• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Kerja Mesin Pendingin dan Repara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prinsip Kerja Mesin Pendingin dan Repara"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Macam-macam mesin pendingin di jaman sekarang ini semakin banyak seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia.Seperti kulkas, AC, pendinginan pada mobil, dan lain-lain. Kualitas mesin pendingin pun terus berkembangakibat tuntutan manusiamengenai mesin pendingin baik dari segi kegunaan maupunkeefektifan lainnya.

Namun, peningkatankebutuhan akan kegunaan mesin pendingin tak setara dengan peningkatan dalam pemahaman prinsip kerja mesin pendingin di kalangan masyarakat. Dapat dilihat dalam implementasinya, dimana banyak perusahaan bahkan di kalangan rumah tangga yang masih membutuhkan pelayanan servis terhadap kerusakan suatumesin pendingin.Memang bukan masalah, dilihat dari tujuannya untuk memperbaiki mesin pendingin tersebut. Namun bagaimana jika kerusakan mesin pendingin tersebut apabila kita perbaiki sendiri tidak membutuhkan waktu yang lama dan hanya mengeluarkan biaya yang jauh lebih rendah dari biaya pelayanan servis tersebut, bahkan tidak membutuhkan biaya sama sekali. Jelas akan menimbulkan persepsi yang berbeda dari sebelumnya.

(2)

Oleh karena itulah, penyusun melakukan penelitian dan membuat mini skripsi tentang “Prinsip Kerja Mesin Pendingin dan Reparasinya” ini.

B. Penegasan Istilah

Mesin pendingin disini mencakup seluruh jenis mesin yang berfungsi dalam memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Artinya tidak dilihat dari segi fungsi, tempat penyimpanan atau bahkan bentuknya.

C. Batasan Masalah

Penelitian dalam mini skripsi ini hanya meneliti tentang prinsip kerja, kerusakan, dan langkah mereparasi kerusakannya pada mesin pendingin secara umum.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam mini skripsi ini adalah :

 Bagaimana prinsip kerja pada mesin pendingin ?

 Apa saja kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi pada mesin

pendingin ?

 Bagaimana cara mereparasi pada bagian mesin pendingin yang

(3)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan wawasan kepada pembaca mengenai prinsip kerja pada mesin pendingin, memahami kerusakan pada bagian mesin pendingin, langkah dan cara reparasinya.

BAB II

STUDI PUSTAKA

Mesin pendingin merupakan suatu alat yang dapat mengubah suhu awal menjadi lebih rendah (dingin) dengan cara memindahkan kalor dari dalam ruangan ke luar ruangan(Himsar Ambarita : 2010).Secara garis besar komponen sistem pendingin siklus kompresi uap terdiri dari:

Kompressor

Tugas kompressor adalah “mengangkat” refrigeran dari evaporator, mengkompres, dan “mendorongnya” ke kondensor.

Kondensor

Kondensor adalah APK (Alat Penukar Kalor) yang berfungsi mengubah fasa refrigeran dari kondisi superheat menjadi cair, bahkan kadang sampai kondisi

subcooled. Evaporator

Jika pada kondensor refrigerant berubah dari uap menjadi cair, maka pada evaporator berubah dari cair menjadi uap. Perbedaan berikutnya adalah, sebagai siklus refrigerasi, pada evaporatorlah sebenarnya tujuan itu ingin dicapai. Artinya, jika kondensor fungsinya hanya membuang panas ke lingkungan, maka pada evaporator panas harus diserap untuk menyesuaikan dengan beban pendingin di ruangan.

(4)

Fungsi dari katup expansi ada dua, yaitu menurunkan refrigeran dari tekanan kondensor sampai tekanan evaporator dan mengatur jumlah aliran refrigeran yang mengalir masuk ke evaporator.

Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan kalor dari suatu benda/ruangan ke lingkungan sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya. Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dipindahkan. Sehingga refrigerasi selalu berhubungan dengan proses-proses aliran panas dan perpindahan panas. Siklus refrigerasi memperlihatkan apa yang terjadi atas panas setelah dikeluarkan dari udara oleh refrigeran di dalam koil (evaporator). Siklus ini didasari oleh dua prinsip, yaitu:

1. Saat refrigeran cair berubah menjadi uap, maka refrigeran cair itu mengambil atau menyerap sejumlah panas.

2. Titik didih suatu cairan dapat diubah dengan jalan mengubah tekanan yang bekerja padanya. Hal ini sama artinya bahwa temperatur suatu cairan dapat ditingkatkan dengan jalan menaikan tekanannya, begitu juga sebaliknya.

Beban pendinginan adalah aliran energi dalam bentuk panas. Perlu diulang kembali bahwa tugas unit pendingin adalah menjaga kondisi suatu ruangan agar berada pada suhu dan kelembaban tertentu yang umumnya lebih rendah dari temperatur dan kelembaban lingkungan luar. Jenis beban pendingin, dapat dibagi menjadi dua, yaitu panas sensible dan panas laten. Panas sensible adalah panas yang diterima atau dilepaskan suatu materi sebagai akibat perubahan suhunya.

(5)

penerangan, panas dari mesin yang ada di ruangan, panas akibat peralatan memasak yang ada di ruangan, komputer, dll. Dan juga panas dari mahluk hidup yang ada di ruangan (manusia). Semua sumber-sumber panas ini akan dihitung beban yang diakibatkannya pada unit pendingin.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penyusun menggunakan jenis penelitian studi kasus. Dimana rancangan penelitian ini mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif, yaitu tentang prinsip kerja pada mesin pendingin dan reparasinya.

Penelitian ini dikategorikan pada penelitian deksriptif, yang mendeskripsikan dan menginterpretasikan tentang prinsip kerja pada mesin pendingin dan reparasinya.Hasil penelitiandisajikan secara apa adanya dan diuraikan secara jelas tanpa manipulasi. Oleh karena itu, penelitian ini tidak ada hipotesis apapun,melainkan pertanyaan penelitian.

B.

Teknik Pengumpulan Data

(6)

C. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara dipelajari dan membandingkan data yang ada.

D. Definisi Operasional

Penelitian ini menjelaskan mesin pendingin secara umum. Variabel yang diteliti tentang prinsip kerja dan reparasinya saja. Reparasi disini meneliti tentang kerusakan pada mesin pendingin yang kemungkinan terjadi dan penyebabnya. Juga mengenai langkah yang tepat dalam merepasinya.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

Pada dasarnya, setiap mesin pendingin tersusun dari komponen-komponen seperti kompresor unit (motor penggerak dan kompresor), kondensor, saringan, pipa kapiler/ katup ekspansi, pipa penguapan (evaporator), dan refrigeran.

1. Kompresor Unit

(7)

molekul-molekul refrigeran bergerak lebih cepat dan saling bertabrakan. Selama proses ini, katup inlet menutup. Katup outlet dibiarkan terbuka, sehingga uap bahan pendingin hasil kompresi mengalir ke kondensor.

Gambar 2. 1Langkah Kompresi

Kompresor unit terbagi atas beberapa jenis, yaitu :

a. Jenis Unit Terbuka

Kompresor dan motor penggeraknya berdiri sendiri. Pemutarannya menggunakan ban (belt). Motor penggeraknya berupa motor listrik atau diesel.

Gambar 2. 2Contoh kompresor jenis open unit

(8)

Kompresor dan motor listrik berdiri sendiri, tetapi dihubungkan seperti terlihat menyatu. Poros motor listrik terhubung dengan poros kompresor sebagai pemutar kompresornya.

Gambar 2. 3Contoh kompresor tipe semi hermetic

c. Hermetic Unit (Unit Hermetic)

Kompresor dan motor listrik benar-benar bersatu tertutup rata. Kelemahannya, jika terjadi kerusakan pada kompresor atau motor listrik, sulit diperbaiki. Keuntungannya adalah ukurannya lebih kecil dan relatif murah.

(9)

2. Kondensor

Suhu gas refrigeran (hasil kompresi) merambat pada pipa-pipa kondensor dan media pendinginan. Media pendingin pada bagian kondensor ini membantu memperlancar terjadinya proses kondensasi (pengembunan). Pada proses ini, uap panas refrigeran hasil kompresi berubah menjadi cair (mengembun). Suhu dan tekanan gas refrigeran naik sampai keseimbangan dicapai.Kondensor harus ditempatkan di tempat yang luas, agar aliran udara tak terhalang. Dan biasanya dipasang kipas angin untuk memperlancar sirkulasi udara. Cairan hasil kondensasi sebagian disimpan di receiver, sebagian cairan refrigeran mengalir ke saluran cairan tekanan tinggi menuju

driver strainer (saringan). Tetapi, perlu diketahui bahwa tidak semua mesin pendingin dilengkapi receiver (reservoir).

3. Saringan

Saringan biasanya terdiri dari silica gel (berfungsi menyerap kotoran, air) dan screen (terdiri dari kawat kasa halus yang berfungsi untuk menyaring kotoran dalam sistim seperti timah, karat, dan lain-lain. Artinya, di dalam sistim tidak boleh ada air (H2O), asam serbuk-serbuk/ kotoran-kotoran.

Disarankan, letakbagian saringan yang terhubung dengan pengontrol refrigeranharus lebih rendah dibandingkan dengan bagian saringan yang terhubung dengan kondensor, agar refrigeran cair saja yang masuk ke

pengontrol refrigeran.

(10)

Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan danmengatur jumlah cairan refrigeran yang mengalir. Penggunaan pipa kapiler membuat tekanan pada kondensor dan evaporator cenderung sama saat sistim tidak bekerja. Sehingga akan meringankan tugas kompresor saat sistim mulai diaktifkan. Artinya, fungsi pipa kapiler pun untuk mempermudah proses kerja mesin pendingin saat diaktifkan.

Proses pada pipa kapiler ini menyebabkan suhu dan tekanan cairan refrigeran menjadi lebih rendah. Untuk lebih menurunkan suhu refrigeran, biasanya dipasang sistim penukar panas (heat exchanger).

5. Katup Ekspansi

Sebenarnya, tidak semua mesin pendingin dilengkapi katup ekspansi yang berfungsi menurunkan tekanan cairan refrigeran seperti pipa kapiler. Namun banyak juga mesin pendingin yang memang dipasang katup ekspansi tersebut. Ada 3 macam katup ekspansi :

a. Katup Ekspansi Otomatis

Terdapat tekanan seimbang pada diafragma hasil dari 2 tekanan yang berlawanan antara P1 (tekanan dari pegas yang dapat diatur) dan P2 (tekanan dari evaporator). Jarum pada saluran masuk membuka saat P2 lebih kecil dari P1. Sebaliknya, jika P2 lebih besar dari P1, saluran masuk semakin kecil bahkan hingga tertutup.

b. Katup Ekspansi Termo Listrik

(11)

Katup ekspansi yang dikontrol dengan “thermal electric” menggunakan thermistor, untuk mengontrol membukanya jarum jarum pada katup ekspansi.sistem ini tidak menggunakan elemen tekanan seperti pada katup ekspansi “thermostatic”. Tahanan listrik pada thermistor berubah dengan perubahan suhunya. Kenaikan suhu mengurangi tahanan thermistor. Oleh karena itu, pada tegangan yang diberikan kenaikan suhu tersebut menambah bersarnya arus listrik.

c.

Katup Ekspansi Thermostatis

Katup ekpansi thermoststis digunakan pada system pendinginan majemuk. Dengan menggunakan system ini memungkinkan system majemuk untuk dapat memberikan suhu yang berbeda-beda pada beberapa cabinet. Katup system ini juga biasa digunakan pada penyegaran.udara.

6. Evaporator

Berfungsi untuk menguapkan cairan refrigeran dengan suhu dan tekanan lebih rendah, sambil mengambil panas dari udara yang mengalir melalui rusuk-rusuknya.

7. Header

(12)

8. Saluran Hisap (Suction Line)

Penghubung antara evaporator dan kondensor. Berfungsi untuk mengalirkan gas refrigeran bersuhu dan bertekanan rendah dari evaporator ke kompresor.

Seperti yang telah diketahui, bahwa mesin pendingin banyak menggunakan pipa-pipa, seperti untuk kondensor, pipa kapiler, dan pipa evaporator. Pipa-pipa tersebut terbuat dari tembaga. Hal ini disebabkan tembaga memiliki beberapa sifat seperti :

 Tembaga merupakan logam yang kuat, liat dan lunak, sehingga

mudah dibentuk

 Tembaga tak berkarat

 Tembaga merupakan penghantar panas yang baik, hal ini sangat

penting untuk terjadinya proses pendinginan.

Dalam mesin pendingin, diameter yang digunakan adalah :

Pipa Penguapan Kondensor Pipa Kapiler Domistic

Refrigerator 5/16 ” 1/4 “

0,026 “ atau 0,031 “ Room Air

Conditioning 3/8 “ 5/16 0,45 mm

(13)

a. Syarat-Syarat Refrigeran

Refrigeran yang dibutuhkan bukan hanya berguna dalam proses pendinginan, melainkan sifat refrigeran tersebut juga tidak boleh berdampak buruk bagi komponen dan kerja pada mesin pendingin. Juga tidak boleh merusak hal-hal yang berkenaan dengan biologi, seperti pada kesehatan manusia. Artinya refrigeran memiliki syarat-syarat umum seperti :

 Tak beracun dan tak berbau merangsang

 Tak dapat terbakar atau meledak jika terkena udara, pelumas,

dan sebagainya

 Tak menyebabkan korosi pada setiapa komponen mesin

pendingin

 Bila terjadi kebocoran mudah dicari

 Memiliki titik didih dan titik kondensasi yang rendah

 Susunan kimianya stabil, tak terurai setiap kali dimampatkan,

diembunkan dan diuapkan.

 Perbedaan antara tekanan penguapan dan tekanan pengembunan

(kondensasi) harus sekecil mungkin

 Tak merusak tubuh manusia

 Konduktivitas termal tinggi

 Viskositas pada fase cair dan fase gas rendah, agar tahanan

aliran refrigeran dalam pipa sekecil mungkin.

 Konstanta dielektrika dari refrigeran kecil, tahanan listrik yang

(14)

 Harganya tak mahal dan mudah diperoleh.

b. Jenis Refrigeran

1) Refrigeran “Fluorinated” (CFC)

Yang paling umum adalah R11, R12, R22 dan R502. R11 (CCl2F) biasanya digunakan pada AC dan instalasi pompa panas, sebab memiliki titik didih yang relative tinggi yaitu +24oC.

R12 (CCl2F2) memiliki titik didih normal -30oC. Biasanya digunakan pada mesin refrigerasi kecil akibat panas penguapan tiap jumlah refrigeran relative kecil.

R22 (CHF2Cl) memiliki titik didih -41oC. Digunakan pada mesin freezer dan sebagainya yang menghendaki suhu yang lebih rendah. R502 (CClF2FC3) merupakan campuran antara R22 dan R115. Memiliki titik didih -46oC.

2) Ammonia (NH3)

Digunakan secara luas pada mesin refrigerasi yang besar (industri). Titik didih normalnya 30oC. Memiliki karakteristik bau, meskipun pada konsentrasi yang sedikit. Tak dapat terbakar, tetapi meledak jika bercampur dengan udara berpersentase volume 13/28. Namun, tembaga atau campuran tembaga apapun tidak boleh digunakan pada mesin-mesin berammonia. Karena ammonia dapat menyebabkan korosi pada logam-logam tersebut.

3) Refrigeran Sekunder

(15)

Refrigeran Kompresor Keterangan Penggunaan R11 Sentrifugal Pendingin air sentrifugal R12 Torak putar

Sentrifugal

Penyegar udara, refrigasi dan pendingin air sentrifugal ukuran besar

R13 Torak putar Refrigasi temperature sangat rendah

R21 - Pendingin kabin alat pengangkat

R22

-Sentrifugal

Penyegar udara, refrigasi pada umumnya, pendinginan, beberapa unit refrigasi, unit temperature rendah.

Pendingin air sentrifugal temperature rendah ukuran besar. R113 Sentrifugal Pendingin air sentrifugal ukuran

kecil pendinginan, missal penyegar udara

Pendingin air sentrifugal temperature rendah

R502 Torak putar Lemari pamer, unit temperature rendah, rerigerasidan pendinginan pada umumnya

R717 Torak

Sentrifugal

Unit pembuat es, ruang dingin, pendinginan larutan garam, peti es, pendinginan pabrik (proses) kimia. Ring es, pendingin larutan garam, pendinginan pabrik (proses) kimia.

(16)

Dilihat dari tabel, diketahui bahwa pemakaian refrigeran ditentukan oleh pabrik (pembuat) mesin pendingin dengan mempertimbangkan kapasitas mesin, jenis kompresor dan penggunaannya. Disarankan, tekanan uap refrigeran harus sedikit lebih tinggi dibanding tekanan atmosfir. Sehingga mencegah udara luar masuk ke sistim saat terjadi kebocoran. Itulah sebabnya, mengapa titik didih refrigeran merupakan faktor yang sangat penting.

c. Keadaan-Keadaan Refrigeran Pada Sistem yang Bekerja

Gambar 2. 6Diagram Tekanan-Entalpi

(17)

Pada saluran masuk (inlet) evaporator, terdapat campuran cairan dan uap. Sedangkan pada saluran keluar (outlet) evaporator, kondisi 1 merupakan uap jenuh. Di kondisi 1, tekanan dan suhu tetap, namun entalpi berubah menjadi h1 akibat penyerapan panas oleh evaporator.

Di kondisi 2, refrigeran berada di kompresor. Tekanan meningkat hingga sama seperti HP. Suhu naik lebih tinggi dibanding suhu kondensasi. Sebab uap refrigeran telah mengalami panas dengan kuat. Pembentukan panas ini membutuhkan energy yang lebih besar sehingga entalpi berubah menjadi h2.

Pada saluran masuk (inlet) kondensor,terjadi di kondisi 2, keadaan ini adalah satu dari keadaan uap panas-super pada tekanan di titik 2a. Panas dilepaskan dari kondensor ke lingkungan sehingga entalpi berubah dalam kondidi 3. Pertama kali pada kondensor terjadi suatu perubahan fase dari uap panas-super kuat menjadi uap jenuh (titik 2a), sehingga kondensasi terjadi dari uap jenuh.Dari titik 2a samapai titik 3 suhu (suhu kondensasi) tetap sama, pada kondensasi dan penguapan terjadi pada suhu konstan.

B. Macam-Macam Kerusakan Pada Mesin Pendingin

Kerusakan pada mesin pendingin dapat terjadi pada bagian kelistrikan atau pada bagian system pendinginnyanya.

1. Kerusakan pada Sistem Kelistrikan

Kerusakan yang sering terjadi pada kelistrikan adalah pada sumber listrik (suplai), hubungan kabel-kabel, motor kompresor, motor pada kipas,

(18)

a. Sumber Listrik

Jika motor kompresor saat dihubungkan dengan sumber listrik tidak berputar, periksa tegangan pada stop kontak menggunakan voltmeter. Jika tegangannya tidak ada, kemungkinan zekeringna putus atau ada penghubung listrik lain yang lepas.

Mesin pendingin tidak diperbolehkan bekerja dengan tegangan 10 % lebih besar atau lebih kecil dari besaran yang tertera pada pelat nama. Tegangan saat mesin pendingin bekerja dapat turun akibat kelebihan beban. Seperti penggunaan las listrik (bertegangan besar) atau saat malam hari ketika lampu-lampu, TV dan alat elektronik lain dinyalakan.

Dapat juga disebabkan instalasi kurang baik. Seperti ukuran kabel yang kecil, terlalu panjang, sambungan-sambungan kabel kurang baik, kabel sudah tua dan sebagainya.

b. Hubungan Kabel-Kabel

Setiap kabel diperiksa apakah sesuai dengan wiring diagram atau tidak. Itulah alasannya, wiring diagram jangan pernah dibuang. Periksa juga klem kabel. Jika klem kabel kurang bahkan tidak kuat terhadap terminal, akan mengakibatkan tegangan turun, sehingga timbul panas atau pemutusan aliran listrik.

c. Motor Kompresor

Untuk memeriksa gangguan pada motor listrik, kotak terminal dibuka dan seluruh kabel-kabel pada terminal dilepas.

(19)

Untuk mencari kerusakan pada kopas angin, cabut terlebih dahulu steker dari stop kontaknya karena daun kipas jika berputar akan berbahaya saat terkena tangan.Periksa bagian mekanisnya terlebih dahulu. Seperti pada poros/ dudukan porosnya. Caranya dengan mendorong kedua ujung porosnya ke atas/ ke bawah dan ke kiri/ ke kanan.Putar juga daun kipas,untuk memastikan porosnya tidak macet dan daun kipas bergesek dengan rumahnya.

Jika sudah, periksa juga-xsew bagian kelistrikannya menggunakan ohm meter. Hubungkan kipas dengan sumber. Jika masih bermasalah, meskipun hubungan kabel-kabel sudah baik, periksa kapasitornya.Pemeriksaan paling cepat dengan cara mencoba kapasitor baru.

e. Termostat

Jika mencurigai adanya kerusakan pada thermostat, dapat dilakukan dengan memutar saklar pemilih (selector) ke posisi tombol (cool). Dari pengatur suhu di putar ke kanan (searah jarum jam). Jika kompresor tidak jalan, lepas steker dari stopkontak. Lalu periksa hubungan kontak dari termostat menggunakan ohm meter. Pemeriksaan dapat juga dilakukan dengan melepas steker dan ujung-ujung kabel dari termostat.

f. Overload (OL)

(20)

kerusakan kompresor atau klem terminal kurang keras.Artinya, kerusakan tidak pernah berasal dari overload.

g. Kapasitor

Kerusakan yang terjadi pada kapasitor adalah :

 Kontak di dalam (short circuit)

 Putus hubungannya di dalam (open circuit)

 Kontak dengan badan (grounded)

 Kekuatannya menurun (chemically weak)

Pemeriksaan pada kapasitor dapat dilakukan dengan menggunakan sumber listrik dan voltmeter atau ampermeter untuk mengetahui pemakaian arus sehingga dapat menentukan µF dari kapasitor, sekaligus membandingkan µF tersebut dengan µF yang tertera pada nama plate.

2. Kerusakan pada Sistem Pendingin

Kerusakan pada system pendingin biasanya terjadi pada kompresor, pipa-pipa (kondensor/ evaporator), saringan dan refrigeran.

a. Unit Kompresor

(21)

 Motor tidak bekerja dan berarus sangat besar melebihi arus

rotor yang ditahan atau LRA (Locked Rotor Ampere) dari motor. Artinya, motor sudah terbakar.

 Motor tidak bekerja dan berarus 1-2 kali FLA, kompresor

macet. Kompresor perlu diperiksa.

 Motor dapat bekerja, tetapi berarus 1,5-2 kali FLA. Artinya

motor hamper terbakar.

 Motor dapat bekerja dan berarus normal, tetapi bersuara keras,

kemungkinan ada pegas yang patah.

 Motor dapat bekerja dan berarus normal, tetapi tekanan tak

memenuhi syarat, bersuara dan katup kompresor rusak.

b. Evaporator

Kemungkinan kerusakan pada evaporator akibat kebocoran dan kebuntuan. Kebocoran dapat diperiksa pada bagian sambungan atau bagian lengkungan pipa. Sedangkan kebuntuan diakibatkan adanya kotoran atau adanya pipa yang gepeng.

c. Kondensor

Kerusakan pada kondensor sama dengan kerusakan pada evaporator. Pada mesin yang sedang bekerja, kondensor terasa panas jika dipegang saat mengalami kerusakan.

(22)

Kerusakan pada pipa kapiler juga sama dengan kerusakan pada kondensor dan evaporator. Kebuntuan pada pipa kapiler secara keseluruhan menyebabkan suara pada ujung evaporator tak terdengar dan tak terasa dingin.

e. Saringan

Pada saringan yang buntu sebagian, akan mengalami perbedaan panas disbanding again dekat pipa kapiler. Pada saringan yang buntu sama sekali, bagian luar dari saringan berkeringat atau terjadi es, tekanan pada sisi tekanan tinggi menjadi lebih tinggi.

f. Refrigeran

Gangguan yang sering terjadi biasanya akibat kebocoran. Juga terlalu banyak isi bahan pendingin (over changed). Ditandai dengan tekanan pada setiap sisi bertekanan tinggi, kompresor bersuara keras pendinginan kurang baik, terjadi pembekuan pada saluran pipa hisap danarus yang dialirkan berlebihan.

Gangguan juga bisa terjadi akibat kurang isi bahan pendingin (under charged). Yang ditandai arus yang dialirkan menurun, terjadi bunga es (jika pada AC) pada pipa masuk evaporator, kompresor terus bekerja, pemakaian waatt yang banyak dan pendinginan yang kurang baik.

C. Macam-Macam Gangguan, Penyebab dan Langkah Perbaikan

Gangguan Penyebab Langkah Perbaikan

Kompresor tidak bisa bekerja dan tak ada dengungan

Kabel (hubungan) terlepas Periksa rangkaian listrik dan sekring

Terjadi overload Periksa arus

(23)

Kompresor tidak bisa bekerja dan sekali-kali

berdengung (cycling on protector)

Pengawatan tidak benar Periksa rangkaian listrik

Tegangan sumber menurun

Periksa tegangan sumber dan carilah lokasi penyebab tegangan turun

Kapasitor starting terbuka Ganti kapasitor starting dengan yang baru.

Kontak dari relai terus terbuka

Periksa posisi pengaturnya (sesuaikan dengan petunjuk)

Open circuit pada kumparan bantu

Periksa kontak-kontak ujung, bila tak ada yang lepas, ganti kompresornya

Kompresor macet

Periksa kompresor, kemacetan mungkin akibat kekurangan minyak pelumas

Kapasitor sarting lemah Ganti kapasitor starting yang baru

Kompresor dapat bekerja, tetapi

starting winding tak bisa lepas

Tegangan sumber turun Naikkan tegangan Rangkaian listrik tak

sesuai prosedur

Periksa, sesuaikan dengan wiring diagram kapasitornya. Ganti jika rusak

Putaran kompresor tidak

lancar Periksa kompresornya

Kompresor bisa bekerja, tetapi overload membuka/ menutup (tak

Tegangan sumber rendah Naikkan tegangan

Arus yang melewati overload melebihi batas

(24)

menentu)

Overload lemah Periksa arusnya. Ganti jika perlu

Kapasitas running rusak Periksa kapasitas kapasitor. Ganti jika rusak

bocor atau rusak Ganti katup yang baru

Kapasitor start (starting kapasitor) terbakar

Short cycling

Usahakan start dilakukan kurang dari 20 kali dalam satu jam (cari sebabnya) Kumparan antu (starting

winding) terlalu lama terhubung pada waktu start

Tegangan dinaiakkan jika turun, ganti relai jika rusak kurangi beban pada saat start

Kontak relai rusak Bersihkan kontak atau ganti yang baru

Kapasitor tidak sesuai

Periksa part list, kapasitor yang seharusnya dipasang (kapasitas dan tegangan) Terminal dari kapasitor

dari kapasitor terhubung singkat oleh air

Dikeringkan, dilakukan pengujian µf. Jika rusak ganti

Kapasitas running

terbakar Tegangan line melebihi batas

Turunkan tegangan line agar tak lebih dari 100% di atas tegangan rating dari motor Tegangan rating dari

(25)

yang baru

Kurangi tegangan maksimal 10% melebihi tegangan

Short cycling Cari sebabnya/ ganti dengan relai baru

Relai bergetar Keraskan pemasangan relai

Relai tidak cocok Ganti dengan relai yang cocok

Refrigerator section terlalu panas

Pintu mesin pendingin

sering dibuka Terangkan pada pemakai

Kebocoran pada seal pintu Ganti dengan yang baru atau diperbaiki jika bisa

Lampu interior hidup terus Periksa saklar dari lampu Termostat disetel pada

Ganti fan (kipas), saklar dari fan atau ada kerusakan/ kesalahan pada pengawasan (kabel)

(26)

disetel pada posisi coldest Kontrol dari aliran udara pada refrigerator section rusak

Fan motor tak bekerja Periksa, perbaiki atau ganti dengan yang baru

Pengatur suhu disetel pada posisi warm atau rusak

Periksa/ putar posisi kenop pada colder atau ganti baru

Kekurangan refrigeran Periksa kebocoran, perbaiki, divakumkan dan diisi lagi

Kondensor kotor Bersihkan kotoran yang menempel

Seal pintu rusak Ganti

Pintu sering dibuka Perintahkan pada pemakai

Kompresor rusak

Kelep/ katup rusak Lepas kompresor, lalu ganti kelep/ kompresornya

Minyak pelumas tak cukup Tambahkan minyak pelumas hingga cukup

Kompresor terlalu panas Jika ada kerusakan, bongkar lalu ganti Seal pintu rusak Perbaiki atau ganti yang baru Terlalu banyak beban yang

harus didinginkan Terangkan pada pemakai Kekurangan/ kelebihan

refrigeran

Periksa tekanan sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah

Suhu kamar terlalu panas Usahakan sirkulasi udara sebaik mungkin

Pintu sering dibuka Terangkan pada pemakai Pada air conditioner,

terjadi es pada

Saringan udara kotor/

(27)

evaporator

yang melewati evaporator. blower

Suhu udara di kamar/ ruangan terlalu rendah

Jika suhu kamar turun di bawah 21oC, pada evaporator akan terjadi es. Kendalikan

Pipa beradu dengan pipa

atau dngan cabinet Jauhkan jaraknya

Ada sekrup yang lepas atau kurang jelas

Cari sekrup/ baut yang kurang keras atau terlepas. Pasangkan kembali

Kerusakan kipas/ motor

kompresor Periksa atau ganti bila perlu

Overload terkadang mati (unit cycle on overload)

Relai rusak Ganti dengan relai yang baru

Overload sudah lemah Ganti overload dengan yang baru

Tegangan terlalu rendah

(28)

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Prinsip kerja mesin pendingin merupakan suatu siklus. Uap panas (refrigeran) berasal dari evaporator dihisap oleh kompresor melalui saluran hisap. Lalu disalurkan ke kondensor dengan suhu dan tekanan lebih tinggi.Pada kondensor, terjadi proses kondensasi (pengembunan) pada uap refrigeran. Lalu disalurkan ke pengontrol cairan melewati saringan dengan suhu dan tekanan tinggi. Cairan refrigeran mulai diatur , suhu dan tekanan pun menjadi lebih rendah. Ditambah akibat proses yang dilakukan katup ekspansi juga. Cairan refrigeran bersuhu dan bertekanan rendah masuk ke evaporator, cairan mulai diubah menjadi uap (panas) dengan menyerap panas dari udara. Lalu masuk kembali ke kompresor dan seterusnya.

Kerusakan-kerusakan pada mesin pendinginbiasanya terjadi pada bagian kelistrikan, seperti pada sumber listrik (suplai), hubungan kabel-kabel, motor kompresor, motor pada kipas, termostat, overload (OL), kapasitor dan relai. Atau pada bagian sistem pendinginan, seperti pada kompresor, pipa-pia (kondensor/ evaporator), saringan, kontrol refrigeran dan refrigeran.

Langkah perbaikan dilakukan tergantung gangguan dan penyebab kerusakan bagian kelistrikan atau bagian pendinginan pada mesin pendinginan tersebut.

(29)
(30)

\

Daftar Pustaka

Diks, M. 2004. Pengetahuan Praktik Teknik Pendinginan. Bumi Aksara : Jakarta Haryanto. “Metode Pengumpula Data”. 1 Mei 2014. http://belajarpsikologi.com/metode-pengumpulan-data/

Purwa, Nursaptia. “Aturan Dalam Penuliasan Skripsi “.1 Mei 2014.http://belajar-di-rumah.blogspot.com/2012/10/aturan-dalam-penulisan-skripsi.html

(31)

Daftar Riwayat

A Syaefudin Siswanto, sering disapa dengan panggilan Siswanto ini lahir di Pandeglang, 29 Januari 1995. Tinggal di Komp. Griya Mitra Posindo 12 No. 1, Desa Cinunuk, Kec. Cileunyi, Kab. Bandung.

Pernah mengikuti studi pada tahun 2000-2001 di TK Sandy Putra, dilanjutkan ke SD Negeri Cibeureum Mandiri 2 tahun 2001-2007, lalu tahun 2007-2010 di SMK Negeri 8 Bandung. Dan sekarang melanjutkan studinya sebagai mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin di Universitas Pendidikan Indonesia.

(32)

Muhammad Nur Ramdani,anak ke 3 dari 3 bersaudara ini lahir di Bandung tanggal 20 Februari 1995. Bertempat tinggal tinggal di Jl. Sariwangi Asri 1 No. 53 Rt 01/ Rw 05.Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Teknik Mesin ini pernah mengikuti studi di SD Negeri Cibabat Mandiri 2 selama 6 tahun, SMP Negeri 6 Cimahi selama 3 tahun dan di SMK Angkasa selam 3 tahun.

Pernah mengikuti beberapa kejuaraan, seperti MTQ meraih juara 2, Futsal UPI juara 1 dan futsal SMK juara 1. Bercita-cita menjadi Techinal Engineering yang profesional. Moto hidupnya yaitu “Hard Work Everyday”.

(33)

RadenMarsetio Hadi Kusuma

Negara,merupakan nama lengkap yang sering

dikenalTio ini. Lahir di Bandung, tanggal 12 Agustus 1995.Tempat tinggal di GBA 01 Blok A No 71E Rt 01/ Rw13, Kab. Bandung.Anak kedua dari empat saudara ini pernah mengikuti studi selama 6 tahun di SD Negeri 1 Cijagra, di SMP Negeri 2 Baleendah selama 3 tahun, di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot selama 3 tahun dan saat ini melanjutkan studinya di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Teknik Mesin.

(34)

Gambar

Gambar 2. 1Langkah Kompresi
Gambar 2. 3Contoh kompresor tipe semi hermetic
Tabel 1Penggunaan Refrigeran
Gambar 2. 6Diagram Tekanan-Entalpi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari teknik analisis regresi sederhana adalah bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi dosen terhadap komitmen afektif ,

Semakin banyaknya pesaing dunia usaha yang bergerak dalam bidang ekspedisi diharapkan untuk Kantor Pos Jombang tetap mmempertahankan kualitas dalam bidang

Di lain pihak justru sebaliknya juga ada sebagian siswa yang memang memiliki motivasi rendah tetapi mempunyai hasil belajar tinggi disebabkan ketika tes hasil belajar siswa

Berdasarkan data pada pada tabel 4.20 dapat ditarik kesimpulan bahwa skor tertinggi yang diperoleh oleh siswa pada kemampuan menganalisis gaya bahasa cerita

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Gambar beber karya Soegeng Toekio menarik dari penampilan bentuknya, Soegeng Toekio dalam karyanya mengangkat konsep garap sungging dengan tema-tema yang diangkat

Untuk mendukung program pembelajaran e-learning yang dilakukan oleh seorang dosen di 5 Perguruan Tinggi wilayah kota Surakarta, maka banyak tempat yang di anggap strategis di

Bobot basah biomassa embrio somatik sagu dalam medium cair SPS pada semua interval dan lama perendaman secara nyata lebih tinggi dibandingkan dengan medium padat (Tabel 1)..