• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR TENTANG PENDIDIKAN AGAMA IS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP DASAR TENTANG PENDIDIKAN AGAMA IS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DASAR TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Strategi Pembelajaran PAI Dosen Pembimbing : Rukhaini Fitri Rahmawati, M.Pd.I

Disusun Oleh :

1. Muhammad Mujibur Rohman NIM : 1610110466 2. Muhammad Harun Ismail NIM : 1610110471 3. Noor Zakiyah Mabruroh NIM : 1610110483

4. Tho’ati NIM : 1610110492

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi pengetahuan menuju ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua potensi manusia. Oleh karena itu, pendidikan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, ia tidak pula dibatasi oleh tebalnya tembok sekolah juga sempitnya waktu belajar di kelas. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja manusia mau dan mampu

melakukan proses pendidikan.

Dalam undang-undang RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab III pasal 3, disebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Bersamaan dengan itu Islam memandang pendidikan sebagai dasar utama seseorang diutamakan dan dimuliakan. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam al-Qur’an Surat al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

    

(3)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Dasar Tentang PAI? 2. Bagaimana Dasar Pelaksanaan PAI? 3. Bagaimana Tujuan PAI?

(4)

PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Tentang PAI

Konsep menurut bahasa adalah ide umum; pengertian, pemikiran; rancangan dan rencana dasar. Konsep itu sangat penting dalam pendidikan. Jika pendidikan tanpa konsep maka bisa ditebak pendidikan itu akan berjalan tidak sesuai harapan. Untuk itu pendidikan terutama Pendidikan Islam harus mempunyai konsep yang mapan.

Istilah dasar bermakna landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar yang menjadi acuan pendidikan harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan pada aktivitas yang di cita-citakan.1

Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini,

memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.2

Pembicaraan tentang konsep dasar pendidikan islam ini mencangkup pengertian istilah tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Analisis term ini dimaksudkan untuk mendapatkan konsep yang lebih tepat tentang pendidikan islam.

1. Istilah Tarbiyah

Kata Tarbiyah berasal dari kata dasar “rabba” (

َّىببرر

), yurabbi

(

َّىببرریی

) menjadi “tarbiyah” yang mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik. Dalam statusnya sebagai khalifah berarti manusia hidup di alam mendapat kuasa dari Allah untuk mewakili dan sekaligus sebagai pelaksana dari peran dan fungsi Allah di alam. Dengan demikian manusia sebagai bagian dari alam memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang bersama alam lingkungannya. Tetapi sebagai khalifah Allah maka manusia

1 Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., Pemikiran Pendidikan Islam, ( Bandung: CV Pustaka Setia: 2011), Hlm. 103

(5)

mempunyai tugas untuk memadukan pertumbuhan dan perkembangannya bersama dengan alam.3

2. Istilah al-Ta’lim

Secara etimologi, ta’lim berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan. Hakekat ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT. Adapun proses

pembelajaran (ta’lim) secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-Qur’an ketika penciptaan Adam as oleh Allah SWT, ia menerima pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan langsung dari penciptanya. Proses pembelajaran ini disajikan dengan

menggunakan konsep ta’lim yang sekaligus menjelaskan hubungan antara pengetahuan Adam as dengan Tuhannya.

3. Istilah al-Ta’dib

Al-Ta’dib berarti pengenalan dan pengetahuan secara

berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini pendidikan akan

berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan

kepribadiannya.4

Pendidikan ini harus mampu membimbing, mendidik dan mengajarkan ajaran-ajaran Islam terhadap murid baik mengenai jasmani maupun rohaninya, agar jasmani dan rohani, berkembang dan tumbuh secara selaras.

Untuk memenuhi harapan tersebut, pendidikan harus dimulai sedini

mungkin, agar dapat meresap dihati sanubari murid atau anak, sehingga ia mampu menghayati, memahami dan mengamalkan ajaran islam dengan tertibdan benar dalam kehidupannya.

(6)

Pendidikan Islam adalah usaha merubah tingkah laku individu di dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.

pertama, pendidikan Islam menyangkut aspek jasmani dan rohani. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu pembinaan terhadap keduanya harus seimbang (tawazun).

Kedua, Pendidikan Islam berdasarkan konsepsinya pada nilai-nilai religius. Ini berarti bahwa pendidikan Islam tidak mengabaikan teologis sebagai sumber dari ilmu itu sendiri.

Ketiga, adanya unsur takwa sebagai tujuan yang harus dicapai. Sebagaimana kita ketahui, bahwa takwa merupakan benteng yang dapat berfungsi sebagai daya tangkal terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang datang dari luar.

Berdasarkan pengertian dari tiga poin di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah “bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.”

B. Dasar Pelaksanaan PAI

Dasar – dasar pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar pelaksanaan PAI dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:

1. Segi Yuridis / Hukum Negara

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam :

a. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara pancasila , sila pertama: ketuhanan yang maha esa

b. Dasar structural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi:

(7)

2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan

kepercayaannya itu.

c. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No IV/MPR/1978

Ketetapan MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR 1993 tentang garis-garis besar haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam

kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

2. Segi Religius / Agama

Pendidikan Islam bersumber pada enam hal, yaitu al-Qur’an (yang merupakan sumber utama dalam ajaran Islam), as-Sunnah (perkataan, perbuatan dan persetujuan Nabi atas perkataan dan perbuatan para sahabatnya), kata-kata sahabat (madzhab

shahabat), kemaslahatan umat (mashalih al-mursalah), tradisi atau kebiasaan masyarakat (‘urf) dan ijtihad (hasil para ahli dalam

Islam). Keenam sumber tersebut disusun dan digunakan secara hierarkis, artinya rujukan pendidikan Islam berurutan diawali dari sumber utama yakni al-Qur’an dan dilanjutkan hingga sumber-sumber yang lain dengan tidak menyalahi atau bertentangan dengan sumber utama.

Sedangkan dasar dari pendidikan Islam adalah tauhid. Dalam struktur ajaran Islam, tauhid merupakan ajaran yang sangat

fundamental dan mendasari segala aspek kehidupan penganutnya, tak terkecuali aspek pendidikan. Dalam kaitan ini para pakar

berpendapat bahwa dasar pendidikan Islam adalah tauhid. Melalui dasar ini dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:

(8)

b. Kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum karena semuanya bersumber dari satu sumber, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.

c. Kesatuan iman dan rasio. Karena masing-masing dibutuhkan dan masing-masing mempunyai wilayahnya, sehingga harus saling melengkapi.

d. Kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para nabi semuanya bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, prinsip-prinsip

pokoknya menyangkut akidah dan akhlak tetap sama, dari zaman dahulu sampai zaman sekarang.

e. Kesatuan kepribadian manusia. Mereka semua diciptakan dari tanah dan roh ilahi.

f. Kesatuan individu dan masyarakat. Masing-masing harus saling

menunjang.5 3. Segi Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk (1983:25) bahwa: semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka

memohon pertolongan-nya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalu mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada Zat yang Maha Kuasa.6

C. Tujuan PAI

5 HM.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas berbagai persoalan umat. (Bandung:Mizan, 1996.) Hlm.382-383

(9)

Tujuan pendidikan Agama Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.

Tujuan pendidikan Agama Islam adalah “suatu istilah untuk mencari fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala melebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai khalifah.”7 Tujuan pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan dimuka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.

2. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya dimuka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.

3. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.

4. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.

5. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat.8

Apabila perumusan tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits maka tujuan pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:

1. Tujuan pertama adalah menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

       

7 Hasan Lunggalung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Pustaka Al-Husna, Tahun 1992), hlm. 117

(10)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” (Qs. Ali Imran [3] : 102)

2. Tujuan pendidikan Islam adalah menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

      

Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Qs. Adz-Dzariyat [51] : 56)

3. Tujuan pendidikan Islam adalah membina dan memupuk akhlakul karimah sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: yang Artinya : “Dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘Anhu (semoga Allah meridlainya) ia berkata, bahwa Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak (manusia).”

Apabila diambil kesimpulan sesuai dengan pendapat Dr. M. Athiyah al-Abrasi maka tujuan pendidikan Islam bukan hanya sekedar memahami otak murid-murid dengan ilmu pengetahuan tetapi tujuannya adalah, mendidik akhlak dengan memperhatikan segi-segi kesehatan, pendidikan fisik dan mental, perasaan dan praktek mempersiapkan manusia menjadi anggota masyarakat. Suatu moral yang tinggi adalah tujuan utama dan tertinggi dalam pendidikan Islam bukan sekedar mengajarkan kepada anak-anak apa yang tidak diketahui mereka, tetapi lebih jauh dari itu menanamkan fadilah, membiasakan bermoral tinggi, sopan santun, islamiyah, tingkah perbuatan yang baik sehingga hidup ini menjadi suci, kesucian yang disertai dengan keikhlasan.9

Tujuan pendidikan Agama Islam adalah “suatu istilah untuk mencari fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala melebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai khalifah.

(11)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pembicaraan tentang konsep dasar pendidikan islam ini mencangkup pengertian istilah tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Analisis term ini dimaksudkan untuk mendapatkan konsep yang lebih tepat tentang pendidikan islam.

(12)

kata-kata sahabat (madzhab shahabat), kemaslahatan umat (mashalih al-mursalah), tradisi atau kebiasaan masyarakat (‘urf) dan ijtihad (hasil para ahli dalam Islam). Tiga segi psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat

dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., Pemikiran Pendidikan Islam, ( Bandung: CV Pustaka Setia: 2011)

Drajat Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992) Zuhairini. Drs, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara. 1995)

HM.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas berbagai persoalan umat. (Bandung:Mizan, 1996.)

Majid Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi(Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2006)

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat pengumuman pembagian dividen dilakukan (15 Maret 2014) nilai pasar wajar surat berharga yang diterbitkan oleh PT PQR adalah Rp. maka

Kemampuan air rebusan daun salam ( Eugenia polyantha W ) dalam menurunkan jumlah koloni bakteri Streptococcus sp.. Sensitivitas Salmonella typhimurium terhadap Ekstrak

Foreign Tourism atau wisatawan asing adalah orang yang melakukan perjalanan wisata yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara dimana dia biasanya

Jurnal ini berisikan hasil karya dengan tema yang sama (tema yang diminati anak), dengan demikian dapat terlihat perkembangan dan kemajuan peserta didik dari karya

Pada variabel kepribadian tahan banting (hardiness) sebagai variabel yang memodersi hubungan antara religiositas dengan intensi turnover pada penelitian ini tidak memiliki

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: 1) Ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I menunjukkan bahwa peserta didik yang tuntas sebanyak 31 orang

Ketika admin memilih pengisian data barang maka form input data kategori barang akan ditampilan dan admin mengisikan data sesuai dengan item yang ada pada interface..

Negara ini memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan angka buta huruf yang sangat rendah, sebagian besar penduduk populasi di negara kanada merupakan Bilingual (Menguasai