Pada bab ini membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan,
dan alternatif pendanaan.
RPIJM
Kabupaten
Sumbawa
TAHUN 2017 - 2021
BAB 5.
KERANGKA STRATEGI
PEMBIAYAAN
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-1
5.1. UMUM
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang pelaksanaannya dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/ pemeriksaan sampai kepada
pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada masa kurun waktu lima tahun mulai dari tahun 2003 sampai dengan tahun
2008, telah terjadi dua kali perubahan mendasar terhadap peraturan yang
menyangkut dengan pengelolaan keuangan daerah. Perubahan tersebut
meliputi prosedur dan format penganggaran daerah, penatausahaan,
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah termasuk pertanggung
jawabannya.
Dengan adanya perubahan paradigma baru dalam pengelolaan keuangan
daerah, maka penyusunan dan pelaksanaan APBD kembali mengalami
perubahan-perubahan yang sangat mendasar, sehingga terjadi masa transisi
pertama dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun
2000 dan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002. Kemudian masa transisi kedua
dalam pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005 dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah, dapat diuraikan sebagai
berikut:
(1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih merupakan faktor penting dalam
mewujudkan kemandirian, walaupun pendapatan dari Pemerintah Pusat `
yang diperoleh dari bagian daerah atas Dana Perimbangan masih sangat
dominan dalam struktur Penerimaan Daerah.
(2) Komposisi belanja daerah, didasarkan pada kebutuhan obyektif, efektif dan
efisien dengan tetap memperhatikan kebutuhan atau sasaran kegiatan
untuk memperoleh hasil optimal, sesuai prinsip anggaran yang berbasis
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-2
(3) Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi
kewajiban daerah dalam tahun anggaran yang berkenaan harus
dimasukkan dalam APBD, sedangkan surplus penerimaan daerah dapat
digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah dan defisit anggaran
yakni melalui pos pembiayaan.
(4) Disiplin anggaran yang diperhatikan dalam pengelolaan keuangan Daerah
antara lain bahwa;
a. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur
secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan,
sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi
pengeluaran belanja.
b. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian
tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak
dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak
mencukupi kredit anggarannya dalam APBD/Perubahan APBD.
(5) Asas umum dalam pengelolaan keuangan daerah yaitu :
a. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang
terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun
ditetapkan dengan peraturan daerah.
b. Hak dan kewajiban daerah diwujudkan dalam bentuk Rencana Kerja
Pemerintah Daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja
dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan
keuangan daerah.
c. Penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi didanai dari APBD.
d. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah
dan kemampuan pendapatan daerah.
e. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-3
5.2. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
5.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Sesuai dengan pasal 157 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah serta pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah, pendapatan daerah terdiri atas :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu : 1) Hasil Pajak Daerah, 2) Hasil
Retribusi Daerah, 3) Hasil Perusahaan Milik daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan 4) Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang sah.
b. Dana Perimbangan yaitu : 1) Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan
Pajak/Sumber Daya Alam, 2) Dana Alokasi Umum DAU), dan 3) Dana
Alokasi Khusus DAK).
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah yaitu : 1) Hibah, 2) Dana Darurat,
dan 3) Lain-lain pendapatan yang sah.
Dalam pelaksanaan pemungutan pendapatan asli daerah sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor
66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah telah ditetapkan Peraturan Daerah
yaitu :
1) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Tentang Pajak Hotel ;
2) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Tentang Pajak Restoran;
3) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Tentang Pajak Hiburan;
4) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Tentang Pajak Reklame;
5) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Tentang Pajak Penerangan
Jalan;
6) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Tentang Pajak Pengambilan dan
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-4
7) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan;
8) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/ Kebersihan;
9) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor Tentang Retribusi
Penggantian Biaya Cetak KTP;
10) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Tentang Retribusi Parkir di Tepi
Jalan Umum;
11) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Pasar;
12) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Pengujian
Kendaraan Bermotor;
13) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah;
14) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Pasar Grosir
dan atau Pertokoan;
15) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Terminal;
16) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Tempat Khusus
Parkir;
17) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Tempat
Penginapan/ Pesanggrahan/ Villa;
18) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Rumah Potong
Hewan;
19) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Tempat
Rekreasi dan Olah Raga;
20) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Penjualan
Produksi Usaha Daerah;
21) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Ijin Mendirikan
Bangunan;
22) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Ijin Gangguan;
23) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi ijin Trayek;
24) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Ijin Peruntukan
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-5
25) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Retribusi Ijin Usaha
Tanda Daftar Usaha Penggilingan padi, Huller dan Penyosohan beras;
26) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Tentang ijin Usaha Perikanan;
27) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa tentang Lain – Lain Pendapatan
Asli Daerah yang syah.
Untuk mendukung pelaksanaan pemungutan daerah telah dilakukan dengan
mengintensifkan penerimaan daerah melalui kegiatan sebagai berikut:
a. Menggali potensi-potensi yang ada dan mewujudkan Peraturan
Perundang-undangan serta kebijakan teknis dibidang Pendapatan Asli
Daerah sebagai dasar hukum pemungutan.
b. Mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat melalui
Pameran Pembangunan, media cetak, serta media elektronik.
c. Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur dibidang pendapatan
melalui bintek secara bertahap.
d. Menyiapkan/membangun/mengadakan sarana pendukung serta
melakukan penggantian terhadap sarana prasarana yang melampaui umur
teknis dan ekonomis secara bertahap sesuai dengan anggaran.
e. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat wajib pajak dan
wajib retribusi.
f. Mengadakan penagihan terhadap penunggak pajak dengan melakukan
penertiban obyek pajak dan obyek retribusi serta mengadakan penagihan
langsung kepada subyek pajak dan subyek retribusi.
5.2.2 Target dan Realisasi Pendapatan
Secara totalitas target dan realisasi Pendapatan Daerah menunjukkan adanya
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-6
Tabel 5.1
Target dan Realisasi Pendapatan Kabupaten Sumbawa 2008-2010
No Tahun Anggaran Realisasi %
1 2 3 4 5=(4)/(3)
1 2008 304.462.521.055,00 302.967.415.484,37 99,51 2 2009 320.083.482.087,00 327.296.782.015,53 102,25 3 2010 258.977.054.498,00 254.642.683.658,00 98,33
Jumlah 883.523.057.640.- 884.906.881.157,90 100,87
Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa
Dari tabel diatas terlihat bahwa rata-rata realisasi pendapatan daerah selama
tahun 2008 - 2010 mencapai sebesar 100,87 persen.
Realisasi Pendapatan Daerah periode 2010, menurut sumber pendapatan
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.2
Anggaran dan Realisasi Pendapatan 2010 menurut sumber pendapatan
Kabupaten Sumbawa
No Jenis PAD Anggaran Realisasi %
1 2 3 4 5=(4)/(3)
1 PAD 42,111,006,657 35,809,035,049 85.03
2 Dana Perimbangan 534,557,926,515 542,305,000,661 101.45
3 Lain-lain Pendapatan yg sah
86,602,678,752 82,314,342,285 95.05
Jumlah 663,271,611,924 660,428,377,995 99,57
Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa
5.2.3. PENDAPATAN ASLI DAERAH
Selama periode 2008-2009 realisasi PAD mengalami peningkatan yang cukup
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-7
perekonomian yang menunjukkan tingkat pertumbuhan yang positif. Hal ini
didorong oleh tumbuh positifnya sektor-sektor pendukung seperti : listrik, iklan,
BGGC, Pasar/Perdaganagan, kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi,
keuangan, jasa perusahaan dan jasa lainnya.
Peningkatan PAD juga tidak terlepas dari upaya yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Sumbawa, seperti peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi,
peningkatan penyuluhan kepada masyarakat, penyederhanaan administrasi,
dan peningkatan pengawasan.
Realisasi PAD periode 2008-2010 menurut jenis PAD dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 5.3
Realisasi PAD Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No Jenis PAD Target Realisasi %
1 2 3 4 5=(4)/(3)
1 Pajak Daerah 7,243,793,773 5,881,530,552 93.34
2 Retribusi Daerah 12,405,895,300 10,329,913,980 93.11
3 Bagian Laba Usaha
Daerah 15,500,000,000 13,438,333,827 114.60
4 Lain-lain PAD 6,961,317,584 6,159,256,690 126.20
Jumlah 18.456.239.000,00 12.379.645.521,00 67,08
Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa
5.2.3.1. Pajak Daerah
Realisasi Pajak Daerah didominasi oleh Pajak Reklame, Pajak Penerangan
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-8
dilakukan untuk pencapaian target Pajak Daerah, antara lain adalah
peningkatan pelayanan administrasi perpajakan, peningkatan pengawasan,
peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dan pelaksanaan kegiatan
survey/observasi di lapangan.
Secara umum realisasi Pajak Daerah Tahun 2008-2010 tergambar pada
tabel berikut ini.
Tabel 5.4
Realisasi Pajak Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2008-2010
No Tahun
Anggaran Target Realisasi %
1 2 3 4 5=(4)/(3)
1 2008 5,423,948,624 5,566,140,388 102.62
2 2009 6,121,540,362 5,889,666,203 96.21
3 2010 7,243,793,773 5,881,530,552 81.19
Jumlah 18,789,282,759 17,337,337,143 92.27
Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa
5.2.3.2 Retribusi Daerah
Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan
oleh Pemerintah Kabupaten kepada kepentingan orang pribadi atau badan,
baik yang bersifat pelayanan jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu.
Retribusi daerah mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan, karena
kinerjanya bersifat pemenuhan atas permintaan berbagai jenis pelayanan
yang diberikan Pemerintah Kabupaten kepada masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa mempunyai komitmen terhadap
peningkatan pelayanan kepada masyarakat, disamping upaya untuk
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-9
masyarakat, peningkatan pengawasan di lapangan, peningkatan koordinasi
dan intensifikasi terhadap retribusi daerah. Perkembangan realisasi
Retribusi Daerah 2008-2010, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.5
Realisasi Retribusi Daerah Kabupaten Sumbawa 2008-2010
No Tahun
Anggaran Target Realisasi %
1 2 3 4 5=(4)/(3)
1 2008 9,214,855,100 8,757,398,506 95.04
2 2009 9,269,495,934 9,364,684,207 101.03
3 2010 12,405,895,300 10,329,913,980 83.27
Jumlah 30,890,246,334 28,451,996,693 92.11
Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa
5.2.3.3 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, diperoleh dari Perusahaan Daerah,
Laba BUMD, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan PD Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
Realisasi penerimaan hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-10
Tabel 5.6
Realisasi Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Kabupaten Sumbawa yang dipisahkan 2008 - 2010
No Tahun
Anggaran Target Realisasi %
1 2 3 4 5=(4)/(3)
1 2008 3,100,000,000 3,229,008,243 104.16
2 2009 3,255,000,000 4,977,810,554 152.93
3 2010 15,500,000,000 13,438,333,827 86.70
Jumlah 21,855,000,000 21,645,152,624 99.04
Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa
5.2.3.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Penerimaan Lain-lain PAD, merupakan komponen penerimaan yang tidak
termasuk pada pajak Daerah, retribusi daerah dan Hasil Perusahaan Milik
Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.
Penerimaan lain-lain PAD utamanya bersumber dari Hasil Penjualan
Barang Milik Daerah, Penerimaan Jasa Giro, Sumbangan Pihak Ketiga dan
Jasa atas Pemberian Pekerjaan, dana bergulir. Perkembangan dari
realisasi Penerimaan Lain-lain PAD 2008-2010, terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5.7
Realisasi Penerimaan Lain-lain PAD Kabupaten Sumbawa 2008 – 2010
No Tahun
Anggaran Target Realisasi %
1 2 3 4 5=(4)/(3)
1 2008 4,758,891,131 8,385,180,899 176.20
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-11
No Tahun
Anggaran Target Realisasi %
3 2010 6,961,317,584 6,159,256,690 88.48
Jumlah 18,977,716,065 22,811,746,002 120.20
Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada pos ini
terjadi penurunan target yang cukup besar pada tahun 2010 dengan target
sebesar Rp. 6.961.317.584,00 atau turun sebesar Rp. 296.189.766,00.
Hal ini disebabkan karena pada Tahun Anggaran 2010, sumber-sumber
penerimaan daerah dari penjualan aset daerah yang sudah dihapuskan
mengalami penurunan.
Secara umum Realisasi pendapatan daerah terus meningkat dari
Rp.570,26 Milyar (2008) hingga mencapai Rp.660,43 Milyar (2010) dengan
rata-rata tingkat realisasi pendapatan 101,26%. Realisasi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) berkisar dari Rp.22,5 Milyar (2008) menjadi Rp.35,81 Milyar
(2010) dengan rata-rata tingkat realisasi PAD 93,34%. Dari keempat
komponen PAD, secara nominal kontribusi masing-masing kompenen
pembentuk PAD berbeda-beda yakni pada tahun 2008 dan 2009,
komponen Retribusi Daerah memberikan kontribusi tertinggi (35%-40%)
sedangkan pada tahun 2010 komponen Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan memberikan kontribusi tertinggi Rp.13,44 (37%).
Rata-rata tingkat realisasi tertinggi dalam berasal dari komponen Lain-Lain
PAD yang Sah yang berkisar 126,20% dan terendah Retribusi Daerah
93,11%. Tingkat Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah berkisar antara
Rp.27,81 Milyar (2008) hingga Rp.82,31 Milyar (2008) dengan rata-rata
ralisasi 113,52%. Dari komponen PAD, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dengan rata-rata tingkat realisasi masing-masing 93,34% dan 93,11%
merupakan tingkat realisasi terendah dibandingkan dua komponen PAD
lainnya. Rata-rata peningkatan realisasi pendapatan daerah kurun waktu
2006-2010 adalah 17,73% per tahun dengan peningkatan PAD 29,99%,
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-12
yang Sah mencapai 78,48%. Sementara Rata-rata realisasi peningkatan
komponen PAD : Pajak Daerah tumbuh negatif 1,11%, Retribusi Daerah
naik 14,69%, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 72,85%
dan Lain-Lain PAD yang Sah 9,43%.
5.2.3. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang dialokasikan kepada
Daerah untuk pendanaan penyelenggaraan desentralisasi. Dana Perimbangan
Tahun 2002-2004 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Sedangkan 2005-2007 didasarkan pada Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
Prinsip perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah adalah :
a) Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
merupakan subsistem keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian
tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
b) Pembagian sumber keuangan negara kepada Pemerintahan Daerah dalam
rangka pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan
stabilitas dan keseimbangan fiskal.
c) Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah merupakan sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan
penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-13
Tabel 5.8
Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Sumbawa 2008 – 2010
No Tahun
Anggaran Target Realisasi %
1 2 3 4 5=(4)/(3)
1 2008 512,470,891,160 516,512,712,364 100.79
2 2009 520,687,941,839 523,176,432,981 100.48
3 2010 534,557,926,515 542,305,000,661 101.45
Jumlah 1,567,716,759,514 1,581,994,146,006 100.91
Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa
5.2.4 Permasalahan Dan Solusi
Pendapatan Asli Daerah cukup memberikan kontribusi dalam membiayai
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, namun
masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dibidang Pendapatan
Daerah :
a) Terbatasnya kewenangan yang dimiliki dalam pemungutan terhadap
Pendapatan Daerah
b) Belum optimalnya supremasi dan penegakan hukum dibidang pendapatan
baru sebatas pembinaan belum sampai kepada pengenaan sanksi
c) Kualitas aparatur pemerintah yang didukung oleh penguasaan,
pemanfaatan dan pengembangan IPTEK terutama dalam bidang
pelayanan masih perlu ditingkatkan.
d) Masih terbatasnya Sarana dan Prasarana pendukung terutama untuk
memberikan kenyamanan wajib pajak dan wajib retribusi serta dalam
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-14
Dalam upaya mengoptimalkan Pendapatan Daerah dan untuk mengatasi
berbagai masalah pokok yang masih dihadapi, maka Arah Kebijakan Umum
Pendapatan Daerah yang ditempuh antara lain sebagai berikut :
a) Menggali Potensi yang ada dan mewujudkan Peraturan
Perundang-Undangan serta kebijakan Teknis dibidang Pendapatan Asli Daerah
sebagai dasar hukum pemungutan
b) Mengadakan sosialisasi dan Penyuluhan kepada masyarakat melalui
Pameran Pembangunan, Media Cetak dan Media Elektronik
c) Meningkatkan kemampuan Sumber daya aparatur dibidang pendapatan
melalui Bintek secara bertahap
d) Menyiapkan/ membangun/ mengadakan sarana pendukung serta
melakukan penggantian terhadap Sarana dan Prasarana yang melampaui
Umur Teknis dan Ekonomis secara bertahap sesuai dengan kemampuan
anggaran
e) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat wajib pajak dan
wajib Retribusi serta wajib lainnya.
5.3. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
5.3.1 Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Kebijakan belanja daerah ditekankan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan masyarakat dan upaya memenuhi kebutuhan dasar sarana dan
prasarana pelayanan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan diupayakan
agar pelayanan bergeser dan menjadi lebih dekat kepada masyarakat. Untuk
itu, peningkatkan alokasi anggaran pada jajaran pemerintahan tingkat
Kabupaten / kota ke bawah terus menjadi perhatian seiring dengan
pendelegasian kewenangan pada unit-unit kerja pemerintahan dimaksud. Oleh
sebab itu, langkah kebijakan pengelolaan belanja daerah adalah:
1) Menyelaraskan alokasi belanja seiring dengan pendelegasian wewenang.
2) Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang menjadi pusat
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-15
3) Mengakomodir sebanyak-banyaknya aspirasi dan kepentingan masyarakat
dalam skala mikro (bottom up).
4) Memantapkan akuntabilitas publik dan efisiensi pengelolaan belanja.
5.3.2 Target dan Realisasi Belanja
Gambaran realisasi Belanja Daerah periode Tahun Anggaran 2003-2007,
sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5.9
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Sumbawa 2008 - 2010
No Tahun
Anggaran Target Realisasi %
1 2 3 4 5=(4)/(3)
1 2008 621,435,032,326 539,031,492,298 86.74
2 2009 656,853,896,651 604,675,522,360 92.06
3 2010 722,791,928,714 666,841,053,314 92.26
Jumlah 2,001,080,857,691 1,810,548,067,972 90.48
Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa
5.3.3 Permasalahan dan Solusi
Berdasarkan data series tabel 6.1. dapat disimpulkan tingkat realisasi belanja
Kabupaten Sumbawa sebagai berikut :
Realisasi belanja daerah terus meningkat dari Rp.621,44 Milyar (2008) hingga mencapai Rp.666,84 Milyar (2010), dengan rata-rata tingkat realisasi belanja
daerah mencapai 90,35%.
Belanja Tidak Langsung yang merupakan komponen terbesar dari belanja daerah, dari Rp.291,27 Milyar (2008) hingga Rp.445,39 Milyar (2010) , dengan
rata-rata realisasi Belanja Tidak langsung mencapai 91,94%. Dari komponen
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-16
Pemerintahan Desa mencapai 99,24%. Adapun Belanja Pegawai sebagai
salah satu jenis Belanja Tidak langsung yang merupakan komponen terbesar
dengan tingkat realisasi mencapai 92,64%, sedangkan belanja tidak terduga
memiliki tingkat realisasi terendah.
Belanja Langsung yang teralisasi berkisar antara Rp. 247,76 Milyar (2008) mengalami penurunan pada tahun 2010 pada angka Rp. 221,45 Milyar.
Penurunan ini disebabkan meningkatnya alokasi belanja hibah untuk keperluan
terkait Pemilukada yang menelan anggaran hingga mencapai lebih dari Rp. 20
Milyar. Tingkat realisasi Belanja Langsung dalam kurun waktu 2008-2010
mencapai 87,39% yang dialokasikan untuk Belanja Pegawai dengan tingkat
realisasi 87,45%, Belanja Barang dan Jasa 87,52% dan Belanja Modal 87,34%.
Permasalahan terkait realisasi belanja adalah 1) penetapan APBD belum tepat waktu; 2) realisasi belanja sesuai dengan kas budget masih belum dapat
dipenuhi sesuai target; 3) realisasi DAK yang sering kali terkendali juklak/juknis
pusat yang berubah-ubah; 4) proses pengadaan barang/jasa pemerintah; 5)
kualitas pekerjaan fisik masih banyak dikeluhkan.
Perbaikan kedepan terkait dengan realisasi belanja adalah 1) penyempurnaan mekanisme pembahasan APBD; 2) peningkatan kedisplinan dalam realisasi
anggaran; 3) pemantapan regulasi DAK; 4) pemantapan kelembagaan
pengadaan barang/jasa pemerintah; 5) peningkatan kualitas perencanaan dan
pengawasan pengadaan barang/jasa.
5.4 PROFIL KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH
5.4.1 Kondisi Keuangan
Jumlah Bank di Kabupaten Sumbawa sampai dengan Tahun 2011 adalah
sebanyak 11 unit, belum termasuk BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dan LKP
(Lumbung Kredit Pedesaan). Sementara jumlah Koperasi di Kabupaten
Sumbawa sampai dengan 2010 mencapai 296 unit dengan jumlah anggota
mencapai 49.060 orang dengan total modal sendiri sebesar Rp.
24.458.909.000.- sementara modal luar sebesar Rp. 47.599.196.000.- serta
Tabel 6.10
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-17
2008 332 20.665.099.- 48.949.609.- 73.638.122.-
2009 296 23.961.096.- 46.943.183.- 70.735.997.-
2010 296 20.665.099.- 47.599.196.- 71.536.097.-
Dari data di atas memang terjadi jumlah koperasi dari tahun 2008 – 2009 dan
2010, sebagai akibat dari tidak aktifnya pengurus sehingga data tidak dapat
dikoleksi secara maksimal, namun pada tahun 2010 geliat koperasi cukup
menunjukkan perubahan dengan berkembangnya volume usaha sebesar Rp.
800.100.000.-
5.5 Permasalahan dan Analisa Keuangan
Evaluasi terhadap pembangunan dilakukan dengan mengukur beberapa
aspek, yang terdiri atas pencapaian kinerja makro, perkembangan IPM,
perkembangan indikator makro ekonomi serta perkembangan APBD.
5.5.1. Pencapaian Kinerja Indikator Makro
Pencapaian Kinerja Indikator Makro, dapat dilihat dari hasil perbandingan
pencapaian indikator makro Kabupaten Sumbawa tahun yang sedang berjalan
dengan pencapaian yang diperoleh pada tahun sebelumnya. Indikator makro
yang dimaksud adalah pencapaian pada bidang ekonomi dan bidang
kesejahteraan sosial. Bidang kesejahteraan sosial mencakup Indeks
Pembangunan Manusia, laju pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk miskin,
dan sebagainya. Sedangkan indikator ekonomi mencakup aspek PDRB, laju
pertumbuhan ekonomi, dan sebagainya.
5.5.2. Perkembangan IPM
Salah satu indikator makro Kabupaten Sumbawa yang terkait dengan
Bidang Kesejahteraan Sosial adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
yang merupakan tolok ukur keberhasilan pembangunan daerah secara
menyeluruh. Hal itu karena IPM merupakan muara dari indikator makro
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-18
pelaksanaan pembangunan. Komponen IPM terdiri dari 4 (empat) yaitu
indeks kesehatan yang dipengaruhi oleh AHH (Angka Harapan Hidup),
indeks pendidikan yang dipengaruhi oleh AMH (Angka Melek Huruf)
dan RLS (Rata-rata Lama Sekolah), serta Indeks Paritas Daya Beli
(Purchasing Power Parity) yang dipengaruhi oleh besarnya konsumsi
per kapita.
5.5.3 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi yang cukup tinggi tidak selalu menjamin tingkat
kesejahteraan yang tinggi. Ditinjau dari segi ekonomi, salah satu indikator yang
dapat dijadikan perbandingan tingkat kesejahteraan adalah pendapatan per
kapita. Pendapatan per kapita merupakan pendapatan yang diterima oleh
masing-masing penduduk dan besarnya pendapatan per kapita tersebut diperoleh dari
hasil pembagian antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Namum demikian tidak seluruh PDRB tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat
Kabupaten Sumbawa karena ada sebagian nilai PDRB yang dibawa ke luar
daerah.
5.5.4. Perkembangan APBD
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, menyebutkan bahwa APBD merupakan dasar
dari pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yang
terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.
APBD merupakan penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah
Daerah serta tugas pokok dan fungsi unit kerja, sehingga anggaran daerah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses perencanaan
pembangunan daerah. Untuk dapat melaksanakan kewajibannya, pemerintah
daerah perlu melakukan langkah-langkah :
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-19
2). Pengalokasian dan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien
ke dalam anggaran dalam komponen Belanja.
5.6 Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan Pendapatan Daerah secara eksplisit dinyatakan di dalam
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa sumber-sumber pendapatan daerah
terdiri :
5.6.1. Pendapatan Asli Daerah yaitu : Pajak Daerah; Retribusi Daerah; Hasil
Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan lainnya; Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
5.6.2. Dana Perimbangan yaitu : Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak; Dana Alokasi
Umum; Dana Alokasi Khusus; Dana Perimbangan dari Provinsi; Lain-lain
Pendapatan Daerah yang sah
Kebijakan di bidang Pendapatan Daerah untuk Tahun 2009 tetap konsisten
kepada paradigma Pendapatan Daerah yang diarahkan untuk :
a. Menciptakan keseimbangan baru antara peningkatan Pendapatan
Daerah dengan pelayanan masyarakat, karena keduanya merupakan dua
sisi mata uang yang saling berkaitan dan ketergantungan.
b. Meregulasi dan mendorong berkembangnya kegiatan usaha yang akan
menciptakan potensi Pendapatan Daerah.
Oleh karena itu Kebijakan Pendapatan Daerah yang dilakukan Kabupaten
Sumbawa diwujudkan melalui upaya sebagai berikut :
a. Peningkatan Pendapatan Daerah baik melalui kegiatan yang bersifat
intensifikasi maupun ekstensifikasi.
b. Peningkatan pelayanan masyarakat.
c. Mengembangkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA | 5-20
6.7 Kebijakan Anggaran Belanja
Kebijakan Anggaran Belanja yang dilakukan Kabupaten Sumbawa, dilakukan
dalam rangka mewujudkan :
a. Peningkatan kualitas SDM masyarakat yang menitikberatkan
pembangunan di bidang Pendidikan dan Kesehatan.
b. Peningkatan Program Penanggulangan Kemiskinan dengan titik berat
pada pembangunan usaha ekonomi mikro dan pemberdayaan masyarakat
perdesaan.
c. Pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana publik.
d. Pemberdayaan masyarakat desa melalui program Alokasi Dana Desa
(ADD) bagi 157 Desa se-Kabupaten Sumbawa.
6.8 Rencana Pembiayaan Program
Secara umum Kabupaten Sumbawa untuk mengantisipasi terjadinya defisit
akan dilakukan Kebijakan Anggaran Pembiayaan melalui :
a. Sisa lebih perhitungan anggaran bulan lalu. b. Transfer dari Pembentukan Dana Cadangan.
c. Penjualan Asset Daerah dan atau Kekayaan Daerah yang dipisahkan. d. Pinjaman Daerah.
Apabila terjadi surplus, Kebijakan Anggaran Pembiayaan diperlukan untuk :
a. Pembentukan Dana Cadangan.