam perencanaan nasional. Namun, kedua hal itu belum terlihat nyata hingga hari ini. Oleh karena itu, Presiden Jokowi perlu turut serta menjabarkan Revolusi Mental dalam bentuk program dan aksi nyata. Tentu harus didahului dengan

sosialisasi merata hingga tingkatan terendah, dan menegaskan apakah Revolusi

Mental itu masuk ke dalam visi pemerintahan, pondasi pemerintahan, program pemerintahan, dan bentuk implementasi lainnya dalam pemerintahannya ini.11

Menurut pendapat Analis Ekonomi dan Politik dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga mengenai Konsep Revolusi Mental yang dicanangkan Jokowi untuk mendorong masyarakat untuk mencegah munculnya korupsi dan bobroknya birokrasi. Sejumlah indikator yang menyatakan bahwa Revolusi Mental belum terwujud. Pertama, nampak "cacat" di bidang penegakkan hukum dengan hanya menunda pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Polri, padahal sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Lalu, Revolusi Mental juga tidak terbukti di bidang birokrasi aparatur negara. indikator selanjutnya yaitu penunjukan Jaksa Agung HM Prasetyo dan Dewan Pertimbangan Presiden yang menurutnya jauh dari harapan publik, Menurut beliau, ada unsur politis di balik penunjukan Prasetyo yang sebelumnya merupakan kader Partai Nasdem, salah satu partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat.

Masih menurut beliau, Penempatan mantan politisi dalam lembaga penegak hukum dikhawatirkan dapat menghambat revolusi mental dalam penegakan hukum, termasuk kasus korupsi. kesan bagi-bagi kursi terhadap partai politik pendukung pemerintah yang tergabung dalam KIH juga terbukti dalam keanggotaan Dewan       

10 http://www.ekon.go.id/berita/print/revolusi-mental-membangun.1678.html

(11)

Pertimbangan Presiden (Wantimpres). 12 Oleh karena itu, Andy meminta Presiden

Jokowi untuk bisa kembali fokus mewujudkan Revolusi Mental dalam

pemerintahannya dan peka terhadap tanggapan publik yang mulai negatif atas

berbagai kebijakan yang dikeluarkannya. Jika terus berlanjut, kata Andy, Pergeseran

dukungan rakyat terhadap pemerintahan Jokowi akan terus menurun apabila Jokowi

tidak konsisten terhadap Konsep Revolusi Mental dan Nawa Cita yang

digadang-gadang sebagai jargon kampanye Jokowi ketika mencalonkan diri sebagai Presiden. 13

Dengan kata lain, dukungan masyarakat kepada Jokowi dan pemerintah akan terus

merosot.

Kita tahu, negeri ini telah mengalami penjajahan selama 350 tahun. Selama itu pula bangsa kita mendapat penindasan, diperbudak, diperas setiap tetes sumber daya manusia maupun alamnya. Karena itu setelah merdeka, pekerjaan paling besar yang harus dilakukan oleh para pemimpin bangsa adalah membangun mental manusia Indonesia. Caranya, dengan gerakan revolusi mental itu. Revolusi di jaman kemerdekaan adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah dan sekutunya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini, 70 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum, dan tak akan pernah berakhir. Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi mengangkat senjata, tapi membangun jiwa bangsa.14

Membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kenapa membangun jiwa bangsa-bangsa yang merdeka itu penting? Membangun jalan, irigasi, pelabuhan, bandara, atau pembangkit energi juga penting. Namun seperti kata Bung Karno, membangun suatu negara, tak hanya sekadar pembangunan fisik yang sifatnya material, namun sesungguhnya membangun jiwa bangsa. Bahkan masa depan suatu bangsa amat tergantung dengan kemampuan mereka menjaga kebersihan dan kekuatan jiwanya. 15

Ya, dengan kata lain, modal utama membangun suatu negara, adalah membangun jiwa bangsa. Tentu saja diperlukan keahlian, atau menguasai keilmuan,       

12

http://www.konfrontasi.com/content/tokoh/tak-konsisten-jokowi-campakkan-nawacita-dan-revolusi-mental

13

http://nasional.kompas.com/read/2015/01/20/13125971/Banyak.Transaksi.Politik.Revolusi.Mental.Jo kowi.Mulai.Dipertanyakan

14 http://www.ekon.go.id/berita/print/revolusi-mental-membangun.1678.html 15 http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=288195

(12)

namun tanpa dilandasi jiwa yang merdeka, pembangunan tidak akan mencapai tujuannya. Inilah ide dasar dari digaungkannya kembali gerakan revolusi mental oleh Presiden Joko Widodo. Jiwa bangsa yang terpenting adalah jiwa merdeka, jiwa kebebasan untuk meraih kemajuan. Jiwa merdeka disebut Presiden Jokowi sebagai positivisme. Sedangkan jiwa budak, jiwa tidak merdeka, atau jiwa yang tidak ingin maju adalah negativisme. Nah, revolusi mental menurut beliau itu adalah revolusi jiwa bangsa dari jiwa budak yang negativisme ke jiwa merdeka yang penuh dengan keunggulan atau positivisme. 16

Gerakan revolusi mental semakin relevan bagi bangsa Indonesia yang saat ini tengah menghadapi tiga problem pokok bangsa yaitu; merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan terakhir melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional. Lewat gerakan revolusi mental, Presiden Jokowi bertekad membawa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat secara politik, berdiri di kaki sendiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong. Pemerintahan Presiden Jokowi berkomitmen untuk jadi pelopor gerakan revolusi mental kepada masyarakat agar menjadi gerakan sosial, karena pelaku revolusi mental adalah seluruh rakyat Indonesia.17

Para pemimpin dan aparat negara akan jadi pelopor untuk menggerakkan revolusi mental, dimulai dari masing-masing Kementerian/Lembaga (K/L). Sebagai pelopor gerakan revolusi mental, pemerintah lewat K/L harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi, membangun manajemen isu, dan terakhir penguatan kapasitas aparat negara. Setelah pembenahan ke dalam, dilakukan juga pembenahan ke luar lewat edukasi dan keterlibatan masyarakat. Gerakan revolusi mental terbukti berdampak positif terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ada banyak prestasi yang diraih berkat semangat integritas, kerja keras, dan gotong royong dari aparat negara dan juga masyarakat.18

Saya juga setuju dengan mas Eri Sudjono dalam artikelnya di halaman (http://www.abangtidar.com/2015/07/revolusi-mental-dan-nawacita-dimana.html) yang mengatakan Semua warga negara Indonesia masih ingat ketika Pak Jokowi       

16

http://www.pontianakkota.go.id/index.php/2015/09/08/revolusi-mental-membangun-jiwa-merdeka-menuju-bangsa-besar/

17 http://www.ekon.go.id/berita/print/revolusi-mental-membangun.1678.html

(13)

kampanye calon Presiden selalu mengeluarkan janji dan kata-kata Nawacita dan Revolusi Mental. "Kami semua beserta masyarakat Indonesia mengharapkan akan adanya perubahan positif yang drastis di dalam sistem kenegaraan kita, namun apa yang terjadi di pemerintahan Pak Jokowi yang sudah berjalan hampir setahun? Kegaduhan di bidang Politik, terpuruk di bidang Ekonomi, Keributan di bidang hukum dan saling mengkriminalisasi antar penegak hukum telah terjadi. Ini sungguh sangat ironis ketika cita-cita bertolak belakang dengan implementasinya yang jauh panggang daripada api." Ujar Eri Sudjono, Ketum LSM Abang Tidar.

Eri Sudjono juga menilai bahwa yang terjadi sekarang di Indonesia bukan revolusi mental tetapi pembobrokan mental para aparat, pejabat dan birokrat. Para pejabat masih marak melakukan korupsi, para aparat penegak hukum selalu ribut dan gaduh bahkan ada hakim yang melacurkan hukum dan kekuasaannya demi mendapatkan uang. Sedangkan pihak legislatif / DPR mengendap - endap mengintai masyarakat lena untuk dapat mengakali uang rakyat.

"Mestinya yang namanya revolusi mental adalah perubahan cepat dari sikap para aparat, pejabat dan birokrat yang tadinya buruk menjadi baik, ini justru lebih buruk dari sebelumnya. Mestinya Pak Jokowi selaku pemegang tongkat komando harus bisa berdiri tegak dan memberikan intruksi secara tegas terhadap eksekutif, legislatif dan yudikatif yang dianggap tidak sesuai dengan semangat untuk mensejahterakan rakyat kecil." Ucap Eri. Dulu para Ketua KPK dijatuhkan hanya dengan kasus yang dianggap sangat sepele sehingga timbul reaksi dari masyarakat dan tokoh masyarakat di negeri ini. Nampaknya hal serupa juga akan terjadi kepada para ketua Komisi Yudisial hanya dengan permasalahan yang dianggap masyarakat sangat sepele yaitu adanya nuansa politik balas budi.

"Mohon maaf Pak Jokowi, tolong Revolusi Mental jangan hanya sekedar wacana, tetap untuk diimplementasikan." Pungkas Eri. *Eri Sudjono* SETUJU! Ditambah dengan program Nawacitanya juga dibenahi dan direalisasikan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan terhadap guru yang dilakukan pada perencanaan siklus ke satu pertemuan ke satu ini: (1) Merumuskan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan dalam hal

Berbelanja online sangat menguntungkan antara kedua belah pihak baik penjual dan pembeli Selain keuntungan utama ada juga keuntungan tambahan dengan belanja

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka, dalam upaya pencapaian tujuan memiliki karakteristik tertentu sebagai totalitas dapat dilakukan melalui penelaahan terhadap ukuran

For any (parabolic, hyperbolic, and elliptic) second-order partial differential equations, it is con- ventional to distinguish four basic types of boundary value problems, depending

Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Editor: Joshita Djajadisastra.. Jakarta: Penerbit

Dalam perkuliahan ini dibahas konsep dasar tata rias wajah dan penampilan diri, pengetahuan, perawatan dan pemeliharaan jenis-jenis kulit muka dan jenis- jenis

Setelah pembelajaran materi akhlak terhadap Allah diharapkan siswa memiliki kompetensi yang diwujudkan melalui indicator-indikator.. kemampuan sebagai berikut

Meskipun demikian, suatu tender untuk proyek berdasarkan inisiasi swasta (Unsolicited), pemrakarsa proyek dapat menerima poin tambahan pada saat evaluasi tender, hak untuk