• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan TIK Sebagai Upaya Pencegaha (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan TIK Sebagai Upaya Pencegaha (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH REGULASI TELEMATIKA

“Perkembangan TIK Sebagai Upaya Pencegahan Bencana di Indonesia”

Disusun Oleh :

1. Ananda Suci Rosalina (15101038) 2. Dettia Wenny Brigitta (15101045) 3. Irfan Muhammad Ghani (15101050) 4. Nizam Galih Yudhistira (14101071) 5. Juwi Nanda Sinulingga (14101062)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Permasalahan ... 2

BAB II PENDEKATAN/METODOLOGI A. Pendekatan Hukum ... 3

B. Pendekatan Terhadap Kondisi Eksisting di Indonesia ... 4

C. Pendekatan Benchmark kepada Negara lain ... 4

D. Pendekatan literatur ... 5

BAB III ANALISA ... 6

BAB IV REKOMENDASI KEPADA REGULASI TIK ... 10

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 13

B. Saran ... 13

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Indonesia berdasarkan letak geografis dan karakteristik wilayahnya, mempunyai banyak keuntungan terutama di bidang ekonomi dengan pengoptimalan pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Namun Indonesia menjadi daerah rawan bencana karena beberapa alasan, pertama karena faktor alam itu. Negeri kita ini berdiri di atas pertemuan lempeng-lempeng tektonik itu. Akibatnya negeri ini berada di atas jalur gempa, patahan-patahan yang menyebabkan gempa. Negeri kita ini juga memiliki banyak gunung berapi. Jumlahnya sekitar 140 gunung yang aktif. Iklim kita yang tropis juga menyebabkan banyak tanah yang tidak stabil. Banyak tanah yang rusak. Iklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi memudahkan terjadi pelapukan. Bencana alam seperti longsor, misalnya, itu karena curah hujan di sini cukup tinggi. Itu dari sisi alamnya.

Kedua dari sisi non alam. Negeri kita berpenduduk padat, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera. Kalau kawasan timur Indonesia mungkin belum begitu banyak. Infrakstuktur kita tidak didesain sesuai dengan kondisi alam itu. Bangunan rumah, juga bangunan besar seperti gedung, belum banyak disesuaikan dengan kondisi alam ini. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi.

(4)

tersebut juga menyelamatkan jiwa masyarakat yang berada di wilayah tersebut. Namun, penggunaan media baru oleh masyarakat Indonesia berupa internet dengan segala situs-situsnya menjadi modal awal bagi masyarakat kita untuk dapat memperoleh informasi mengenai potensi bencana alam.[1] (https://akbarunpredict.wordpress.com/2011/11/23/perkembangan-teknologi-informasi-dalam-penanggulangan-bencana-alam-di-indonesia/)

B.

TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian umum dan peran komunikasi. 2. Untuk mengetahui fungsi komunikasi.

3. Untuk mengetahui komunikasi bencana.

4. Untuk mengetahui penerapan radio dalam media komunikasi dalam bencana.

5. Untuk mengetahui komunikasi integratif penanganan bencana.

6. Untuk mengetahui pengelolaan data dan informasi penanggulangan krisis 7. Untuk mengetahui mekanisme kerja informasi.

C.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi/TIK ? 2. Apa fungsi komunikasi ?

3. Bagaimana komunikasi bencana ?

4. Bagaimana penerapan radio dalam media komunikasi dalam bencana ? 5. Bagaimana komunikasi integratif penanganan bencana ?

(5)

BAB II

PENDEKATAN/METODOLOGI

A. Pendekatan Hukum

Dalam penanggulangan bencana di Indonesia, entah itu bencana alam, bencana sosial, dan jenis bencana lainnya, sebenarnya telah dibahas di dalam Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.

Di dalam UU No.24 tahun 2007, telah dijabarkan bagaimana cara penanggulangan berbagai jenis bencana. Salah satunya yaitu bagaimana cara penanggulangan berbagai jenis bencana dengan sudut pandang atau berasaskan teknologi.

Hal ini dibahas dalam beberapa bab, contohnya adalah di Bab II Pasal 2 dalam UU tersebut yang berbunyi “Penanggulangan bencana berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.” dan diperjelas di Pasal berikutnya yaitu Bab II Pasal 3 yang berbunyi ” Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berasaskan: a) kemanusiaan; b) keadilan; c) kesamaan kedudukan

dalam hukum dan pemerintahan; d)keseimbangan, keselarasan, dan

keserasian; e) ketertiban dan kepastian hukum; f) kebersamaan; g)

kelestarian lingkungan hidup; dan h) ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada point tersebut telah disinggung bahwa terdapat asas ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penanggulangan bencana yang ada. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi harus digunakan secara optimal untuk mempermudah dan mempercepat dalam penanganan bencana, baik dalam tahap pencegahan, pada saat terjadi bencana, maupun pada tahap pascabencana.

(6)

B. Pendekatan terhadap Kondisi Eksisting di Indonesia

Di Indonesia sendiri penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam penanggulangan bencana alam telah dapat dilakukan, misalnya ketika tsunami melanda nangroe aceh Darussalam dan sumatera utara dimana ketika itu seluruh jaringan komunikasi terputus, namun para relawan maupun para korban tidak habis akal untuk menggunakan internet sebagai jalur komunikasi untuk mengabarkan dan memberitahu ingormasi tentang kondisi yang ada pada saat itu ke masyarakat luas.

Dengan hal tersebut, banyak bantuan dari dalam maupun dari luar negeri yang cepat tersalurkan dan relawanpun terus berdatangan untuk membantu proses evakuasi akibat bencana tersebut.

Selain itu juga, teknologi internet juga memiliki fungsi yang penting juga, yaitu penggalangan dana untuk korban. Salah satu situs yang berhasil menggalang dana paling besar ketika terjadi bencana tsunami aceh tersebut adalah amazon.com, yang mampu mengumpulkan lima puluh ribu dermawan dengan total dana yang terkumpul adalah 32,6 miliar. Selain bantuan dalam bentuk dana, bantuan juga didapatkan dalam bentuk barang. Misalnya tim AirPutih, yaitu komunitas IT yang berhasil menggalan bantuan melalui website yang kemudian menyalurkan berupa alat-alat komunikasi, komputer, dan lain sebagainya sebagai alat komunikasi dengan dunia luar. C. Pendekatan Benchmark kepada Negara lain

Dibandingkan dengan negara maju, misalnya Jepang, mungkin Indonesia agak tertinggal dari sisi peringatan bencana maupun dari sisi penanggulangan bencana. Ini bisa dilihat dari kesiapan Jepang dalam menghadapi bencana, misalnya bencana alam gempa bumi, Jepang telah memuat suatu inovasi teknologi untuk menanganinya, yaitu dengan membuat bandul raksasa di bagian atas gedung untuk menstabilkan getaran saat gempa terjadi. Jepang pun menerapkan teknologi pada disaster management-nya sehingga meskipun sebagian wilayahnya lumpuh oleh bencana, namun dapat dengan cepat membaik.

(7)

tersebut, yaitu dengan mengambil jurusan disaster management. Dengan adanya jurusan ini diharapkan penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan secepat mungkin dan salah satunya dengan menggunakan teknologi informasi yang ada.

Di Negara Cina, misalnya untuk penanggulangan bencana banjir, pemerintah telah menerapkan teknologi pemantauan banjir yang dibuat oleh para ilmuan cina yang berkerja sama dengan European Space Agency dan jepang, sistem tersebut telah beroperasi setelah percobaan 3 tahun. Tujuannya dibentuknya sistem tersebut adalah memberikan laporan situasi dinamis dan laporan penilaian kerugian atas daerah bencana ke kantor pusat pengendalian banjir di Beijing.

D. Pendekatan Literatur

Menurut artikel berjudul Perkembangan Sistim Informasi Bencana di Indonesia dan Negara Lain, dengan berlakunya UU no 24/2007 tentang pembentukan Bandan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) yang tugasnya adalah mengumpulkan dan menganallisa informasi terjadinya dan dampak bencana alam di Indonesia. Data tersebut digunakan untuk indentifikasi resiko, perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, terutama untuk memastikan bahwa dana disalurkan untuk mengurangi resiko berdasarkan kecenderungan dan pola yang diidentifikasi melalui analisa berdasarkan DIBI.

Namun untuk mengakses data DIBI maka setiap orang harus bias mengakses internet. Yang jadi permasalahan tidak semua orang di Indonesia belum semua terpapar dengan dunia internet, paling tidak dia adalah warga akademisi atau orang-orang yang selalu berkecimpung dalam dunia internet saja. Warga yang berada di wilayah terpencil yang tidak terjangkau jaringan internet akan sangat sulit bisa mengakses DIBI.

(8)

BAB III

ANALISA

Teknologi bisa diartikan sebagai pengembangan dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sedangkan informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian / penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Ada beberapa pengertian teknologi menurut para ahli :

a. Haag dan Keen (1996) : Pengertian teknologi informasi menurut Haag dan

Keen bahwa teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.

b. Oxford English Dictonary (OED): Pengertian teknologi informasi menurut

Oxford English Dictionary adalah hardware dan software dan bisa termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalah konteks bisnis atau usaha.

c. Williams dan Sawyer (2003): Menurut williams dan sawyer, bahwa

pengertian teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.

d. Martin (1999): Menurut martin bahwa teknologi informasi merupakan

teknologi yang tidak hanya pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan mencaku teknologi komunikasi untuk mengirim atau menyebarluaskan informasi.

Secara sederhana, Pengertian Teknologi Informasi adalah fasilitas-fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dalam mendukung dan meningkatkan kualitas informasi untuk setiap lapisan masyarakat secara cepat dan berkualitas.

(9)

seluruh jaringan komunikasi terputus, namun para relawan maupun para korban tidak habis akal untuk mengoptimalkan internet sebagai jalur komunikasi untuk mengabarkandan menginformasikan kondisi yang ada pada saat itu ke dunia luar maupun kepada sanak saudara mereka. Melalui blog maupun website, email, chat dan lain sebaagainya pemanfaatan internet ini mereka lakukan. Dampaknya adalah bantuan dari dalam dan luar negeri cepat tersalurkan dan relawanpun terus berdatangan untuk membantu evakuasi jenazah para korban yang meninggal akibat bencana itu.

Peranan IT yang berkaitan dengan bencan alam antara lain:

1. Deteksi dini. Ya, tepatnya early warning system. Manusia tidak bisa mengelak dari bencana. Tapi ketika mengetahui akan adanya bencana, setidaknya manusia bisa menyelamatkan diri.

2. Pemetaan. Gejala alam bisa juga diketahui dari tren yang berlangsung. Pola yang terjadi dalam rentang sekian tahun. Teknologi informasi bisa membantu memetakan hal tersebut.

3. Koordinasi. Ketika bencana telah terjadi peran teknologi informasi sangat vital dalam hal koordinasi.

(10)

concern terhadap antisipasi bencana alam, informasi-informasi mengenai potensi bencana alam di wilayah ternentu, analisa-analisa mengenai terjadinya gejala alam terntentu.[3]

(http://www.bnpb.go.id/berita/2284/teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-pengurangan-risiko-tsunami )

Indonesia sendiri sudah memiliki beberapa badan atau lembaga yang menggunakan teknologi informasi dalam upaya menanggulagi bencana, salah satunya adalah BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). BPPT ini menggunakan alat yang dapat mendeteksi adanya bencana bumi, alat tersebut bernama Multi Parameter Radar (MPR) dan INA TRITON Buoy. Teknologi ini merupakan hasil kerja sama BPPT dengan Japan Agency for Marine Earth Science and Technology (JAMSTEC). Radar ini bisa memberi peringatan dini (early warning system), saat bencana akan datang.

Parameternya mencakup dua hal yaitu angin dan curah hujan. Dari dua parameter tersebut kita bisa memperoleh empat atau lima data sekaligus. Kita dapat memprediksi apa yang akan terjadi di waktu mendatang melalui data sebelumnya. Termasuk bagaimana siklus hujan berulang, dan kekuatan hujan. Sehingga kita bisa menghindari siklus banjir dan kekeringan yang kerap terjadi.[3]

(

https://akbarunpredict.wordpress.com/2011/11/23/perkembangan-teknologi-informasi-dalam-penanggulangan-bencana-alam-di-indonesia/)

Selain itu, untuk alat teknologi informasi yang sudah digunakan oleh indonesia sejak dulu adalah Buoy Tsunami. Alat ini merupakan alat pendeteksi tsunami pertama yang berhasil diciptakan para peneliti Indonesia. akan diletakkan di Perairan Samudera Hindia untuk memberi peringatan dini terhadap terjadinya tsunami di daerah Bengkulu, Lampung, Banten dan Jakarta. Menurut Ridwan, alat yang terdiri dari dua bagian ini salah satunya akan diletakkan di dasar laut pada kedalaman 2100 meter. Sedang yang lainnya akan diletakkan mengambang di permukaan laut Samudera Hindia.

Alat ini akan bekerja disaat terjadinya gelombang tsunami pertama, dimana sinyal yang dihasilkannya bisa diterima kantor BPPT hanya dalam waktu 3 menit. Sehingga bisa langsung diinformasikan kepada masyarakat.[4]

(11)

BAB IV

REKOMENDASI TIK

A. PENERAPAN RADIO DALAM MEDIA KOMUNIKASI DALAM BENCANA Pedoman radio komunikasi kebencanaan dimaksudkan sebagai panduan pemanfaatan pengoperasian radio komunikasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Tujuan:

- Terciptanya komunikasi antara BNPB, BPBD provinsi/ kabupaten/ kota

terkait komunikasi radio koordinasi penggulangan bencana, serta pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana.

- Terciptanya penanganan yang cepat antara BNPB, BPBD provinsi/kabupaten/kota, serta pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan penggulangan bencana.

1. Tata Kerja

BPBD provinsi/kabupaten/kota dalam mengumpulkan data dan informasi bencana melalui verifikasi, cross check, pengolahan data dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, dengan tata kerja sebagai berikut

a. Operator radio komunikasi Pusdalops BPBD provinsi melakukan pemanggilan rutin ke BPBD kabupaten/kota sebelum jadwal pemanggilan rutin dari BNPB (format laporan pemanggilan rutin terlampir)

b. Dari hasil pemanggilan rutin tersebut, operator radio komunikasi di Pusdalops BPBD provinsi melakukan rekapitulasi data dan informasi bencana dari masing-masing BPBD kabupaten/kota dan memberikan laporan tersebut kepada petugas pusdalops yang bertanggung jawab membuat laporan sebagai data pendukung dalam pembuatan laporan harian Pusdalops di BPBD provinsi

(12)

d. Dari hasil pemanggilan rutin tersebut, operator radio komunikasi di BNPB melakukan rekapitulasi data dan informasi bencana dari masing masing BPBD provinsi dan memberikan laporan tersebut paling lambat pukul 19.00 WIB kepada petugas pusdalops yang bertanggung jawab membuat laporan sebagai data pendukung dalam pembuatan laporan harian Pusdalops di BNPB

e. Pada saat kondisi darurat BNPB dapat melakukan pemanggilan langsung ke BPBD provinsi/kabupaten/kota dan posko lapangan, TNI POLRI dan kementerian/lembaga atau dinas tekait, Satuan Reaksi Cepat, Komunitas radio bencana setiap saat

2. Kode Komunikasi Kebencanaan

Pada komunikasi antar operator radio, terdapat beberapa kode yang digunakan untuk menyingkat perkataan agar memudahkan dalam berkomunikasi, diantaranya adalah kode 11, kode 10, kode Z dan kode Q. Kode 11 digunakan sebagai kode dalam komunikasi kebencanaan dan operator BNPB dan BPBD wajib menguasai kode tersebut. Sedangkan untuk kode 10, kode Z dan kode Q operator BNPB dan BPBD cukup mengetahui saja.

3. Jaring Kominukasi

Radio komunikasi merupakan peralatan pendukung di Pusdalops PB dalam mencari atau melakukan pertukaran data dan informasi kebencanaan pada kondisi normal maupun darurat, pada jaringan ini menggunakan Frekwensi yang khusus yang sudah diatur oleh badan yang bersangkutan.[5]

(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memuat semua teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi. Penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Jadi, TIK adalah teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Ditinjau dari susunan katanya, teknologi informasi dan komunikasi tersusun dari 3 (tiga) kata yang masing-masing memiliki arti sendiri. Kata pertama, teknologi, berarti pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Istilah teknologi sering menggambarkan penemuan alat-alat baru yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik. Kata kedua dan ketiga, yakni informasi dan komunikasi, erat kaitannya dengan data.

Informasi berarti hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian sekelompok data yang memberi nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara keduanya. Jadi dapat di sumpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.

(14)

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. Akbar. “Perkembangan Teknologi Informasi” 23 November 2011.(https://akbarunpredict.wordpress.com/2011/11/23/perkembangan-teknologi-informasi-dalam-penanggulangan-bencana-alam-di-indonesia/) 2. Admin “Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Penanggulangan

Bencana” 24 November 2014 .

(http://www.bnpb.go.id/berita/2284/teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-pengurangan-risiko-tsunami)

3. Akbar.”Perkembangan Teknologi Informasi” 23 November 2011.(https://akbarunpredict.wordpress.com/2011/11/23/perkembangan-teknologi-informasi-dalam-penanggulangan-bencana-alam-di-indonesia/) 4. Hariana, Apriadi”Peranaan It dalam Penanggulangan dan Pencegahan

Bencana Alam” 2 Desember 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan produksi ikan berkaitan dengan kompetensi pembudidaya ikan. Seorang pembudidaya ikan harus memiliki kompetensi khusus untuk menjalankan usaha budaya ikan

Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Persepsi Harga dan Kepercayaan Konsumen terhadap Loyalitas Pelanggan kartu

Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabel yang diamati yaitu kesiapan sumber daya manusia dalam mengakomodasi program P2TB di tingkat provinsi yang

Selanjutnya dari masing-masing aspek kesejahteraan psikologis (penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, dan

Kombinasi getah pohon jarak cina (Jatropa multifida L) dan getah bonggol pisang kepok (Musa x paradisiaca L) memberikan pengaruh lebih cepat terhadap waktu total

Desa Anajiaka yang terletak tidak jauh dari pusat keramaian di Kabupaten Sumba Tengah merupakan salah satu desa yang masih mewarisi tradisi menenun, serta telah memiliki

(4) Buku teks pelajaran kimia sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA), sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini, memenuhi syarat kelayakan

Memahami struktur Memahami struktur dan kaidah dan kaidah teks cerita teks cerita sejarah, berita, sejarah, berita, iklan, editori iklan, editorial"opini, dan al"opini,