• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGENALAN ASPEK KECERDASAN PESE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENGENALAN ASPEK KECERDASAN PESE"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENGENALAN ASPEK KECERDASAN PESERTA DIDIK

Mata Kuliah : Pengenalan Peserta Didik Dosen Pengampu : Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd

Oleh

Kelompok II Genap

1. Novita Suparmi (1513033010) 2. Novri Rahman (1513033060) 3. Sinta Suryani (1513033032) 4. Windiya Prihandini (1513033064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan, dengan judul “Pengenalan Aspek Kecerdasan Peserta Didik”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu ikut serta dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya.

Bandarlampung, 2 Mei 2016

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecerdasan... 3

2.2 Jenis Kecerdasan... 3

2.3 Aspek Kecerdasan Menurut Gardner... 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan... 11

3.2 Saran... 11

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Selama ini kecerdasan manusia selalu dinilai dari tingkat kecerdasan secara intelektual (IQ). Melalui IQ, manusia dianggap cerdas dalam menghadapi segala bentuk permasalahan yang terjadi. Persaingan yang dibentuk setiap jenjang pendidikan selalu dikaitkan dengan kecerdasan intelektual ini. Nilai dan kemampuan menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang.

Namun, berbagai penelitian mengungkapkan peran IQ hanya sebatas syarat keberhasilan hidup. Maka dari itu, lahirlah konsep pemikiran tentang kecerdasan emosional (EQ) yang dianggap mampu mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya orang-orang berkemampuan IQ tinggi, tetapi terpuruk menghadapi dunia persaingan. Sebaliknya, orang dengan kemampuan intelektual biasa-biasa saja justru sukses menjadi pengusaha dan pemimpin di berbagai bidang.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian kecerdasan? 1.2.2 Apa saja jenis kecerdasan?

1.2.3 Apa saja macam-macam kecerdasan menurut Gardner?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui pengertian kecerdasan? 1.3.2 Mengetahui jenis kecerdasan?

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan atau intelegensi dapat dipandang sebagai kemampuan memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan. Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional. Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk memahami, melakukan inovasi, dan memberikan solusi terhadap dalam berbagai situasi.

Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang kecerdasan, diantaranya:

 Gregory: Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk

memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu.

 C. P. Chaplin: Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif.

 Anita E. Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar,

keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.

2.2 Jenis Kecerdasan

Jenis-jenis kecerdasan yang secara umum dipahami dewasa ini terdiri dari; kecerdasan intelektual atau Intelegent Quotient (IQ), kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ), dan kecerdasan spritual atau Spiritual Quotient (SQ). Berikut ini penjelasan masing-masing jenis kecerdasan tersebut:

 Kecerdasan Intelektual atau Intelegent Quotient (IQ): adalah bentuk

(7)

lingkungannya secara maksimal serta bertindak secara terarah. Kecerdasan ini digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun strategis.

 Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ): adalah kemampuan untuk mengenali, mengendalikan dan menata perasaan sendiri dan perasaan orang lain secara mendalam sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan orang lain. Kecerdasan ini memberi kita kesadaran mengenai perasaan milik diri sendiri dan juga perasaan milik orang lain, memberi rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat.

 Kecerdasan Spritual atau Spiritual Quotient (SQ): adalah sumber yang

mengilhami dan melambungkan semangat seseorang dengan mengikatkan diri pada nilai-nilai.

2.3 Aspek Kecerdasan Menurut Gardner

Howard Gardner (1993) menegaskan, bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Secara rinci masing-masing kecerdasaan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Kecerdasan Matematika-logika

(8)

berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya. Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, peserta didik ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik lainnya.

3. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama. Peserta didik jenis ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung yang dilagukannya sendiri, mendengarkan tape recorder, radio, pertunjukkan orkestra, atau alat musik yang dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik.

4. Kecerdasan Visual-spasial

(9)

Peserta didik ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk menciptakan imajinasi bentuk da-lam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat patung atau arsitek suatu bangunan. Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial ini. Peserta didik demikian akan unggul, misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu kegiatan di kepramukaan.

5. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik memuat kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpai pada peserta didik yang unggul pada salah satu cabang olahraga, seperti bulu tangkis, sepak bola, tenis, renang, dan sebagainya, atau bisa pula tampil pada peserta didik yang pandai menari, terampil bermain akrobat, atau unggul dalam bermain sulap.

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisasikan, menangani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya. 7. Kecerdasan Intrapersonal

(10)

memperbaiki diri. Beberapa di antaranya cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri.

8. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis ialah kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan. Peserta didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya.

Melalui konsepnya mengenai multiple intelligences atau kecerdasan ganda ini, Gardner mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang konvensional mengenai kecerdasan dari tunggal menjadi jamak. Kecerdasan tidak terbatas pada kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes inteligensi yang sempit saja; atau sekedar melihat prestasi yang ditampilkan seorang peserta didik melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka. Akan tetapi kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang seni, spasial, olah raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.

Teori Gardner ini selanjutnya dikembangkan dan dilengkapi oleh para ahli lain. Di antaranya adalah Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal,

Emotional Intelligence atau Kecerdasan Emosional.

(11)

dalam bentuk kecerdasan emosional. Lima wilayah tersebut adalah kemampuan mengenali emosi diri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan. Secara rinci lima wilayah kecerdasan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Kemampuan Mengenali Emosi Diri

Kemampuan mengenali emosi diri adalah kemampuan seseorang mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul. Ini sering dikatakan sebagai dasar dari kecerdasan emosional. Seseorang yang mengenali emosinya sendiri adalah bila ia memiliki kepekaan yang tajam atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap, dalam hal ini misalnya sikap yang diambil dalam menentukan berbagai pilihan seperti memilih sekolah, sahabat, pekerjaan, sampai soal pasangan hidup.

2. Kemampuan Mengelola Emosi

Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara salah. Mungkin dapat diibaratkan sebagai seorang pilot pesawat yang dapat membawa pesawatnya ke suatu kota tujuan kemudian mendaratkannya secara mulus. Misalnya, seseorang yang sedang marah dapat mengendalikan kemarahannya secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesalinya di kemudian hari.

3. Kemampuan Memotivasi Diri

(12)

4. Kemampuan Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan mengenali emosi orang lain adalah kemampuan untuk mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain sehingga orang lain akan merasa senang dan dimengerti perasaannya. Kemampuan ini sering pula disebut sebagai kemampuan berempati, mampu menangkap pesan nonverbal dari orang lain. Dengan demikian, peserta didik-peserta didik ini akan cenderung disukai orang.

5. Kemampuan Membina Hubungan

Kemampuan membina hubungan adalah kemampuan untuk mengelola emosi orang lain sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang menjadi lebih luas. Peserta didik dengan kemampuan ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul, dan menjadi lebih populer.

Dengan demikian, dapat disimpulkan betapa pentingnya kecerdasan emosional dikembangkan pada diri peserta didik. Banyak dijumpai peserta didik yang begitu cerdas di sekolah, begitu cemerlang prestasi akademiknya, namun tidak mampu mengelola emosinya, seperti mudah marah, mudah putus asa, atau angkuh dan sombong, sehingga prestasi tersebut tidak banyak bermanfaat untuk dirinya. Ternyata kecerdasan emosional perlu lebih dihargai dan dikembangkan pada peserta didik sejak usia dini karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak sehingga akan membuat seluruh potensinya dapat berkembang secara lebih optimal.

Hal lain dikemukakan oleh Robert Coles (1997) dalam bukunya yang berjudul

(13)
(14)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan maka dapat diambil kesimpulan:

1. pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional.

2. Jenis-jenis kecerdasan yang secara umum dipahami dewasa ini terdiri dari; kecerdasan intelektual atau Intelegent Quotient (IQ), kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ), dan kecerdasan spritual atau Spiritual Quotient (SQ).

3. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.

3.2 Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Perkembangan kecerdasan peserta didik.

http://bookish15.blogspot.co.id/2014/11/menfasilitasi-perkembangan-kecerdasan.html diakses pada 1 Mei 2016 pukul 09.38 WIB.

. 2013. Pengertian dan jenis kecerdasan. http://www.pengertianahli.com/ 2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html diakses pada 1 Mei 2016 pukul 09.46 WIB.

Emtha. 2011. Aspek kecerdasan peserta didik.

http://emtha1110.blogspot.co.id/2011/05/kecerdasan-peserta-didik.html. diakses pada 1 Mei 2016 pukul 09.30 WIB.

Konselor Azmi, 2014. Mekalah kecerdasan peserta didik.

http://azmikonselor.blogspot.co.id/2014/01/makalah-kecerdasan-spiritual-peserta_16.html. diakses pada 1 Mei 2016 pukul 09.48 WIB.

Mayuzta. 2015. Kecerdasan intelektual peserta didik.

Referensi

Dokumen terkait

penelitian ini terdiri dari pratindakan, tindakan siklus I, tindakan siklus II dan membandingkan hasil antar tindakan. Dari survei pendahuluan, diperoleh bahwa prestasi

Nilai OR untuk pola makan sumber protein dengan kejadian GAKY sebesar 30,628, hal ini menunjukkan bahwa subjek yang memiliki pola makan sumber protein kategori kurang mempunyai

Hal yang dapat menjadi sumber stres yang berasal dari pekerjaan dapat beraneka ragam seperti beban tugas yang terlalu berat, desakan waktu, penyeliaan yang kurang baik, iklim

pembelian pada Ranch57 Café & Resto Medan Achmad Ardi Irawan (2010) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan

Powder factor merupakan perbandingan jumlah penggunaan ANFO dengan jumlah perolehan bongkaran batugamping dengan standar Powder factor antara 0,20-0,30 kg/ton.Tujuan

Dengan mengoptimalkan gaya belajar yang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan majemuk, siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran matematika, siswa lebih

Kondisi ini memosisikan kabupaten pesisir elatan memiliki potensi sumberdaya ikan yang besar dan harus memiliki system pengelolaan yang baik demi menjaga kelestariannya