• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADI GOGO AROMATIK INPAGO UNSOED-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PADI GOGO AROMATIK INPAGO UNSOED-1"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH

INOVASI BUDIDAYA PERTANIAN

PADI GOGO AROMATIK

INPAGO UNSOED-1

Oleh:

GREGORIUS WIDODO ADHI PRASETYO A2A015009

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI PASCASARJANA AGRONOMI PURWOKERTO

(2)

I. PENDAHULUAN

Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan terjasinya peningkatan kebutuhan pangan khususnya beras. Padi merupakan komoditas pertama untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia mengingat mayoritas penduduk Indonesia memakan nasi.Namun demikian, adanya perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian menyebabkan produksi bahan pangan ini mengalami penurunan pula (Rahayu et al., 2006. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan pangan maka pertanian di lahan kering merupakan salah satu alternatif yang dapatdikembangkan.

Rusmawan (2015) menyatakan bahwa lahan kering merupakan lahan yang memiliki potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk ekstenfikasi padi gogo. Lebih lanjut dijelaskan bahwa Indonesia memiliki lahan kering dengan luasan lebih dari 55,6 juta ha. Potensi lahan kering Indonesia yang luas ini belum dimanfaatkan secara optimal, bahkan cenderung tidak mendapat perhatian serius. Menurut Rahayu et al. (2006), padi gogo merupakan salah satu tanaman pangan yang berpotensi untuk dikembangkan. Akan tetapi, upaya ini menghadapi kendala antara lain: 1) produktivitas padi gogo yang masih rendah; 2) mutu beras yang rendah yaitu tidak aromatik dan tekstur nasi pera, mengakibatkan padi gogo tidak disukai oleh petani dan konsumen sehingga nilai ekonomi padi gogo rendah; 3) kesuburan tanah yang rendah; 4) ketersediaan air yang terbatas musim hujan; 5) kehadiran gulma dan 6) keterbatasan kultivar unggul berdaya hasil tinggi.

Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala yang ada, salah satunya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas padi gogo. Upaya peningkatan kualitas terus dilakukan oleh para peneliti dari Unsoed yang telah berhasil merakit padi gogo aromatik INPAGO UNSOED-1 yang memiliki resistensi terhadap lingkungan sub optimal, memiliki ketahanan terhadap penyakit blas ras 133 dan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1 serta memiliki tekstur nasi yang pulen dan wangi serta beberapa keunggulan lainnya. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi padi gogo ini diharapkan merangsang petani untuk menanam varietas ini karena tidak hanya sesuai dengan selera

(3)

masyarakat secara umum namun juga memberikan nilai tambah bagi petani yang membudidayakannya.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Inovasi Budidaya Pertanian. Penulisan makalah ini juga bertujuan untuk memberikan beberapa informasi yang berkaitan dengan diskripsi, keunggulan, syarat hidup, teknik bududaya, uji hasil, dan tingkat adopsi varietas padi gogo aromatik INPAGO UNSOED-1 yang telah berhasil dikembangkan di Universitas Jenderal Soedirman dan mendapatkan pengakuan sebagai padi varietas unggul nasional oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia dengan SK Nomor: 3165/Kpts/SR.120/7/2011 tanggal 4 Juli 2011 dan sertivikat Hak PVT No. 00233/PPVT/S/2013 tanggal 12 November 2013.

(4)

II. PEMBAHASAN

Perakitan genotipe padi gogo unggul ini dilakukan sejak tahun 2002 oleh dua peneliti dari Labotarorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, yaitu Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S. dan Prof. Ir. Totok Agung D.H., M.P., Ph.D. Pengembangan padi gogo ini dilatarbelakangi karena masalah pangan yang dihadapkan pada makin berkurangnya luas lahan sawah yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk, sehingga budidaya padi mau tidak mau diarahkan pada lahan marginal, salah satunya adalah lahan kering yang pemanfaatannya masih belum optimal meskipun potensi luas lahannya sangat besar.

Tanaman padi yang berpotensi besar untuk dikembangkan pada lahan kering ini adalah padi gogo. Namun demikian, akibat produktivitas dan kualitas berasnya yang rendah maka budidaya padi gogo tidak begitu menarik bagi petani dan hasil berasnya kurang diminati masyarakat. Produktivitas yang rendah, kualitas beras yang rendah menyebabkan keuntungan petani juga rendah (Psi Faperta, 2011).

A. Diskripsi Padi Gogo Aromatik Inpago Unsoed-1

Padi gogo aromatik varietas unggul yang memiliki nama Inpago Unsoed-1 ini menurut Balitbang Pertanian (2014) mempunyai diskripsi tanaman sebagai berikut:

Komoditas: Padi Gogo Tahun: 2011

Anakan Produktif: +/- 16 batang

Asal: Poso / Mentik Wangi Bentuk gabah: Sedang

Bentuk Tanaman: Tegak

Berat 1000 butir: +/- 27,7 gram Golongan: Cere

(5)

Kerebahan: Sedang Kerontokan: Sedang

Nomor pedigri: UNSOED G10 Permukaan daun: Kasar

Posisi daun: Tegak Posisi daun bendera: Tegak

Potensi hasil: 7,2 ton/ha GKG Rata-rata hasil: 4,9 ton/ha GKG

Tekstur nasi: Pulen Tinggi Tanaman: +/- 107 cm

Umur tanaman: +/- 110 hari Warna batang: Hijau

Warna beras: Putih Warna daun: Hijau

Warna gabah: Kuning bersih Warna kaki: Hijau

Warna lidah daun: Tidak berwarna Warna telinga daun: Tidak berwarna

Keterangan: Umur tanaman 110 hari. Potensi hasil 7,2 ton/ha GKG. Tekstur pulen. Ketahanan terhadap hama, agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 2 dan 3. Ketahannan terhadap penyakit, tahan terhadap penyakit blas ras 133. Toleransi cekaman abiotik, agak toleran kekeringnan, toleran sampai sedang terhadap keracunan besi (Fe). Baik untuk ditanam di lahan kering dataran rendah sampai sedang < 700 m dpl.

(6)

B. Syarat Tumbuh Padi Gogo Aromatik Inpago Unsoed-1

1. Iklim

Padi gogo aromatik adalah jenis padi yang dapat ditanam di lahan kering dengan sumber pengairan dari air hujan. Jumlah dan sebaran hujan merupakan komponen iklim yang amat penting yang mencirikan kesesuaian lingkungan untuk pertumbuhan padi gogo armatik. Ketersediaan air untuk padi gogo aromatik tergantung pada ciri-ciri tanah, terutama daya memegang air. Oleh karena itu curah hujan dan kapasitas memegang air merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pertanaman padi gogo aromatik. Padi gogo aromatik tumbuh baik pada ketinggian sampai dengan 1300 m dari permukaan laut dengan curah hujan selama fase pertumbuhan antara 600-1200 ml dan suhu antara 15-30 °C (Tim Peneliti Padi Gogo Aromatik Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi, 2009). 2. Tanah

Lahan kering sebagai tempat pertanaman padi gogo aromatik memiliki beberapa pembatas yaitu kesuburan tanah yang rendah, kekahatan berbagai unsur hara dan juga adanya keracunan yang berkaitan dengan reaksi tanah (pH) yang memiliki kemasaman tinggi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi gogo adalah tanah gembur dan cukup subur, drainase (pembuangan air) baik dan pada tanah merah (Latosol), rancah minyak (Grumosol) dan tanah endapan (Alluvial). Struktur tanah yang cocok untuk padi gogo aromatik adalah Struktur remah dengan pH tanah sekitar 5,5 sampai dengan 6,5(Tim Peneliti Padi Gogo Aromatik Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi, 2009). .

C. Keunggulan Padi Gogo Aromatik Inpago Unsoed-1

Padi gogo aromatik INPAGO UNSOED-1 memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh padi gogo lainnya. Keunggulan-keunggulan varietas ini antara lain (Psi Faperta, 2011; Amerta Indonesia, 2013):

(7)

1. Padi gogo aromatik INPAGO UNSOED-1 memiliki potensi hasil sebanyak 7,24 ton/ha Gabah Kering Giling (GKG) pada lahan kering dan 10 ton/ha GKG pada lahan sawah.

2. Padi gogo aromatik INPAGO UNSOED-1 memiliki rata-rata hasil sebanyak 4,9 ton/ha GKG.

3. Padi gogo aromatik INPAGO UNSOED-1 memiliki umur 110 hari (3 bulan 20 hari)

4. Padi gogo aromatik INPAGO UNSOED-1 memiliki Kandungan amilosa 18%

5. Tekstur nasi padi gogo aromatik INPAGO UNSOED-1 pulen dan wangi. 6. Tahan terhadap penyakit Blas ras 133

7. Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1

8. Padi gogo aromatik INPAGO UNSOED-1 memiliki sesuai ditanam pada lahan kering dan dapat ditanam di lahan sawah.

D. Daya Adopsi Padi Gogo Aromatik Inpago Unsoed-1

1. Padi gogo aromatik Inpago Unsoed 1 dapat diproduksi sepanjang trahun di lahan sawah maupun lahan kering.

2. Padi gogo aromatik Inpago Unsoed-1 memiliki kualitas beras yang tinggi. 3. Padi gogo aromatik Inpago Unsoed-1 dapat diterima oleh semua pihak

sehingga permintaannya tinggi.

4. Padi gogo aromatik Inpago Unsoed-1 memiliki harga jual yang lebih baik daripada IR64.

E. Teknik Budidaya Padi Gogo Aromatik Inpago Unsoed-1

1. Pengolahan Tanah.

Menurut Tim Peneliti Padi Gogo Aromatik Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi (2009), pengolahan tanah dilakukan pada musim kering sebelum musim hujan datang (hujan turun) atau segera setelah panenan tanaman sebelumnya. Teknik penolahan tanah yang dilakukan sebagai berikut:

(8)

a. Tanah dibajak / dicangkul dua kali atau lebih untuk penggemburan dan pembuangan tanah. Pengolahan tanah pertama dilakukan pada musim kemarau atau setelah terjadi hujan pertama. Pengolahan tanah kedua saat menjelang tanam. Pengolahan tanah dilakukan dengan kedalaman tanah minimal 25 cm. Pada tanah berat (tanah padat dan keras), dilakukan pengolahan pendahuluan dengan linggis atau garpu. Tanah bagian bawah sedapat mungkin terangkat dan dibalik ke bagian atas. b. Pemberian pupuk organik (pupuk hijau, pupuk kandang atau kompos)

dilakukan pada waktu membajak/mencangkul yang kedua. Pupuk organik yang diberikan adalah 5 ton/ha.

c. Setelah dibajak, tanah dihaluskan dengan garpu atau cangkul

d. Penggenangan air di hindari dengan pembuatan petakan berukuran 10 x 5 meter atau dengan membuat bagian tengah tegalan lebih tinggi dari pinggir tegalan.

e. Tanah dibiarkan dan menunggu awal pemulaan hujan untuk menanam benih.

2. Konservasi Tanah dan Air.

Lahan kering yang dapat dimanfaatkan untuk pertanaman padi gogo aromatik adalah lahan dengan kemiringan kurang dari 15%. Lahan tersebut umumnya memiliki topografi bergelombang sampai berbukit. Oleh karena itu diperlukan tindakan konsevasi tanah dan air untuk menghindari kerusakan lahan. Tindakan konservasi lahan yang dapat dilakukan adalah pembuatan teras bangku atau teras gulud, budidaya lorong serta penerapan pola tanam yang dapat menutup tanah sepanjang tahun. Selain itu, padi gogo aromatik dapat dikembangkan di daerah eatar/bataran sungai; Kawasan perbukitan daerah alisan sungai (DAS) dan kawasan perkebunan dan HTI muda (Tim Peneliti Padi Gogo Aromatik Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi, 2009).

Lebih lanjut dikatakan bahwa areal datar yang terletak di bantaran sungai merupakan lahan kering yang dapat ditanami padi gogo aromatik. Areal ini biasanya lebih subur dibandingkan dengan lahan kering pada

(9)

lokasi lainnya. Disisi lain, jika lahan ini mengalami kekeringan maka dapat dilakukan penyedotan air dari sungai.

Pemanfaatan kawasan perbukitan daerah aliran sungai untuk penanaman padi gogo aromatik perlu didahului oleh tindakan konservasi tanah yang memadai untuk menghindari terjadinya erosi dan kerusakan lahan. Pada lahan dengan solum yang dalam dibuat teras bangku. Pembuatan teras bangku dimulai dengan pembutan teras kridit. Teras kridit yang dikelola dengan baik akan membentuk teras bangku dengan sendirinya. Pada lahan dengan solum yang dangkal dikelola dengan sistem budidaya lorong (Alley cropping). Budidaya lorong dibuat dengan menggunakan tanaman pagar yang dapt dipangkas secara priodik/kontinyu. Hasil pangkasan dijadikan mulsa untuk menjaga kelembaban tanah. Disisi lain, hasil pangkasan yang lapuk akan menambah kandungan bahan organik tanah. Pemanfaatan lain hasil pangkasan adalah dapat dijadikan pakan ternak dan kotoran ternak tersebut dimanfaatan sebagai pupuk ke lahan organik.

Lahan di sela-sela tanaman perkebunan atau HTI muda dapat dimanfaatkan untuk budidaya padi gogo aromatik. Tumpangsari padi gogo aromatik dengan tanaman perkebunan atau HTI dapat menjaga kelestarian hutan dan menjamin penutupan tanah. Tumpangsari ini dapat dilakukan ketika kanopi belum menutup seluruh areal. Tumpangsari padi gogo dengan karet muda dapat diusahakan sampai tahun ketiga, sedangkan dengan kelapa sawit sampai tahun keempat.

3. Penanaman.

Penanaman dilakukan pada awal musim hujan yaitu setelah hujan turun 2 hingga 3 kali. Penanaman sebaiknya tidak dilakukan pada periode hujan yang terus menerus untuk menghidari benih terbawa air hujan atau terdorong masuk lebih dalam ke tanah. Selain itu, hujan yang terus menerus kurang baik bagi perkembangan tanaman muda karena menyebabkan gangguan hama dan penyakit.

(10)

Penanaman padi gogo aromatik dapat dilakukan ketika curah hujan sudah stabil atau mencapai sekitar 60mm/dekade (10 hari). Di Jawa keadaan ini terjadi sekitar bulan Oktober sampai akhir Nopember. Pertanda lain yang dapat dijadikan patokan awal tanam padi gogo adalah 1) sudah ada binatang laron/siraru yang berterbangan; 2) pohon bambu sudah bertunas; 3) tanaman gadung sudah berbunga pada sulurnya.

Cara penanaman padi gogo aromatik adalah dengan cara tugal. Tugal, yaitu dengan membuat lubang dengan jarak tertentu dengan tugal dengan kedalaman 3-5 cm. Jarak tanam padi gogo aromatik adalah 25 x 25 cm. Setiap lubang tanam diisi 3-5 butir per lubang dan ditutup dengan tanah.

Cara lain yang dapat digunakan untuk penanaman padi gogo aromatik adalah dengan sistem tanam jajar legowo. Namun cara ini jarang digunakan. Sistem tanam jajar legowo dengan jarak (30 x 20 x10) cm, 4-5 butir/lubang. Pembuatan alur menggunakan alat semacam caplakan untuk padi sawah. Alat tersebut mempunyai 4 titik/mata yang berjarak 20 cm dan 30 cm dan ditambah 2 titik paku yang berjarak 15 cm dari titik/mata caplakan paling pinggir. Ketinggian titik/mata caplakan sekitar 6-7 cm. Hasil yang diperoleh dari penggunaan alat ini adalah larikan dengan jarak 20 dan 30 cm dengan kedalam 4-5 cm. Selanjutnya, benih di tanam dalam larikan dengan jarak 10 cm antar titik sebanyak 4-5 butir/titik. Pada lahan tidak datar atau sedikit berlereng, pengaturan barisan tanam dibuat memotong lereng

4. Pemupukan.

Pemupukan dilakukan dengan dosis Total 300 kg NPK (Ponska) di tambah 100 kg Urea/ ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan sebagai berikut.

a. Pemupukan I pada 10 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ ha. b. Pemupukan II pada 20 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ ha. c. Pemupukan III pada 35 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ha. d. Pemupukan pada saat primordia bunga dengan dosis 100 kg Urea/ ha.

(11)

Pemupukan juga dapat dilakukan dengan cara yang berbeda yaitu pemberian dosis total 300 kg NPK (Ponska) ditambah 100 kg Urea/ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan minimal 2 kali, yaitu: 1) pada 15 hari setelah tanam dengan dosis 200 kg NPK/ha dan Urea 100 kg/ha ; 2) pada 30 hari setelah tanam dengan dosis 100 kg NPK/ha.

Waktu pemberian pupuk juga disesuaikan dengan kondisi kelembaban tanah (dipupuk saat tanah lembab). Pemupukan dilakukan secara tugal, yaitu dengan cara membuat lubang diantara tanaman dan diberi pupuk. Setelah itu lubang ditutup dengan tanah.

5. Pemeliharaan.

Pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan bila terdapat benih yang tidak tumbuh atau tidak normal. Penyulaman dilakukan pada umur 1 sampai 2 minggu.

Penyiangan dimaksudkan untuk memberantas gulma. Penyiangan dapat dilakukan secara mekanis atau kimiawi. Penyiangan dilakukan pada waktu sebelum pemupukan tanaman atau sesuai kebutuhan. Bumbun (dangir) disekitar tanaman dilakukan setelah penyiangan untuk mempermudah pembuangan air. Tanah diantara tanaman dicangkul agar renggang dan gembur.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika serangan melampaui ambang batas ekonomi. Hama dan Penyakit utama padi gogo aromatik disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Hama Penting Pada Padi Gogo Aromatik.

No. Hama Serangan Gejala kerusakan Pengendalian 1. Lundi/uret (Coleoptera melolontidae) Larva berbentuk huruf C, berwarna putih dan gemuk Memakan akar tanaman. Tanaman

kerdil dan layu.

Menunda pengolahan tanah sampai kumbang dewasa selesai bertelur (3 minggu setelah hujan).

(12)

Pengolahan tanah yang dalam.

Ayam, itik dan burung merupakan pemangsa lundi Insektisida 2. Lalat bibit (Atherigna oryzae) Menimbulkan kerusakan pada tanaman muda Bisa menimbulkan kematian. Daun cacat dan

mudah sobek, terlambat masak 7-10 hari Menanam padi awal musim hujan Insektisida 3. Penggerek batang atau sundep Sundep, serangan hama pada batang sebelum berbunga Beluk, pada saat berbunga malai menjadi kering Malai hampa Menanam serentak dalam waktu 3-4 minggu, Memotong jerami dekat permukaan tanah kemudian dibakar Menghindari pupuk N yang berlebihan. Memasang perangkap cahaya Insektisida 4. Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stall) Tanaman menjadi layu dan kering dan menimbulkan gejala seperti terbakar Tanam serentak selama 3 hari, pergiliran tanaman, Sisa panen sebaiknya dibajak dan

(13)

Menularkan virus kerdil rumput dan hampa pemupukan N bertahap Penggunaan musuh alami Insektisida 5. Walang sangit Mengeluarkan

bau yang khas

Menyerang pada padi masak susu, butir padi hampa tardapat bekas tusukan berwarna coklat Dapat menurunkan dan berat gabah Tanam serentak dan membersihkan gula. Memasang perangkap umpan berupa bangkai ketam, jika walang sudah berkumpul lalu dibakar Konservasi musuh alami Insektisida 6. Orong-orong (Gryllotalpa orientalis) Dewasa memakan biji yang baru ditanam Akar tanaman muda dimakan, tanaman muda mati. Pola kerusakan tidak merata, kerusakan terbesar dekat pematang Penggunaan musuh alami. Insektisida

Tabel 2. Penyakit Penting Pada Padi Gogo Aromatik (Lanjutan)

No. Penyakit Gejala kerusakan Pengendalian 1. Blast

(Pyrcularia oryzae)

Bercak daun berbentuk belah ketupat dengan pusat berwarna abu-abu

Menghindari pupuk N berlebihan

Tidak memakai benih dari daerah terjangkit

(14)

Malai hampa Membakar jerami pada pertanaman sakit Fungisida 2. Bercak coklat (Helminthosporium oryzae)

Bercak daun yang khas bentukkecil lonjong atau bulat. Bercak kecil

berwarna coklat tua sedang yang lebih besar bagian tengahnya berwana abu-abu pucat dan tepinya berwarna coklat ada lingkaran cahaya berwarna kuning muda

Pemupukan unsur hara seng, kalium dan salinitas

Merendam benih pada air hangat Fungisida.

3. Tungro (mentek) Ditularkan oleh wereng coklat Tanaman kerdil Anakan berkurang. Daun berwarna kuning sampai jingga. Daun muda berbintik-bintik dan bergaris hijau pucat sampai keputih-putihan

Jumlah gabah sedikit dan ringan

Membersihkan tanaman yang sakit, gulma dan membajak sisa-sisa tanaman. Insektisida

6. Panen.

Panen padi gogo dilakukan ketika lebih dari 80 persen gabah menguning. Umur panen padi gogo berkisar antara 110 sampai 120 hari. Panen dilakukan dengan cara sistem babat bawah dan digebot seperti padi sawah atau dipanen menggunakan alat ani-ani atau ketam.

(15)

F. Uji Hasil Padi Gogo Aromatik Inpago Unsoed-1

Hasil pengujian daya hasil Inpago Unsoed-1 di lahan kering dan di lahan sawah dapat disajikan pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Hasil uji multi lokasi padi gogo aromatik Inpago Unsoed-1 Lokasi Hasil (t/ha) Luas (ha) Lahan

Purbalingga 6,44 10 Kering

Peg. Bintang 4,12 10 Kering (>2.000 m dpl)

Cilacap 6,00 1 Kering

P. Bulan, Batam 7,29 3 Kering

Purworejo 13,30 1 Sawah organik

Banyumas 8,00 3 Sawah

Sukabumi 7,20 10 Sawah

Demak 7,10 7 Sawah

Merauke 10,72 1 Sawah organik

Musi Banyuasin 6,30 10 Pasang surut

G. Pupuk Organik Cair (POC) Padi Gogo Aromatik Inpago Unsoed-1

Pengembangan padi gogo aromatik Inpago Unsoed-1 di Cilacap, Kecamatan Gandrungmangu, Desa Gandrungmanis, Kabupaten Cilacap Universitas Jenderal Soedirman dibantu oleh gabungan kelompok tani binaannya. Budidaya padi gogo varietas unggul ini menggunakan pupuk organik cair (POC) yang memiliki nama dagang Riogen.

Riogen merupakan pupuk hayati cair yang terbuat daun dan buah yang diproses secara enzimasi sehingga menghasilkan 13 (tigabelas) unsur hara esensial, yang terdiri dari 6 (enam) unsur hara makro (N, P, K, Ca, S, dan Mg) dan 7 (tujuh) unsur hara mikro (Fe, Na, Zn, Mn, B, Cu dan Cl). Pupuk yang digunakan ini juga mengandung mikroorganisme yang mampu membantu untuk merubah struktur tanah dan mempercepat proses penguraian unsur hara bahi tanaman, seperti mikroba pelarut fosfat, nitrogen dan kalium, serta perombak bahan organik.

(16)

Pupuk Riogen yang terdaftar pada Departemen Pertanian No. 03.02.2015.019 dan telah lolos uji mutu berdasarkan Permentan No. 70/ Permentan/ SR. 140/10/ 2011ini juga mengandung zat pengatur tumbuh (ZPT) seperti Giberelin, Sitokinin dan Auksin. ZPT ini juga berfungsi sebagai zat yang merangsang dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Riogen juga mampu mempertahankan kehidupan bakteri positif dalam tanah, memberikan perlindungan terhadap tanaman dari ancaman berbagai patogen penyebab penyakit tanaman. Mikroorganisme positif yang terdapat dalam Riogen tersebut adalah: Azospirillum sp., Azotobacter sp., Lactobacillus sp., Bakteri pelarut fosfat, Actinomycetes, Yeast atau Khamir, dan Mikroba selulotik.

Manfaat Riogen secara umum adalah:

1. Menguraikan unsur P, K, S, Fe dalam tanah dan mengikat unsur hara N dari udara sehingga bisa dimanfaatkan oleh tanaman agar menghemat penggunaan pupuk kimia

2. Kandungan Hormon tanaman pada riogen mampu mempercepat pertumbuhan batang, daun, bunga, buah dan akar tanaman.

3. Adanya kandungan mikroorganisme yang menghambat produksi etylen pada tanaman menyebabkan tanaman tidak cepat tua dan mati, jika di aplikasi pada tanaman cabai, kacang panjang, timun, paria, gambas dll akan memperpanjang masa petik (tanaman tidak cepat mati). Jika di aplikasi pada tanaman padi, kedelai dan jagung tanaman akan lebih hijau dan memaksimalkan fase pengisian bulir atau polong (karena daun tetap sehat tidak cepat kuning dan kering walaupun umur menjelang panen).

4. Mikroorganisme yang terkandung dalam Riogen juga mampu menyediakan hormon auksin, giberellin dan sitokinin pada daerah perakaran sehingga membantu mempercepat pertumbuhan tanaman secara seimbang

5. Meningkatkan kesuburan kimia, biologi dan fisika tanah.

6. Mempercepat dekomposisi bahan organik dalam tanah (sisa-sisa tanaman dan rumput) sehingga bahan organik cepat terurai dan bisa dimanfaatkan oleh tanaman

(17)

7. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit melaui penyediaan unsur hara dan hormon yang seimbang sehingga menjadikan tanaman tumbuh alami dan sehat

8. Beberapa mikroorganisme yang terkandung dalam Riogen mampu membentuk antibiotik yang berfungsi untuk melawan penyakit akar. Selain itu mikroorganisme dalam Riogen juga mampu menjadi pesaing penyakit akar sehingga bisa menyehatkan tanaman dan mencegah penyakit akar (layu, busuk akar dan busuk pangkal batang)

9. Menghemat penggunaan pupuk kimia hingga 50 % (jika menggunakan pupuk Riogen penggunaan pupuk kimia bisa dikurangi 50 %)

10. Menghemat biaya produksi karena harganya sangat terjangkau bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia.

11. Cocok untuk semua jenis tanaman

12. Tidak mengandung racun dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan bahkan mikroorganisme yang terkandung dalam Riogen mampu menguraikan racun/ residu kimia dalam tanah

13. Pupuk hayati Riogen akan meningkatkan produksi atau hasil panen petani, melestarikan tanah dan lingkungan serta menyehatkan petani dan masyarakat Indonesia.

(18)

III. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di muka, dapat diambik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Inpago Unsoed-1 merupakan salah satu varietas padi gogo aromatik unggul hasil rekayasa tim peneliti Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. 2. Inpago Unsoed-1 memiliki keunggulan-keunggulan yang mampu mengatasi

kendala sifat lahan kering, memiliki daya hasil tinggi dan mutu beras yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

3. Secara umum bududaya Inpago Unsoed-1 tidak berbeda dengan budidaya padi gogo lainnya.

4. Peningkatan produksi Inpago Unsoed-1 dapat menggunakan POC, salah satunya Riogen.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Amerta Indonesia. 2013. Padi Varietas Unggul Baru: Unsoed-1. PT Amerta Indonesia.

Balitbang Pertanian. 2014. Deskripsi Varietas Padi. Online.

http://www.litbang.deptan.go.id/varietas/one/795/.

Psi Faperta. 2011. Inpago Unsoed-1: Varietas padi gogo unggul baru, aromatik

dan produksi tinggi. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.

http:faperta.unsoed.ac.id/content/inpago-unsoed-1-varietas-padi-gogo-unggul-baru-aromatik-dan-produksi-tinggi.

Rahayu, M., D. Prajitno dan A. Syukur. 2005. Pertumbuhan vegetatif padi gogo

dan beberapa varietas nanas dalam sistem tumpangsari di lahan kering Gunung Kidul Yogyakarta. Biodiversitas Vol. 7 No. 1.hal: 73-76 ISSN:

1412-033X Januari 2006. doi: 10.13057/biodiv/d070118.

Rusmawan, D. 2011. Inovasi teknologi budidaya padi gogo. Balai Pengkajian teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung, Pangkalpinang, Indonesia.

Tim Peneliti Padi Gogo Aromatik Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi. 2009. Petunjuk Teknis Budidaya Padi Gogo Aromatik. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Gambar

Tabel 1. Hama Penting Pada Padi Gogo Aromatik.
Tabel 2. Penyakit Penting Pada Padi Gogo Aromatik (Lanjutan)
Tabel 3. Hasil uji multi lokasi padi gogo aromatik Inpago Unsoed-1  Lokasi  Hasil (t/ha)  Luas (ha)  Lahan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan nasehat dan pengakuan dari perdana menteri, Kaisar boleh melakukan tindakan-tindakan seperti: (1)pengumuman amendamen UUD, UU, PP dan perjanjian internationa, (2) membuka

Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa, tingkat kesejahteraan keluarga, umur ibu, pendidikan ibu, status bekerja ibu, kepemilikan jumlah anak usia 0-6 tahun,

Pembobotan kesesuaian kawasan perairan di sekitar pesisir dan pulau ± pulau kecil untuk wisata snorkeling dan diving dilakukan dengan mem- pertimbangkan faktor pembatas yang

Dalam menganalisis sumber daya kesehatan yang digunakan dan dibutuhkan, maka Dalam menganalisis sumber daya kesehatan yang digunakan dan dibutuhkan, maka harus dilakukan sebuah

Lebih lanjut, ketika ditanya keinginan masyarakat terhadap SPM, ternyata sebanyak 203 orang (64,65%) responden sangat setuju bila model Standar Pelayanan Minimal yang disusun

Untuk uji hambat adhesi ini sebanyak 0,5 ml sel bakteri (10 8 sel/ml) yang telah terabel FITC diinkubasikan terlebih dahulu dengan 100 µl antiserum spesifik terhadap

Data diperoleh melalui studi lapangan ( field research) dan studi pustaka ( library reseach). Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan historis, pendekatan

Dari sekian banyak kota di Indonesia, Kota Bandung merupakan salah satu kota yang sudah dapat men-cover kebutuhan stok darah hariannya Namun dari hasil wawancara