KAJIAN KRITIS FILSAFAT
KURANG TERAMPILNYA PENDIDIK DALAM PENGUASAAN KELAS
Estheria Finaningtyas Siwi
292016503@student . uksw . edu
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar – FKIP – UKSW
ABSTRAK
Pendidik merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Pendidik juga sosok yang menjadi panutan bagi semua orang, terutama bagi peserta didiknya, ia adalah tokoh sentral dalam pembentukkan karakter peserta didik di masa depan. Pendidik juga harus bisa mengelola kelas dengan baik tidak hanya memberi materi tetapi juga memperhatikan bagimana lingkungan didalam kelas. Kesulitan mengelola kelas bukan hanya dirasakan oleh guru baru. Guru yang sudah berpengalaman sekian tahun mengajar pun tak luput dari permasalahan ini. Pengembangan profesi dalam mengajar lebih ditingkatkan dengan berbagai aplikasi belajar misalnya belajar sambil bermain, belajar diluar kelas sehingga guru dapat mengembangkan ide-idenya di saat mengajar dan siswa juga dapat memahami dengan baik.
Pendahuluan
Latar Belakang
signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas karena pendidik menjadi fasilitator sekaligus pusat pembelajaran di dalam kelas.
Terkadang pendidik menyampaikan materi dengan metode ceramah, sehingga membuat peserta didik bosan mengikuti proses pembelajaran. Siswa menjadi tidak mendengarkan penjelasan dari pendidik atau sibuk berbicara dengan temannya. Hal ini membuktikan bahwa pendidik kurang menguasai pembelajaran di dalam kelas. Pendidik setidaknya harus memiliki keterampilan yang menunjang dalam menciptakan suasana yang kondusif saat pembelajaran di dalam kelas. Salah satunya adalah keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar merupakan sebuah pondasi bagi seorang pendidik agar dapat melaksanakaan perannya di dalam kelas sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Rumusan Masalah dan Tujuan
dapat berupa perencanaan dan pelaksanaan sekaligus evaluator agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. Tidak hanya mengelola dan melaksaan pembelajaran di dalam kelas saja, namun pendidik mempunyai fungsi sebagai fasilitator sekaligus motivator bagi peserta didiknya. Sebagai fasilitator, tugas pendidik yang paling utama adalah memberi kemudahan kepada peserta didik dengan pembelajaran yang terpadu. Sebagai motivator, pendidik juga harus mampu meningkatkan motivasi belajar kepada peserta didik agar kebih bersemangat dalam proses pembelajaran. Menurut Dirjen Dikti (2002), ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik. 4 kompetensi itu antara lain:
1. Penguasaan bidang studi, yang mencakup dua hal, yaitu penguasaan disiplin ilmu dan penguasaan kurikulum.
2. Pemahaman tentang peserta didik, berkaitan dengan kemampuan guru dalam memberikan materi sesuai kebutuhan siswa.
3. Penguasaan pembelajaran yang mendidik, yang tercermin dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran secara dinamis untuk membentuk kompetensi siswa.
4. Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan, kemampuan guru dalam mengelola kelas dan proses belajar mengajar di dalam kelas didukung dengan penguasaan materi, strategi mengajar, dan penggunaan media pembelajaran.
berkaitan dengan standar tenaga pendidik. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 28 ayat 1).
2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang di buktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (pasal 28 ayat 2).
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini (pasal 28 ayat 3).
4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan (pasal 28 ayat 4).
5. Akademik dan Kompetensi sebagai subjek pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan menteri (pasal 28 ayat 5).
menguasai proses pembelajaran di dalam kelas antara lain; bahasa yang digunakan pendidik sukar dipahami, pendidik kurang mampu dalam memotivasi peserta didik, pendidik kurang menguasai materi, guru enggan membuat perencanaan pembelajaran, dan masih banyak faktor eksternal lainnya seperti fasilitas sekolah yang tidak memadai ataupun kurangnya kepedulian pendidik di dunia pendidikan.
barisan belakang akan melakukan kegiatan selain mendengarkan pendidik menerangkan materi. Peserta didik yang duduk di barisan belakang tidak akan fokus pada pembelajaran karena dirasa pendidik tidak menyampaikan materi dengan benar. Hal tersebut sangat mempengaruhi konsisi belajar di dalam kelas. Kondisi pembelajaran di dalam kelas yang kondusif otomatis akan membuat peserta didik bersemengat mengikuti pembelajaran. Jika sebaliknya, maka peserta didik akan memilih kegiatan lain daripada berkonsentrasi pada proses pembelajaran di dalam kelas.
Manfaat
Dari penjelasan rumusan masalah dan tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran, pendidik dituntut untuk dapat membentuk kompetensi dan kualitas pribadi para peserta didiknya. Untuk mencapai hal demikian maka pendidik harus mempunayi kecakapan tertentu. Pendidik dituntut untuk menguasai proses pembelajaran di dalam kelas karena seorang pendidik merupakan pusat pembelajaran. Kemudian, manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui fungsi pendidik dalam proses pembelajaran di kelas. 2. Dapat mengetahui standar yang baik yang harus dimiliki seorang pendidik
dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
3. Dapat mengetahui penyebab kurang terampilnya seorang pendidik dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
Dari manfaat tersebut, pendidik dapat mempelajari syarat dasar menjadi seorang pendidik yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di dalam kelas. Karena tugas pendidik bukan hanya mengajar peserta didik, namun juga menjadi fasilitator sekaligus motivator, maka alangkah baiknya jika pendidik memperhatikan aspek-aspek tertentu sebelum memulai pembelajaran di dalam kelas.
Pembahasan
1. Peran dan Fungsi Pendidik
jika dilihat dari berhasil atau tidaknya pendidik menciptakan suasana belajar yang kondusif di dalam kelas.
2. Standarisasi Pendidik
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Sebab dan Akibat Pendidik Kurang Menguasai Kelas
didalam kelas maunya keluar karena metode yang membuat dia bosan dan ada juga yang tibul dibenak siswa kata-kata samaran yang ia berikan kepada guru tersebut yang terkesan menurut meraka lucu sebagai gurauan tetapi sebenarnya itu masuk pada karakter yang tidak baik.
4. Teknik Menguasai Kelas
Tertib belajar dalam kelas adalah salah satu kunci keberhasilan mengajar. Seorang guru dengan titel yang banyak atau telah menempuh pendidikan yang melebihi standar pendidikan guru, tidak akan berhasil mengajar jika ia masih belum bisa menguasai kelas. Kemahiran menguasai kelas ini sangat diperlukan bagi guru khususnya yang mengajar pada jenjang pendidikan 'wajib belajar.' Ada dua hal mendasar yang menunjang dalam teknik menguasai kelas bagi guru, yaitu ketegasan dan mempunyai suara yang lantang. Guru adalah sosok yang berwibawa. Wibawa guru dapat diwujudkan dengan ketegasannya saat mengajar. Tegas bukan berarti harus ditakuti oleh siswa. Namun tegas itu adalah mampu menegakkan kedisiplinan dan ketertiban dalam kelas. Tidak membiarkan siswa keluar masuk saat jam pelajarannya.
Kesimpulan
memahami dengan baik. Ketika Pendidik dan tenaga kependidikan masih berpolafikir bahwa tugasnya adalah mengajar, bekerja hanya melaksanakan tugas dan rutinitas semata, maka akan sulit lingkungan pendidikan itu berubah menjadi lebih baik, Mereka justru tidak merasa berkewajiban untuk melakukan inovasi manajemen pendidikan supaya hasil pendidikannya jauh lebih baik.
Daftar Pustaka
Yanuar. 2015. Rahasia Jadi Guru Favorit-Inspiratif. Yogyakarta: Diva Press.
Purwanto, Ngalim. 2008. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Cet. I; Jakarta: Prenadamdia.
Ningrum, E. (2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks Strategi Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.
Sugiarti, Y. (2013). Pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam meningkatkan kompetensi guru pendidikan anak usia dini (paud). Jurnal Teknodik, 45-58.
Ismail, M. I. (2010). Kinerja dan kompetensi guru dalam pembelajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 13(1), 44-63.
Jihad, A. (2013). Menjadi guru profesional: Strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di era global. Penerbit Erlangga.
Mahmudi, A. (2009). Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study. In Jurnal Forum Kependidikan FKIP UNSRI (Vol. 28).
Trinova, Z. (2012). Hakikat Belajar dan Bermain Menyenangkan bagi Peserta