• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media Video dan Gambar pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media Video dan Gambar pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang dimana diantara kelas 1 sampai 6 terdapat kelas paralel di kelas 1, 5 dan 6. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Sampel yang diambil sebanyak 40 peserta didik. Pada kelas 5A terdapat 18 peserta didik terdiri dari 11 peserta didik perempuan dan 7 peserta didik laki-laki dan 22 peserta didik terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 9 peserta didik laki-laki pada kelas 5B. Kelas eksperimen dilaksanakan di kelas 5A dan kelas kontrol dilaksanakan di kelas 5B. Pelaksanaan ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015.

Kelas kontrol dan kelas eksperimen sudah diuji kesamaan variannya yang menunjukkan bahwa keadaan kedua kelas sudah homogen. Artinya memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelas eksperimen dapat diberi perlakuan model pembelajaran Make A Match sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah.

Uji Kesetaran dilakukan pada peserta didik kelas 5A dan kelas 5B SD Negeri Cukil 01. Pada tanggal 20 Maret 2015 dilaksanakan pretest di kelas 5A dan kelas 5B. Hasil data yang diperoleh dari kedua kelas selanjutnya dilakukan analisis data untuk menguji kesetaraan dari kedua kelas. Analisis data yang dilakukan adalah dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai pretest sebelum dilakukan uji beda (t).

(2)

Kedua kelas diberi alokasi waktu yang sama dalam pembelajaran yaitu 1 x pertemuan (2 x 35 menit). Sebelum diberi treatment kedua kelas diberi tes (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum diberi treatment. Setelah akhir penyampaian semua meteri kedua kelas diberi tes dengan soal yang sama (posttest) tujuannya untuk mengetahui apakah treatment yang digunakan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.

Berikut merupakam jadwal penelitian dan tes yang dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Tabel 4.1

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SD Negeri Cukil 01 Tahun Ajaran 2014/2015

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1. 16 Maret 2015 Ijin penelitian (pada pertemuan ini, meminta ijin kepada pihak kepala sekolah untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut).

2. 18 Maret 2015 Melakukan observasi kepada guru kelas

5A dan kelas 5B untuk meminta materi yang akan diajarkan dan meminta daftar peserta didik.

3. 20 Maret 2015 Peneliti melakukan uji pretest kelas 5A dan kelas 5B.

02 April 2015 Persiapan penelitian meliputi:

1. Pengkoreksian RPP kepada guru kelas 5A dan kelas B.

2. Meunjukkan alat peraga (gambar) yang akan digunakan.

5. 06 April 2015 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas eksperimen yaitu kelas 5A.

(3)

4.2 Hasil Penilitian

Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. Deskripsi data meliputi data posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya uji t.

4.2.1 Deskripsi Data

Nilai posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol masih berupa data mentah. Apabila diperhatikan dari data mentah tersebut masih sulit untuk menarik kesimpulan yang berarti. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu agar dapat memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut.

Data nilai hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelas eksperimen yaitu peserta didik kelas 5A dan kelas kontrol yaitu peserta didik kelas 5B SD Negeri Cukil 01 disajikan dan dianalisis secara deskritif. Tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkan secara mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang sudah terbaca secara lengkap. Tabel distribusi frekuensi merupakan cara penyajian paling umum untuk diskripsi data yang secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram. Untuk itu sebelum dilakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dibuat tabel distribusi frekuensi nilai posttes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4.2.1.1 Data Posttes

Data posttest diperoleh dari kelas ekperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yaitu peserta didik kelas 5A telah diterapkan pembelajaran melalui model Make A Match berbantuan media video dan gambar, sedangkan pada kelas kontrol yaitu peserta didik kelas 5B yang menerapkan metode ceramah.

(4)

kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (R), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti di bawah ini:

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 18 = 1 + 3,3 . 1,26 = 1 + 4,158

= 5,158 (dibulatkan menjadi 5 kelas)

Range (R) = (nilai maksimal – nilai minimal)

= (100 – 75)

= 25

Interval (I) = Range

Banyaknya kelas

=

25

5

=

5

Setelah diketahui banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan beberapa jangkauannya (R), dan panjang interval kelasnya (I), kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya seperti terlihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Nilai posttest kelas 5A (Eksperimen) SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 1014/2015

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 75 – 79 2 11,11%

2 80 – 84 7 38,89%

3 85 – 89 4 22,22%

4 90 – 94 3 16,67%

5 95 – 100 2 11,11%

Jumlah 18 100%

(5)

didik dengan persentase 38,89%. Peserta didik yang mendapat nilai 85 sampai dengan 89 terdiri dari 4 peserta didik dengan persentase 22,22%. Peserta didik yang mendapat nilai 90 sampai dengan 94 terdiri dari 3 peserta didik dengan persentase 16,67%. Peserta didik dengan nilai 95 sampai dengan 100 terdiri dari 2 peserta didik dengan persentase 11,11%.

Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar IPA kelas eksperimen, berikut ini disajikan Gambar 4.1 diagram distribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil posttest kelas eksperimen.

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Ekperimen Tahun

Ajaran 2014-2015

Untuk selanjutnya akan disajikan tabel distribusi frekuensi nilai posttest hasil belajar IPA kelas kontrol. Pertama menghitung banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan beberapa jangkauannya (Range), dan panjang intervas kelasnya (I) dengan rumus seperti berikut ini:

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 22 = 1 + 3,3 . 1,34 = 1 + 4,422

= 5,422 (dibulatkan menjadi 5 kelas)

Range (R) = (nilai maksimal – nilai minimun)

= (90 – 65)

= 25

0 1 2 3 4 5 6 7

75-79 80-84 85-89 90-94 95-100

(6)

Interval (I) = Range Banyaknya kelas

= 25

5

= 5

Dari rumus tersebut dapat diketahui banyaknya kelas (K), Jangkaunnya (Range), dan panjang interval kelasnya (I), kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai posttest Kelas 5B (Kontrol) SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2014/2015

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 65 – 69 4 18,18%

2 70 – 74 6 27,27%

3 75 – 79 4 18,18%

4 80 – 84 7 31,82%

5 85 – 90 1 4,55%

Jumlah 22 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui nilai posttest kelas kontrol, dari seluruh peserta didik kelas 5B SD Negeri cukil 01, peserta didik yang mendapat nilai 65 sampai dengan 69 terdiri dari 4 peserta didik dengan persentase 18,18%. Peserta didik yang mendapat nilai 70 sampai dengan 74 terdiri dari 6 peserta didik dengan persentase 27,27%. Peserta didik yang mendapat nilai 75 sampai dengan 79 terdiri dari 4 peserta didik dengan persentase 18,18%. Peserta didik yang mendapat nilai 80 sampai dengan 84 terdiri dari 7 peserta didik dengan persentase 31,82%. Peserta didik yang mendapat nilai 85 sampai dengan 90 terdiri dari 1 peserta didik dengan persentase 4,55%.

(7)

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol Tahun Ajaran 2014/2015

4.2.2 Analisis Diskriptif

Setelah dilakukan distribusi frekuensi berupa tabel dan grafik, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Data deskriptif statistik nilai posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang akan disajikan nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi nilai hasil belajar IPA terlihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Analisis Deskriptif Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tahun Ajaran 2014/2015

N Mean Std. Deviation Std. Error Minimum Maximum

eksperimen 18 84,44 7,254 1,710 75 100

Kontrol 22 74,09 6,661 1,420 65 90

Total 40 78,75 8,605 1,361 65 100

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai posttest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 18 mempunyai nilai minimum 75 dan nilai maksimum 100. Sedangkan mean pada kelas eksperimen yaitu 84,44 dan standart deviation yaitu 7,254. Sedangkan hasil belajar IPA kelas kontrol dengan jumlah data (N)

0 1 2 3 4 5 6 7

65-69 70-74 75-79 80-84 85-90

(8)

sebanyak 22 mempunyai nilai minimum 65 dan nilai maksimum 90. Kelas kontrol mempunyai mean yaitu 74,09 dan standart deviation yaitu 6,661.

4.3 Uji Prasyarat pretest Hasil Belajar 4.3.1 Uji Normalitas pretest

Menurut Priyatno (dalam Puspitasari, 2012:36), uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini data hasil pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS Version 20 dengan menggunakan teknk One Sample Kolmogrow-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikan >0,05.

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Pretest

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

PretestKelasA ,169 18 ,187

PretestKelasB ,202 18 ,051

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh hasil bahwa data normalitas kelas eksperimen data kelas kontrol yang dapat berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil sig. >0,05 yaitu kelas eksperimen sebesar 0,187 dan kelas kontrol sebesar 0,051. Jadi dari tabel output dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

(9)

Grafik 4.1

Uji Normalitas Pretest dari Kelas Eksperimen

Grafik 4.2

(10)

4.3.2 Uji Homogenitas Pretest

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Ta yang akan diuji homogenitasnya adalah data nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program SPSS versi 20 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi >0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.

Tabel 4.6

Hasil uji Homogenitas pretest

Test of Homogeneity of Variances

Nilaipretest

Levene Statistic

df1 df2 Sig.

,014 1 38 ,906

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa signifikan uji homogenitas sebesar 0,906. Kriteria bahwa kelas dinyatakan homogen apabila signifikannya > 0,05. Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh bahwa hasil 0,906 > 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan berasal dari kelas yang homogen. Maka dari itu penelitian dapat di lakukan.

4.3.3 Uji t Pretest

(11)

Berdasarkan Tabel 4.7 pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi 0,05. Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi >0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai antara kelas eksperimen dengan rata-rata nilai kelas kontrol.

Ha : ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai antara kelas eksperimen dengan rata-rata nilai kelas kontrol.

Signifikan dari hasil uji t lebih besar dari 0,05 (852 > 0,05), maka H0

diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata nilai kelas eksperimen dengan rata-rata nilai kelas kontrol.

4.4 Analisis Data Posttest Hasil Belajar 4.4.1 Uji Normalitas Posttest

Uji normalitas data juga dilakukan data posttest untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah pemberian tes, baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji normalitas data posttest juga menggunakan tekni One Sample Kolmogrov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikan >0,05.

Uji t pretest peserta didik

t-test for Equality of Means

(12)

Tabel 4.8

Uji Normalitas posttest

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

posttestkelasA ,183 18 ,114

posttestkelasB ,182 18 ,116

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa selebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai signifikan hasil perhitungan kelas eksperimen yang menunjukkan angka signifikan sebesar 0,114 (0,114 > 0,05) dan nilai signifikan hasil perhitungan kelas kontrol menunjukkan angka sebesar 0,116 (0,116 > 0,05). Data hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa selebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

Berdasarkan analisis uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam grafik berikit:

Grafik 4.3

(13)

Grafik 4.4

Grafik Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

4.4.2 Uji Homogenitas Posttest

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program SPSS Versi 20 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat signifikan > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.

Tabel 4.9

Hasil Uji Homogenitas Posttest

Test of Homogeneity of Variances

Nilaiposttest Levene Statistic

df1 df2 Sig.

,319 1 38 ,575

(14)

disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan berasal dari kelas yang homogen.

4.4.3 Uji t Posttest

Pengujian dengan menggunakan uji t juga dilakukan terhadap hasil posttest peserta didik setelah deberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Make A Match berbantuan media video dan gambar dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Data dianalisisi menggunakan teknik uji t dengan program SPSS Versi 20.

(15)

Tabel 4.10

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. probabilitas signifikan (sig. 2-tailed) dengan probabilitas signifikan (>0,05) yaitu 0,213 dan perbedaan berkisar antara -1,177 – 5,117 (lower-upper). Sehingga H0

diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh model make a macth berbantuan media video dan gambar pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Cukil 01.

4.5 Pembahasan Penelitian

(16)

Articulation (Model Artikulasi), Debate (Debat), Group Investigation (Grup Peneliti), Student Fasilitator and Expailing/SFE (Fasilitas Oleh Peserta didik), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Picture and Picture, dan Make A Match (mencari Pasangan) (Hosman, 2014: 246-259). Sementara pembelajaran IPA yang dilakukan di SD Negeri Cukil 01 masih banyak dilakukan secara konvesional, guru hanya menggunakan metode ceramah saja, atau hanya terpacu pada buku paket saja, sehingga hasil belajar peserta didik masih rendah. Oleh karena itu sebagai guru yang profesional hendaknya dapat memilih dan menerapkan model pembelajaran yang efektif agar materi yang dipelajari oleh peserta didik dapat dipahami dengan baik serta dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Sehingga peneliti tertarik untuk membandingkan strategi pembelajaran yang ditinjau dari hasil belajar dalam mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati (dalam kardi dan nur, 1994:1). Menurut Hendro Darmojo (dalam Uman Samantowo 2009:2) adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh peserta didik. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objek tentang alam semesta dan segala isinya. Sedangkan menurut Nash (dalam Usman Samatowo 2009:2) menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Pembelajaran IPA di SD merupkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar dibutuhkan model-model pembelajaran yang efektif seperti yang sudah tertera di atas.

Dari beberapa model pembelajaran tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yang efektif yaitu model pembelajaran Make A Match berbantuan media video dan gambar.

(17)

tersebut, kemudian kedua kelas diberikan tes (posttest), yang nantinya data hasil posttest tersebut digunakan untuk kepentingan analisa serta pengujian hipotesis.

Berdasarkan hasil analisi pretest pada peserta didik kelas 5A dan 5B SD Negeri Cukil 01 menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut homogen. Artinya data berdestribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan dan kedua kelas sebelum diberi perlakuan mempunyai kemampuan awal yang sama sehinggak kelas eksperimen yaitu kelas 5A mendapatkan treatment yaitu menggunakan model Make A Match berbantuan media video dan gambar sedangkan untuk kelas 5B mendapat treatment menggunakan metode ceramah. Selain diberi treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest atau tes akhir.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didapatkan bahwa kegiatan belajar mengajar pada kelas eksperimen berlangsung dengan baik. Baik dari persiapan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sesuai dengan prosedur dalam model pembelajaran Make A Match berbantuan media video dan gambar.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dibuktikan pada nilai rata-rata hasil belajar untuk posttest pada kelas eksperimen lebih banyak dibandingkan pada kelas kontrol yaitu 84,44 pada kelas eksperimen dan 74,09 pada kelas kontrol. Selisih dari rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 10,35. Dari hasil posttest tersebut dibandingkan dengan nilai pretest pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata pretest pada kelas eksperimen 73,05 sedangkan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen 84,44. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan sebanyak 11,38 pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol mengalami kenaikan yaitu nilai pada pretest kelas kontrol 73,68 sedangkan nilai rata-rata posttest kelas kontrol 74,09. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan yaitu 74,09 pada kelas kontrol. Uraian di atas menunjukkan tdak ada pengaruh yang signifikan antara rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen.

(18)

(> 0,05) yaitu bernilai 0,575. Sedangkan hasil uji t pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai T sebesar 1,267 dengan probalitas signifikan (> 0,05) yaitu 0,213 dan perbedaan berkisar antara -1,177 – 5,177 (lower-upper). Maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model Make A Match berbantuan media video dan gambar ternyata tidak terdapat pengaruh antara model Make A Match terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Rejeki (2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widhiastutik (2014). Penelitian tersebut menyatakan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti medel pembelajaran Make A Match tidak memiliki pengaruh yang signifikan ditinjau dari hasil belajar IPA.

Hasil uji t yang menyatakan bahwa H0 diterima atau tidak ada pengaruh yang signifikan antara model Make A Match berbantuan media video dan gambar ditinjau dari hasil belajar IPA, dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama dapat ditinjau dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan beberapa persamaan kendala yang dialami masing-masing guru dalam menerapkan masing-masing model. Kendala yang sama yaitu pada saat guru mengarahkan kepada peserta didik untuk memberikan alasan. Dalam model pembelajaran Make A Match, peneliti mengalami kesulitan pada saat peserta didik melakukan pencarian kartu jawaban maupun kartu soal.

(19)

kegiatan yang dilaksanakan peneliti dan 25 keseluruhan kegiatan yang harus dilakukan. Jadi,

Kegiatan yang peneliti laksanakan =banyak kegiatan yang telah dilakukan

banyak kegiatan yang harus dilakukan x 100%

=24

26x 100%

= 92,30% kelas eksperimen Kegiatan yang peneliti laksanakan =banyak kegiatan yang telah dilakukan

banyak kegiatan yang harus dilakukan x 100%

=23

25x 100%

= 92% kelas kontrol

Gambar

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SD Negeri Cukil 01
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Ekperimen Tahun
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol Tahun
Tabel di bawah ini merupakan hasil pretest peserta didik antara kelas eksperimen
+6

Referensi

Dokumen terkait

Adapun judul dalam penelitian ini PENGARUH CITRA MEREK, IKLAN, DAN KUALITAS YANG DIRASA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SIM CARD TELKOMSEL DI SURABAYA.

pH optimum dari enzim amylase misalnya dapat diperoleh dengan menentukan jumlah milligram gula yang terbentuk dari beberapa reaksi yang menggunakan

a) Akar Imajiner, dapat terjadi jika " nilai diskriminannya kurang dari 0 (D < 0), maka persamaan kuadrat, tidak mempunyai dua akar imajiner ". b) Determinan, yang

Membuktikan bahwa adanya amilum pada daun sebagai hasil fotosintesis. - Menutup sebagian daun ubi kayu yang belum terkena sinar

Contoh Penawaran Jasa Pemindahan & Setup Software.. Jika peserta tender lulus dan menjadi pemenang tender berdasarkan penilaian panitia tender atas penawaran yang

penelitian ini permasalahan yang diangkat adalah apakah rasio LDR, IPR, NPL, IRR, BOPO, FBIR secara bersama-sama dan parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Seperti juga metodologi penelitian berlandaskan positivisme,metodologi penelitian berlandaskan rasionalisme juga mengejar diperolehnya generalisasi atau hukum-hukum baru,

Kebijakan pelayanan kesehatan menjadi salah satu komponen yang utama (Pujowati, 2012). Peningkatan pelayanan kesehatan yang baik seharusnya tidak berhenti sampai pada