• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDY ARSITEKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDY ARSITEKTUR"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas : BAHAN BANGUNAN

Di susun oleh :

1. BAIHAQQI IDRUS NPM : 072 611 002

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDY ARSITEKTUR

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

(2)
(3)

PENGERTIAN KERAMIK

Keramik berasal dari bahasa Yunani keramikos yang berarti periuk atau belanga yang terbuat dari tanah (Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008). Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Pengertian keramik yang lebih luas dan umum adalah “Bahan yang dibakar tinggi” termasuk didalamnya semen, gips, metal dan lainnya. Sebelum diproses menjadi keramik, segi penting sifat bubuk mineralnya adalah ukuran partikel (yang mengganti sifat akhir) serta distribusi sifat partikel (mempengaruhi rapatan). Adapun sifat keramik antara lain:

a. Tidak korosif b. Ringan c. Keras

d. Stabil pada suhu tinggi.

Keramik memiliki struktur organik dan non organik seperti gelas tetapi kebanyakan memiliki struktur kristal. Struktur mikro keramik selalu kompleks dan dibedakan oleh adanya batas butir (grain boundaries), renik (pores), ketidakmurnian dan kondisi multifasa yang membuatnya lebih bervariasi. Pada daerah batas butir energi bertambah sehingga ketidakmurnian cenderung berkumpul di sana. Ketidakmurnian merupakan fasa kedua dan ketiga, antara partikel penyusun (konstituen) ke dalam batas butir. Dengan adanya penambahan ketidakmurnian dan zat aditif lainnya, mikrostruktur dapat berubah, jika diamati pada batas butirnya maupun porositasnya. Kondisi mikrostruktur ini menggambarkan keadaan terhadap sifat fisis dan kimia dari keramik.

a. Bahan Dasar Keramik

Pada dasarnya bahan dasar keramik antara lain :

1. Tanah Liat (lempung)

(4)

Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya:

Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air (H2O) 14% (Gatot, 2003 dalam Abdullah, 2005).

Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan permukaan yang datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat bila dicampur dengan air mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena kristal-kristal ini meluncur di atas satu dengan yang lain denga air sebagai pelumasnya (Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008).

Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau batuan yang mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada dasarnya mineral liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat dan liat bukan silikat. Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe 1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder dengan

Al-oktaeder. Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat ditentukan tingkat hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1 menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si telah habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat merupakan kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama hidrus oksida mencerminkan asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986).

Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras, sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah.

2. Kuarsa (SiO2 )

(5)

Jenis kristal silika yang ada di alam adalah kuarsa, sedangkan tridimit dan kristobalit jarang dijumpai. Kuarsa memiliki keplastisan rendah dan titik lebur tinggi sekitar 1728°C, tetapi hasil pembakarannya kuat dan keras. Bahan baku kuarsa dapat diperoleh dari batuan atau pasir kuarsa dengan kandungan silika tinggi.

3. Feldspar

Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik. Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi.

Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009). Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri yang membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.

Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah potassium, sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat dilihat pada Tabel 1.

Jenis Feldspar Rumus Kimia

Albite Na(Si,Al)O

Anorthite Ca(Si,Al)O

Orthoclase K(Si,Al)O

Celsian Ba(Si,Al)O

Table 2.1. Jenis-jenis feldspar

(6)

4. Serbuk Kaca/Cullet

Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari campuran silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk melalui prosesan pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang dianggap sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan tetapi hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan anorganik belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.

b. Sifat-Sifat Keramik

Sifat-sifat dari keramik dipengaruhi oleh perubahan mikrostruktur pada batas butiran maupun pada porositasnya. Sifat-sifat keramik antara lain :

1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah. 2. Tahan terhadap korosi.

3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.

4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor.

5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.

c. Jenis Bahan Keramik Menurut Kepadatan (Anonim, 2007)

1. Gerabah (Earthenware)

(7)

gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.

2. Keramik Batu (Stoneware)

Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah.

3. Porselin (Porcelain)

Porselin adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.

4. Keramik Baru (New Ceramic)

(8)

d. Teknik Pengukuran 1. Resistivitas

Menurut Xiangdong (1996) dalam Indiani (2009) resistivitas adalah besarnya tegangan yang diberikan terhadap luas penanmpang suatu bahan tertentu dibagi besarnya arus yang mengalir dan panjang tersebut.

ρ=RAl

dengan ρ merupakan resistivitas bahan (Ωcm), l merupakan panjang bahan (cm),

R merupakan hambatan bahan (Ω), dan A merupakan luas penampang bahan (cm2). Untuk menentukan resistivitas berbentuk silinder dapat menggunakan (Griffiths, 1986):

ρ=2πRLln(a)

Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut unutk memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator

untuk tengan rendah berdasarkan resistivitasnya memiliki resistivitas ~ 107

Ωcm, untuk isolator tegangan menengah maka harus memiliki resistivitas 109-1014 Ωcm, dan untuk isolator tegangan tinggi maka resistivitasnya harus lebih dari 1014 Ωcm.

2. Densitas

Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in2). Pengukuran densitas yang dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density) berdasarkan metode Archimedes dimana menghitung ruah diberikan pada persamaan (Yusup, 1998):

(9)

dengan ρb merupakan bulk density (g/cm3), ρair merupakan densitas air

(1g/cm3), mb merupakan masa basah (g), m

k merupakan massa kering (g), mg

merupakan massa ketika beban digantung dalam air (g), dan mkw merupakan massa

kawat penggantung.

3. Kuat Tekan

Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang dilakukan sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan antara kekuatan terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai berikut:

P=FA

dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N) dan A adalah luas penampang dalam satuan m2.

4. Susut Bakar

Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut bakar ini terdiri dari dua bagian yaitu:

a. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan volum dengan volum(∆V)

sampel sebelum dilakukan pempakaran yang dinyatakan sebagai berikut:

% susut bakar volum = V0-V1V0x 100%

dengan Vo volume sampel yang belum dibakar (cm3), V1 adalah volume sampel yang telah dibakar (cm3)

b. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan massa ∆m dengan

(10)

dengan mo massa sampel yang belum dibakar (gram), m1 adalah massa sampel yang telah dibakar (gram).

Susut bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan terjadinya reaksi cat aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif terhadap butiran besar. Kekosongan yang terjadi akan diisi oleh fluks (pelebur), hal inilah yang mungkin dapat menyebabkan kekurangan massa dan sampel

PROSES PEMBUATAN KERAMIK

Sebagian besar produk keramik sudah bukan merupakan kerajinan tangan. Pembuatan barang-barang keramik masa kini sudah menggunakan mesin modern yang dapat menghasilkan berbagai jenis produk dengan secara massal.

Kini hanya sebagan kecil saja yang masih dibuat dengan menggunakan tangan, yaitu keramik yang dibuat secara tradisional, khususnya di daerah-daerah yang belum mengenal teknologi. Atau diperuntukkan untuk seni yang tidak dibuat secara massal karena yang dipentingkan nilai artistiknya.

Teknik dalam pembuatan body dan glasure sudah digunakan ball mill . Kemudian untuk membentuk pot dan guci misalnya sudah tidak lagi digunakan meja putar sepak, tetapi sudah digunakan meja putar yang digerakkan listrik.

Pada proses pembakaran , para pengrajin sudah menggunakan tungku periodik berbahan bakar gas atau tungku listrik yang ramah lingkunan.Curve pembakaran dapat diprogram sedemikian rupa sehingga hasilnya dapat sesuai dengan keinginan dan kualitasnyapun lebih baik.

Setelah dibentuk, dikeringkan secara alami di terik matahari atau ruangan terbuka, diakhiri dengan pembakaran dengan temperatur yang cukup rendah, antara 400 sampai 800 derajat celcius. Orang barat mengklasifikasikannya sebagi

(11)

SEJARAH KERAMIK DI INDONESIA

1. Jaman Penjajahan Belanda

Teknologi pembuatan keramik dapat dikatakan mulai berkembang dengan didirikannya Laboratorium Keramik atau “Het Keramische Laboratorium” pada tahun 1922 di Bandung. Fungsi utama laboratorium ini sebagai pusat penelitian bahan bangunan seperti bata, genteng, saluran air dan sebagainya yang terbuat dari tanah liat

2. Jaman Pendudukan Tentara Jepang

Dengan masuknya tentara Jepang , pabrik keramik di Bandung telah diubah namanya menjadi “Toki Shinkenjo”. Laboratorium ini berfungsi sebagai balai penelitian yang meneliti dan mengembangkan serta memproduksi barang-barang keramik dengan suhu bakar tinggi.

3. Jaman Pemerintah Republik Indonesia

Sejak pemerintahan dipegang pemerintah republik Indonesia, maka “Toki Shinkenjo” berubah nama menjadi Balai Penyelidikan Keramik (BPK), dalam operasionalnya dilengkapi dengan alat-alat pengujian dan alat-alat produksi yang lebih modern.

Pada dasarnya hanya ada 2 jenis keramik yaitu :

1. Keramik yang mempunyai lapisan glazur ( glazed )

Ini adalah jenis keramik yang paling banyak di pasaran untuk aplikasi lantai maupun dinding. Lapisan glazur di aplikasikan dengan temperature tinggi sehingga menyatu dengan badan keramik.

Merk-merk terkenal dari jenis ini adalah :

a. Roman

b. Platinum

c. Kia

d. Mulia

(12)

f. Asia tile dll.

a. Roman

Keramik lantai Roman yang sangat dikenal kaya akan keindahan motif dan warnanya ternyata selain indah Roman juga lebih tahan

terhadap gores dan noda.

b. Platinum

mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodinya terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khasnya. Juga bahannya sangat peka dan

cemerlang terhadap warna-warna.

c. Kia

Keramik jenis ini memiliki tekstur yang sedikit kasar sehingga dapat menahan gaya gesek dari suatu benda jenis keramik ini cocok di gunakan di daerah tertentu.

(13)

d. mulia

memiliki permukaan yang kasar atau lebih tepatnya memiliki celah

sehingga permukaan keramik ini tidaklah licin, Keramik jenis ini juga mudah untuk dibersihkan sehingga cocok untuk kondisi area yang memiliki aktifitas yang berhubungan dengan kotoran jadi karamik ini sangat cocok untuk area garasi atau carpot

e. Ikad

keramik ikad adalah salah satu keramik yang memiliki lapisan glazur keramik jenis ini memiliki ragam bentuk di permukaanya selain itu keramik kia ini juga terkenal kuat dan memiliki

permukaan yang anti noda

f. Asia tile

(14)

2. Keramik homogenious tanpa lapisan glazur ( unglazed )

Jenis keramik ini sekarang semakin trend dengan bermacam macam desain. Tidak ada lapisan apapun yang di aplikasikan pada keramik. Pencampuran bahan utama dan motif keramik dilakukan sejak awal sebelum pembentukan body sehingga ada kesatuan warna antara bagian permukaan dan belakang.

Merk-merk terkenal dari jenis ini adalah :

a. Ezzensa b. Granito c. Niro

d. impero dll.

a. Ezzensa

Permukaan keramik jenis ini (Essenza) tahan gores dan tetap

mengkilat akan tetapi permukaannya tidak licin. Yang tak kalah penting, barangnya selalu tersedia sesuai keinginan pasar.

b. granito

(15)

c. Niro

Niro adalah salah satu jenis keramik yang tidak memiliki lapisan glazur keramik jenis ini memiliki permukaan yang mengkilap juga anti air dan juga tidak berdampak pada terjadinya kelicinan

d. impero

Impero juga salah satu jenis keramik yang tidak memiliki lapisan glazur permukaannkeramik jenis ini kasar sehingga cocok digunakan di tempat tertentu mosalnya, kamar mandi dan sebagainya.

FUNGSI KERAMIK

Keramik banyak sekali manfaatnya. Ada yang menjadikan sebagai lapisan lantai, atau dinding, ada juga yang menjadikannya sebagai pernak-pernik. Munculnya beragam produk keramik serta kurangnya pengetahuan membuat orang condong terpikat dengan warna dan corak. Akibatnya, banyak orang salah dalam menempatkan

keramik. Misalnya, keramik untuk kamar mandi dipasang dalam ruangan tamu.

Tak jarang, orang menempatkan ceramic teras untuk kamar mandi karena teksturnya yang kasar. Tujuannya agar tak licin. Tapi, keramik kamar mandi dan teras punya karakteristik berbeda.

(16)

Dua faktor ini saling berhubungan erat. Biasanya kerapatan keramik berbanding lurus dengan temperature pembakaran. Semakin tinggi kerapatannya semakin kecil air yang dapat diserap oleh keramik. Ini mementukan fungsi keramik dalam aplikasi desain.

 Keramik yang menyerap air lebih dari 7 % hanya untuk penggunaan di dalam ruangan dan tidak tahan dengan perubahan cuaca.

 Keramik yang menyerap air antara 3 – 7 % hanya untuk penggunaan di dalam ruangan dan lebih tahan terhadap perubahan cuaca.

 Keramik yang menyerap air antara 0.5 – 3 % dapat digunakan di dalam maupun luar ruangan namun tidak tahan terhadap terik matahari dan hujan secara langsung.

 Keramik yang menyerap air kurang dari 0.5 % merupakan jenis yang paling tahan terhadap terpaan sinar matahari dan hujan secara langsung. Sangat cocok untuk aplikasi exterior.

PROSES PRODUKSI

Ada dua metode proses produksi yang paling umum :

a. Bicottura yang artinya adalah pembakaran ganda. Pembakaran pertama untuk body keramik dan kedua setelah penambahan lapisan glazur. Proses ini tentunya memakan biaya yang lebih mahal dari yang lain. Body yang dihasilkan pun lebih lembek dan kekuatannya lebih kecil dari monocottura. Proses ini sekarang hanya dipakai untuk pembuatan keramik dinding.

b. Monocottura yang artinya hanya satu kali pembakaran. Proses pembentukan, pemberian lapisan glazur dan pembakaran hanya dilakukan satu kali. Produksi pun lebih cepat denga biaya yang lebih ringan. Keramik yang dihasilkan juga lebih kuat dan tahan lama. Ini dipakai untuk pembuatan keramik lantai.

WARNA BODY KERAMIK.

(17)

KESERAGAMAN WARNA DAN UKURAN

Di Indonesia terkenal istilah KW 1, KW2, KW3 yang sebenarnya mengacu pada ketepatan ukuran keramik dan keseragaman warna . Perbedaan ini bisa terjadi karena proses produksi dan pembakaran. Pihak produsen akan mengelompokaan perbedaan ini pada proses quality control dan packing.

Tentunya mereka mempunyai batasan kelayakan juga untuk mereject barang. KW 1

merupakan kualitas yang terbaik. Sudut-sudut keramik benar-benar siku dan perbedaan ukuran antar keramik kurang dari 1 mm. Ini menyebabkan lebar nat dapat sangat tipis dan lantai keramik pun akan terlihat rapi. Sebenarnya walaupun ukuran keramik tertera di dalam box adalah 40 x 40 cm, tetapi ukuran actual biasanya sekitar 39,7 – 39,8 mm.

Warna nya pun hampir persis sama. Tapi tetap harus cek kode produksi di dalam box. Kode produksi yang berbeda mungkin akan menghasilkan warna yang sedikit berbeda.

KW2 merupakan kualitas yang kedua. Sudut-sudut keramik tidak benar benar presisi. Ukuran pun bisa selisih sampai 2 mm karena sisi keramik yang agak melengkung. Pemakaian nat pada KW 2 ini lebih besar dari KW 1 walaupun dari segi warna masih relative seragam KW3 merupakan kualitas terakhir yang dapat dipasarkan oleh produsen. Selisih ukuran bisa mencapai 3 mm atau lebih. Sisi keramik juga banyak yang menggelembung menyebabkan pemakaian nat akan menjadi lebih besar.

Warna keramik kadang kadang agak berbeda sedikit. Maka musti hati hati dalam proses instalasi. Perbedaan dalam KW tidak berhubungan dengan kuat tekan dan daya absorbsi keramik melainkan hanya dalam ukuran dan keseragaman warna.

PEMUKAAN KERAMIK

Ada beberapa jenis permukaan keramik baik yang memakai lapisan glazur ataupun tidak.

Mengkilat dan licin. Biasa dipakai untuk keramik dinding ataupun keramik lantai dalam ruangan. Tidak cocok untuk lantai yang sering terkena air atau area servis dengan loading yang tinggi karena biasanya tidak tahan goresan.

Doff / Matte. Cocok untuk berbagai macam aplikasi hanya tidak licin dan mengkilat. Biasa dipakai di rumah dengan desain minimalis. Lebih tahan terhadap goresan.

(18)

Cutting edge. Permukaan keramik yang sangat siku pada keempat sisinya. Keramik jenis ini dipotong setelah proses pembakaran. Hampir semua homogenius tile memakai system ini sehingga nat yang dipakai bisa sangat tipis. Namun kini produsen keramik berglazur seperti roman dan platinum juga mengembangkan keramik cutting edge. Dari segi harga pasti lebih mahal dari pada keramik yang bukan cutting.

PROSES PENENTUAN PEMASANGAN KERAMIK

1. Penentuan Jenis Keramik

Untuk memperoleh hasil yang memuaskan dan tahan lama, maka anda

memperhitungkan jenis keramik yang sesuai dengan fungsi dan kondisi tempat dimana keramik akan dipasang.

1. Pertimbangan atas beban dan gesekan yang diterima lantai. Keramik yang memiliki permukaan mengkilap lebih cocok untuk interior rumah tinggal, karena jenis ini umumnya kurang tahan gesekan dibandingkan dengan keramik dengan permukaan yang kasar. Untuk tempat-tempat umum yang sering dilalui orang, supermarket, dan fasilitas umum lainnya, penggunaan keramik yang memiliki permukaan kasar lebih dianjurkan, karena selain lebih tahan gesekan juga keramik jenis ini permukaannya tidak licin.

2. Untuk jenis keramik dengan kondisi sbb: yang terpasang pada dinding, lantai, kamar mandi dan tempat-tempat khusus lain seperti di kolam renang, ruang pendingin, laboratorium, atau bengkel kerja. Sebaiknya jenis permukaan keramik harus benar-benar disesuaikan dengan kondisi tempat pemasangannya.

2. Penentuan Warna, Motif, dan Ukuran

1. Setiap orang memiliki selera yang berbeda dalam hal warna, motif dan ukuran, tetapi dalam melakukan pemilihan jenis keramik yang tepat, anda sebaiknya juga mempertimbangkan warna ruangan, intensitas cahaya, ukuran ruangan, dan fungsi dari ruangan itu sendiri.

(19)

ruang nampak lebih luas atau lebih sempit. Pemilihan jenis ini juga mampu mengubah suasana ruangan seperti kerapihan, keanggunan, kebersihan, keceriaan, dsb. Sebaiknya anda mengkonsultasikan terlebih dahulu hal ini dengan arsitek anda atau mengunjungi showroom kami untuk mendapatkan konsultasi produk secara lengkap.

3. Penentuan Bahan Pemasangan

1. Dalam melakukan pemasangan, anda dapat menggunakan adukan beton yang terdiri dari campuran semen dan pasir, atau bahan perekat (adhesive) lainnya. Komposisi perbandingan campuran bahan yang dianjurkan adalah 1 bagian semen dengan 4 – 6 bagian pasir untuk lantai, dan 2 – 4 bagian pasir untuk pemasangan di dinding. Penambahan bahan perekat lateks akan mampu meningkatkan daya rekat dan fleksibilitas adukan.

2. Untuk mengisi nat, dapat digunakan campuran/adukan beton yang terdiri dari semen dan pasir halus dengan perbandingan 2 bagian semen dan 1 bagian pasir, atau anda dapat pula menggunakan bahan khusus pengisi nat (yang bahan dasarnya adalah semen, epoxy, polyurethane, silikon, dsb).

3. Untuk flexible joint, harus dipilih dari bahan yang kedap air dan bisa di-press/ditekan (compressible).

4. Sistem Pemasangan

Pada dasarnya ada dua sistem pemasangan, yaitu pemasangan dengan nat kecil (closed joint, kurang dari 3 mm) dan pemasangan dengan nat lebar (open joint, 5 sampai 10 mm). Sebelum menerapkan dua sistem pemasangan ini; anda perlu mempertimbangkan beberapa hal, sebagai berikut:

o Pemasangan dengan nat lebar akan memberikan fleksibilitas yang lebih besar pada permukaan lantai, terutama apabila diisi dengan bahan yang fleksible.

o Pemasangan dengan nat lebar dapat memberikan toleransi terhadap kemungkinan adanya perbedaan ukuran tiap keramik.

o Proses pengisian nat akan lebih mudah dan akan lebih merata pada pemasangan keramik yang menggunakan sistem nat lebar.

o Pemasangan keramik dengan nat lebar akan lebih menghemat pemakaian flexible joint. Jarak antara flexible joint yang dianjurkan adalah sbb:

(20)

 Nat lebar, flexible joint tiap 6 – 10 meter

 Nat kecil, flexible joint tiap 4 – 6 meter

o Untuk bagian luar :

 Nat lebar, flexible joint tiap 3 – 5 meter

 Nat kecil, flexible joint tiap 2 – 3 meter

Kami menganjurkan anda memasang flexible joint pada sekeliling lantai yang menjadi batas antara dinding dan lantai itu sendiri. Lebar flexible joint adalah 6 untuk 10 mm, tergantung pada jarak antar tiap flexible joint.Flexible joint ini harus masuk cukup dalam sampai ke lapisan pengikatnya (adukannya). Jika ada

flexible joint di bagian lantai, maka keramik flexible joint harus selalu berada diatasnya.

. Pemasangan Keramik Lantai

1. Lantai tempat keramik akan dipasang harus bersih dari debu, minyak atau kotoran-kotoran lain yang akan dapat mengurangi daya lekat adukan/perekat pada lantai tersebut.

2. Rendam keramik tersebut di air bersih selama 2 – 4 jam, agar keramik tidak bisa lagi menyerap air dari bahan adukan beton sebagai perekat, kemudian letakan keramik pada posisi berdiri untuk mengurangi jumlah air yang berlebihan.Air yang terserap keramik dari adukan perekatnya dapat mempengaruhi kualitas daya lekat dari adukan perekat terhadap permukaan dasar keramik.

3. Siapkan bahan adukan untuk lapisan pengikat dengan campuran 1 bagian semen dengan 4 sampai 6 bagian pasir (atau gunakan bahan perekat khusus yang tersedia). Jangan terlalu banyak mencampurkan dengan air. Jika sampai terlihat genangan air diatas adukan, maka hal ini menandakan bahwa campuran bahan perekat keramik tersebut mengandung terlalu banyak air.

(21)

5. Umumnya, penggunaan bahan perekat adhesive untuk pemasangan keramik memerlukan adanya lapisan tambahan sebagai antara yang berfungsi untuk meratakan permukaan lantai, dengan ketebalan antara 2-3 cm.

6. Catatan: untuk hasil terbaik, selalu perhatikan petunjuk pemakaian bahan perekat adhesive yang anda gunakan. Umpamanya, ada beberapa bahan perekat adhesive yang tidak dapat bercampur dengan air, maka janganlah anda merendam keramik sebelum pemasangan.

7. Bila anda menggunakan adukan bahan perekat keramik yang berbahan dasar semen, sebaiknya anda menaburkan semen kering tipis-tipis di atas lapisan perekat sebelum keramik dipasang. Hal ini dimaksudkan untuk pemasangan keramik yang harus telah ditentukan sebelum pemasangan. Setelah keramik terpasang di lantai, sebaiknya keramik dipukul-pukul pelan dengan menggunakan palu kayu/karet supaya keramik menempel dengan rata di lantai, juga sekaligus untuk lebih merekatkan dengan baik.

9. Isilah nat dengan bahan khusus pengisi nat atau mengguakan adukan bahan dengan perbandingan 2 bagian semen dan 1 bagian pasir halus. Tambahkan air secukupnya pada adukan ini. Lakukan proses pengisian nat ini beberapa hari setelah keramik dipasang, namun perlu diperhatikan untuk menjaga garis nat ini tetap bersih. Pemakaian bahan pengisian nat (grout) yang sifatnya flexible dapat membantu flexibilitas dari permukaan lantainya.

10.Bersihkan kotoran sisa-sisa bahan pengisi nat dari permukaan keramik. Lapisan pengikat/adukan perekat keramik harus mengeras dengan sendirinya, tidak kering karena panas.

11.Keramik tidak memerlukan proses finishing (tidak perlu dipoles dsb.). Karena itu maka proses pemasangan keramik sebaiknya dilakukan pada tahap akhir seluruh proses konstruksi untuk mencegah agar terhindar dari kemungkinan rusak.

(22)

.

.

. Pemasangan Keramik Dinding

1. Periksalah lurus permukaan dinding dan adakan perbaikan seperlunya.

2. Permukaan dinding tempat keramik akan dipasang harus bebas dari debu dan kotoran, yang dapat mempengaruhi kekuatan daya lekat adukan perekat.

3. Rendam keramik tersebut dalam air bersih selama 2 – 4 jam, sehingga keramik tidak lagi menyerap air dari lapisan adukan perekatnya. Kemudian keringkan keramik tersebut dengan meletakkan keramik dengan posisi berdiri untuk mengurangi jumlah air yang berlebihan. Penyerapan air oleh keramik dari adukan bahan perekatnya akan mempengaruhi kekuatan daya lekat di permukaan dasar keramik.

4. untuk membuat bahan adukan perekat, campurkan 1 bagian semen dengan 4 sampai 6 bagian pasir (atau anda dapat menggunakan bahan adhesive siap pakai). Jangan terlalu banyak campuran air. Jika sampai terlihat adanya genangan air diatas adukan, hal ini menunjukkan bahwa campuran adukan bahan perekat tersebut mengandung terlalu banyak air.

5. Basahkan dinding, kemudian ratakan adukan bahan perekat keramik dengan ketebalan antara 0.5 sampai 1 cm. Tunggu sampai lapisan ini mengering selama semalam. Lapisan bahan ini akan mengeras hari berikutnya lagi. Basahi keramik yang akan anda pasang dan lapisi bagian belakang keramik dengan adukan perekat, selanjutnya satu demi satu tempelkan keramik di dinding mulai dari bagian bawah dinding. Jika anda menggunakan bahan perekat adhesive siap pakai, anda dapat langsung merekatkan keramik tersebut atau sesuai petunjuk penggunaan dari perekat adhesive tersebut. Catatan: Bila anda menggunakan bahan perekat khusus yang tidak dapat dicampur dengan air, maka anda jangan membasahi dinding/lantai terlebih dahulu, dan jangan terlebih dahulu keramik yang akan anda pasang. Harap anda baca dengan seksama petunjuk penggunaan bahan perekat adhesive yang anda gunakan terlebih dahulu.

(23)

7. Isilah nat tersebut dengan bahan khusus pengisi nat atau campuran adukan dengan perbandingan 2 bagian semen dan 1 bagian pasir halus dan air secukupnya. Untuk memperoleh hasil terbaik, lakukan pengisian nat ini beberapa hari setelah pemasangan keramik tetapi harus dijaga jangan sampai garis isian nat tersebut terisi oleh kotoran. Pemakaian bahan pengisian nat (grout) yang fleksibel akan semakin meningkatkan fleksibilitas permukaan dinding.

8. Bersihkan sisa-sisa kotoran bahan isian nat dari permukaan keramik dinding. Jaga agar permukaan keramik yang telah terpasang terhindar dari panas matahari langsung maupun hujan (untuk bagian luar rumah). Lapisan adukan semen perekat keramik harus mengeras dengan sendirinya, dan bukan mengering karena sinar/panas.

9. Keramik tidak memerlukan proses finishing (tidak perlu dipoles dsb.). Karena itu maka proses pemasangan keramik sebaiknya dilakukan pada tahap akhir seluruh proses konstruksi untuk mencegah agar terhindar dari kemungkinan rusak.

. Penyebab Keramik Lepas

Keramik terlepas dari dasarnya biasanya dikarenakan oleh beberapa penyebab sbb:

1. Keramik memuai/menggelombang dapat disebabkan karena terlalu banyak menyerapair. Batas pemuaian keramik telah ditetapkan oleh EN

(standar Eropa) sebesar 0.06% dan pada umumnya pemuaian keramik berkisar antara 0.01sampai0.05%.Keramik dapat terlepas karena biasanya terjadi penyerapan air beberapa hari setelah pemasangan, karena keramik menyerap air dari bahan adukan perekatnya.

2. Keramik memuai karena panas Keramik dapat memuai karena panas, dan batasan pemuaian keramik yang disyaratkan oleh EN adalah sebesar 0.0009% per C (lebih kecil dari beton), namun masalahnya adalah keramik secara langsung menerima panas lebih dahulu dari lapisan beton (adukan bahan perekat keramik di bawahnya), dan hal ini terutama berpengaruh pada bagian luar (eksterior) bangunan.

3. Penyusutan Beton Seperti kita ketahui dalam proses yang terjadi ini, yaitu penyusutan beton. Adalah kenyataan bahwa penyusutan beton terbesar akan terjadi dalam waktu sekitar 3 bulan pertama sejak didirikan, namun proses ini dapat terus berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama.

(24)

gempa bumi, dan dorongan angin (untuk bangunan tinggi). Deformasi lantai dapat memberi tekanan pada permukaan lantai karena sifat dasar keramik dasar sifat keramik umumnya kaku (tidak compressible), maka jika ikatan antara keramik dengan lapisan dibawahnya kurang kuat, maka keramik akan terangkat dan lepas.

5. Kualitas pemasangan Proses pemasangan dengan adukan bahan perekat yang jelek, tidak tersebar dengan merata, akan mengurangi daya lekat dari bahan beton perekat dan dapat menyebabkan keramik terlepas.

Keramik yang dipasang dengan nat sempit (closed joint) akan lebih mudah lepas dibanding keramik yang dipasang dengan nat lebar (open joint). Untuk lantai yang luas, disarankan dalam pemasangannya menggunakan tambahan

flexible joint pada batas antara lantai debngan dinding dan setiap 2 – 3 meter (bagian luar) atau 4 – 6 meter (bagian dalam), dengan lebar antara 6 – 10 mm.

Pertanyaan- pertanyaan :

1. Faisal Soekto Npm :

Pertanyaan : Apa Yang Di Maksud Dengan Glazur ?

Jawaban : yang dimaksud dengan glazur adalah komponen-komponen yang terdapat pada tanah seperti kuarsa, feldspar, komponen komponen ini pada umumnya terdapat di setiap tanah liat.

2. M. Samsu Bahri Npm :

Pertanyaan : Sebutkan Contoh Keramik yang memiliki Glazur Dan Tidak Memiliki Glazur ?

Jawaban : keramik yang memiliki glazur diantaranya; roman, mulia kia dll, sedangkan yang tidak memiliki glazur diantaranya ezensso, granite dll. Dan juga memiliki tipe- tipe diantaranya misalnya keramik kia memiliki tipe- tipe sebagai beikut ; Alessandria Beige, Breccia Brown, Carmel Med Beige, Cubique Blue, Cubique Green, Ivy Black, Ivy White, Lilac Salmon, Liverpool Beige, Liverpool Green, Modern Spring,Onyx Ivory,Pebble Stone Brown,Sahara Crema,Seattle Beige,Springfield Beige

(25)

Pertanyaan : Apa Yang Membuat Keramik Itu Mengkilap ?

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) sejarah pelaksanaan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (2) nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung

CalTPA (2014) menyebutkan bahwa setiap SSP terdiri dari empat prinsip yang perlu dikembangkan yaitu pengembangan pedagogi yang sesuai, penyesuai isi materi, cara

Sistem community detection dengan algoritma Genetic Algorithm adalah sistem yang digunakan untuk membentuk struktur komunitas yang didasarkan pada dataset yang diambil

Populasi yang dimaksud disini adalah jumlah dokumen rekam medis rawat inap dengan kasus bedah pada tindakan kraniotomi di SMC Telogorejo Semarang yaitu ada 33

Menceritakan legenda rakyat secara lisan dan tertulis dengan memperhatikan tujuan komunikasi, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks naratif sesuai konteks penggunaannya...

Namun dari hasil tabel silang menunjukan bahwa sampel yang mengandung timbal lebih banyak pada pedagang dengan penggunaan minyak yang baik (54.5%), begitu pula

Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan