• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI KEGIATAN HAUL BUNG KARNO DI KOTA BLITAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBINAAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI KEGIATAN HAUL BUNG KARNO DI KOTA BLITAR"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI KEGIATAN HAUL BUNG KARNO DI KOTA BLITAR

THE TEACHING OF NATIONALISM VALUES BY HAUL BUNG KARNO EVENT IN BLITAR

Vany Dismawati

Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail:vanydisma@gmail.com

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) sejarah pelaksanaan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (2) nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (3) pelaksanaan pembinaan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (4) peran serta masyarakat dalam pembinaan nilai-nilai nasionalisme pada kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (5) kendala-kendala yang dihadapi pada pelaksanaan pembinaan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (6) upaya-upaya yang dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan dokumentasi. Jadi data yang digunakan berasal dari hasil wawancara dari informan didukung dokumen dari sekitar. Hasil penelitian adalah: (1) sejarah pelaksanaan Haul Bung Karno di Kota Blitar merupakan peringatan wafatnya sang Proklamator Kemerdekaan RI Ir. Soekarno yang jatuh pada tanggal 21 juni 1970. Setahun kemudian tepatnya pada tahun 1971 keluarga besar Bung Karno

menyelenggarakan acara Haul untuk pertama kalinya yang dihadiri oleh lingkup internal keluarga besar Bung Karno dan warga sekitar dengan mengadakan Haul secara kecil-kecilan. Setelah selama 7 tahun berturut-turut acara Haul Bung Karno hanya

dilaksanakan oleh intern keluarga Bung Karno saja, maka tepatnya pada tahun 1978 Islan Gatot Imbata dan Sri Sukarno serta tokoh-tokohmasyarakat dan budayawan mencetuskan ide untuk mengadakan Haul Bung Karno secara terbuka dengan

mengundang masyarakat umum. Acara ini dilaksanakan di kompeks Makam Bung Karno dan di Istana Gebang Kota Blitar. Peringatan Haul Bung Karno juga dihadiri oleh seluruh masyarakat Indonesia. Terbukti setelah tahun 1978, banyak warga masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia berdatangan membanjiri Kota Blitar untuk

melaksanakan peringatan Haul Bung Karno. Hal itu kemudian menjadi tradisi turun temurun hingga pada saat sekarang ini.(2) nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar adanya rasa cinta tanah air, nilai persatuan dan kesatuan, nilai kepahlawanan, nilai sosial, nilai mencintai budaya lokal, dan nilai religius. (3) pelaksanaan pembinaan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar dilakukan dalam berbagai rangkaian acara. Ritus prosesi Haul Bung Karno ini dikemas dengan berbagai cara, mulai dari ziarah budaya

(2)

macapatan, orasi kebangsaan, ritual keagamaan (sema’an alquran, doa lintas agama, tabaroq, manakib, yaasin dan tahlil). Acara puncaknya adalah pengajian akbar dan dilanjutkan ziarah ke makam Bung Karno. (4) bentuk peran serta masyarakat dalam pembinaan nilai-nilai nasionalisme pada kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar

terlihat dengan banyaknya masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Haul Bung Karno dan banyaknya warga masyarakat yang sukarela menyumbangkan tumpeng. Pelaksanaan Haul Bung Karno dikemas dalam nuansa yang lebih merakyat dan dilaksanakan dipinggir jalan.(5) kendala–kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan nilai-nilai nasionalisme melalui kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar adalah pengaturan lalu lintas karena lokasi pelaksanaan kegiatan terpusat di satu lokasi yang diakibatkan banyaknya pengunjung pada saat acara Haul Bung Karno. Keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang menangani kegiatan Haul Bung Karno yang sangat besar ini. Kendala lain adalah banyak generasi muda yang tidak tahu akan sejarah disebabkan putusnya komunikasi tentang pewarisan sejarah kepada generasi muda, dan kurangnya penanaman nilai-nilai nasionalisme di kalangan generasi muda. (6) Upaya-upaya yang dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno dengan mengikutsertakan warga

masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Haul Bung Karno guna mewujudkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan serta jati diri bangsa Indonesia khususnya di Kota Blitar.

Kata Kunci: Nilai-Nilai Nasionalisme, Haul Bung Karno

Nasionalisme sangatlah penting peranannya bagi kelangsungan hidup dan kemajuan suatu bangsa dan Negara.Negara yang warga negaranya memiliki semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air yang tinggi, maka warga negaranya dapat

diandalkan untuk diajak berjuang demi kemajuan dan kelangsungan hidup negaranya. Sebaliknya, negara yang warga negaranya tidak memiliki rasa nasionalisme tinggi, maka perilakunya mudah sekali untuk melakukan tindakan yang menghina nama bangsa, menjual harga diri bangsa, serta mencuri kekayaan bangsa dan negaranya.

Dalam era globalisasi saat ini banyak konsekuensi yang harus dihadapi bangsa Indonesia, untuk itu perlunya rasa nasionalisme bangsa ini terutama bagi generasi muda.Perubahan perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang kehidupan menuntut bangsa ini untuk lebih giat dan lebih berhati-hati dalam upaya menanamkan dan meningkatkan rasa nasionalisme bagi generasi muda.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawan dan meneladani perjuannya, Dengan semakin berkembangnya teknologi dan modernisasi zaman saat ini ditambah lagi masuknya budaya asing ternyata berdampak pada degradasi moral serta semakin berkurangnya semangat nasionalisme masyarakat

(3)

Indonesia. Dengan adanya peringatan hari-hari bersejarah diharapkan nantinya dapat menumbuhkembangkan semangat nasionalisme Indonesia dan kecintaan masyarakat terhadap perjuangan para pahlawan khususnya Bung Karno di Kota Blitar.

Hari wafatnya Sang Proklamator Ir. Soekarno alias Bung Karno pada tanggal 21 Juni diperingati masyarakat dengan acara ritual selamatan sesuai ritual Jawa. Bung Karno adalah milik seluruh rakyat Indonesia karena semangat perjuangan Bung Karno merupakan tonggak awal dari lahirnya bangsa ini. Sebagai seorang

Proklamator yang mampu melahirkan bangsa ini maka sebagai generasi bangsa harus menghargainya dengan selalu mengenangnya.

Haul berasal dari bahasa arab berarti telah lewat atau berarti tahun.

Masyarakat Jawa menyebutnya (khol/selametane wong mati) yaitu suatu upacara ritual keagamaan untuk memperingati meninggalnya seorang yang ditokohkan dari para wali, ulama, kyai atau salah satu dari anggota keluarga. Haul dalam pembahasan ini diartikan dengan makna setahun. Jadi peringatan haul maksudnya ialah suatu peringatan yang diadakan setahun sekali bertepatan dengan wafatnya seseorang yang ditokohkan oleh masyarakat, baik tokoh perjuangan atau tokoh agama/ulama

kenamaan (Amaliah Nu: diakses tanggal 5 April 2013).

Makam Bung Karno terletak di jalan Ir. Soekarno Hatta Desa Sentul, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan Kota Blitar. Sudah menjadi tradisi tiap tahun dalam peringatan hari wafatnya Bung Karno atau yang lebih dikenal dengan nama Haul Bung Karno.

Pemerintah Kota Blitar selalu mengagendakan kegiatan rutin seperti orasi kebangsaan pada 18 Juni, ziarah budaya (macapatan) pada 19 Juni, sema,an alqur,an, doa lintas agama, tabaruq, manakib, yaasin dan tahlil pada 20 Juni, dan pada malam harinya diisi dengan pengajian akbar kenduri tumpeng. Serta pada tanggal 21 Juni akan digelar ziarah ke makam Bung Karno. Kegiatan Haul Bung Karno ini diikuti oleh keluarga Bung Karno, pimpinan daerah dan tokoh-tokoh masyarakat, pelajar, serta masyarakat Kota Blitar bahkan juga masyarakat dari luar kota seperti, Malang, Ponorogo, Madiun, Surabaya, Jakarta dll.

(4)

Acara Haul Bung Karno juga merupakan sarana peringatan untuk mengenang jasa-jasa beliau sebagai sosok tokoh pejuang The Founding Father, Penggali

Pancasila, sekaligus sebagai salah seorang sosok Pemimpin Besar yang pernah ada dan terlahir bagi bangsa Indonesia. Dimana hampir sebagian besar perjalanan masa hidupnya, telah di abdikan sepenuhnya bagi kepentingan rakyat dan Republik tercinta Indonesia Raya ini dengan tulus tanpa pamrih.

Selain itu, acara Haul Bung Karno ini juga merupakan wadah untuk mengenang dan memotivasi diri melalui perjalan hidup, semangat serta keteguhan dari perjuangan Bung Karno mulai dari zaman pergerakan, zaman penjajahan hingga zaman kemerdekaan. Diharapkan dari kegiatan Haul Bung Karno ini akan

membangkitkan semangat membangun dan semangat berjuang pada diri kita untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Republik yang kita cintai ini.

Berdasarkan uraiana diatas, penulis tuangkan dalam bentuk karya tulis yang berjudul “ Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar”

METODE

Penelitian tentang “Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar “ ini menggunakan pendekatan kualitatif.Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002: 3) menyatakan pendekatan kualitatif itu sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau pelaku yang diamati. Dalam pendekatan ini data yang diperoleh dalam bentuk kata-kata atau lisan yang bersumber dari manusia atau referensi.

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dimana penelitian bermaksud untuk membuat pencandraan berupa uraian dan paparan mengenai suatu kejadian (Suryabrata, 1998: 19). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pemerintah dan masyarakat Kota Blitar dalam melestarikan nilai-nilai nasionalisme yang

terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno guna melestarikan sejarah dan meneladani ajaran Bung Karno.

Dalam penelitian ini peneliti mengadakan sendiri pengamatan dan wawancara terhadap objek dan subjek yang penelitian.Untuk itu peneliti terjun langsung ke lokasi

(5)

penelitian dan terlibat langsung untuk mengadakan observasi dan wawancara terhadap objek dan subjek serta masyarakat sebagai informan dalam penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Makam Bung Karno yang terletak di jalan. Ir. Soekarno Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, sekitar 2 kilometer sebelah utara pusat kota. Dan di Istana Gebang Jalan Sultan Agung 59 Blitar sebagai rumah tinggal orang tua Bung Karno. Lokasi ini sangat cocok bagi peneliti untuk

mendapatkan data yang diinginkan karena masyarakat Kota Blitar yang masih sangat melestarikan sejarah guna meneladani perjuangan ajaran Bung Karno dan semangat nasionalisme yang berkembang pada masyarakat Kota Blitar.

Teknik pengumpulan data yang digunakanadalah wawancara mendalam dan dokumentasi. Wawancara mendalam adalah tanya jawab yang terbuka untuk

memperoleh data tentang maksud hati partisipan, bagaimana menggambarkan dunia mereka dan bagaimana menjelaskan atau menyertakan perasaanya tentang kejadian-kejadian penting dalam hidupnya.(Djam’an ,2009: 130) .

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur dan bersifat terbuka dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun. Peneliti melakukan wawancara dengan orang-orang yang memahami tentang kegiatan Haul Bung Karno, informan tersebut antara lain: (1) kepala Dinas Kominparda Kota Blitar, (2) panitia pelaksana Kegiatan Haul Bung Karno, (3) peserta kegiatan Haul Bung Karno, (4) juru kunci makam Bung Karno, (5) warga masyarakat Kota Blitar.

Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data atau informasi yang

dikumpulkan dari wawancara kepada masyarakat. Pemilihan metode dokumentasi ini didasarkan pada alasan bahwa metode ini sesuai dengan pendekatan kualitatif karena sumber informasinya mampu menggambarkan peristiwa yang terjadi.Studi

dokumentasi antar laindokumen tertulis berupa catatan, transkrip, buku, majalah, artikel, dan agenda, selain itu foto-foto mengenai hasil wawancara beserta foto-foto pada saat pelaksanaan kegiatan Haul Bung Karno.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data(data reduction, data display, dan conclution drawing). Tahap pengecekan keabsahan data dilakukan dengan: (1) perpanjangan keikutsertaan, (2)

(6)

ketekunan pengamatan, (3) triangulasi. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap

penyelesaian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Pelaksanaan Haul Bung Karno di Kota Blitar 1. Haul intern keluarga Bung Karno

Pada tanggal 21 Juni diperingati sebagai tanggal wafatnya Bung Karno atau yang lebih dikenal dengan Haul Bung Karnoyang di pandang sebagai sebuah local genius dan budaya yang dianut oleh masyarakat jawa. Acara ini dimaksudkan untuk mengenang dan mengirim doa kepada arwah Bung Karno yang dilakukan dengan berbagai rangkaian acara. Makam Bung Karno yang terletak di Kota Blitar menjadi tempat peringatan Haul Bung Karno yang dihadiri oleh seluruh masyarakat

Indonesia, pecinta Bung Karno, Universitas Bung Karno, keluarga Bung Karno, seluruh jajaran Pemerintah Kota Blitar, ormas-ormas yang ada di Kota Blitar, tokoh agama, politik, budayawan, seniman, pelajar, generasi muda dan masyarakat Kota Blitar.

Bung Karno sebagai Presiden RI yang pertama lahir dan wafat pada bulan Juni tahun 1970. Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1971, keluarga besar Bung Karno menyelenggarakan acara Haul untuk pertama kalinya yang dihadiri oleh lingkup internal keluarga besar Bung Karnoyang diadakan di rumah Bung Karno di Istana Gebang. Dengan acara pengajian untuk mengirim doa kepada arwah Bung Karno.

Pada saat Bung Karno menjadi presiden beliau sering menemui orang tuanya di Istana Gebang yaituayahanda R. Soekeni Sosrodihardjo dan ibunda Ida Ayu Nyoman Rai. Walaupun Bung Karno pernah meminta untuk dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor. Namun pemerintahan Soeharto memilih Kota Blitar sebagai tempat pemakaman Bung Karno. Di dalam kompleks Makam Bung Karno terdapat makan ayahanda R. Soekeni Sosrodihardjo dan ibunda Ida Ayu Nyoman Rai.

(7)

Kompleks ini diberi nama Astono Mulyo dan selalu dijadikan tujuan utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Blitar.

2. Haul terbuka bersama masyarakat

Haul Bung Karno selalu rutin diadakan setiap tahunoleh Pemerintah Kota Blitar. Pada tahun 1980 kegiatan Haul Bung Karno sudah menjadi proyek kegiatan pemerintah Kota Blitar. Pemerintah Kota Blitar pada tahun 1999 membentuk kepanitiaan melalui SK Dinas Kominparda yang membidangi seni budaya. Karena Haul merupakankegiatan budaya/warisan budaya

Kegiatan Haul Bung Karno ini tidak hanya diadakan dikota Blitar saja melainkan Keluarga Bung Karno di Jakarta, Solo dan Yogyakarta serta seluruh pecinta Bung Karno di berbagai daerah juga mengadakan kegiatan Haul Bung Karno akan tetapi gaung Haul besar-besaran tetap dilakukan di Blitar karena kebetulan rumah dan makam Bung Karno ada di Kota Blitar sekaligus Blitar sebagai pencetus pertama kegiatan Haul Bung Karno.

Dahulunya kegiatan Haul Bung Karno ini dilarang untuk di peringati karena pada saat itu zaman orde baru hal-hal yang berbau dengan Bung Karno dilarang dan sulit untuk mendapatkan ijin dari pemerintah. Sehingga pihak keluarga dan warga sekitar mengadakan Haul secara kecil-kecilan. Karena Haul Bung Karno tersebut dilarang untuk diperingati akhirnya warga merasa simpatik dan mendapat tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat di Kota Blitar untuk mengadakan Haul Bung Karno secara besar-besaran bersama dengan masyarakat.

Setelah tujuh tahun berturut-turut kegiatan Haul Bung Karno hanya diperingati oleh intern keluarga Bung Karno saja. Maka tepatnya pada tahun 1978 tokoh

masyarakat dan budayawan Bapak Islan Gatot Imbata dan Sri Sukarni mencetuskan ide untuk mengadakan Haul Bung Karno secara terbuka dan besar-besaran dengan mengundang masyarakat umum

Ternyata ide tersebut mendapat dukungan dari pemerintah Kota Blitar, tokoh agama, politik, budayawan, seniman yang ada di Kota Blitar. Maksud dicetuskannya ide Haul terbuka ini agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi dengan memberikan sumbangan materiil maupun moril. Bisa dengan memberikan sumbangan tumpeng

(8)

maupun sumbangan sayur mayur. Terbukti setelah tahun 1978, banyak warga masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia berdatangan membanjiri Kota Blitar untuk mengikuti peringatan Haul Bung Karno. Tujuannya untuk mendoakan Bung Karno dan mengenang jasa-jasa dan perjuangan Bung Karno.Hal itu kemudian menjadi tradisi turun temurun hingga pada saat sekarang ini.

B. Nilai-Nilai Nasionalisme yang Terkandung dalam Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar

Rangkaian acara pada kegiatan Haul mengandung banyak nilai-nilai

nasionalisme yang dikemas dalam berbagai acara, mulai dari ziarah budaya, sema’an al qur’an, doa lintas agama, manakib, tabaroq, yaasin dan tahlil dan acara puncaknya adalah pengajian akbar kenduri tumpeng dan ziarah ke makam Bung Karno.

1. Rasa cinta tanah air

Nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno adalah kecintaan terhadap tanah air dengan mengingat kembali jasa-jasa beliau dengan tidak memandang perbedaan suku, ras, dan agama tetapi tetap memandang Bhineka Tunggal Ika. Walaupun banyak agama yang mendoakan beliau namun tujuan tetap sama yaitu mendoakan beliau, mengingat tentang ajaran, perjuangan dan jasa-jasa Bung Karno yang semuanya bermuara pada nationdan character Building. 2. Nilai persatuan dan kesatuan

Nilai persatuan dan kesatuan diwujudkan dalam acara seribu tumpeng.Warga mayarakat bersama-sama makan tumpeng duduk berjajar dari makam Bung Karno sampai ke Istana Gebang. Ini merupakan sebuah bentuk kebersamaan dan rasa cinta tanah air yang tinggi yang patut untuk kita banggakan. Selain itu acara doa lintas agama yang dihadiri oleh 6 agama yang ada di Indonesia yang berbeda-beda merupakan sebuah wujud toleransi antar umat beragama untuk saling bersatu tanpa ada perbedaan golongan.

3. Nilai kepahlawanan

Bung Karno adalah Bapak Bangsa yang merupakan suri tauladan bagi semua orang. Bung Karno merupakan simbol nasionalisme dengan mendirikan partai

(9)

Marhaen (partai wong cilik). Selain itu perjuangan Bung Karno yang sangat luar biasa demi bangsa dan Negara Indonesia.

4. Nilai sosial

Pada setiap rangkaian kegiatan Haul Bung Karno selalu melibatkan komponen masyarakat yang dengan sukarela ikut menyumbang pikiran dan tenaganya demi terlaksananya acara Haul. Agar warga ikut merasakan pentingnya perjuangan oleh Bung Karno juga untuk menumbuhkan rasa nasionalisme pada warga masyarakat.

5. Mencintai budaya lokal

Dalam kegiatan ziarah budaya (macapatan) berisi tentang sejarah perjalanan hidupBung Karno yang dilantunkan dalam bentuk tembang jawa. Para peserta melantunkan tembang Jawa secara bergiliran. Para seniman tersebut menggunakan pakaian adat jawa. Acara ini setidaknya akan mengingatkan kepada generasi penerus bahwa peran besar Soekarno sebagai presiden sangat luar biasa.

6. Nilai religius

Di dalam rangkaian Haul Bung Karno terdapat acara ritual keagamaan diantaranya sema’an alqur’an, doa lintas agama, tabaroq, manakib, yaasin dan tahlil pada 20 Juni di areal makam Bung Karno yang diikuti tokoh-tokoh agama, pondok pesantren, madrasah, perkumpulan pengajian dan ormas-ormas islam yang ada di Kota Blitar. Dengan tujuan untuk mendoakan arwah Bung Karno serta meneladani jasa-jasa dan perjuangan Bung Karno.

3. Pelaksanaan Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme pada Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar

Dalam pelaksanaannya acara Haul Bung Karno dibutuhkan beberapa persipan diantaranya dengan membentuk kepanitian, mengadakan rapat koordinasi antar SKPD, menyusun jadwal kegiatan, menyusun buku panduan Haul Bung Karno, menghubungi nara sumber (tokoh seniman, tokoh politik dan tokoh agama) sebagai pengisi acara pada saat acara Haul Bung Karno, mempersiapkan tempat,sarana dan prasarana. Pusat kegiatan Haul Bung Karno ini berada di kompleks areal makam

(10)

Bung Karno dan di Istana Gebang. Akan tetapi untuk 3 tahun terakhir ini pusat kegiatan berada di areal makam Bung Karno sedangkan di Istana Gebang hanya melestarikan Haul Bung Karno yang dilaksanakan oleh keluarga.

Pemerintah Kota Blitar lalu membentuk kepanitiaan melalui SK Dinas

Kominparda yang membidangi seni budaya.Berikut kepanitiaan dalam kegiatan Haul Bung Karno merupakan lampiran keputusan bersama Walikota Blitar dan Bupati Blitar.Sedangkan susunan keanggotaan panitia penyelenggara kegiatan Haul Bung Karno adalah pelindung, penasehat, pengarah, ketua umum, ketua 1, ketua II, sekertaris, bendahara, seksi-seksi dan pembantu umum

Seluruh komponen masyarakat diharapkan terlibat dalam kegiatan Haul Bung karnoini diantaranya seluruh jajaran pemerintah Kota Blitar, pelajar di Kota Blitar, warga masyarakat, generasi muda yang ada di Kota Blitar, para seniman dan

budayawan, tokoh politik dan agama serta keluarga Bung Karno.Siapapun yang mau ikut boleh hadir dalam acara ini, karena acara Haul Bung Karno terbuka untuk umum baik yang diundang maupun yang tidak di undang boleh datang. Sedangkan

rangkaian acaranya dimulai dari tanggal 18 Juni sampai dengan 21 Juni dari pagi hingga malam hari.

Terbukti dengan acara Haul Bung Karno ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas baik itu dari dalam kota maupun dari luar kota Blitar. Dan dari pihak keluarga pun tidak melarang apabila diadakan banyak kegiatan yang bertemakan Haul Bung Karno dengan begitu akan mendatangkan banyak peziarah yang datang untuk mendoakan Bung Karno.

Adapun rangkaian acara yang ada pada kegiatan Haul Bung Karno sebagai berikut.

1.Orasi kebangsaan

Acara ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juniyang diikuti oleh para pelajar, generasi muda, tokoh-tokoh politik dan budayawan yang ada di Kota Blitar. Sebagai wujud peringatan hari wafatnya Bung Karno dalam menghargai ajaran dan jasa-jasa beliau agar bisa dijadikan suri tauladan bagi generasi penerus.

(11)

2.Ziarah budaya (macapatan)

Acara ziarah budaya digelar di amphitheatre perpustakaan Bung Karno pada 19 Juni dimulai pukul 19.00 WIB yang diikuti oleh seniman-seniman yang tergabung dalam komunitas Kota Blitar macapatan bertujuan untuk menceritakan sejarah

perjalanan hidup Bung Karno dalam bentuk tembang jawa. 3. Ritual keagamaan

Rangkaian acara ritual keagamaan diantaranya sema’an alquran, doa lintas agama, tabaroq, manakib, yaasin dan tahlil pada tanggal 20 Juni di areal makam Bung Karno dimulai dari ba’da subuh sampai dengan malam hari. Acara ini diikuti oleh tokoh-tokoh agama, pondok pesantren, madrasah, perkumpulan pengajian dan ormas-ormas islam yang ada di Kota Blitar. Dengan tujuan untuk mendoakan arwah Bung Karno serta meneladani jasa-jasa dan perjuangan Bung Karno.

4.Pengajian akbar

Pengajian akbar merupakan acara puncak dari kegiatan Haul Bung Karno dengan pembacaan yaasin dan tahlil serta kenduri tumpeng di sepanjang areal makam Bung Karno sampai Istana Gebang pada tanggal 20 Juni mulai pukul 19.00 WIB. Acara ini di ikuti oleh seluruh komponen masyarakat di kota Blitar. Kenduri tumpeng ini merupakan lambang kerukunan, gotong royong, dan saling memiliki di antara sesama.

5.Ziarah ke makam Bung Karno

Ziarah kemakam Bung Karno dilaksanakan pada tanggal 21 Juni pagi yaitu acara berdoa di depan pusara sang ploklamator oleh perwakilan keluarga Bung Karno, pelajar, masyarakat dan para pejabat Kab/Kota Blitar, veteran dan tokoh agama serta para seniman.

4. Bentuk Peran Serta Masyarakat dalam Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme pada Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar

Peran masyarakat sangatlah penting dalam acara Haul Bung Karno bertujuan agar warga masyarakat ikut merasakan pentingnya perjuangan dan jasa-jasa Bung Karno. Selain itu untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kepada warga masyarakat

(12)

Kota Blitar. Sehingga diharapkan bangsa Indonesia kembali pada jati diri bangsa, yaitu berpedoman kepada Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan cita-cita para pendiri Negara yang mencetuskan nilai luhur, berbangsa, dan bernegara.

Peran masyarakat adalah ikut berpartisipasi dalam kegiatan Haul Bung Karno terlihat dengan banyaknya masyarakat yang sukarela menyumbangkan tumpeng. Bentuk peran serta warga masyarakat terlihat mulai dari kegiatan awal masyarakat di daerah sekitar makam sudah melakukan persiapan dengan menata dan membenahi rumah mereka selain itu masyarakat juga ikut mendoakan arwah Bung Karno di surau atau masjid sekitar rumah mereka.

Karena banyaknya rangkaian kegiatan pada saat Haul Bung Karno maka diperlukan kerjasama antara masyarakat. Masyarakat secara antusias dan

sukarelamembersihkan jalan dan gapura, para tukang becak membersihkan dan mengecat becak mereka. Ada juga yang ikut membenahi jalan-jalan yang rusak, ikut membantu mendirikan terop untuk acara dan menampung warga dari luar yang datang dengan memberi penginapan dan makanan secara sukarela.

Warga masyarakat juga diberi kesempatan dalam memberi sumbangan makanan berupa snack, nasi dan minuman.Masyarakat sendiri dengan sukarela dan ikhlas tanpa di beri komando ikutberpartisipasi. Sedangkan aparatur pemerintah seperti RT, RW, Lurah dan Camat bersatu memberikan sosialisasi kerjasama dengan sendirinya.

Demi terlaksanya acara masyarakat dan pemerintah saling kerjasama dan membagi tugas dengan membentuk kepanitiaan agar pelaksanaan Haul Bung Karnodapat berjalan lancar.Warga masyarakat bersama keluarga datang berduyun-duyun membawa dan menyumbangkan makanan untuk kenduri. Masyarakat antusias dan sukalera untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Haul Bung Karno ini.

5. Kendala–Kendala yang Dihadapi pada Pelaksanaan Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar

Acara Haul Bung Karno di Kota Blitar merupakan salah satu asset potensi pariwisata edukasi nilai-nilai nasionalisme unggulan di Kota Blitar. Maka tak heran

(13)

jika banyak wisatawan yang berkunjung ke Kota Blitar pada saat acara Haul Bung Karno. Di dalam setiap rangkaian acara Haul Bung Karno dari tahun ke tahun selalu di kedapati kendala dalam pelaksanaannya. Namun hal tersebut tidak sampai

menganggu sakralnya acara Haul Bung Karno.

Kendala-kendala yang biasanya dihadapi pada saat pelaksanaan Haul Bung Karno adalah kendala teknis. Seperti kurang canggihnya jaringan operator yang digunakan untuk mengetahui prosesi pada saat kegiatan Haul Bung

Karnoberlangsung. Kendala lain adalah saat makan tumpeng tidak dilakukan secara bersamaan karena kendala informasi dari pusat. Atau terop yang kurang akhirnya masyarakat membawa sendiri tikar dari rumah.

Kendala teknis dilapangan pada saat pelaksanaan keduri tumpeng berlangsung kurang adanya petugas yang menertibkan acara, masalah parkir jalan yang ditutup untuk acara kegiatan sehingga jalan kurang representative karena kondisi

infrastruktur, dan peziarah dan tamu yang datang tidak bisa diprediksi. Kendala yang biasa terjadi adalah kurangnya kedisiplinan untuk mematuhi jalannya rangkaian acara, sinkronisasi antara panitia dan pelaku-pelaku acara misalnya molornya acara, penataan ruang acara, pengaturan jalan dan lalu lintas oleh karena itu perlu untuk lebih ditingkatkan.

Kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme adalah banyaknya generasi muda yang tidak tahu akan sejarah disebabkan putusnya komunikasi tentang pewarisan sejarah kepada generasi muda, dan kurangnya penanaman nilai-nilai nasionalisme di kalangan generasi muda. Para generasi muda yang masih acuh tak acuh dan tak mau peduli dengan adanya kegiatan ini dan hanya menikmati lalu lalang jalan tanpa menikmati bentuk perjuangan dan jasa dari Bung Karno. Untuk itu diperlukan penanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada generasi muda dan warga masyarakat yang tidak tahu mengenai sejarah Bung Karno.

(14)

F.Upaya-Upaya yang Dilakukan dalam Menanamkan Nilai-Nilai Nasionalisme yang Terkandung dalam Pelaksanaan Kegiatan Haul Bung Karno

Demi lancarnya kegiatan Haul Bung Karno dan untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme pada masyarakat Kota Blitar.Maka perlu dilakukan upaya-upaya baik itu dari pemerintah maupun warga masyarakat Kota Blitar. Upaya yang dilakukan dengan napak tilas Bung Karno mengunjungi situs-situs bersejarah Bung Karno yang ada di Kota Blitar dan mengikutsertakan generasi muda untuk ikut terjun lansung sebagai peserta kegiatan Haul Bung Karno. Sebagai bentuk penanaman nilai-nilai nasionalisme sikap rela berkorban, semangat juang dan semangat kepahlawanan.

Upaya untuk melestarikan nilai-nilai nasionalisme dengan mengadakan pagelaran drama kolosal tentang kepahlawanan dan memeberikan buku panduan mengenai sejarah Bung Karno, mengadakan kegiatan seminar tentang nasionalisme dengan mendatangkan tokoh dan budayawan serta mengundang para pelajar untuk mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan Haul Bung Karno ini harus rutin

diselenggarakan tiap tahun dan kedepan harus lebih baik dengan menonjolkan kegiatan yang berbau nasionalisme misalnya saja seminar dan pagelaran budaya dengan menyisipkan unsur nasionalisme dalam kegiatan tersebut.

Salah satu cara juga dapat dilakukan dengan mengajak segenap warga masyarakat, instansi pemerintahan, Kelurahan, Kecamatan, dan

perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Blitar untuk memasang gambar Bung Karno, selain itu mengadakan sosialisai di sekolah, instansi pemerintahan, warga masyarakat untuk memberi informasi mengenai pentingnya kegiatan Haul Bung Karno ini, serta mengajaknya untuk hadir dan ikut dalam kegiatan sebagai bentuk rasa nasionalisme dan rasa kebersamaan.

PENUTUP

Berdasarkan penelitian mengenai pembinaan nilai-nilai nasionlaisme melalui kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar maka peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut.

(15)

Dengan diadakannya kegiatan Haul Bung Karno merupakan sebuah sarana bagi seluruh komponen masyarakat bersama-sama berkumpul dan bersatu guna mendoakan Bung Karno sekaligus meneladani pemikiran dan ajaran Bung Karno. Melalui kegiatan Haul Bung Karno merupakan sebuah wujud usaha meneladani kepedulian Bung Karno terhadap rakyat kecil (wong cilik). Meskipun Bung Karno adalah pemimpin besar dunia , tetapi beliau tetap bersahaja dan bergaul dengan rakyat kecil.

Masyarakat secara otomatis akan mengenang kembali perjalanan sejarah dalam menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa, sekaligus menciptakan kedamaian yang tidak terperangkap dalam pengkotak-kotakan manusia berdasarkan suku, agama, profesi, status sosial, ekonomi serta tidak mudah hanyut dalam pengaruh derasnya arus globalisasi. Sehingga dapat merevitalisasikan nilai-nilai semangat kebangsaan, semangat kebersamaan, semangat gotong royong yang selalu bercermin kepada semangat perjuangan sekaligus mentransformasikan semangat perjuangan Bung Karno kepada generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut. Berdasarkan temuan penelitian yang dikemukakan di atas dalam “Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar “ disarankan kepada pemerintah dan masyarakat semoga kedepannya kegiatan Haul Bung Karno ini lebih baik, jangan hanya dilihat sebagai tontonan saja melainkan sedapat mungkin untuk dipakai sebagai tuntunan terutama bagi generasi muda yang perlu wawasan kebangsaan.

Untuk itu khususnya bagi warga masyarakat Kota Blitar harus terus berusaha dengan sekuat tenaga agar dari Bumi Bung Karno ini, api perjuangan Bung Karno tetap berkobar dan bergelora. Pendirian dan pemikiran yang ditinggalkan Sang Proklamator harus tetap dijaga. Semoga kedepan acara Haul Bung Karno dapat mewujudkan atau memberikan daya tarik bagi pengunjung/wisatawan. Tidak hanya sekedar singgah untuk melihat acara Haul Bung Karno saja tetapi para wisatawan menuntut untuk bisa menikmati cerita perjuangan dan jasa-jasa Bung Karno. Dengan

(16)

diadakannya Haul Bung Karno ini Kota Blitar nantinya dapat menjadi laboratorium kebangsaan sekaligus dapurnya nasionalisme dan patriotisme Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aminuddin. 1967. Kekuatan Islam dan Pergulatan Kekuasaan di Indonesia Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Rezim. Universitas Michigan: Pusaka Belajar.. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar. 2010. Riwayat singkat

Bung Karno. Blitar: Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar.

Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar. 2013. Buku Panduan dan Riwayat Singkat Haul Bung Karno. Blitar: Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar

Herdiyanto dkk.2012. Banjaran Bung Karno. Blitar: Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar.

Moleong, L. J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Moleong, L. J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Nu, Amaliah. 2011. Pengertian Haul. (Online),(http://ahlussunah-wal-

jamaah.blogspot.com/2011/08/peringatan-haul.html),diakses pada 5 April 2013. Satori, Djam’an. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta Setiabudi, Heri. 2012. Ndalem Gebang Dulu, Kini Nanti dan Esok. Blitar: Dinas

Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Melihat kenyataan tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana ketercapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dalam mata pelajaran di

Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Blitar

Roscoe Davis, adalah suatu sistem dalam sebuah organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi

Sehubungan hal tersebut, diminta Saudara membawa dokumen company profile asli dan salinannya , serta menyampaikan Dokumen Penawaran yang asli yang sudah ditanda tangani. Demikian

Hasil penelitian menunjukkan variabel fundamental makro sebelum krisis global dan sesudah kriris global berpengaruh terhadap Risiko Sistematik.Variabel fundamental mikro dan makro

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survei yang termasuk dalam metode kuantitatif, dimana metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini mengenai peningkatan penguasaan pengetahuan laundry melalui penggunaan video pembelajaran pada peserta didik di

yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui7. Mengumumkan