• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran ditinjau dari tingkat pendidikan terakhir orangtua di SMP Katolik Santa Maria II Malang tahun ajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran ditinjau dari tingkat pendidikan terakhir orangtua di SMP Katolik Santa Maria II Malang tahun ajaran 2013/2014"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. EVALUASI KETERCAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM MATA PELAJARAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR ORANGTUA DI SMP KATOLIK SANTA MARIA II MALANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun oleh: Silvinus Christian Hendra Saputro 101114033. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. EVALUASI KETERCAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM MATA PELAJARAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR ORANGTUA DI SMP KATOLIK SANTA MARIA II MALANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun oleh: Silvinus Christian Hendra Saputro 101114033. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) sl0zlr8nusf s:IBEEUBI. jlnreg uopueC'r(. Eulqurlqued uosog. DNV•÷ VW IIVRn/1tt vJINVS XI•¡ OJLV•zdhiS IC VflJLONVuO uIHxvuttIL NvxlcIICINttd JIVXONIIL HVC nVfNI•v LICI Nvuvfv“d VRI]HV•¡ VCIISVuo•¡JIN„Y ttJl =dv•H uttILXVuVX NvxlcICNttd•÷ ISVH NVIVdV„^uttJIIx lsVfl•÷ VA•ª. ISdDEXS. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(4) ;uruzfu. 'lS 'hi'lrntsuH IrS TS'ru. 6pudpr6. 'I tr 'I^i .r(I. oufeg.f .tr4l.Br(. 'IS 'ru 6sruug uoprre3. 'pd'I I6u8uqg. IGuoO. : :. uloEEuy uloEEuy. slrGleqes. :. uloEEuy. 'r( :. rotsnf. 'lS'hl'sn.rug uopue3 .r(. :. Bnlex. durl8uel BruBN g[nEue6 BIfIuBd uuunsns. rqnueueu qBlel. uB{B1ur(u1p uup. SI0Z lrunuu1,6 luEEuBt spud d•¡ 7dOp IP IIBIII•œ II‚Þ ƒ• OdIP „XŸT10•v l. IIh8110d 71'III‚Þ. o„L. CCO,II10T:ƒ“ IIN Z :ndts•œ IPIIOIIƒ• ƒ I:SII„X „ ^ SnIIIAIIs :„X. 010’¬ In3:p‡U ‚ Þp utDld•œ IslodICI. 107C10ƒÑNVuVfV HflHvJL ƒV DNVƒÎVI”D ‡U VRn‚ñ èñv•v LNVS XI•¡ OJIVX dttIS I•¼ VflJ10NVttO uIHXvu=IL NvxlcIICINacltLVXONI•H HVCI nVfHIJIIcI. Nvuvfvqttd VILV„I I]Žú VƒÎV•¼ISVID•¡ •HNH•¡ ƒG I•ª •H•z VIVX NVXICICNttd ttISV‡U NV‡W cIV„^ utt•v Lttx ISVfl•R •R•y. ISIDEXS. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO DAN PERSEMBAHAN “Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.” (James Thurber) “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kolose 3:17). Kupersembahkan hasil karyaku ini untuk :. Ayah saya Medardus Marsono (alm) dan Ibu saya Anthia R. Kristini yang selalu mendukung, memberikan motivasi, dan selalu mendoakan saya.. Mas Heru (sekeluarga) serta semua keluarga besar, terimakasih atas motivasi dan perhatiannya, doa serta dukungan kalian.. Semua sahabat dan teman-temanku terimakasih, kalian selalu memberikan motivasi dan perhatian serta memberiku banyak semangat. Teman-temanku yang ada di komunitas Efisiensi lover’s dan BisMania. Terimakasih selalu mendukung dan memberikan semangat.. Teman-temanku angkatan 2010 terimakasih atas bantuan dan kebersamaan kalian selama ini.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 5 Januari 2015 Penulis. Silvinus Christian Hendra Saputro. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama. : Silvinus Christian Hendra Saputro. Nomor Mahasiswa. : 101114033. Pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul :. EVALUASI KETERCAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM MATA PELAJARAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR ORANGTUA DI SMP KATOLIK SANTA MARIA II MALANG Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 5 Januari 2015 Yang menyatakan. (Silvinus Christian Hendra Saputro). vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK EVALUASI KETERCAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM MATA PELAJARAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR ORANGTUA DI SMP KATOLIK SANTA MARIA II MALANG. Silvinus Christian Hendra Saputro, 101114033 Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi dengan mata pelajaran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Sanata Maria II Malang, (2) Mengidentifikasi nilai karakter mana pencapaiannya yang terindikasi masih lemah, serta implikasinya guna penyusunan topik bimbingan karakter pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang, (3) Mengetahui ada tidaknya korelasi hasil pendidikan karakter dengan tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Instrumen penelitian yang dipakai adalah kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Siswa SMP dengan jumlah 40 item. Aspek-aspek pendidikan karakter siswa di SMP dalam skala ini adalah nilai berhubungan dengan Tuhan (religious), nilai berhubungan dengan diri sendiri, nilai berhubungan dengan sesama, nilai berhubungan dengan lingkungan, dan nilai kebangsaan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang sejumlah 133 siswa dari empat kelas yaitu, kelas VII A sejumlah 35 siswa, kelas VII D sejumlah 37 siswa, kelas VIII D sejumlah 32 siswa, dan kelas VIII F sejumlah 29 siswa. Hasil penelitian adalah (1) Ketercapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Sanata Maria II Malang berdasarkan pengkategorisasian adalah 64% pada kategori sedang, 33% pada kategori tinggi, dan 3% pada kategori sangat tinggi. Dapat disimpulkan bahwa hasil pendidikan karakter siswa yang dilaksanakan di SMP Katolik Santa Maria II Malang belum maksimal. (2) Teridentifikasi capaian butir pengukuran hasil pendidikan karakter 25% pada kategori sedang, 47,5% butir pada kategori tinggi, dan 27,5% butir pada kategori sangat tinggi. (3) Tingkat pendidikan akhir ayah tidak memiliki hubungan dengan ketercapaian hasil pendidikan karakter siswa, namun tingkat pendidikan akhir ibu memiliki hubungan dengan tingkat pendidikan karakter siswa. Hasil penghitungan menunjukan pendidikan akhir ayah tingkat signifikannya pv 0,449 tidak adanya korelasi, sedangkan pada tingkat pendidikan akhir pihak ibu menunjukan pv 0,025 yang menunjukana adanya korelasi. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT EVALUATION OF RESULT ACHIEVEMENT ON CHARACTER EDUCATION INTEGRATED IN LESSON SUBJECTS VIEWED FROM PARENTS’ LAST EDUCATION LEVEL OF SANTA MARIA II CATHOLIC JUNIOR HIGH SCHOOL, MALANG Silvinus Christian Hendra Saputro Sanata Dharma University 2015 The research aimed (1) to know the seventh and eighth grade students’ result achievement on character education integrated in lesson subjects of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang; (2) to identify character values in which the achievement faintly indicated and its implications to compose character counseling topic for seventh and eighth grade students Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang; (3 ) to find out if there is a correlation between seventh and eighth grade students’ result achievement on integrated character education and parents’ last education level of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang. This was a descriptive research. The research instrument used in this research was a questionnaire consisted of 40 questions about result achievement on junior high school student character education. Student character education aspects in this scale were religious values, self values, social values, environmental values, and nationalistic values. The subjects were the students of grade seventh and eighth of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang. They were 133 students from VII A (35 students), VII D (37 students), VIII D (32 students), and VIII F (29 students). The results showed that (1) the seventh and eighth grade students’ result achievement on character education integrated in lesson subjects of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang by category: 64% were at moderate category, 33% were at high category, and 3% were at very high category. The conclusion was that student character education implemented at Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang was not maximum yet; (2) it was identified that measured results of character education items were 25% at moderate category, 47,5% at high category and 27,5% at very high category; (3) there is no correlation between the students’ result achievement on character education and fathers’ last education level, but mothers’ did have its correlation, showed by significant pv 0,449 on fathers’ last education level meaning there was no correlation, and significant pv 0,025 on mothers’ last education level showing its correlation.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karuniaNya, serta bimbinganNya selama proses penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini berjudul Evaluasi Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Mata Pelajaran Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Terakhir Orang tua di SMP Katolik Santa Maria II Malang. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Penulis banyak mendapatkan pengalaman selama proses penyelesaian skripsi ini, baik pengalaman menyenangkan ataupun kurang menyenangkan, namun semua pengalaman itu merupakan pelajaran yang berharga bagi perkembangan diri penulis. Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah bersedia membimbing, membantu dan selalu memberikan dorongan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1.. Dr. Gendon Barus, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling dan dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini sampai selesai.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama ini sehingga berguna bagi penulis.. 3.. Kepala Sekolah dan guru BK SMP Katolik Santa Maria II Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan uji coba instrumen penelitian.. 4.. Para Siswa kelas VII dan VIII SMP Katolik Santa Maria II Malang yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.. 5.. Bapak, Ibu, dan kakak saya yang selalu memberikan dukungan, perhatian, dan selalu mendoakan.. 6.. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2010 yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan skripsi.. 7.. Teman-teman di luar kampus serta teman komunitas Efisiensi lover’s dan Bismania yang selalu memberikan semngat dan dukungannya kepada penulis.. 8.. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimaksih kepada. semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis memilki harapan yang besar semoga skripsi ini dapat bermanfaat.. Penulis. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………... HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………………....... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.......................................................... ABSTRAK……………………………………………………………………………… ABSTRACT...................................................................................................................... KATA PENGANTAR…………………………………………………………………... DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. DAFTAR TABEL………………………………………………………………………. DAFTAR GRAFIK…..…………………………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………. A. Latar Belakang Masalah………………………………………...…………... B. Rumusan Masalah……………………………………………………………. C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….. D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………... E. Definisi Operasional Variable Penelitian……………………..……………... BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………………... A. Hakikat Pendidikan Karakter............................................................................ 1. Pengertian Karakter……………………………………….……………… 2. Pengertian Pendidikan Karakter………………………………………….. 3. Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah…………………………...……... 4. Nilai-Nilai Karakter untuk SMP………………………………………….. 5. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter……………………………………… 6. Dasar Hukum Pelaksanaan Pendidikan Karakter…………………………. B. Konsep Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi dalam Pembelajaran..................................................................... 1. Pengertian pendidika karakter terintegrasi…………..…...……………….. 2. Distribusi Butir-Butir Karakter Utama ke dalam Mata Pelajaran………………………………………………….. 3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi dalam Proses Pembelajaran……………...………………….. C. Peran Orang tua dalam Pendidikan Karakter................................................... 1. Peran Ibu dalam Keluarga………………………………………………… 2. Peran Ayah dalam Keluarga………………………………….................... 3. Fungsi Orang Tua dalam Pendidikan Karakter………………………...… 4. Finding(Hasil-hasil Penelitian Relevan Sebelumnya)….………………… D. Kerangka Pikir………………………………………………………………. E. Hipotesis…………………………………………………………………........ xi. i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiii xiv xv 1 1 4 5 5 7 8 8 8 9 11 12 17 18 19 19 21 23 32 34 35 37 39 39 42.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN………………………………………....................... A. Jenis Penelitian……………………………………………….……………... B. Subjek Penelitian…………………………………………….……………… C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian……………………… 1. Cara Pemberian Skor Item……………………………………………… 2. Konstruk Instrumen……………………………………………………... 3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner……………………………………. D. Prosedur Pengumpulan dan Teknik Analisis Data…………………………. 1. Persiapan dan Pelaksanaan……………………………………………… 2. Teknik Analisis Data…………………………………………………… BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…….…………………………. A. 1. Hasil Penelitian............................................................................................ 2. Identifikasi Item-Item Pengukuran Hasil pendidikan Karakter yang Masih perlu Ditingkatkan…………………………………………… 3. Korelasi Hubungan Pendidikan Akhir Orang tua dengan Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa..………………… B. Pembahasan…………………………………………………………………. C. Implikasi Hasil Penelitian…………………………………………………… BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………….……………………………….. A. Kesimpulan……………………………..…………………………………… B. Saran………………………………..………………………………………. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………... LAMPIRAN……………………………………………………………………………... xii. 44 44 44 45 46 46 48 54 54 55 60 60 63 66 67 71 75 75 76 78 80.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1 : Contoh Distribusi Nilai-nilai Utama ke dalam Mata Pelajaran. Tabel 2 : Jumlah Siswa Tiap Kelas……………………………………... Tabel 3 : Konstruk Instrumen…………………………………………… Tabel 4 : Penggolongan Item Valid dan Tidak Valid…………...………. Tabel 5 : Kriteria Guilford……………………………………………… Tabel 6 : Koefisien Reliability…………………………………...……... Tabel 7 : Kategori Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi……………………...……… Tabel 8 : Data Tingkat Pendidikan Akhir Orangtua……………...…….. Tabel 9 : Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Mata Pelajaran Ditinju dari Tingkat Pendidikan Akhir Orang tua………………………………………………. Tabel 10: Penggolongan Item Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Berdasarkan Tinggi Rendahnya skor…………………..……. Tabel 11: Nomer-nomer Item yang Ada di Kategori Sedang……..….…. Tabel 12: Korelasi Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Akhir Orang tua dengan Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa……………………………………………….. Tabel 13: Silabus Bimbingan Pendidikan Karakter……………………... xiii. 22 45 47 51 53 54 57 58. 61 64 65. 66 72.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GRAFIK. Grafik 1: Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII dan VIII. Grafik 2: Presentase Hasil Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII dan VIII….. xiv. 62 63.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter…………………….. Lampiran 2 : Data Hasil Uji Validitas Butir Item Pendidikan Karakter… Lampiran 3 : Data Hasil Penghitungan Reliabilitas Kuesioner.................. Lampiran 4 : Data Tingkat Pendidikan Akhir Orang tua……………...… Lampiran 5 : Tabulasi Data Hasil Pendidikan Karakter Siswa SMP Katolik Santa Maria II Malang……………….. Lampiran 6 : Surat Ijin Penelitian………………………………………….. xv. 80 85 91 94 95 103.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini disajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian.. A. Latar Belakang Masalah Semenjak tahun 2010 pemerintah dalam bidang Kementerian Pendidikan Nasional telah mencanangkan adanya pendidikan karakter dalam tingkatan pendidikan. Pendidikan yang diharapkan oleh pemerintah melalui bidang Kementrian Pendidikan Nasional bertujuan supaya seluruh anak yang ada di Indonesia memiliki karakter kepribadian yang baik dan mulia dengan melalui pendidikan karakter di setiap sekolah. Pihak sekolah juga diharapkan supaya dapat menerapkan pendidikan karakter secara terintegrasi pada mata pelajaran bagi siswa-siswanya. Semua sekolah idealnya memang sudah menerapkan pendidikan karakter yang diinginkan oleh pemerintah. Namun masih terlihat beberapa sekolah yang belum bisa menerapkan pendidikan karakter tersebut secara penuh bagi siswa-siswanya. Hal tersebut dapat dilihat dari masih adanya perkelahian antar pelajar, kekerasan yang dilakukan oleh sesama pelajar, penggunaan narkoba atau minuman keras, bahkan hingga pergaulan bebas. 1.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. yang terjadi di kalangan pelajar saat ini. Melihat hal tersebut pastilah ada yang kurang berhasil dalam pencapaian pembentukan karakter anak melalui pendidikan karakter yang ada di sekolah. Namun, tidak semua sekolah gagal dalam penerapan pendidikan karakter ini. Masih ada sekolah yang mampu untuk menerapkan pendidikan karakter bagi siswa-siswanya. Melalui pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran, sekolah mampu untuk membentuk kepribadian siswasiswanya menjadi baik dan mulia. Selain melalui mata pelajaran yang didapatkan oleh siswa, pendidikan karakter juga dapat ditanamkan melalui suatu kegiatan organisasi yang dilakukan oleh siswa selama menempuh pendidikannya. Menurut Sammi dan Hariyanto (2012), pendidikan karakter adalah pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa, dan karsa. Sejalan dengan hal tersebut, Gaffar (Kesuma, 2012) menjelaskan pendidikan karakter sebagai. sebuah. proses. transformasi. nilai-nilai. kehidupan. untuk. ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam prilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pemikiran penting, yaitu: 1) proses transformasi nilai-nilai, 2) ditumbuh kembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku. Kemendiknas (2010), menetapkan nilai-nilai karakter yang dapat diperoleh menjadi 20 nilai, yaitu: nilai Ketuhanan/Religius, kejujuran,.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. tanggung jawab, kesehatan, kedisiplinan, kerja keras, percaya diri, kemandirian, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, berjiwa wirausaha, rasa ingin tahu, cinta ilmu, peduli sesama, kepatuhan, menghargai prestasi, santun,. demokratis,. peduli. lingkungan,. nasionalis,. dan. menghargai. keberagaman. Meskipun Kemendiknas telah memprioritaskan 20 nilai karakter untuk ditanamkan melalui pembelajaran, namun setelah 5 tahun berlangsung, belum ada sekolah yang mengevaluasi hasil pendidikan karakter tersebut. Pendidikan karakter yang sifatnya hanya pemberian informasi saja kepada para siswa tidaklah cukup sampai di situ, namun juga perlu adanya kerja sama dengan seluruh warga sekolah. Salah satu yang dapat membantu tercapainya pendidikan karakter adalah guru mata pelajaran. Pendidikan karakter dapat disertakan dalam mata pelajaran yang sering disebut dengan terintegrasi. Terintegrasi dalam mata pelajaran menunjukkan bahwa dalam pembuatan RPP oleh masing-masing guru dapat menyertakan nilai-nilai yang termuat dalam nilai karakter yang ada. Selain oleh seluruh warga sekolah, kerja sama antara orang tua siswa dengan sekolah juga dibutuhkan. Kerja sama ini dibutuhkan karena terbatasnya waktu siswa saat di sekolah yaitu selama 8 jam dalam satu hari untuk sekolah, selebihnya siswa lebih banyak di rumah dalam pengawasan orang tua. Pendidikan akhir orang tua yang baik pastinya akan dapat membentuk hasil karakter anaknya juga baik. Hal tersebut dapat sejalan.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. karena pendidikan akhir orang tua yang baik pastinya akan mempunya wawasan dan cara berpikir yang baik, sehingga dapat menunjukan kepada anak-anaknya dengan memperhatikan nilai-nilai karakter yang ada. Jadi seharusnya dengan pendidikan akhir orang tua yang baik anak dapat membuat hasil ketercapaian pendidikan karakter anaknya baik juga. Melihat kenyataan tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana ketercapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dalam mata pelajaran di SMP Katolik Sanata Maria II Malang, lalu nilai karakter apa saja yang masih kurang optimal tercapai dalam pendidikan karakter terintegrasi di SMP Katolik Santa Maria II Malang, dan melihat sejauh mana tingkat pendidikan terakhir dari orang tua berkorelasi dengan pendidikan karakter anak.. B. Rumusan Masalah 1. Seberapa baik pencapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang? 2. Dalam hal apakah terindikasi masih lemahnya hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata palajaran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang, serta implikasinya guna penyusunan topik bimbingan pendidikan karakter pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang?.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. 3. Apakah ada korelasi hasil pendidikan karakter dengan tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui ketercapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang. 2. Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang terindikasi masil lemah penerapannya dalam pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang, serta implikasinya guna penyusunan topik bimbingan pendidikan karakter pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang. 3. Mengetahui ada tidaknya korelasi hasil pendidikan karakter dilihat dari tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang.. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu:.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang evaluasi hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran pada siswa SMP. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Pembimbing Diharapkan dengan adanya penelitian ini guru pembimbing mengetahui ketercapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran di SMP Santa Maria II Malang dan menemukan nilai karakter yang masih lemah ketercapaiannya untuk penyusunan topik bimbigan karakter siswa. b. Bagi Orang tua Diharapkan dengan adanya penelitian ini orang tua semakin mengetahui peran dan keterlibatannya dalam membentuk karakter serta ikut terlibat kerja sama dengan sekolah dalam ketercapaian hasil pendidikan karakter yang baik. c. Bagi Peneliti Memperoleh pengalaman dalam penelitian untuk mengetahui ketercapaian pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran di SMP Sanata Maria II Malang..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. E. Definisi Operasional 1. Karakter Karakter adalah tindakan atau perilaku seseorang yang nampak dan dapat diperhatikan oleh orang lain yang menjadikan ciri khas seseorang tersebut sehingga dengan karakter dapat menjadi pembeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. 2. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah sebuah proses tiada henti yang dilakukan oleh setiap manusia dalam mengembangkan dan menumbuhkan nilai-nilai yang ada dalam dirinya sebagai cerminan dari prilakunya di dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman pada nilai dan norma yang ada di masyarakat. 3. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Artinya capaian perilaku berkarakter (baik) yang dihasilkan dari proses pendidikan karakter, yang dilakukan dalam lingkup pendidikan/sekolah yang dilaksanakan melalui proses pembelajaran atau melalui mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa, sehingga dalam kehidupan seharihari para siswa menampakan indikator perilaku nilai-nilai karakter yang diharapkan..

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini disajikan mengenai kajian teori yang melandasi kerangka konseptual penelitian. Kerangka konseptual penelitian ini meliputi: hakikat pendidikan karakter, konsep pendidikan karakter terintegrasi, peran orang tua dalam pendidikan karakter, dan hipotesis penelitian.. A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Karakter Suyanto (Syamsul Kurniawan, 2013) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku seseorang yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Alwisol (Zubaedi, 2011) mengartikan pendidikan karakter sebagai gambaran tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah, baik-buruk, baik secara eksplisit maupun implisit. Sementara itu, Griek (Zubaedi, 2011) mendefinisikan karakter sebagai paduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain. Batasan. 8.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. ini menunjukkan bahwa karakter merupakan identitas yang dimiliki seseorang yang bersifat menetap sehingga seseorang atau sesuatu itu berbeda dari yang lain. Scerenko (Muchlas, 2011) mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan cirri pribadi, ciri etis, dan ciri kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa. Berdasarkan pemaparan pendapat empat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, karakter adalah kebiasaan seseorang dalam bertindak dan berperilaku yang nampak dan dapat dilihat oleh orang lain, baik secara eksplisit maupun implisit sehingga karakter tersebut dapat menjadi pembeda antara individu yang satu dengan lainnya.. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Salah satu proses pendidikan yang dianggap penting yaitu mengenai pendidikan karakter. Menurut Sammi dan Hariyanto (2012) pendidikan karakter adalah pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, rasa, dan karsa. Kemendiknas. (2010). menegaskan,. pendidikan. karakter. merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Definisi lain, dikemukakan oleh Zubaedi (2011), pendidikan karakter adalah budi pekerti plus, yang intinya merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak dan tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam kehidupannya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin,. dan. (perasaan/sikap). kerja tanpa. sama. yang. menekankan. meninggalkan. ranah. ranah. kognitif. afektif (berpikir. rasional), dan ranah skill (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan kerja sama). Gaffar (dalam Kesuma, 2012) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam prilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pemikiran penting, yaitu: 1) proses transformasi nilai-nilai, 2) ditumbuh kembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku. Jadi, menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses pembentukan dan.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. pengembangan. karakter. melalui. sebuah. pendidikan. 11. yang. mengutamakan nilai-nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat sehingga manusia itu dapat memiliki standar norma perilaku dalam berpikir, bersikap dan bertindak.. 3. Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah Kesuma, dkk (2012), menetapkan ada 3 tujuan pendidikan karakter di sekolah yaitu: a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan. peserta. didik. yang. khas. sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan; b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah; c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat. dalam. memerankan. tenggung. jawab. pendidikan karakter secara bersama. Kemendiknas. (2010). menegaskan,. pendidikan. karakter. bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.. 4. Nilai-nilai Karakter untuk Sekolah menengah Pertama (SMP) Sammi dan Hariyanto (2012) menyebutkan jangkauan sikap dan perilaku budi pekerti meliputi 5 jangkauan, dari jangkauan tersebut akan muncul butir-butir nilai budi perketi yang dapat dilakukan oleh setiap individu. Kelima jangkauan sikap dan budi pekerti ada hubungannya dengan (1) Tuhan Yang Maha Esa, (2) diri sendiri, (3) keluarga, (4) masyarakat dan bangsa, dan (5) lingkungan alam sekitar. Dari kelima jangkauan tersebut teridentifikasi puluhan nilai karakter. Pemerintah merasa kesulitan jika harus melakukan penanaman 80 butir nilai karakter yang ada, oleh karena itu dipilih 20 nilai karakter. utama. yang. disarikan. dari. butir-butir. SKL. SMP. (Permendiknas nomor 23 tahun 2006) dan SK/KD (Permendiknas nomor 22 tahun 2006). Berikut adalah daftar 20 nilai utama yang dimaksud dan diskripsi ringkasnya:.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. a.. 13. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius) Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.. b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri 1) Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain 2) Bertanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME. 3) Bergaya hidup sehat Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. 4) Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. 5) Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. 6) Percaya diri Sikap. yakin. akan. kemampuan. diri. sendiri. terhadap. pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. 7) Berjiwa wirausaha Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun. operasi. untuk. pengadaan. produk. baru,. memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. 9) Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 10) Ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya,.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. dilihat, dan didengar. 11) Cinta ilmu Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan. c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama 1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain. 2) Patuh pada aturan-aturan sosial Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum. 3) Menghargai karya dan prestasi orang lain Sikap. dan. tindakan. yang. mendorong. dirinya. untuk. menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. 4) Santun Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang..

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. 5) Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. e. Nilai kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 1) Nasionalis Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. 2) Menghargai keberagaman Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. agama.. 5. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter Pendidikan karakter di sekolah akan dapat berjalan dengan lancar jika setiap guru memahami prinsip pendidikan karakter yang sesungguhnya. Kemendiknas (2010) merekomendasikan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter harus didasarkan pada 11 prinsip sebagai berikut: a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian e. Memberi kesempatan kpeada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter posisitf dalam kehidupan peserta didik.. 6. Dasar Hukum Pelaksanaan Pendidikan Karakter Adapun landasan hukum pendidikan karakter menurut Kemendiknas (2010) adalah: a. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan e. Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan f. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi g. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. h. Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014 i. Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014 j. Renstra Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010 - 2014. B. Konsep Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi dalam Pembelajaran 1. Pengertian Konsep Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi dalam Pembelajaran Pendidikan karakter secara eksplisit dapat terintegrasi dalam pembelajaran siswa di sekolah sejak tahun pembelajaran 2010/2011. Kemdiknas (2010), pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Dalam struktur kurikulum kita, ada dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembanngan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan PKn. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran selain pendidikan Agama dan PKn yang dimaksud lebih pada fasilitasi internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pengenalan nilai-nilai sebagai pengetahuan melalui bahan-bahan ajar dapat dilakukan, tetapi bukan merupakan penekanan. Yang ditekankan atau diutamakan adalah penginternalisasian nilai-nilai melalui kegiatan-kegiatan di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran adalah proses pembentukan dan pengembangan nilai-nilai karakter yang sudah dimiliki oleh peserta didik dengan menggabungkan nilai-nilai yang dimiliki dengan mata pelajaran yang diterima peserta didik saat di sekolah. Sedangkan guru mata pelajaran juga memberikan peran penting karena tidak hanya memberikan contoh atau teladan yang dapat ditiru oleh peserta didik, melaikan juga dapat menyelaraskan ilmu pelajaran yang diberikan dengan nilai-nilai karakter yang ada dan yang sudah dipilih sebelumnya ketika pembuatan silbus pembelajaran. Sehingga guru tidak hanya memberikan ilmu saja, melainkan juga dapat ikut serta menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa..

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. 2. Distribusi Butir-butir Karakter Utama ke dalam Mata Pelajaran Ketika akan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran, tidak bisa semua butir yang ada dimasukkan atau diterapkan dalam proses pembelajaran yang ada. Oleh karena itu, perlu adanya pemilihan butir-butir nilai mana saja yang dianggap perlu dan sesuai dengan suatu mata pelajaran bagi peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut, Kemendiknas (2010) telah memilih sejumlah nilai utama sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selain itu, untuk membantu fokus penanaman nilai-nilai utama tersebut, nilai-nilai tersebut perlu dipilah-pilah atau dikelompokkan untuk kemudian diintegrasikan pada mata pelajaran-mata pelajaran yang paling cocok. Dengan kata lain, tidak setiap mata pelajaran diberi integrasi semua butir nilai tetapi beberapa nilai utama saja walaupun tidak berarti bahwa nilai-nilai yang lain tersebut tidak diperkenankan untuk diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tersebut. Dengan demikian, setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai utama tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Pada Tabel 1 berikut ini akan disajikan mengenai pemilihan nilai-nilai utama karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran untuk peserta didik di Sekolah Mengenah Pertama..

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. Tabel 1. Contoh Distribusi Nilai-Nilai Utama ke dalam Mata Pelajaran NO. 1. 2 3 4 5. 6 7 8 9. Nilai Utama. Mata Pelajaran. Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, peduli Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis Berpikir logis, kritis, jujur, kerja keras, ingin tahu, mandiri, percaya diri Nasionalis, menghargai keberagaman, Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerjasama, patuh pada aturan sosial Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, jujur, disiplin, demokratis. Pendidikan Agama. Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain. 10. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain. 11. Menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis, peduli. Sumber: Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama (Kemendiknas, 2010). PKn. Bahasa Indonesia Matematika IPS. IPA. Bahasa Inggris Seni Budaya. Penjasorkes. TIK/ Keterampilan. Muatan Lokal.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. 3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi di dalam Proses Pembelajaran Pelaksanaan pendidikan karakter secara terintegrasi dalam proses pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu, tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Di antara prinsip-prinsip yang dapat diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran (merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus, RPP, dan bahan ajar), melaksanakan proses pembelajaran, dan evaluasi adalah prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Gunawan (2012) mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dan mengajar yang membantu guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual menerapkan sejumlah prinsip belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual (Kemendiknas, 2010) secara singkat dijelaskan berikut ini . a.. Konstruktivisme (Constructivism) Konstrukstivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa orang. menyusun atau membangun pemahaman mereka dari pengalamanpengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan kepercayaan mereka. Seorang. guru. perlu. mempelajari. budaya,. pengalaman. hidup. dan.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. pengetahuan, kemudian menyusun pengalaman belajar yang memberi siswa kesempatan baru untuk memperdalam pengetahuan tersebut. Pemahaman. konsep. yang. mendalam. dikembangkan. melalui. pengalaman-pengalaman belajar autentik dan bermakna yang mana guru mengajukan berpikirnya.. pertanyaan. kepada. Pembelajaran. “mengkontruksi”,. bukan. siswa. hendaknya “menerima”. untuk. mendorong. dikemas. aktivitas. menjadi. proses. Dalam. proses. pengetahuan.. pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Pembelajaran dirancang dalam bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan, menciptakan gagasan, dan sebagainya. Tugas guru dalam pembelajaran konstruktivis adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan: 1). menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,. 2). memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri,. 3). menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.. Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis dan logis,.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. mandiri, cinta ilmu, rasa ingin tahu, menghargai orang lain, bertanggung jawab, dan percaya diri. b.. Bertanya (Questioning) Penggunaan pertanyaan untuk menuntun berpikir siswa lebih baik. daripada sekedar memberi siswa informasi untuk memperdalam pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat diuji, dan belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan. Pertanyaan digunakan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: 1). menggali informasi, baik teknis maupun akademis. 2). mengecek pemahaman siswa. 3). membangkitkan respon siswa. 4). mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa. 5). mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa. 6). memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru. 7). menyegarkan kembali pengetahuan siswa. Pembelajaran. yang. menggunakan. pertanyaan-pertanyaan. untuk. menuntun siswa mencapai tujuan belajar dapat mengembangkan berbagai.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. karakter, antara lain berfikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, santun, dan percaya diri. c.. Inkuiri (Inquiry) Inkuiri merupakan sebagian dari prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual. (Kemendiknas, 2010). Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan. menjadi pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis, mengembangkan cara pengujian hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun teori serta konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan. Di. dalam. pembelajaran. berdasarkan. inkuiri,. siswa. belajar. menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi validitas data, memproses, membuat kesimpulan. Kemudian menentukan bagaimana mempresentasikan dan menjelaskan penemuannya, dan menghubungkan ideide atau teori untuk mendapatkan konsep. Langkah-langkah kegiatan inkuiri: 1). Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun). 2). Mengamati atau melakukan observasi. 3). Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lain.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4). 27. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau yang lain. Pembelajaran yang menerapkan prinsip inkuiri dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis, logis, kreatif, dan inovatif, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, santun, jujur, dan tanggung jawab. d.. Masyarakat Pembelajar (Learning Community) Masyarakat belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam. kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua siswa harus mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide, mendengarkan ide siswa lain dengan cermat, dan bekerjasama untuk membangun pengetahuan dengan teman di dalam kelompoknya. Konsep ini didasarkan pada ide bahwa belajar secara bersama lebih baik daripada belajar secara individual. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi jika tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu. Semua pihak mau saling mendengarkan. Praktik masyarakat belajar terwujud dalam: 1) Pembentukan kelompok kecil.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. 2) Pembentukan kelompok besar 3) Mendatangkan “ahli‟ ke dalam kelas (tokoh, olahragawan, dokter, petani, polisi, dan lainnya) 4) Bekerja dengan kelas sederajat 5) Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya 6) Bekerja dengan masyarakat Penerapan prinsip masyarakat belajar di dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain kerjasama, menghargai pendapat orang lain, santun, demokratis, patuh pada turan sosial, dan tanggung jawab. e.. Pemodelan (Modeling) Pemodelan juga termasuk dalam prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual. (Kemendiknas, 2010). Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar. orang lain berpikir, bekerja, dan belajar. Pemodelan tidak jarang memerlukan siswa untuk berpikir dengan mengeluarkan suara keras dan mendemonstrasikan. apa. yang. akan. dikerjakan. siswa.. Pada. saat. pembelajaran, sering guru memodelkan bagaimana agar siswa belajar. Guru menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu untuk mempelajari sesuatu yang baru. Guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa..

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. Contoh praktik pemodelan di kelas: 1) Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa 2) Guru PKn mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh tersebut 3) Guru Geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya 4) Guru Biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan Pemodelan dalam pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, menghargai orang lain, dan rasa percaya diri. f.. Refleksi (Reflection) Refleksi memungkinkan cara berpikir tentang apa yang telah siswa. pelajari dan untuk membantu siswa menggambarkan makna personal siswa sendiri. Di dalam refleksi, siswa menelaah suatu kejadian, kegiatan, dan pengalaman serta berpikir tentang apa yang siswa pelajari, bagaimana merasakan, dan bagaimana siswa menggunakan pengetahuan baru tersebut. Refleksi dapat ditulis di dalam jurnal, bisa terjadi melalui diskusi, atau merupakan kegiatan kreatif seperti menulis puisi atau membuat karya seni. Realisasi refleksi dapat diterapkan, misalnya pada akhir pembelajaran guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Hal ini dapat berupa:.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. 1) Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh siswa hari ini. Guru dapat mengajukan pertanyaan pada siswa tentang apa yang siswa pelajari pada saat itu dan apa manfaat materi saat itu dengan kehidupan sehari-hari. 2) Catatan atau jurnal di buku siswa Guru memberi siswa kesempatan untuk membuat catatan atau jurnal mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Catatan dapat berupa pertambahan pengetahuan yang didapat setelah mengikuti pelajaran atau mengenai perasaan yang siswa alami ketika mengikuti pembelajaran. 3) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari ini. Guru memberi siswa kesempatan untuk menyampaikan kesan dan sarannya mengenai pembelajaran yang sudah belangsung. Misalnya kesan dan saran siswa mengenai metode yang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung. 4) Diskusi Guru memberi panduan pertanyaan untuk diskusi. Pertanyaanpertanyaan berkaitan dengan materi pada saat itu misalnya, bagaimana siswa akan menggunakan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari?.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. 5) Hasil karya Guru memberi kesempatan pada siswa untuk merefleksikan apa yang sudah dipelajari dalam bentuk puisi atau karya-karya kreatif lainnya. Refleksi dalam pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan kemampuan berfikir logis dan kritis, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri, dan menghargai pendapat orang lain. g.. Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Penilaian autentik sesungguhnya adalah suatu istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif. Berbagai metode tersebut memungkinkan siswa mendemonstrasikan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugas, memecahkan masalah,. atau. mengekspresikan. pengetahuannya. dengan. cara. mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah. Berbagai simulasi tersebut semestinya dapat mengekspresikan prestasi (performance) yang ditemui di dalam praktek dunia nyata seperti tempat kerja. Penilaian autentik seharusnya dapat menjelaskan bagaimana siswa menyelesaikan masalah dan dimungkinkan memiliki lebih dari satu solusi yang benar. Strategi penilaian yang cocok dengan kriteria yang dimaksudkan adalah suatu kombinasi dari beberapa teknik penilaian..

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. Penilaian autentik dalam pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter antara lain kejujuran, tanggung jawab, menghargai karya dan prestasi orang lain, kedisiplinan, dan cinta ilmu. Ketujuh. prinsip. dalam. pembelajaran. kontekstual. harus. diperhatikan oleh guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang berwawasan pendidikan karakter.. C. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Karakter Orang tua sangat berperan dalam mendidik anak menuju hidup bermasyarakat. Anak melakukan proses bersosialisasi dimulai dari keluarga terlebih dahulu yang nantinya membantu anak agar dapat bersosialisasi di masyarakat. Selain itu, saat anak masih kecil komunikasi yang mereka lakukan lebih banyak dengan orang tua, sehingga orang tua memiliki banyak peran dalam membentuk karakter seorang anak melalui caranya masingmasing. Kedua orang tua harus memiliki kesepakatan dalam menentukan tujuan dan cara pendidikanan yang diinginkan dan diutamakan untuk memdidik anaknya. Orang tua yang bertanggung jawab, tentu ingin agar anaknya berkembang sedapat mungkin mendekati kesempurnaan yang dapat dibanggakan dari semua aspek..

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. Selain memikirkan tujuan dan cara pendidikan yang sesuai, orang tua juga harus dapat menciptakan rasa aman dalam keluarga karena rasa aman dalam keluarga merupakan salah satu syarat bagi kelancaran proses perkembangan anak. Keluarga dengan ikatan yang abadi merupakan tempat yang memberikan rasa aman-terlindungi bagi anak. Menurut Singgih (2001), keluarga adalah tempat yang penting di mana anak memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang berhasil di masyarakat. Singgih (2001), juga menjelaskan fungsi-fungsi keluarga secara rinci yaitu sebagai berikut: 1.. Mendapatkan keturunan dan membesarkan anak.. 2.. Memberikan afeksi atau kasih sayang, dukungan dan keakraban.. 3.. Mengembangkan kepribadian. 4.. Mengatur berbagai tugas, menanamkan kewajiban, hak, dan tanggung jawab.. 5.. Mengajarkan dan meneruskan adat istiadat, kebudayaan, agama, dan system moral kepada anak.. Syarat utama bagi kelancaran terlaksananya fungsi keluarga adalah terciptanya suasana keluarga yang baik. Suasana keluarga tempat berpengaruh bagi perkembangan seluruh aspek dimana setiap anak mengembangkan dirinya dengan bantuan orang tua dan saudara-saudaranya..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.. 34. Peran Ibu dalam Keluarga a. Memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis. Kedudukan seorang ibu sebagai tokoh sentral, sangat penting untuk melaksanakan kehidupan. Pentingnya seorang ibu terutama terlihat sejak kelahiran anaknya, dia harus memberikan susu agar anak itu bisa melangsungkan hidupnya. b. Peran ibu dalam merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra, dan konsisten. Ibu mempertahankan hubungan-hubungan dalam keluarga. Ibu menciptakan suasana yang mendukung kelancaran perkembangan anak dan semua kelangsungan keberadaan unsur keluarga lainnya. Dalam membesarkan dan merawat anak dalam keluarga seorang ibu tidak boleh dipengaruhi oleh emosi atau keadaan yang berubah-ubah. c. Peran ibu sebagai pendidik yang mampu mengatur dan mengendalikan anak. Ibu juga berperan dalam mendidik anak dan mengembangkan kepribadiannya. Pendidikan juga menuntut ketegasan dan kepastian dalam melaksanakannya. Oleh karena itu, ibu dalam memberikan ajaran dan pendidikan harus konsisten, tidak boleh berubah-ubah. d. Ibu sebagai contoh dan teladan. Dalam mengembangkan kepribadian dan membentuk sikap-sikap anak, seorang ibu perlu memberikan contoh dan teladan yang dapat.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. diterima. Seringkali dalam pengembangan kepribadian anak belajar melalui peniruan terhadap orang lain. e. Ibu sebagai manajer yang bijaksana. Seorang ibu menjadi manajer di rumah, ibu mengatur kelancaran tumah tangga dan menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak. f. Ibu memberi rangsangan dan pelajaran. Seorang ibu juga memberikan rangsangan sosial bagi perkembangan anak. Setelah anak masuk sekolah, ibu juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar anak senang belajar di rumah. g. Peran ibu sebagai istri. Ibu yang berfungsi sebagai istri bagi suaminya perlu menyediakan waktu untuk konsolidasi, menciptakan keakraban, kemesraan, dan kesatuan yang akan memberikan tanaga baru untuk melaksanakan tugas-tugas lainnya dalam menciptakan suasana keluarga.. 2.. Peran Ayah dalam Keluarga a. Ayah sebagai pencari nafkah. Sebagai tokoh utama yang mencari nafkah untuk keluarga, peran ayah merupakan suatu tugas yang berat dan harus dilakukan demi memenuhi kebutuhan utama dan kelangsungan hidup anggota keluarga..

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. b. Ayah sebagai suami yang penuh pengertian akan memberikan rasa aman. Ayah sebagai suami yang memberikan keakraban, kemesraan bagi istri, berperan menciptakan suasana keluarga yang nyaman dan bisa terpelihara baik, maka perlu tercipta hubungan yang baik antara suamiistri. c. Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak. Dalam hal pendidikan, peran ayah di keluarga sangat penting, terutama bagi anak laki-laki sosok ayah menjadi model, teladan untuk perannya kelak sebagai seorang laki-laki. Sedangkan bagi anak perempuan, fungsi ayah juga sangat penting yaitu sebagai pelindung. d. Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga. Seorang ayah adalah pelindung dan tokoh otoritas dalam keluarga, dengan sikapnya yang tegas dan penuh wibawa menanamkan pada anak sikap-sikap patuh terhadap otoritas dan disiplin. Ayah dengan sikap wibawanya sering menjadi wasit dalam memelihara suasana keluarga, sehingga mencegah timbulnya keributan akibat perselisihan dan pertengkaran dalam keluarga. 3.. Fungsi Orang tua dalam Pendidikan Karakter Koesoema (2012) menegaskan, orang tua sebagai komunitas pertama di luar lingkungan sekolah memiliki peran dan andil yang cukup besar,.

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 37. karena pembentukkan karakter anak sudah dimulai sejak dini atau saat kecil dan dalam lingkungan bersama orang tua anak membentuk karakternya. Berdasarkan pertimbangan tersebut orang tua juga mempunyai fungsi dalam membantu pendidikan karakter anak di sekolah, fungsi-fungsi tersebut antara lain: a. Orang tua sebagai model peran. Orang tua memainkan peran penting dalam penanaman berbagai macam nilai kehidupan yang dapat diterima dan dipeluk oleh anak. Anak lebih banyak meniru dan meneladan orang tua mulai dari cara bicara, cara berpakaian, cara bertindak, dan lain-lain. Orang tua tetap menjadi pedoman bagi pembentukan nilai-nilai dan pola tingkah laku yang diakuisi oleh anak dalam masa-masa awal perkembangan hidupnya. b. Orang tua sebagai sumber pengetahuan. Orang tua memiliki pengetahuan dan pemahaman tersendiri tentang apa yang baik bagi anaknya dalam konteks perkembangan kepribadian ataupun dalam pola belajar. Pengetahuan dari orang tua yang diperoleh dari kebersamaan mereka dengan anak di rumah dapat menjadi informasi berharga bagi para guru sebagai pendidik karakter agar dapat lebih efektif dalam menjalankan program pendidikan karakter. c. Orang tua sebagai pintu masuk ke kebudayaan lain. Orang tua yang memiliki banyak latar belakang kebudayaan, etnis,.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 38. suku, dan tradisi yang berbeda sesungguhnya menjadi asset bagi sekolah untuk dapat mengenali unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat mereka. Mengenali berbagai macam kebudayaan lain merupakan salah satu strategi dalam pengembangan pendidikan karakter. d. Orang tua sebagai rekan belajar. Kesediaan anak untuk belajar sering kali terganggu dari situasi dan kondisi yang mereka alami di rumah. Dalam hal ini, kerja sama antara orang tua dengan lembaga pendidikan sangat penting agar segala yang diberikan di lembaga pendidikan memiliki kelanjutan dengan pengalaman anak di rumah. Mendesain program pendidikan karakter yang melibatkan orang tua pada masa-masa awal anak itu sangat diperlukan, tujuannya untuk memberikan rasa nyaman dalam diri anak dan orang tua. e. Orang tua memiliki harapan dan cita-cita bagi anak-anak mereka Orang tua yang menyerahkan anak-anak mereka ke dalam lembaga pendidikan, mempunyai harapan bahwa anak-anak mereka akan dididik sesuai dengan harapan mereka dan juga sesuai dengan cita-cita mereka. Oleh karena itu, lembaga pendidikan perlu mendengarkan harapan, aspirasi dan cita-cita orang tua supaya harapan, aspirasi, dan cita-cita yang mereka percayakan anak-anak mereka kepada lembaga pendidikan..

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4.. 39. Findings (Hasil-hasil Penelitian Relevan Sebelumnya) Salah satu penelitian mengenai “Pengadaan Pendidikan Karakter di Sekolah” yang dilakukan oleh Linda Rakhmawati, menunjukan bahwa pendidikan karakter tidak bisa hanya dengan omong atau pemberian informasi. dan. pemahamannya. saja. namun. juga. perlu. adanya. penerapannya secara langsung melalui pembelajaran dengan bantuan dari guru mata pelajaran saat di kelas. Guru kelas dilibatkan supaya dapat melihat sejauh mana keterlaksanaan pendidikan karakter tersebut dan juga turut mengevaluasi capaian hasil pendidikan karakter siswa. Selain dibantu oleh guru mata pelajaran, peran orang tua juga dianggap penting dan memiliki pengaruh. Peran orang tua menjadi berpengaruh karena orang tua sebagai media dan peran utama yang melakukan pendidikan serta pembentukan karakter anak ketika masih di keluarga.. D. Kerangka Pikir Sejak. tahun. ajaran. 2010/2011,. pemerintah. dalam. naungan. Kemendiknas sudah melaksanakan pendidikan karakter di sekolah pada setiap jenjang pendidikan termasuk SMP. Menurut Sammi dan Hariyanto (2012) pendidikan karakter adalah pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, rasa, dan karsa. Pendidikan yang dilajakan oleh pemerintah ini dengan cara.

Gambar

Grafik 1: Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII dan VIII.  62  Grafik 2: Presentase Hasil Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII dan VIII…

Referensi

Dokumen terkait

Walau bagaimana pun, tidak semua masyarakat etnik Bajau mempunyai kesedaran kepentingan menerapkan nilai-nilai ajaran agama Islam yang sebenar dalam kehidupan seharian

Dalam rangka meningkatkan motivasi dan dukungan serta perhatian dari Pemerintah Kota Dumai di Bidang Pendidikan, perlu diberikan beasiswa bagi Mahasiswa dan

mengeraiui keadm kanar alau loons dalam keadad lmu alau ridar... Ol€h sebab itu pcnulh rqpansgitunluk mcngeDbangkd atatybs lclah ada &sebut dens nolakukan

'ekioros r0% drbedhsku rhsohli:i n{F, $e sar sq n{j:d ddam d. rfrhiiui tbih r.in i6smi

Dari pengertian diatas dapat kami simpulkan bahwa Konsep adalah suatu ide abstrak yang relative sempurna dan memiliki makna serta ciri yang sama yang pada umumnya dinyatakan

Halaman diagnosa merupakan halaman inti dari sistem pakar diagnosa penyakit pada ayam ini terdapat pertanyaan bagi pengguna yang ingin melakukan proses diagnosa penyakit ayam

untuk melakukan suatu sistem reservasi tiket berbasis. J2ME di Perusahaan Executive Shuttle Bus

Dengan demikian, keluarga sakinah memiliki peran ganda, yaitu di samping dapat melahirkan manusia-manusia bertaqwa, juga keluarga-keluarga sakinah dalam jumlah