• Tidak ada hasil yang ditemukan

Presentase Seluruh Siswa

3. Uji Hipotesis Penelitian:

Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Akhir Orang Tua dengan Hasil Pendidikan Karakter Siswa

Korelasi penelitian indeks antara pendidikan akhir orang tua dan hasil pendidikan karakter siswa, dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Setelah melakukan penghitungan dengan memasukkan masing-masing variabel, yaitu tingkat pendidikan terakhir orang tua (X) dan dari hasil penghitungan jumlah nilai karakter (Y) yang dimiliki oleh setiap siswa, maka muncul hasil korelasi seperti yang ada pada tabel berikut ini:

Tabel 12.

Korelasi Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Akhir Orang Tua dengan Hasil Pendidikan Karakter Siswa

Pendidikan Ayah Pendidikan Ibu Jumlah karakter siswa Pendidikan Ayah Pearson Correlation 1 .418** .066 Sig. (2-tailed) .000 .449 N 133 133 133 Pendidikan Ibu Pearson Correlation .418** 1 .194* Sig. (2-tailed) .000 .025 N 133 133 133 Jumlah karakter siswa Pearson Correlation .066 .194* 1 Sig. (2-tailed) .449 .025 N 133 133 133

Tabel di atas menunjukkan hubungan korelasi yang terjadi antara tingkat pendidikan akhir orang tua dengan hasil ketercapaian pendidikan karakter

anak. Pada pendidikan akhir pihak ayah tampak tingkat signifikan 0,449, menunjukkan bahwa tidak adan korelasi antara pendidikan akhir ayah dengan ketertcapaian hasil pendidikan karakter siswa, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan akhir ayah yang tinggi belum menjamin tercapainya hasil karakter yang optimal seorang siswa.

Sedangkan pada tingkat pendidikan akhir pihak ibu fakta pada tabel hasil korelasi menunjukkan korelasi sebesar 0,194 dengan pv 0,025. Temuan ini meyakinkan bahwa pendidikan akhir dari pihak ibu memiliki peran yang lebih untuk menunjukkan ketercapaian hasil pendidikan karakter dari siswa sendiri. Terlebih lagi sifat dari seorang ibu yang pastinya dekat dengan anak-anaknya juga anak memperngaruhi prilaku dari anak-anaknya sendiri.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengkategorisasian tingkat ketercapaian hasil pendidikan karakter, populasi data tersebar pada 3 tingkat/kategori, yaitu: sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Untuk mempermudah peneliti dalam memberikan pembahasan dan untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu, maka dalam pembahasan ini tingkat ketercapaian hasil pendidikan karakter yang tinggi dan sangat tinggi disatukan menjadi tinggi (baik). Sedangkan tingkat ketercapaian pendidikan karakter yang sedang, dalam penelitian ini dimaknai sebagai capaian hasil pendidikan karakter yang belum optimal.

Berdasarkan fakta hasil penelitian yang didapatkan, diperoleh petunjuka bahwa tingkat ketercapaian hasil pendidikan karakter pada 36% siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang sudah menunjukkan hasil yang baik dan tidak ada seorang siswa yang hasil pendidikan karakternya berada pada tingkatan rendah atau sangat rendah. Sementara itu, masih sebagian besar siswa yang diteliti capaian hasil pendidikan karakternya pada kategori sedang (belum optimal). Jadi, hasil ketercapaiannya masih moderat, maka perlu adanya upaya untuk peningkatan yang lebih. Pihak sekolah juga harus mampu untuk lebih memberikan perhatian dalam peningkatan pendidikan karakter pada siswa kelas VII dan VIII yang ada di SMP tersebut.

Pendidikan karakter yang terintegrasi dalam mata pelajaran memang memiliki keterkaitan. Sehingga semua guru mata pelajaran juga memberikan andil dalam pembentukan karekter siswa karena selalu mengaitkannya dengan mata pelajaran ketika proses belajar berlangsung. Selain itu siswa juga dapat menerima nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam mata pelajaran. Siswa merasa lebih mudah dalam memahami nilai-nilai yang ada karena dibantu dalam proses pengenalannya yang secara tidak langsung ada dalam mata pelajaran selama proses pembelajaran berlangsung saat itu.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa sebesar 64% siswa di SMP Katolik Santa Maria II Malang ketercapaian hasil pendidikan karakternya berada pada kategori sedang (belum optimal). Data yang ada juga menunjukan jika siswa kelas VIII capaian hasil pendidikan karakternya lebih

banyak dalam kategori sedang dibandingkan siswa kelas VII yang capaian hasil pendidikan karakternya memiliki keseimbangan antara kategori sedang dengan kategori tinggi. Hal tersebut bisa saja terjadi, melihat bahwa siswa kelas VII lebih cenderung menuruti nilai-nilai karakter yang ada di sekolah karena siswa masih baru dan pihak sekolah juga akan lebih mudah dalam menanamkan nilai-nilai yang ada. Sedangkan siswa kelas VIII sudah mengetahui nilai-nilai yang ada, namun karena kurangnya pengulangan kembali atau pengingatan akan nilai-nilai yang ada, para siswa cenderung untuk melupakan dan lebih memfokuskan dirinya pada hasil belajar yang menjadi tuntutannya terutama dengan melihat fokus untuk menghadapi ujian nasional pada kelas IX nantinya.

Selain itu lemahnya capaian hasil pendidikan karakter juga dapat dipengaruhi oleh kurang optimalnya guru mata pelajaran dalam menjalankan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran. Pendidikan karakter yang ada hanya baru sampai pada tataran tahap pengenalan saja, belum pada tahap pelaksanaan apalagi penghayatan dengan terintegrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran. Tahap pengenalan yang dimaksudkan baru sampai pada ceramah, hanya tertulis dalam RPP guru mata pelajaran saja, dan tidak oprsionalnya nilai-nalai yang diambil untuk capaian hasil pendidikan karakter siswa.

Di sisi lain ketercapaian sebuah pendidikan karakter juga dapat dipengaruhi dari tingkat pendidikan akhir orang tua. Berdasarkan dari hasil

penelitian ada perbedaan yang timbul ketika pendidikan akhir orang tua yang memberikan andil dalam ketercapaian pendidikan karakter.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan akhir orang tua dari sisi ayah cenderung kurang mempengaruhi ketercapaian hasil pendidikan karakter anak, karena hasil di atas menunjukkan tidak adanya korelasi atau hubungan yang membuat pengaruh antara pendidikan akhir ayah dengan ketercapaian hasil pendidikan karakter siswa. Berbeda dengan pendidikan akhir dari ibu, terlihat bahwa ada korelasi yang cukup signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan ketercapaian hasil pendidikan karakter siswa. Mulai sejak kecil keterlibatan ibu sudah terlihat dalam mengajarkan nilai-nilai karakter kepada anaknya. Bahkan hingga anaknya tumbuh dewasa seorang ibu akan tetap mendidik dan mengawasi anaknya dalam perkembangan karakter anak supaya menjadi baik. Hal tersebut bisa saja terjadi dengan melihat kondisi yang ada pada jaman sekarang karena kecenderungan ayah memiliki suatu tuntutan untuk bekerja dengan tujuan memberikan nafkah kepada keluarga..

Sejalan dengan fakta di atas Singgih (2001), juga menjelaskan bahwa tugas dari masing-masing orang tua dalam mendidik karakter anak. Seorang ibu mempunyai peran yang banyak dalam mendidik anak mulai dari kecil. Oleh karena itu, seorang ibu sangat memberikan pengaruh yang besar dalam hasil pendidikan karakter anak karena ibu terlibat langsung. Peran seorang ayah sendiri lebih mengutamakan untuk mencari nafkah atau pekerjaan. Seorang ayah yang sibuk untuk bekerja, membuat waktu untuk membentuk karakter anak jadi berkurang dan cenderung jarang untuk terlibat secara

langsung. Sehingga, meskipun ayah memiliki tingkat pendidikan akhir yang baik belum bisa menjamin dapat ketercapaian hasil pendidikan karakter anaknya juga baik.

Jadi simpulan dari penelitian ini, bahwa semua pihak sekolah agar dapat lebih meningkatkan pendidikan karakter para siswa yang masih perlu ditingkatkan lagi. Baik melalui mata pelajaran yang terintegrasi maupu melalui bimbingan yang dilakukan oleh guru pembimbing atau guru BK. Lalu pendidikan akhir orang tua tidak semuanya memberikan pengaruh dalam ketercapaian hasil pendidikan karakter siswa. Hal itu bisa disebabkan oleh beberapa hal yang mempengaruhinya, seperti kurangnya perhatian orang tua dalam mendidik anak, keterlibatan orang tua dengan anak, atau kesibukan orang tua sendiri. Selain itu pendidikan orang tua yang tinggi khususny ayah, belum bisa menjamin ketercapaian hasil karakter siswa juga akan namun tingkat pendidikan ibu sangat mendukung keberhasilan capaian karakter anak.

Dokumen terkait