• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR KOMPREHENSIF pedoman mesin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS AKHIR KOMPREHENSIF pedoman mesin"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR KOMPREHENSIF

1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3 orang. Buatlah sebuah artikel dengan metode studi kepustakaan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tema: “ Komunikasi Bisnis dalam Perusahaan Pada Abad 21” b. Bahan referensi yang digunakan dari:

1) Referensi buku komunikasi bisnis

2) Jurnal yang terkait dengan tema minimal 4 jurnal (minimal ada 1 jurnal internasional dalam 4 jurnal tersebut)

c. Sistematika penulisan naskah, terdiri atas: Judul, Nama Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, dan Daftar Acuan.

d. Judul harus bersifat informatifdan mencerminkan isi artikel, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang (kira-kira 5 s/d 14 kata), memuat variabel atau konsep yang dicakup dalam artikel, serta tidak ada singkatan.

e. Abstrak terdiri antara 150-250 kata dan 3-5 kata kunci (key words). Abstrak disajikan dalam bahasa Indonesia (jika naskah ditulis dalam bahasa inggris) atau bahasa Inggris (jika naskah ditulis dalam bahasa Indonesia) serta memuat latar belakang/konteks penelitian, masalah atau tujuan penelitian, prosedur penelitian, ringkasan hasil penelitian, dan simpulan.

f. Format penulisan:

1) Font times new roman 12 spasi 1.5, Rata kanan kiri (justify) 2) Kertas A4

3) Jumlah halaman minimal 10 halaman dan maksimal 15 halaman (sudah termasuk cover dan daftar pustaka)

g. Sitasi/kutipan acuan sumber ditulis dengan nama penulis da tahunnya, misalnya: 1) Satu sumber kutipan, beberapa penulis: (Kotler, 2007). Jika nomor halaman

dicantumkan: (Kotler, 2007: 25)

(2)

h. Setiap naskah harus memuat daftar pustaka yang ditulis aplhabetis sesuai anama akhir penulisnya (tanpa gelar akademik) baik untuk penulis asing maupun penulis Indonesia.

Contoh:

Bennet, Roger amd Barkensjo, Anna. 2005. “Relationship Quality, Relationship Marketing, and Clint Perception of The Levels of Service Quality of Charitable Organizations.” International Journal of Services Marketing. Vol. 15, Iss. 6/7, pp 480-495.

Zeithml, V. A and Bitner, M. J. 2003. Service Marketing: Integrating Customer Focus Across The Firm. Maindenhead: McGraw-Hill International.

“Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan, dan

(3)

PERAN KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA DALAM ERA GIDITAL

Oleh: Eka Lestari Bawanti

Abstrak

Komunikasi memiliki peran yang sangat besar dalam dunia bisnis khususnya mereka yang berkecimpung di dunia bisnis berskala internasional untuk mencapai kesuksesan di tengah semakin kompetitifnya pasar di era globalisasi seperti sekarang ini. Untuk itu, suatu perusahaan perlu mengembangkan strategi serta keterampilan dalam komunikasi bisnis. Tak jarang para manajer yang bekerja pada perusahaan internasional cenderung untuk mengabaikan hambatan tak kasat mata akibat adanya perbedaan budaya dalam komunikasi bisnis. Budaya sebagai salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi juga berperan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hambatan-hambatan komunikasi terutama dalam komunikasi bisnis lintas budaya. Memahami perbedaan budaya adalah salah satu kerterampilan penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk berkembang dalam rangka memiliki keuntungan kompetitif dalam dunia bisnis berskala internasional. Menurut Tian Guang dan Dan Trotter (2012) budaya berdampak pada berbagai aspek dalam komunikasi bisnis internasional, diantaranya berdampak pada kebijakan perdagangan bebas, lokalisasi dan standarisasi strategi keputusan, periklanan, efektivitas merek, hubungan bisnis, manajemen bisnis internasional, pemasaran internasional, negosiasi internasional, serta perilaku konsumen. Di era digital ini perkembangan teknologi terjadi sebuah evolusi pada teknologi media, sebut saja new media atau orang juga sering menyebutnya media online atau orang lebih akrab lagi menyebutnya dengan istilah internet, media ini tentunya sudah tidak asing lagi di telinga. Media ini juga disebut-sebut sebagai media yang sampai saat ini belum ada yang menandingi pertumbuhan jumlah penggunanya. Di negara maju, new media mengalahkan berbagai media yang sebelumnya telah dijadikan sumber referensi dalam mendapatkan sebuah informasi.

(4)

Pendahuluan

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris ‚communication‛),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Aktifitas komunikasi dalam instansi pemerintah senantiasa disertai dengan adanya tujuan – tujuan diantaranya adalah keberhasilan dalam tugas karyawan dalam keberhasilan pengelolaan instansi tersebut sesuai dengan visi dan misi yang telah di tetapkan, dengan metode komunikasi Organisasi. Metode komunikasi organisasi adalah korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi yang terfokus pada manusiamanusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi yang berfokus pada teknik, media, proses dan faktor-faktor yang menjadi penghambat proses komunikasi organisasi.

(5)

Budaya dan Perbedaan Budaya a. Pengertian Budaya

Berikut adalah beberapa pengertian tentang budaya menurut para ahli :

Edward T. Hall, mendefinisikan budaya sebagai dasar dari proses komunikasi yang menciptakan iklim bagi studi komunikasi antar budaya dalam ranah komunikasi bukan ranah antropologi.

P. Joint dan M. Warner (1996) mendefinisikan budaya sebagai sebuah pola yang diterima dari berbagai asumsi tentang bagaimana sebuah kumpulan orang seharusnya berpikir, bertindak, dan rasakan sebagaimana yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Geert Hofstede (1997) menyatakan bahwa terdapat dua macam budaya, yaitu budaya organisasi dan budaya bangsa yang memiliki perbedaan dalam tataran nilai serta praktis. Nilai diperoleh dari pengalaman kehidupan seperti keluarga dan sekolah di awal kehidupan seseorang. Ssedangkan praktis diperoleh dari pengalaman sosial misalnya bekerja. Dalam tingkatan organisasi, perbedaan budaya tampil sebagian besar dalam tataran praktis dibandingkan dengan nilai (He dan Liu, 2010 : 5)

b. Perbedaan Budaya

Untuk memahami perbedaan budaya, berikut diulas secara singkat mengenai budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah, konsep wajah, serta dimensi-dimensi budaya (Jandt, 2009 : 399-401).

1. Budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah

 Satu konsep yang sangat berguna untuk memahami perbedaan budaya dalam komunikasi bisnis adalah dengan konsep yang dikenalkan oleh Edward T. Hall (1976) yang

membedakan budaya konteks rendah dengan budaya konteks tinggi. Budaya dengan makna lebih kecil ditentukan oleh konteks karena sebagian besar pesan di-encode dalam bahasa sendiri dinamakan konteks rendah. Dalam budaya konteks rendah pesan-pesan verbal dinilai tinggi serta memiliki spesifikasi yang tinggi serta rinci.

(6)

lebih seperti menyajikan sebuah konteks dan latar belakang. Dalam budaya konteks tinggi, orang membawa lebih dekat dengan pentingnya konteks yang dibagi. Pesan bisa jadi hilang dalam budaya konteks rendah. (Baca : Komunikasi Nonverbal)

2. Konsep wajah

 Terkait dengan konsep budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah adalah konsep wajah. Wajah dapat dipahami dalam dua cara. Pertama, wajah merujuk pada rasa percaya diri terhadap orang lain dalam hal karakter moral. Dan kedua, wajah merujuk pada prestise atau reputasi seseorang yang dicapai dalam hidup. Dalam budaya konteks tinggi seperti China, komunikasi terjalin secara tidak langsung atau implisit dan lebih seperti menggunakan perantara karena harmoni sosial dan pengelolaan wajah adalah krusial.  Komunikasi yang dilakukan melalui perantara dapat mengeliminasi terjadinya

konfrontasi tatap muka dan mengurangi resiko kehilangan muka. Terdapat lebih dari negosiasi wajah dan kesamaan wajah atau pengelolaan wajah lainnya. Dalam konteks budaya rendah seperti Amerika Serikat, terdapat lebih dari negosiasi wajah secara langsung dan lebih mengelola wajah sendiri.

3. Dimensi-dimensi Budaya

 Dimensi lintas budaya telah menjadi salah satu faktor penting untuk memahami berbagai macam lingkungan ekomoni dan bisnis. Geert Hofstede (1980) mempublikasikan hasil studinya mengenai berbagai macam dimensi budaya yaitu individualisme, maskulinitas, kekuatan jarak, dan penghindaran ketidakpastian. Konsep ini telah diterapkan ke berbagai macam bidang seperti psikologi lintas budaya, manajemen internasional dan

bisnis, komunikasi lintas budaya, dan lain-lain. 4. Individualisme dan Kolektivisme

 Dimensi ini merujuk pada bagaimana individu memandang atau mendefinisikan dirinya sendiri dan hubungannya dengan orang lain dari strukturnya longgar hingga yang

terintegrasi dengan kuat. Dalam budaya individualis, minat individu berada di atas minat kolompok. Budaya individualis menekankan pada arahan diri dan pencapaian diri, misalnya adalah Negara Kanada.

(7)

umumnya digunakan sebagai landasan teori dalam berbagai penelitian komunikasi lintas budaya dalam bidang komunikasi, psikologi, dan antropologi (Baca : Etnografi

Komunikasi).

5. Maskulinitas dan Feminitas

 Hofstede memberikan label sebagai budaya maskulin untuk menggambarkan perbedaan maksimal antara pria dan wanita. Budaya yang menempatkan nilai tinggi pada maskulin memberlakukan tekanan pada keasertifitas (Baca : Komunikasi Asertif), kompetisi, dan sukses materi, misalnya adalah Negara Jepang. Sedangkan label budaya feminin merujuk pada adanya tumpang tindih peran sosial yang dialami oleh wanita. Budaya yang

menempatkan nilai tinggi terhadap feminin memberlakukan tekanan pada kualitas hidup, hubungan interpersonal, dan lebih memperhatikan kelemahan, misalnya adalah Negara Norwegia. (Baca : Komunikasi Gender– Teori Feminisme Menurut Para Ahli)

6.Kekuatan Jarak

 Kekuatan jarak mengindikasikan tingkat dimana kekuatan didistribusikan secara seimbang dalam sebuah masyarakat dan derajat penerimaan masyarakat terhadap distribusi tersebut. Budaya dengan kekuatan jarak yang tinggi dan pengaruh

terkonsentrasi pada beberapa orang dibandingkan dengan seluruh polpulasi. Negara dengan kekuatan jarak yang tinggi cenderung otoriter dan berkomunikasi dengan interaksi yang terbatas dan penguatan perbedaan diantara orang-orang. Negara dengan kekuatan jarak tinggi misalnya Malaysia, sedangkan Negara dengan kekuatan jarak rendah misalnya Israel.

7. Penghindaran Ketidakpastian

 Penghindaran ketidakpastian adalah tingkat dimana orang dalam suatu budaya merasa terancam oleh situasi yang tidak dikenal dan diketahui dan merasa membutuhkan aturan yang tertulis maupun tidak tertulis. Dalam dunia bisnis, hal ini membuat orang

membutuhkan kerja keras karena aturan, presisi, dan puntualitas dinilai. Negara dengan tingkat penghindaran ketidakpastian tinggi misalnya Yunani dan Negara dengan tingkat penghindaran ketidakpastian rendah misalnya Singapura.

8. Orientasi Jangka Panjang dan Orientasi Jangka Pendek

 Hofstede berpendapat bahwa dimensi-dimensi budaya dapat digambarkan sebagai

(8)

Orientasi jangka panjang merujuk pada individu-individu yang berdedikasi, termotivasi, bertanggung jawab, dan berpendidikan dengan sebuah rasa komitmen dan kesetiaan terhadap identitas organisasi.

 Pada orientasi jangka panjang, konsisten dengan penghematan, ketekunan pada hasil, dan keinginan untuk berada pada sisi sub-ordinat bagi sebuah tujuan. Sedangkan dalam orientasi jangka pendek, konsisten dengan pemborosan dan ketekunan pada hasil yang cepat. Negara dengan tingkat orientasi jangka panjang yang tinggi misalnya Tiongkok. Sedangkan, Negara dengan tingkat orientasi jangka pendek misalnya Inggris Raya.  Hambatan-hambatan Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Menurut R. Delecta Jenifer dan Dr. G.P. Raman (2015), terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi bisnis lintas budaya yaitu sebagai berikut :

A. Kesalahpahaman

Kesalahpahaman adalah hambatan komunikasi bisnis lintas budaya terbesar. Kesalahpahaman dapat terjadi di antara orang-orang dengan latar belakang budaya dengan beragam kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut masing-masing. Adanya perbedaan budaya dapat menimbulkan kecemasan serta ketidakpastian untuk mengakhiri kesalahpahaman yang terjadi.

Kesalahpahaman yang terus berkembang dapat menimbulkan rasa cemas dan ketidakpastian dalam berbagai aspek. Tentunya hal ini dapat mempengaruhi kinerja organisasi.

B. Norma-norma dan Peranan

Norma dapat diartikan sebagai berbagai aturan untuk menentukan apakah suatu perilaku dapat diterima dan sesuai dengan budaya. Masing-masing budaya memiliki seperangkat norma dan memiliki seperangkat perilaku yang sesuai atau dapat diterima. Mereka yang bekerja dalam lingkungan multikultur selalu gagal untuk memahami berbagai norma dari budaya lain. Hal ini tentunya dapat mengganggu proses komunikasi serta menimbulkan rasa cemas.

C. Kepercayaan dan Nilai-nilai

Kepercayaan serta nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing orang sangatlah berbeda tergantung latar belakang budaya. Kepercayaan serta nilai-nilai lintas budaya yang berlaku hendaknya diketahui oleh masing-masing orang agar terjalin komunikasi yang efektif. D. Stereotyping

(9)

Stereotipe budaya yang berlebihan dapat menyebabkan meningkatnya rasa cemas. Stereotipe adalah faktor utama terjadinya perbedaan pendapat tentang budaya orang lain sehingga menimbulkan miskomunikasi.

E. Etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan penilaian tentang budaya sendiri atau kelompok perilaku sebagai patokan untuk melawan kelompok yang lain. Etnosentrime dapat meningkatkan tingkat kecemasan.

Cara Mengatasi Hambatan-hambatan Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Sebagaimana komunikasi antar budaya, maka untuk mengatasi berbagai hambatan dalam komunikasi bisnis lintas budaya salah satunya adalah dengan meningkatkan kompetensi

komunikasi lintas budaya dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai berbagai tujuan dengan tetap menghormati nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan yang dimiliki oleh orang lain atau pihak lain. Sebuah organisasi bisnis hendaknya mengembangkan kompetensi lintas budaya sebagai cara mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi bisnis lintas budaya.

Kompetensi Komunikasi Lintas Budaya

Menurut R. Delecta Jenifer dan Dr. G.P. Raman (2015), yang dimaksud dengan kompetensi lintas budaya adalah kemampuan untuk berpartisipasi dalam sebuah kumpulan kegiatan inti yang terjadi dalam kode umum komunikasi. Kemampuan ini dikombinasi dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kompetensi lintas budaya yang berhasil ditopang oleh 3 (tiga) pilar yaitu :

Sensitivitas lintas budaya – aspek kasih sayang komunikasi lintas budaya dapat

diidentifikasi sebagai sensivitas antar budaya yang berkembang dalam rangka menimbulkan kemampuan individu untuk menghargai perbedaan budaya yang ada. Sehingga individu dapat mengembangkan konsep diri, netralitas, dan kepemilikan diri.

Kesadaran lintas budaya – merupakan aspek kognitif komunikasi lintas budaya. Kesadaran antar budaya menghasilkan kesadaran budaya dan kesadaran diri.

Kemampuan lintas budaya.

(10)

Pelatihan pengetahuan lintas budaya – karyawan perlu untuk menyadari dan mengakui keberadaan perbedaan diantara budaya yang ada dalam hal nilai-nilai, kepercayan, persepsi, dan interpretasi. Karyawan hendaknya diberikan dasar-dasar pelatihan lintas budaya yang dapat membuat mereka sadar terhadap lintas budaya dalam dunia kerja atau bisnis.

Pelatihan bahasa – hambatan bahasa adalah masalah terbesar dalam kelompok yang bersifat multi-kultural. Pelatihan bahasa hendaknya diberikan kepada mereka yang memiliki kesempatan untuk melakukan kontak dengan orang asing (Baca : Bahasa sebagai Alat Komunikasi)

Penegakan kebijakan yang saling menguntungkan – sebuah organisasi hendaknya tetap bertahan pada keuntungan yang sama bagi semua budaya dalam dunia kerja atau bisnis. Karyawan hendaknya mendapatkan keuntungan yang sama seperti karyawan lainnya yang memiliki budaya yang berbeda sehingga tercipta situasi yang saling menguntungkan.

Pembahasan

Komunikasi antar budaya adalah proses komunikasi yang terjadi karena adanya perbedaan latar belakang budaya dalam diri individu. Komunikasi antar budaya dalam pembahasan kali ini berhubungan dengan dunia bisnis dimana setiap perusahaan terdiri atas individu-individu yang berbeda budayanya baik dari peran dan status, nilai-nilai sosial, gaya komunikasi dan bentuk kebudayaan lainnya.

Berikut merupakan pentingnya komunikasi antar budaya dalam bisnis: 1. Menyatukan Perbedaan Budaya pada Setiap Perusahaan

Komunikasi antar budaya memiliki peranan yang penting dalam dunia bisnis salah satunya adalah untuk menyatukan perbedaan budaya pada setiap perusahaan. Komunikasi tersebut berfungsi sebagai pengetahuan seseorang dalam sebuah perusahaan untuk menghadapi budaya yang ada pada perusahaan lain. Setiap perusahaan memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

2. Meningkatkan Komunikasi Lintas Budaya

Suatu perusahaan memiliki banyak karyawan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Oleh karena itu, komunikasi antar budaya menjadi penting untuk meningkatkan komunikasi antar budaya dalam diri seseorang maupun perusahaan tersebut.

(11)

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa setiap perusahaan memiliki karyawan yang berbeda latar belakang budayanya. Tujuan utama dalam sebuah perusahaan adalah untuk mencapai kesuksesan bersama. Oleh karena itu, latar belakang karyawan yang multi budaya ini sering menimbulkan permasalahan seperti kesalahpahaman pada saat bertugas.

Komunikasi antar budaya menjadi solusi untuk memahami masing-masing karakter budaya karyawan tersebut demi menciptakan kerjasama yang baik dalam tim dan untuk mewujudkan kesuksesan bersama.

4. Sebagai Proses Negosiasi

Bisnis tidak hanya dilakukan di dunia domestik saja, tetapi bisnis yang maju telah mencapai seluruh dunia. Komunikasi antar budaya menjadi kunci utama untuk berbisnis di luar negeri. Selain itu, komunikasi antar budaya juga dilakukan di dalam dunia domestik sebagai proses negosiasi dengan perusahaan lain yang ingin menjalin kerjasama. Dengan komunikasi antar budaya tersebut perusahaan lain dapat menilai kapabilitas perusahaan yang mengajukan kerjasama tersebut.

5. Menjalin Keharmonisan Antar Perusahaan

Dunia bisnis tentu berhubungan dengan perusahaan-perusahaan besar termasuk perusahaan domestik dan luar negeri. Komunikasi antar budaya menjadi alternatif perusahaan untuk menjalin keharmonisan atau hubungan baik dengan perusahaan lain. Perbedaan budaya yang ada dalam sebuah perusahaan harus dipahami dengan baik melalui komunikasi antar budaya mulai dari peran dan status, nilai-nilai sosial, norma, dan gaya komunikasi. Hal ini menjadi penting untuk menjalin keharmonisan dalam kerjasama dengan perusahaan lain.

6. Membuka Peluang Kerjasama dengan Perusahaan Asing

Perusahaan di negara ini telah memasuki pemasaran global, dimana perusahaan tidak hanya bekerja sama dengan perusahaan tanah air saja tetapi sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan bonafit yang ada di luar negeri. Fungsi dari komunikasi antar budaya adalah memberikan pemahaman kepada sebuah perusahaan tentang kebudayaan-kebuadayaan dari perusahaan asing, sehingga perusahaan tersebut dapat membuka peluang kerjasama dengan perusahaan asing lainnya.

7. Untuk Mengambil Keputusan

(12)

perusahaannya karena orang-orang yang berada dalam perusahaan tersebut memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Cara yang tepat untuk memahami budaya tersebut adalah menggunakan komunikasi antar budaya.

Komunikasi antar budaya tidak hanya memahami kebudayaan seperti ras, agama, dan kebudayaan lainnya yang sakral tetapi kebudayaan di sini juga menyangkut kebudayaan berupa peranan, status, nilai sosial, dan lain sebagainya. Hal ini memudahkan seorang pemimpin untuk mengambil sebuah keputusan dalam perusahaan.

8. Mengetahui Karakter Seseorang

Komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis sangat penting untuk mengetahui karakter seseorang. Misalnya, ketika seseorang bawahan yang ingin bertemu dengan atasan biasanya menggunakan pakaian yang rapih, mimik muka tersenyum, berbicara sopan, dan tata karma lainnya. Hal ini sudah menjadi budaya dalam dunia bisnis. Ketika ada orang yang melanggar aturan tersebut terkesan tidak sopan bahkan bisa berdampak buruk pada nilai-nilai sosial. 9. Mencegah Etnosentrisme

Budaya berkaitan dengan etnosentrisme. Etnosentrisme adalah suatu pandangan dari individu tentang individu lain yang beranggapan bahwa kebudayaannya lebih baik dibandingkan dengan kebudayaan individu lain. Orang yang etnosentrisme biasanya tidak memiliki wawasan yang luas akan budaya dan dalam dirinya tidak ada rasa toleransi atau saling menghargai. Komunikasi antar budaya yang berfungsi sebagai pengetahuan ini dapat mencegah timbulnya etnosetrisme dalam diri seseorang dalam sebuah perusahaan. 10. Kinerja Kerja Perusahaan

Kebudayaan yang beragama dalam sebuah perusahaan dinilai kreatif karena setiap sumber daya manusia dapat berinovasi dengan pola pikir yang berbeda-beda. Komunikasi antar budaya menjadi penting untuk kinerja kerja di perusahaan mulai dari tahap produksi,

distribusi, dan keuangan. Budaya seperti kejujuran, disiplin, mudah beradaptasi, dan budaya lainnya inilah yang memberikan kesuksesan dalam dunia bisnis.

Kesimpulan

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Magang dilakukan dalam bentuk tim berisi maksimal 5 (lima) orang mahasiswa. Klien magang proyek berbadan hokum. Tema magang proyek terkait dengan tema Ilmu Komunikasi

Sedangkan untuk pengangkutan secara langsung dari tempat penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau dari tempat pengumpulan

Kursus ini memperkukuh pengetahuan pelajar kepada beberapa aspek dalam proses penyelidikan dalam pendidikan seperti m engenal pasti bidang dan topik penyelidikan; tujuan

Adapun metode pengumpulan data yang harus dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu dengan melakukan Wawancara untuk mendapatkan informasi dengan

(2006), padi gogo merupakan salah satu tanaman pangan yang berpotensi untuk dikembangkan. Akan tetapi, upaya ini menghadapi kendala antara lain: 1) produktivitas padi

Diamati dari faktor cahaya, dibuktikan bahwa kacang hijau yang ditempatkan didaerah yang kurang gelap, akan menghasilkan pertumbuhan kacang hijau yang lebih

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada dan sudah ditetapkan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur antara bayi yang

Hal ini mengakibatkan deformasi dan pengangkatan kuat dari batuan sedimen Karbon-Miosen(CT) dan membentuk Jalur Aktif Peristiwa tektonik penting kedua yang