Tutorial 2 FCE [GRACE PRIMAYANTI| 00000010634 ]
Pandangan Kristen terhadap Penataan Pembelajaran
Setiap orang memiliki pola pikir dan pandangan yang berbeda terhadap sesuatu, tergantung bagaimana asumsi-asumsi mereka bekerja. Hal inilah yang membentuk believe system seseorang yang tercermin melalui pikiran, perkataan, dan tindakannya. Berdasar dari itu setiap orang menjalankan hidupnya atas pandangan-pandangan yang dianggapnya benar, baik, dan bernilai. Dalam praktik mengajar pun setiap guru menciptakan lingkungan belajar yang berbeda-beda. Dan perbedaan ini disebabkan oleh banyak hal termasuk believe system, kepribadian guru, bakat atau talenta guru, dan sebagainya. Lalu, apakah perbedaan ini harus dihilangkan dan berfokus pada satu yang ideal? Atau kita tetap berjalan dalam keunikan kita masing-masing dalam menciptakan lingkungan yang kita senang? Dan lingkungan belajar seperti apa yang efektif yang seharusnya diterapkan seorang guru Kristen dalam pembelajaran ?
Jikalau Tuhan memberi kita hak untuk menjadi orang tua atau guru dari seseorang, kita harus sadar bahwa kita sedang dijadikan seorang arsitek jiwa bagi orang lain, kita harus merencanakan bagaimana menjadikan mereka orang-orang yang akan dibentuk (Tong, 2010, h.37). Tuhan menciptakan setiap pribadi adalah unik, begitupun dengan guru itu unik baik lahiriah maupun pengalaman. Tetapi, bukan berarti keunikan itu membuat suatu perbedaan, melainkan menjadi suatu kesatuan. Kelas sebagai komunitas belajar untuk bekerja dan bedoa bersama, bahwa segala sesuatu adalah tentang kita semua, bukan hanya dia atau saya. Oleh karena itu, guru menjadi arsitek mampu membentuk kelas melalui pelajaran-pelajaran yang berarti. Seperti, bersikap tegas kepada siswa yang sifatnya membangun, bukan agresif dan mengekang siswa. Dan sebaliknya siswa diberi kebebasan, tetapi kebebasan yang menghargai dan bertanggung jawab. Dan sangat penting bagi seorang guru untuk memperlakukan siswa sebagai image of God yang telah jatuh ke dalam dosa. Seperti yang dikatakan dalam Efesus 3:2 bahwa guru sebagai iman dan yang menuntun seharusnya mampu berinteraksi dengan kepekaan. Ketika siswa melakukan kesalahan, guru menjadi seorang teknisi yang harus memperbaiki melalui disiplin korektif yaitu memanfaatkan kesempatan itu untuk membawa siswa kembali pada jalan yang benar seturut kehendak-Nya. Selain itu, dalam penataan posisi duduk hendaknya disusun sedemikian sehingga guru bisa melihat dan memonitori siswa setiap saat dan siswa dapat merasa nyaman berada kelas itu.
Tutorial 2 FCE [GRACE PRIMAYANTI| 00000010634 ]
suasana humor, ada yang senang belajar berkelompok, ada yang lebih senang bekerja secara individu, ada yang selalu ingin didengar, diperhatikan, tetapi ada yang lebih menutup diri. Ini merupakan salah satu tantangan seorang guru. Dan hal inilah juga sangat penting bagi guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang efektif yang menjangkau seluruh siswa. Namun, kembali lagi tak ada satu pun metedo yang efektif sehingga membutuhkan metode kolaboratif yang lebih menekankan kebersamaan. Dan karena keterbatasan guru menjangkau setiap siswa dalam waktu yang singkat, maka perlu seorang guru menyadari bahwaperlu ada campur tangan Tuhan disetiap apa yang dilakukan, biarkan Tuhan yang bekerja atas diri setiap murid.
Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang mentransformasi, dimana Kristus sebagai pusat transformasi itu sendiri. Pendidikan yang didasarkan iman akan sebuah pengharapan akan keselamatan dari Yesus Kristus. Kelas bukan sekedar menjadi tempat belajar bersama, bermain, beriteraksi dengan teman dan guru, tempat mengembangkan bakat dan kreatifitas, tapi lebih dari itu, bahwa setiap apa yang guru lakukan bisa membawa mereka berjalan dalam kasih untuk menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai sejahterah, seperti yang dikatakan Palmer (1993) mengajar adalah menciptakan ruang dimana ketaatan akan kebenaran dipraktekkan. Guru seharusnya dengan sadar berusaha mengembangkan kelas menjadi suatu komunitas belajar di mana para siswa mengalami kelimpahan hidup dalam lingkungan yang saling peduli. Dan bukan berarti pendidikan Kristen hanya sebatas penanaman nilai kristiani dalam diri siswa dan melupakan konsep, melainkan pendidikan Kristen adalah wadah siswa bertumbuh dalam pengenalan akan pengetahuan yang sejati di dalam Allah (Amsal 1:7).
Referensi
Van Brummelen, H. 2009. Berjalan bersama Tuhan di dalam kelas: Pendekatan kristianai untuk pembelajaran. Universitas Pelita Harapan Press: Jakarta
Palmer, P. 1983. To know as we are known: A spiritually of education. San Fransisca; Haper & Row