• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNSUR UNSUR bahasa KEBUDAYAAN docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UNSUR UNSUR bahasa KEBUDAYAAN docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Sehat Dosen : Sulasmi.,SKM.,M.Kes.

MAKALAH

“UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN”

DI SUSUN OLEH :

NURUL FAHMI PO.71.4.221.13.2.038 SUKMAWATI PO.71.4.221.13.2.047 FERANITA TODING R PO.71.4.221.13.2.016 DESI ENGGAR PRASTIWI PO.71.4.221.13.2.010

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

KESEHATAN LINGKUNGAN PRODI D-IV

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah ilmu budaya sehat dengan judul “unsur-unsur kebudayaan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Sulasmi.,SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah ilmu budaya sehat yang telah

memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.

2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun

spiritual.

3. Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi

dalam menyusun makalah ini.

4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.

Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “unsur-unsur kebudayaan”. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih kepada pembacanya.

Wasallam

Makassar, november 2014

Penulis

(3)

Kata pengantar ... i

Daftar isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian kebudayaan…... 2

B. Unsur-unsur kebudayaan...………... 2

C. Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat... 7

D. Cara pandang terhadap kebudayaan... 7

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ………... 10

B. Saran... 10

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kebudayaan merupakan faktor penting dalam kehikdupan manusia. Sebab kebudayaan memberikan arah kepada tindakan dan karya manusia. Kebudayaan yang telah ada akan tetap berjalan meski kadang-kadang wujudnya dapat berubah. Kebudayaan bukan hanya kesenian dan benda-benda budaya, akan tetapi mencakup seluruh sendi kehidupan manusia untuk menciptakan sebuah tatanan yang diharapkan.

Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan sosial. Memang banyak faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.

Unsur-unsur yang mempengaruhi keberadaan budaya akan terus memberikan arah bagaimana wujud dari kebudayaan itu untuk masa yang akan datang, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut.

B. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian kebudayaan

2. Untuk memahami unsur-unsur kebudayaan

3. Mengetahui Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

B. Unsur-unsur kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia.Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :

1. Sistem Bahasa

(6)

dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.

2. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.

Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian

tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau.

Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit.

Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain:

a. alam sekitarnya

b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya

c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya

(7)

e. tubuh manusia

f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia

g. ruang dan waktu.

3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam kehidupannya. Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial. 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu

membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih

sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting

etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain:

a. berburu dan meramu b. beternak

c. bercocok tanam di ladang d. menangkap ikan

(8)

Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.

Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

6. Sistem Religi

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.

Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.

7. Kesenian

Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu

masyarakat.

(9)

indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.

C. Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat

Unsur-unsur kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang digunakan. Raph Linton mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan warisan sosial dari anggota masyarakat. Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap kehidupan masyarakat adalah:

Goodman dan Marx melihat kebudayaan sebagai warisan yang dipelajari dan ditranmisikan,

jadi kebudayaan dalam hal ini berpengaruh terhadap perkembangan generasi-generasi berikutnya. Misalnya: bahasa dari sebuah suku akan terus dipakai oleh generasi yang akan datang pada suku tersebut.

M.J. Herskovits, bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang superorganic, yakni individu

yang tinggal pada tempat budaya tersebut secara langsung atau tidak langsung akan memiliki dan menjadi anggota dari kebudayaan tersebut. Misalnya:seseorang yang tinggal di sebuah suku, maka secara otomatis akan menjadi putra suku tersebut.

Theodore M. Newcom, bahwa kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang

untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus. Jadi Newcomb menganggap kebudayaan lebih ke arah keindividuan sebagai salah satu kreator dari kebudayaan. Disini pengaruh kebudayaan adalah bagaimana seorang individu itu menerapkan dan mengembangkan kebudayaan yang ia anut.

Dari pengaruh-pengaruh di atas, dapat kita simpulkan bahwa unsur-unsur budaya sebagai pembentuk budaya sangat berpengaruh dalam kehidupan sebuah masyarakat.

D. Cara pandang terhadap kebudayaan

Kebudayaan sebagai peradaban Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.

(10)

berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".

Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak

berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak

berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature).

Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum" Selama Era Romantis, para cendekiawan di

Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat

diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."

Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.

Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kebudayaan adalah suatu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang

terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.

2. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan

bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru duni. Ada beberapa unsur kebudayaan yaitu : Sistem Bahasa, Sistem

pengetahuan, kekerabatan dan organisasi sosial, ekonomi atau mata pencarian hidup, religi dan kesenian

3. Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap kehidupan masyarakat adalah:

a. Goodman dan Marx melihat kebudayaan sebagai warisan yang dipelajari dan ditranmisikan,

jadi kebudayaan dalam hal ini berpengaruh terhadap perkembangan generasi-generasi berikutnya.

b. M.J. Herskovits, bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang superorganic, yakni individu

yang tinggal pada tempat budaya tersebut secara langsung atau tidak langsung akan memiliki dan menjadi anggota dari kebudayaan tersebut.

c. Theodore M. Newcom, bahwa kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang

untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus. 4. Cara pandang terhadap kebudayaan

Kebudayaan sebagai peradaban Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19.

B. Saran

Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami unsur-unsur kebudayaan serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/pengertiankebudayaan(diakses rabu,5 november 2014, jam 11.00 WITA)

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Sekuntum Bunga dari Taman Sunnah 14 Berhato-Hatilah dalam Pergaulan 16. Sang Peminang Bidadari

Pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh filtrat daun lamtoro sebagai sumber nitrogen terhadap kualitas nata de cassava, dilihat dari parameter ketebalan,

Saya sangat mengapresiasi gagasan Bu Adilita yang mengerahkan para OB (office boy) untuk mengumpulkan kertas – kertas yang sudah tak terpakai dan lalu dijual ke loakan dengan

Menciptakan peluang untuk belajar secara berkelanjutan. Sebaran persentase dari jawaban responden untuk dimensi pertama tersebut dapat dilihat pada grafik 1. Sedangkan

penerimaan terhadap perbedaan individu, efek penting yang kedua dari pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,

Dalam perhitungan Nilai Pasar Wajar Surat Berharga Negara yang menjadi Portofolio Efek Reksa Dana Terproteksi, Manajer Investasi dapat menggunakan metode harga

erupakan keratitis yang disebabkan ole$ infeksi $erpes simplek dan $erpes 6oster. Keratitis $erpetika yang disebabkan ole$ $erpes simplek dibagi dalam  bentuk yaitu epitelial

Hal tersebut diperkuat dengan pendapat kepala madrasah bahwa kegiatan pembiasaan yang digunakan madrasah untuk melakukan pendidikan nilai nasionalisme