PENGARUH PINJAMAN LUAR NEGERI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
PERIODE 1979-2013
Agus Triyono
Budi Syarif H
Fahrul Yunus
Rokhus G F Seran
Magister Ekonomika Pembangunan
Universitas Gadjah Mada
1.1 Latar Belakang
Salah satu tujuan dari pembangunan suatu negara
adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
merupakan syarat perlu
(necessary condition)
bagi
kemakmuran suatu bangsa.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …(2)
Jumlah pinjaman luar negeri (PLN) Indonesia
cenderung terus meningkat setiap tahun. Pada Tahun
1980 jumlah PLN Indonesia sebesar 20,9 miliar US
dollar, namun
pada tahun 2000
, jumlah PLN meningkat
hampir 7 kali sebesar
143, 6 miliar US dollar
dan
pada
1. PENDAHULUAN
hampir 7 kali sebesar
143, 6 miliar US dollar
dan
pada
tahun 2013
jumlah PLN mencapai
259 miliar US dollar
.
Namun demikian, pengaruh pinjaman luar negeri
terhadap pertumbuhan ekonomi itu sendiri masih
diperdebatkan.
Hasil penelitian empiris di berbagai negara
Studi Paudel dan Perera (2009)
di Srilanka
Studi Jayaraman dan Lau (2008)
di negara-negara Kawasan
Pasifik
Pinjaman luar negeri
Berpengaruh Positif terhadap
Pertumbuhan ekonomi
LATAR BELAKANG
1. PENDAHULUAN
Pasifik
Studi Ogunmuyiwa (2011)
di Nigeria
Pinjaman luar negeri tidak
memiliki hubungan kausalitas
terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
Studi Malik, dkk (2010)
di Pakistan
Safdari dan Mehrizi (2011)
di Iran
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh Pinjaman Luar Negeri
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia?
1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan Penelitian
2. Landasan Teori
2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Sisi Permintaan Agregat
---> Y = C + I + G + (X-M)
2 Sumber Pertumbuhan Ekonomi :
Sisi Permintaan Agregat
dan
Sisi Penawaran Agregat
. (Tambunan, 2001)
Sisi Penawaran Agregat
-> Model Harold – Domar,
- Pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingkat tabungan
nasional dan rasio modal output nasional
-> Model Pertumbuhan Solow
- Diperlukan Investasi untuk mengganti barang modal yang
terdepresiasi dan sebagai respon penambahan tenaga kerja
->
Endogenous Growth Theory
2. Landasan Teori
2.2 Hubungan Pinjaman Luar Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi
Argumen Pengaruh Positif Pinjaman Luar Negeri Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
Debt led growth
yaitu akselerasi pertumbuhan ekonomi
didorong oleh pinjaman luar negeri.
Pinjaman luar negeri digunakan untuk menutup defisit
Pinjaman luar negeri digunakan untuk menutup defisit
tabungan-investasi, pembiayaan impor barang
modal, transfer teknologi , dan kesenjangan
skill
tenaga
kerja (Todaro dan Smith, 2006)
2. Landasan Teori
2.2 Hubungan Pinjaman Luar Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi …(2)
Argumen Pengaruh Negatif Pinjaman Luar Negeri Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
- Pinjaman LN menghambat pertumbuhan melalui efek negatifnya yang cenderung menguras tabungan, memperburuk distribusi pendapatan dan gagal dalam meraih tujuan atau fungsi yang sebenarnya, namun justru mendorong tumbuhnya kaum birokrat yang korup, mematikan justru mendorong tumbuhnya kaum birokrat yang korup, mematikan inisiatif masyarakat dan menciptakan mental pengemis bagi negara-negara penerimanya. (Todaro dan Smith, 2006)
- Pinjaman luar negeri menimbulkan permasalahan dalam
pembangunan karena pinjaman luar negeri dalam bentuk yang tidak fleksibel, tidak sesuai dengan kebutuhan, persyaratan yang mahal, dan tidak bebas politik kepentingan lembaga/negara donor (Yustika, 2009)
- Debt Overhang: Hasil output sebuah negara harus digunakan untuk membayar beban bunga pinjaman yang tinggi. Debt Overhang
No Judul Penulis
1. Domestic Debt and its Impact on the Economy – The Case of Kenya (2008)
Isaya Maana, Raphael Owino and Nahashon Mutai
T.K Jayaraman, Eval Lau
2.3 Penelitian Terdahulu
2. Does External Debt Lead To Economic Growth In Pacific Island Countries (2008)
T.K Jayaraman, Eval Lau
3. Foreign Debt, Trade Openness, Labor Force and Economic Growth: Evidence from Sri Lanka (2009)
Ramesh Chandra Paudel, Nelson Perera
4. External Debt and Economic Growth: Empirical Evidence from Pakistan (2010)
Shahnawaz Malik, dkk
5. External debt and economic growth in Iran (2011)
Mehdi Safdari, Masoud A Mehrizi
6. Does External Debt Promote Economic Growth in Nigeria? (2011)
2.4 Kerangka Pikir dan Hipotesis
Kerangka Berpikir
Peningkatan Output Pinjaman Luar
Negeri
Pembiayaan Investasi Fisik
dan Non-Fisik
Peningkatan
Ho : Pinjaman luar negeri diduga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hipotesis
Peningkatan Output (Pertumbuhan
Ekonomi) Peningkatan
3. Metode Penelitian
3.1 Pendekatan Penelitian
- Kuantitatif
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
- Data Perekonomian Indonesia Tahun 1979-2013
3.3 Jenis dan Sumber Data
- Jenis Data:
Time Series,
- Sumber Data : Data Sekunder dari
World Development
3.4 Definisi Operasional Variabel
1.Pertumbuhan Ekonomi
(Growth)
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan output perkapita barang-barang material dalam suatu jangka waktu tertentu. Variabel pertumbuhan ekonomi menggunakan proxy GDP real of capital growth yang mengukur tingkat pertumbuhan tahunan (dalam %) dari GDP riil yang dibagi dengan jumlah penduduk midyear.
2.Pinjaman Luar Negeri
(External Debt)
Pinjaman luar negeri adalah adalah jumlah total pinjaman yang didapatkan bukan dari penduduk (nonresidents) yang harus dibayarkan kembali, baik dalam bentuk matauang, barang, maupun jasa, baik yang dipinjam oleh pemerintah maupun swasta. Proxyyang digunakan dalam penelitian ini adalah total pinjaman luar negeri (total external debt)
3. Metode Penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah total pinjaman luar negeri (total external debt)
sebagai persentase terhadap GNI
3. Beberapa variabel penjelas (
Explanatory Variables)
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel penjelas antara lain:
Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure) yaitu pengeluaran konsumsi
pemerintah mencakup seluruh pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa termasuk belanja pegawai dan sebagian besar belanja untuk pertahanan nasional
keamanan namun tidak termasuk belanja militer pemerintah. Variabel ini dinyatakan sebagai persentase dari GDP
Volume perdagangan (Trade), yaitu jumlah ekspor ditambah impor barang dan jasa yang diukur dalam persentase terhadap GDP
3.5 Metode Analisis
Model Penelitian :
Growth
t= α + β
1ED
t+ β
zZ
t+ ε (mengadopsi model Maana, et all (2008))
Growth
t= α + β
1ED
t+ β
2GE + β
3Trade + β
4GE + β
5BM ε
dimana :
Growth
= pertumbuhan GDP riil per kapita (dalam persentase)
3. Metode Penelitian
Growth
= pertumbuhan GDP riil per kapita (dalam persentase)
ED
= total pinjaman luar negeri (persentase dari GNI)
Zt merupakan sekumpulan variabel penjelas yang meliputi:
GE
=
pengeluaran konsumsi pemerintah (persentase dari GDP)
Trade
= jumlah ekspor
plus
impor barang dan jasa (persentase dari GDP)
BM
= jumlah uang dalam arti luas atau
broad money
(persentase dari GDP)
Alat Analisis
Metode Penelitian
3.6 Pengujian Model Penelitian
1.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas ---> analisis korelasi, uji VIF
Model terbebas dari masalah multikolinearitas apabila :
•Nilai koefisien korelasi kurang dari 0.85, atau
•Nilai uji VIF kurang dari 5
Uji Heteroskedastisitas ----> Uji Breusch-Pagan Test
Model akan terbebas dari masalah heteroskedastisitas apabila probabilitas lebih besar dari level signifikansi α.
Uji Autokorelasi ---> Uji Durbin-Watson Uji Autokorelasi ---> Uji Durbin-Watson
Dengan melihat nilai probabilitas Durbin-Watson, apabila lebih besar dari level signifikansi α, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Uji Normalitas ----> Kolmogorov - Smirnov Test
Asumsi normalitas akan terpenuhi apabila nilai p-value combined K-S atau Corrected Combines K-S nilainya lebih besar dari nilai α
2. Goodness of Fit Test : Koefisien Determinasi (R2)
Grafik 1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1979-2013 (%)
Hasil dan Pembahasan
4.1 Perkembangan Indikator Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
1057.09
Sumber : www.worldbank.org (data diolah)
1057.09
Hasil dan Pembahasan
Apakah Profil Pinjaman Luar Negeri Indonesia
Wajar?
Profil hutang yang wajar oleh suatu negara wajar oleh suatu
negara, sebagaimana disebutkan oleh Williamson (1999)
dalam Daryanto (2001) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Jumlah hutang tidak boleh melebihi 40 persen GNP,
4.2 Perkembangan Indikator Pinjaman Luar Negeri Indonesia
(1) Jumlah hutang tidak boleh melebihi 40 persen GNP,
(2) Jumlah hutang tidak boleh melebihi 200 persen jumlah
ekspor suatu negara, dan
259,069
4.2 Perkembangan Indikator Pinjaman Luar Negeri Indonesia
Grafik 2. Perkembangan Indikator Pinjaman Luar Negeri Indonesia
Hasil dan Pembahasan
30.00 35.00 40.00 45.00
4.2 Perkembangan Indikator Pinjaman Luar Negeri Indonesia….(2)
Grafik 3. Perkembangan IndikatorDebt Service Ratio (DSR) Terhadap Nilai Ekspor Indonesia
(d
Hasil dan Pembahasan
-4.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik
1.
Uji Multikolinearitas
Koefisien korelasi variabelvariabel dalam model kurang dari 0.85
--> terbebas dari adanya multikolinearitas.
Nilai Uji VIF kurang dari 0.5 --> terbebas dari adanya
multikolinearitas
2.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil dan Pembahasan
2.
Uji Heteroskedastisitas
Dengan menggunakan Uji
Breusch-Pagan
. Prob>Chi2 = 0.3258 lebih
besar dari α = 5%, maka model terbebas dari adanya
heteroskedastisitas.
3.
Uji Autokorelasi
Nilai Probabilitas Durbin-Watson = 0.3127 ---> lebih besar dari α =
5%, maka model terbebas dari masalah autokorelasi.
4.
Uji Normalitas
4.4 Hasil Estimasi dan Hasil Uji
Goodness of Fit Test
Hasil Estimasi Regresi
sebagai berikut:
Growth = 43.52
–.08ED
***–1.71GE
***–.27Trade
***–.197BM
*( 7.467) (.021) (.424) (.057) (.107)
n = 35 R2= 0.7082
Keterangan : *** = signifikan pada α = 1%, ** = signifikan pada α = 5%, dan * = signifikan pada α = 10%,
UjiGoodnes Fit Test : Koefisien Determinasi (R2)
R2= 0.7082 artinya variabel-variabel di dalam model mampu menjelaskan variasi
Hasil dan Pembahasan
R2= 0.7082 artinya variabel-variabel di dalam model mampu menjelaskan variasi
variabel Growthsebesar 70,82%, sedangkan sisanya sebesar 29,18% dijelaskan oleh varibel-variabel di luar model.
Uji Serempak (F-test)
Nilai F = 18.20 dengan Prob > F = 0.0000 artinya variabel ED, GE, Trade, dan BM secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Growth pada α = 1% Uji Parsial (T-test)
• Variabel ED berpengaruh negatif dan signifikan pada α = 1%, artinya apabila jumlah total pinjaman terhadap GNI meningkat sebesar 1%, makaGDP riil per capita akan menurun sebesar 0.08%, dengan asumsi faktor lain tetap.
Hasil Pengujian Hipotesis
•
Hipotesis ” Diduga pinjaman luar negeri memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi” --->
TIDAK DAPAT DITERIMA.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Malik, Hayat, dan Hayat (2010)
yang
berjudul
”External Debt and Economic Growth : Empirical Evidence from
Pakistan”
,
dan penelitian Safdari dan Mehrizi (2011)
yang berjudul
“
External Debt and Economic Growth in Iran”
•
Pengaruh pinjaman luar negeri yang negatif terhadap pertumbuhan
Hasil dan Pembahasan
•
Pengaruh pinjaman luar negeri yang negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi dapat disebabkan karena :
1. Penggunaan pinjaman luar negeri tidak diarahkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi yang produktif dan tidak diarahkan untuk peningkatan investasi baik dalam bentuk investasi fisik maupun investasi sumber daya manusia.
2. Pinjaman tidak mencerminkan transfer teknologi yang mendukung peningkatan produktivitas modal. Hal ini dapat terjadi apabila pinjaman berupa barang
teknologi sudah jauh tertinggal.
3. Ketiga, pemanfaatan pinjaman luar negeri yang tidak didukung olehinstitutional
Kesimpulan
Pinjaman luar negeri berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini berarti bahwa peningkatan jumlah pinjaman luar negeri terhadap PDB dapat berdampak terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi.
Saran
Perlunya evaluasi kembali terhadap management institutionality pinjaman luar