• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan BMN Pada Badan Layanan Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengelolaan BMN Pada Badan Layanan Umum"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan BMN Pada Badan Layanan Umum Universitas Gajah Mada

Pendahuluan

Saat ini, Pelayanan Publik di Indonesia mulai mengalami pergeseran paradigma. Pelayanan publik sebagai basis pelayanan bukan saja dalam pelayanan administrasi sebagaimana di lakukan dalam pelayanan pemerintah, tetapi lebih cenderung yang mampu membangun hubungan sinergitas kebutuhan masyarakat yang mampu meningkatkan kualitas masyarakat secara komprehensif.

Sebagai pelayanan publik yang lebih melayani dan komprehensif, pemerintah berupaya melakukan modernisasi struktur organisasi dengan bercermin pada sektor privat. Hal tersebut dibuktikan dengan dibentuknya Badan Layanan Umum (BLU), sebuah unit organisasi yang lebih mandiridan terdesentralisasi dan bekerja prinsip efisien, efektif dan ekonomis. Dengan bentuk BLU ini, diharapkan terdapat persaingan yang sehat diantara pemberi layanan publik dengan mengutamakan efisiensi penggunaan anggaran. BLU juga diharapkan lebih dapat memenuhi keinginan masyarakat yang menjadi pemangku kepentingan agar kemudian dapat membangun hubungan sinergis demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

(2)

Pengelolaan Barang Milik Negara BLU dalam PP Nomor 6 Tahun 2006 dan PP 38 Tahun 2008

Terkait dengan akuntansi dan laporan keuangannya BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia, dan menurut pasal 79 dari PP Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara, BMN yang digunakan oleh BLU dikategorikan dalam kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan untuk menyelenggarakan kegiatan badan layanan umum/badan layanan umum daerah yang bersangkutan. Pengelolaan Barang milik negara tersebut pada akhirnya harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN serta PP Nomor 38 tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, kecuali diatur tersendiri dalam Peraturan Pemerintah Tentang BLU.

Mengenai ini jika dilihat dalam PP Nomor 23 tahun 2005 tentang BLU maka tidak banyak pasal yang menjelaskan bagaimana BMN tersebut dikelola. Oleh karena itu, dalam makalah ini kerangka pembahasan yang akan digunakan akan didasarkan pada siklus yang ada pada PP Nomor 38 tahun 2008, yang meliputi perencanaan kebutuhan penganggaran; pengadaan; penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; pemindahtanganan penatausahaan; serta pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Pengelolaan Barang Milik Negara di Universitas Gajah Mada

(3)

Subdirektorat Keselamatan. Menurut Direktur Pengelolaan Dan Pemeliharaan Aset UGM (2009), Ir. Ibnu Sholeh, M.T saat ini cakupan tugas direktoratnya sangat luas. Selain mengadakan barang dan jasa, maka Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset menangani pula pergudangan dan kontribusi, serta inventarisasi dan penghapusan. Berkaitan dengan infrastruktur, Pak Ibnu harus memelihara dan menjaga aset seperti jalan, gedung dan pertamanan serta pemakaman. Begitu juga dengan instalasi, antara lain: (i) instalasi air bersih, (ii) instalasi air kotor, (iii) instalasi air hujan dan (iv) instalasi listrik serta perbengkelan UGM.

Komparasi PP 6 Tahun 2006 dan PP 38 Tahun 2008 dengan praktik di UGM

1. Perencanaan Kebutuhan & Penganggaran.

Dalam PP 6 2006, perencanaan kebutuhan barang milik negara/daerah disusun dalam rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah setelah memperhatikan ketersediaan barang milik negara/daerah yang ada, serta disusun berdasarkan strandar barang, kebutuhan dan harga. Di UGM, perencanaan kebutuhan aset tetap diusulkan dalam Draft Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) universitas dan/atau satuan/unit kerja yang ada. Namun, belum ada sistem perencanaan kebutuhan BMN tersendiri yang terpisah dari kebutuhan anggarannya.

2. Pengadaan.

Pengadaan barang milik negara/daerah menurut PP 6 tahun 2006 dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel dan disesuaikan dengan Perpres terkait (PP 54 Tahun 2010). Dalam hal ini, UGM telah memenuhi prinsip-prinsip pengadaan yang baik dengan adanya Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang dikelola Subdit Logistik. Ini menunjukkan telah ada sebuah sistem yang terintegrasi dengan baik untuk mengelola pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di UGM.

(4)

Menurut PP 38 tahun 2008, Jika BMN sudah tidak digunakan untuk untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi K/L, pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib menyerahkan tanah dan/atau bangunan tersebut ke pengelola barang. Dalam hal ini, UGM menginduk kepada Kementerian pendidikan dan kebudayaan sehingga apabila barang tidak digunakan lagi, harus dikembalikan kepada Kemendikbud. Khusus pengelolaan dan pemeliharaan gedung-gedung di fakultas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab fakultas masing-masing. Hanya saja, kalau fakultas tidak berkemampuan dalam perawatan jalan, gedung dan taman, maka secara teknis bisa melapor ke Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset UGM.

4. Pemanfaatan

Menurut PP 38 tahun 2008, semua penerimaan yang berasal dari pemanfaatan BMN merupakan PNBP yang harus disetor ke rekening kas umum negara. Jika mengacu pada Menurut PMK Nomor 76/PMK.05/2008 Tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan BLU Pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan aset tetap termasuk ke dalam Pendapatan Usaha Lainnya, diakui pada saat diterima atau hak untuk menagih timbul sehubungan dengan adanya barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat. Dengan kata lain, dapat digunakan langsung dalam operasional BLU.

Di UGM, pemanfaatan aset disebut dengan istilah pendayagunaan. Pendayagunaan diserahkan kepada masing-masing fakultas dengan kewajiban melaporkan penerimaan dan pendayagunaannya kepada Unit Keuangan dan Direktorat Pengelolaan dan Penerimaan Aset.

5. Pengamanan dan pemeliharaan.

Berdasarkan PP 38 tahun 2008, Pengamanan BMN meliputi pengamanan administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum. Pemeliharaan BMN ini dilaksanakan dengan berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang (DKPB). Pada praktiknya, di UGM tidak disebutkan klasifikasi sebagaimana yang tertera di atas. Namun, secara umum sudah dicakup terkecuali aspek pengamanan fisik.

6. Penilaian.

(5)

teknis yang mengatur aspek penilaian BMN di UGM walaupun UGM telah memiliki program studi terkait. Diasumsikan UGM telah mengacu pada ketentuan teknis BLU berdasarkan PMK Nomor 76/PMK.05/2008 suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, diukur berdasarkan biaya perolehan. Apabila tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap tersebut didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan

7. Penghapusan.

Menurut PP 38 tahun 2008, Pengahapusan BMN dapat dilakukan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa pengguna; dan penghapusan dari daftar. Pembedaannya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, UGM tidak diperkenankan

8. Pemindahtanganan.

Menurut PP 38 tahun 2008, Kuasa pengguna (UGM) hanya dapat mengajukan usulan pemindahtanganan karena pengelola barang atau pengguna barang (atas persetujuan pengelola barang) yang telah disetujui DPR atau Presiden, yang dapat melakukan pemindahtanganan. Dalam hal ini, Seksi Inventarisasi, Pendayagunaan dan Penghapusan berkewajiban memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan penghapusan barang inventaris.

9. Penatausahaan

Berdasarkan PP 38 tahun 2008, Pengelola barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan BMN berupa tanah dan/atau bangunan dalam Daftar BMN menurut penggolongan barang dan kodefikasi barang. Dalam hal ini UGM belum memiliki sistem penatausahaan tersendiri yang menginventarisir aset-asetnya. Diasumsikan, pengelolaan aset ini dijalankan dengan Sistem Informasi SIMAK BMN yang dibuat oleh DJKN Kementerian Keuangan. Adapun penatausahaan ini dilaksanakan oleh Seksi Inventarisasi, Pendayagunaan, Dan Penghapusan Subdit Sarana

10. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

(6)

negara/daerah, dalam rangka penertiban penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan. Artinya kewajiban ini dijalankan oleh Kemendikbud

Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

(2) Warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri karena pindah, Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap

Karai Kasang hkangda ai tara ni hta Karai Kasang hpe tsaw ra ra ai lam hte shinggyim masha shada hkungga manu shadan tsaw ra ra ai lam hpe, kaba dik ai hkang da ai tara ngu nna

GAMBARAN STATUS KARIES GIGI DAN STATUS GIZI PADA ANAK SINDROM DOWN USIA 12-18 TAHUN.. DI SLB-C

Hubungan antara Kebermaknaan Hidup dengan Resiliensi Pada Pasien Penderita Kanker dengan mengendalikan variabel dukungan sosial 60. Perbedaan Tingkat Resiliensi Pasien

Segenap dosen dan karyawan Program Studi D3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya yang telah memberikan.. ilmu, bimbingan dan motivasi

tujuh Belanja Tidak langsung, realisasi Belanja Bantuan Keuangan kepada.. KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-16. Pemerintahan Desa mencapai

Dari simulasi didapatkan bahwa nilai tekanan kompaksi yang diberikan pada material soft magnetic composite berpengaruh terhadap nilai efisiensi motor listrik.. Penelitian

We tested the speed-up of the D-TIN parallel algorithm using different type of point sets and the results of the experiments shows that the method of dynamic strips partitioning