WAWASAN AGRIBISNIS
WAWASAN AGRIBISNIS
KOORDINATOR MK:
Ir. Imam syafi’i, MS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
SEMESTER GENAP 2014/20015
PS AGRIBISNIS FAPERTA UNEJ
KONTRAK KULIAH
1. Team Teaching :
- Ir. Imam Syafi’I, MS
- Dr. Ir. Evita Soliha Hani, MP
2. Sistem Penilaian
- Penilaian pokok : UAS, UTS, PRAKTIKUM
- Penilaian Tambahan : Tugas, Aktifitas dlm diskusi, Assigment,
dsb. sesuai dengan penilaian dosen pengampu
3. Aturan selama proses Perkuliahan
- Paling lambat 10 menit setelah jadwal kuliah yang ditetapkan
- Yang melebihi sebaiknya tidak perlu masuk
- Ditetapkan seorang mahasiswa sebagai ketua kelas
4. Etika Akademik
- Pakaian sopan, bersepatu
- Menggunakan bahasa Indonesia yang baik
- Selama kuliah HP dimatikan
WAWASAN AGRIBISNIS
INDIKATOR/STANDAR KOMPETENSI :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
agribisnis sebagai paradigma baru
pembangunan pertanian, konsep & sistem
agribisnis, sub sistem & mata rantai agribisnis,
Lingkungan agribisnis, Faktor strategis &
Strategi pengembangan agribisnis, aspek
manajerial dalam agribisnis ( Perencanaan &
pengorganisasian, pengarahan, koordinasi dan
SUBSTANSI KAJIAN
I.
PENDAHULUAN (KONTRAK KULIAH)
II. AGRIBISNIS & PEMBANGUNAN PERTANIAN
2.1. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian
2.2 Pentingnya agribisnis Dalam Pembangunan Pertanian
III. KONSEP , SISTEM & MATA RANTAI AGRIBISNIS
3.1 Definisi & Ruang Lingkup Agribisnis
3.2 Sub Sistem Agribisnis
1. Sub sistem Pra Produksi
2. Sub sistem Budidaya/Usahatani
3. Sub sistem pengolahan hasil/agroindustri
4. Sub sistem pemasaran
SUBSTANSI KAJIAN
IV. LINGKUNGAN AGRIBISNIS
4.1 Lingkungan Ekonomi Bisnis 4.2 Lingkungan Fisik Teknik 4.3 Lingkungan Sosial Budaya
4.4 Lingkungan Kebijakan & Kelembagaan (Pemerintah)
V. STRATEGI & FAKTOR STRATEGIS PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 5.1 Strategi Pengembangan Secara Vertikal
SUBSTANSI KAJIAN
VI. ASPEK MANAJERIAL AGRIBISNIS
6.1 Perencanaan Dalam Agribisnis
6.2 Organisasi dan Pengarahan Dalam Agribisnis
6.3 Koordinasi Dalam Agribisnis
6.4 Pengawasan Dalam Agribisnis
VII.KEMITRAAN AGRIBISNIS & ETIKA BISNIS
7.1 Konsep Dasar & Pentingnya Kemitraan Agribisnis
7.2 Tipe Kemitraan Dalam Agribisnis
7.3 Pola Kemitraan Agribisnis
PERGESERAN PARADIGMA
PEMBANGUNAN PERTANIAN
NASIONAL
Product Driven
Market Driven
Agriculture Agriculture
AGRIBUSINESS ACTIVITIES
CARA PANDANG YANG BARU :
PERTANIAN SEBAGAI LAPANGAN USAHA DAN
LAPANGAN KERJA YANG DAPAT MENGHASILKAN
BARANG DAN JASA UNTUK MEMENUHI
PERMINTAAN PASAR DENGAN TUJUAN UNTUK
MEMPEROLEH
NILAI TAMBAH
YANG MAKSIMAL
SECARA KOMPETITIF
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP
AGRIBISNIS
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP
AGRIBISNIS
Kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran
yang ada hubungannya dengan pertanian baik kegiatan usaha yang menunjang dan kegiatan yang ditunjuang oleh kegiatan pertanian
(Lincolyn Arsyad,dkk)
Meliputi seluruh sektor bahan masukan, usahatani, produk yang memasok bahan masukan usahatani, penanganan pasca panen/ prosesing, penyebaran dan penjualan produk kepada konsumen akhir
(David Downey & Steven P. Erickson)
Agribisnis adalah pertanian yang organisasi dan manajemennya secara rasional dirancang untuk mendapatkan
nilai tambah komersial yang maksimal dengan menghasilkan barang dan atau jasa yang diminta oleh pasar
(Badan Agribisnis Departemen Pertanian RI)
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
Agribinis adalah kegiatan di sektor pertanian dimana organisasi dan
manajemennya dirancang untuk memperoleh nilai tambah
komersial melalui aktifitas pra usahatani, usahatani/produksi dan
pasca usahatani (pengolahan/agroindustri dan pemasaran)
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
PARADIGMA PEMBANGUNAN
PERTANIAN NASIONAL
1. Sub sistem Pra produksi meliputi Pengadaan &
Penyaluran
Saprodi,
Teknologi
dan
Pengembangan Sumberdaya Pertanian
2. Sub Sistem Budidaya atau Usahatani
3. Sub
Sistem
Pengolahan
Hasil
Pertanian/
Agroindustri
4. Sub Sistem Pemasaran Hasil Pertanian
5. Sub sistem Prasarana
6. Sub Sistem Pembinaan
Product Driven
Market Driven
Agriculture Agriculture
AGRIBUSINESS SYSTEM
SUB SISTEM PRA
PRODUKSI
SUB SISTEM PRODUKSI/ BUDIDAYA/ USAHATANI
SUB SISTEM PENGOLAHAN/ AGROINDUSTRI
SUB SISTEM PEMASARAN
PRODUK
OFF FARM ON FARM OFF FARM OFF FARM
SARANA &
PRASARANA PEMBINAAN
SISTEM AGRIBISNIS
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
Merupakan rangkaian aktivitas yang saling berkaitan mulai
dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai
kepada pemasaran produk dimana keberhasilan dan
pengembangnannya sangat ditentukan oleh tingkat
kehandalan dari setiap komponen yang menjadi sub
sistemnya
a.
Sub Sistem Pra Produksi meliputi Pengadaan dan
Penyaluran Sarana Produksi, Teknologi, dan
pengembangan Sumberdaya Pertanian (termasuk
penyediaan informasi pertanian, alternatif teknologi yang
kompatibel, pengerahan dan tenaga kerja, sumber energi
lain beserta unsur pelancarnya).
b.
Sub Sistem Budidaya atau Usahatani /Produksi (termasuk
perencanaan lokasi, komoditas,teknologi, pola usahatani
dan skala usaha untuk mencapai tingkat produksi yang
optimal)
SUB SISTEM AGRIBISNIS
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
c. Sub sistem Pengolahan Hasil Pertanian/Agroindustri (aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani & keseluruhan
penanganan pasca panen sampai pengolahan lanjut yaitu proses pengupasan, pembersihan, pengekstrasian,
penggilingan, pembekuan, dehidrasi, pengepakan/pengemasan)
d. Sub Sistem Pemasaran Hasil Pertanian (termasuk pemantauan
dan pengembangan informasi pasar (market development, market promotion dan market intelegence).
e. Sub Sistem Prasarana (prasarana publik, prasarana jalan, perhubungan, pengairan, pengendalian, pengamanan dan konservasi)
f. Sub Sistem Pembinaan (pembinaan dari pemerintah baik
LINGKUP PEMBANGUNAN SISTEM AGRIBISNIS
LINGKUP PEMBANGUNAN SISTEM AGRIBISNIS
SUB SISTEM PENGOLAHAN/ AGROINDUSTR I (DOWN STREAM AGRIBUSINES S)
• Industri makanan
• Industri minuman
• Industri rokok
• Industri
barang serat
• Industri biofarma
• Industri agrowisata SUB SISTEM USAHATANI/ PRODUKSI (ON FARM AGRIBUSINE SS)
• Tan. Pangan & Hort. • Tan.Perkebun an • Usaha Peternakan • Usaha Perikanan SUB SISTEM AGRIBISNIS HULU (UP STREAM AGRIBUSINES S)
• Industri
perbenihan/ pembibitan (tanaman /hewan)
• Industri agro
kimia/organi k
• industri agro otomotif SUB SISTEM PEMASARAN (DOWN STREAM AGRIBUSINES S)
• Distribusi
• Promosi
• Informasi pasar
• Struktur pasar
• Pasar
Internasion al
• Dsb
SUB SISTEM JASA & PENUNJANG
(SARANA DAN PEMBINAAN)
•
Perkreditan & Asuransi
•
Penelitian & Pengembangan
•
Pendidikan & Penyuluhan
•
Transportasi & Penggudangan
•
Kebijaksanaan Pemerintah (Fiskal, Mikro
6
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
KEBERHASILAN SISTEM AGRIBISNIS
KEBERHASILAN SISTEM AGRIBISNIS
•
Sangat ditentukan oleh tingkat kehandalan dari setiap
komponen yang menjadi sub sistemnya.
•
Dibutuhkan ulur dan campur tangan pemerintah
melalui
regulasi, koordinasi, perlindungan, stimulasi, pelayanan
dan penilaian terhadap seluruh sub sistem dalam sistem
agribisnis beserta lingkungan yang mempengaruhinya
LINGKUNGAN AGRIBISNIS
1. Lingkungan Dalam/intern :
Berupa sistem agribisnis beserta sub sistemnya
2. Lingkungan luar/ekstern :
a. Ekonomi Bisnis
b. Fisik Teknis
c. Lingkungan Sosial Budaya
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
7
lingkungan kebijaksanaan dan Kelembagaan(pemerintah)
Lingkungan
Lingkungan Sosial Budaya Ekonomi Bisnis
Lingkungan Fisik Teknis
DIAGRAM SISTEM AGRIBISNIS
& FAKTOR LUAR YANG MEMPENGARUHI
DIAGRAM SISTEM AGRIBISNIS
& FAKTOR LUAR YANG MEMPENGARUHI
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
FAKTOR LINGKUNGAN LUAR AGRIBISNIS
FAKTOR LINGKUNGAN
LUAR AGRIBISNIS
LINGKUNGAN EKONOMI BISNIS
•
Keadaan Perekonomian (Nasional / Global)
•
Keadaan Infra Struktur
•
Mekanisme Pemasaran
•
Keadaan Pasca Panen
•
Keadaan Agroindustri/Pengolahan Hasil
•
Keadaan Badan Usaha (BUMN,BUMD,Koperasi)
•
dan lain-lain
LINGKUNGAN FISIK TEKNIS
•
Letak Geografis
•
Keadaan Tanah dan Topografi
•
Keadaan Iklim
LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
•
Kemampuan Kelompok Tani
•
Adat Istiadat
•
Tata nIlai Budaya
•
Stratifikasi/Tingkat Sosial
•
Agama
•
dan lain-lain
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
FAKTOR LINGKUNGAN LUAR AGRIBISNIS
FAKTOR LINGKUNGAN
LUAR AGRIBISNIS
LINGKUNGAN KEBIJAKAN & KELEMBAGAAN
(PEMERINTAH)
•
Prioritas Pengembangan Wilayah
•
Kebijakan Pengembangan Sektor Pertanian
•
Kebijakan Pengembangan Komoditas Unggulan
•
Kebijakan Penyuluhan Pertanian
•
Pengaturan Pelayanan Saprodi & Kredit
•
Pengaturan Sistem Keuangan Pedesaan
•
Rekomendasi Hasil Riset
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
MATA RANTAI SISTEM AGRIBISNIS
MATA RANTAI SISTEM AGRIBISNIS
SUB SISTEM
PENGOLAHAN/AGROINDUSTRI
8
SUB SISTEM
USAHATANI/PRODUKSI
SUB SISTEM
PRA PRODUKSI
SUB SISTEM
PEMASARAN
PASAR DOMESTIK
PASAR EKSPOR
KOMODITAS1. Lingkungan Strategis
-
Perubahan struktur ekonomi dunia akibat era globalisasi
menciptakan blok kerjasama regional/kawasan
(MEE/EEC,
AFTA, NAFTA, APEC, TRIANGGLE GROWTH, TNE)
- Perubahan arah dari keuntungan komparatif ke
keuntungan kompetitif
2. Permintaan
Upaya peningkatan pasar melalui :
- Penyelidikan pasar (market inteligence)
- Informasi pasar (market information)
3. Sumberdaya Pertanian
-
Peningkatan keunggulan kompetitif dengan prinsip
wawasan agroekosistem dan wawasan lokalita
4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Peningkatan produktivitas dan efisiensi sesuai nilai
budaya
1
.
Lingkungan Strategis
-
Perubahan struktur ekonomi dunia akibat era globalisasi
menciptakan blok kerjasama regional/kawasan
(MEE/EEC,
AFTA, NAFTA, APEC, TRIANGGLE GROWTH, TNE)
- Perubahan arah dari keuntungan komparatif ke
keuntungan kompetitif
2. Permintaan
Upaya peningkatan pasar melalui :
- Penyelidikan pasar (market inteligence)
- Informasi pasar (market information)
3. Sumberdaya Pertanian
-
Peningkatan keunggulan kompetitif dengan prinsip
wawasan agroekosistem dan wawasan lokalita
4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Peningkatan produktivitas dan efisiensi sesuai nilai
budaya
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
4 PILAR PENOPANG PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS
4 PILAR PENOPANG PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS
1.
Eksistensi semua komponen sistem agribisnis di pedesaan
2.
Eksistensi wirausaha dan kemitraan usaha
3.Iklim lingkungan yang kondusif :
- Standarisasi dan pengembangan informasi pasar
- Permodalan
- Peijinan
- Sistem pengaturan dan pelayanan
- Hubungan manajerial
4.Gerakan nasional pembangunan agribisnis
KELEBIHAN ALAMI INDONESIA
a.Radiasi sinar matahari cukup besar
b.Suhu tidak terlalu panas & ketinggian tanah ideal
c.Zone Indonesia di luar zone angin taifun
d.Adanya kelebihan daya tumbuh tanaman untuk daerah tropis
13
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
ASPEK-ASPEK KRITIS
PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS
- Pengembangan keprofesionalan kewirausahaan (inkubator,
magang, pelatihan,konsultasi)
- Pengembangan akses pendukung (modal, kredit, pasar,
manajemen, teknologi, mutu)
- Pengembangan usaha terpadu dalam kemitraan vertikal dan
horisontal
1.
ASPEK KUALITAS :
Pengembangan standarisasi dan akreditasi
2. ASPEK PASAR :
Pengembangan Pasar dan Informasi Pasar
3. ASPEK INSTITUSI :
Pengembangan Usaha & Kelembagaan Kemitraan
4. ASPEK INVESTASI :
14
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
STRATEGI DENGAN INTEGRASI VERTIKAL
Dibangun dengan memperhatikan karakteristik agribisnis yg bersangkutan melalui integrasi secara vertikal, artinya up-stream, on-farm, dan down
stream agribusiness harus berada pada satu sistem manajemen yg integratif secara vertikal.
DASAR TUNTUTAN INTEGRASI VERTIKAL :
ALASAN TEKNIS : antara up-stream, on-farm, dan down-stream memiliki ketergantungan teknis yg tinggi serta karakteristik produk biologis.
ALASAN EKONOMIS : tuntutan pengelolaan/pengusahaan integrasi vertikal agribisnis ditujukan untuk menghilangkan (meminimumkan) masalah transmisi (pass through problem) dan masalah margin ganda (double marginalization).
UNTUK PENINGKATAN : penetrasi pasar (market penetration), mengembang kan pasar (market development), pengembangan produk (product
development) melalui strategi pemasaran 4P(price,product,place, promotion)
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
STRATEGI DASAR
Dengan Menetapkan Struktur Organisasi Agribisnis
.
KONSUMEN/PASAR
FASILITATOR MEKANISME SISTEM
Pemerintah : pengatur, pembina, pengawas mekanisme sistem Edukator : pendidik, penyuluh, pembimbing mekanisme sistem Peneliti : peneliti & pengembangan sistem
Masyarakat : pengawasan sosial thd pelaksanan & operasi sistem
DOMESTIK LUAR NEGERI
PEDAGANG PENGECER
PEDAGANG BESAR
EKSPORTIR
PERUSAHAAN AGROINDUSTRI
PEDAGANG PENGUMPUL
PRODUSEN PRIMER (USAHATANI/BUDIDAYA)
DISTRIBUTOR INPUT/ SARANA PRODUKSI
1.
Agribisnis integrasi vertikal dengan pola koperasi agribisnis
2. Agribisnis intergrasi vertikal dengan pola perusahaan
kemitraan agribisnis yang menguntungkan semua pihak
3. Agribisnis integrasi vertikal dengan pola pemilikan tunggal
atau kelompok.
STRATEGI DENGAN INTEGRASI HORISONTAL
•
Adanya keterkaitan yg erat antar lini komoditas pada
tingkat usaha yg sama atau antar pelaku pada komoditas
yg sama
•
Penciptaan strategi produk yg handal baik strategi lini,
lebar maupun kedalaman produk
•
Menciptakan Sentra Produksi dengan sasaran :
- Tercapainya peningkatan pendapatan petani
- Peningkatan pertumbuhan ekonomi regional & nasional
POLA AGRIBISNIS INTEGRASI VERTIKAL
I. KEBIJAKAN MAKRO
1. Kebijakan Moneter :
@ Penetapan Suku Bunga Relatif rendah Merangsang Usaha Agr. @ Kredit Investasi/Modal Kerja Mendorong pertumbuhan Usaha Agr.
2. Kebijakan Fiskal :
@
Alokasi Pengeluaran Pemerintah
Perlu memperhatikan tahap pembangunan sistem Usaha Agribisnis meliputi :a. Perkemb. sistem agribisnis tahap awal ( natural resources & unskill labor based) diprioritaskan pada investasi berupa jalan, pelabuhan, irigasi dsb.
b. Perkemb. Sistem agribisnis tahap kedua (capital & skill labor based) diprioritaskan pada pengembangan teknologi & SDM
@
Perlakuan Pajak :
Mempercepat transformasi Keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif . Perlu keringanan/ pembebasan pajak bagi :a. Bagi industri hulu dan hilir usaha agribisnis s/d BEP
b. Bagi perusahaan yang mengembangkan teknologi & SDM bidang agribnisnis
II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI AGRIBISNIS
Diarahkan pada pengemb. agroindustri & memperkuat daya saing - Industri hilir mengolah hasil pertanian intermediate product semi finished product final product
- Industri Hulu Pengembangan industri pembibitan/pembenihan dinilai faktor yang masih lemah sedang plasma nutfah yang ada
cukup besar, pengembangan agro-otomotif dan agro kimia (pupuk, pestisida, vaksin dsb)
III. KEBIJAKAN PEMASARAN & KERJASAMA INTERNASIONAL
- Kebijakan penjualan barang/ekspor
- Kebijakan informasi pasar (spesifikasi jml, harga, selera konsumen dsb)
- Kebijakan fungsi perdagangan posisi Indonesia dalam perdagangan
global, pajak ekspor, bea masuk
-Pendayagunaan kantor Perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai entry point, pemantauan peluang pasar, kerjasama antar perusahaan
agribisnis dsb.
IV. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INFRA STRUKTUR
Kebijakan Infrastruktur banyak dibutuhkan pelaku agribisnis karena : 1. Menunjang usaha agribisnis yang dilakukan oleh masyarakat banyak 2. Sesuai dengan kebutuhan publik
3. Merangsang usaha/investasi baru shg mengemb. ekonomi wilayah
Jenis investasi infrastruktur yg mendesak utk dikembangkan antara lain : farm road, drainase, pelabuhan (khususnya Indonesia bag.Timur),
transportasi dan telekomunikasi
V. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
@ Kebijakan Pengembangan Lembaga Keuangan : Penyediaan modal (credit program) dgn prosedur sederhana, bunga kondusif & agunan yang dapat dijangkau, skim kredit sesuai kebutuhan agribisnis melalui unit banking sistem melalui pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Pedesaan
antara lain :BPR-BKD, LDKP, BKK, KURK, LPK, KSP dan sebagainya @ Kebijakan Pengembangan Fungsi Penelitian & Pengembangan :
- Kebijakan pergeseran dari lembaga penelitian pemerintah ke non pemerintah
VI. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN (lanjutan)
@ Pengembangan Subredaya Manusia meliputi :
- Pengembangan penguasaan teknologi & pengetahuan
- Pengembangan kemampuan kewirausahaan (enterpreneurship) - Pengembangan kemampuan kerjasama (team work)
@ Pengembangan Organisasi Ekonomi Petani
- Kelembagaan pangan tradisional/lumbung desa u/ ketahanan pangan - Kelembagaan koperasi agribisnis
VII. KEBIJAKAN PENDAYAGUNAAN S.D. ALAM & LINGKUNGAN
@ Pengembangan sumberdaya hayati (kebun koleksi, plasma nutfah) @ Perlindungan lahan pertanian untuk menghindari alih fungsi
@ Penetapan pajak tinggi pada lahan tidur & sanksi pada perusak lingkungan
VIII. KEBIJAKAN PENGEMB. PUSAT PERTUMBUHAN AGRIBISNIS
DAERAH
@ Kebijakan penetapan komoditas sesuai keunggulan daerah
@ Kebijakan Pengembangan Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Terpadu (KAPET)
IX. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN
@ Kebijakan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan melalui integrasi sub sistem hulu, usahatani, hilir dan jasa
@ Kebijakan keragaman sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal
@ Kebijakan pengaturan distribusi pangan yang mengacu pada mekanisme pasar yang kompetitif
@ Kebijakan pemberdayaan kelompok masyarakat agar mampu dan mandiri mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.
KELEMAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS MASA LALU
@ Lebih terfokus pada usahatani (on farm) @ Lemahnya dukungan kebijakan makro
@ Pendekatan pembangunan sentralistik dan top down
BEBERAPA PERMASALAHAN YANG MUNCUL :
@ Teknologi yang dikuasai lebih menonjol pada teknologi budidaya
@ Sistem pelayanan pada subsistem off farm (modal & penyuluhan) tertinggal @ Kelembagan & organisasi petani masih lemah
@ Adanya benturan hukum formal dan hukum adat
16
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS
@ Terkait dengan peningkatan PRODUKSI :
melalui DIVERSIFIKASI, INTENSIFIKASI dan IPTEK
@ Terkait dengan NILAI TAMBAH (Komoditas Unggulan,
Produk Olahan, Mutu dan Pengemasan)
@ Terkait dengan Pemenuhan DEMAND KONSUMEN
(Pengembangan Produk, Pengembangan Mutu)
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
PERENCANAAN AGRIBISNIS
PERENCANAAN AGRIBISNIS
BATASAN PENGERTIAN :
Usaha sistematis untuk Mencari Alternatif di Bidang Agribisnis
disertai penghitungan Konsekwensi Finansiilnya Terhadap Hasil
dan Biaya
Penentuan Serangkaian Tindakan dalam Agribisnis Berdasarkan
Pemilihan dari Berbagai Alternatif Fakta yang ada yang
Dirumuskan dalam Bentuk Keputusan yang Dikerjakan Untuk
Masa Yang Akan Datang dalam Usaha Mencapai Tujuan
Pemikiran yang Mengarah ke Masa Depan yang Menyangkut
Rangkaian Tindakan dalam Agribisnis Berdasarkan Pemahaman
Penuh Terhadap Semua Faktor yang Terlibat dan Diarahkan
Pada sasaran Khusus
SEGMEN YANG TERKANDUNG
(1)
Pemikiran Masa Depan/yang Akan Datang
(2) Rangkaian Tindakan
(3)
Pemilihan Berbagai Alternatif
(4) Diarahkan Pada Sasaran Khusus/Tujuan Tertentu
JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
TITIK TOLAK PERENCANAAN AGRIBISNIS
Pemanfaatan Faktor-faktor Yang Paling Langka
Semaksimal Mungkin
PROSES PERENCANAN AGRIBISNIS :
•
Penetapan Tujuan
•
Mengumpulkan Fakta
•
Menganalisis Situasi & Masalah yang Terlibat
•
Memperkirakan Perkembangan yang Akan Datang
•
Mengembangkan Alternatif, Memilih Alternatif &
Menilai Alternatif
•
Mengambil Keputusan & Menyusun Rencana
Pendukung
MANFAAT PERENCANAAN AGRIBISNIS
•
Mengurangi Ketidak Pastian
•
Mengarahkan Pada Tujuan
•
Meringankan Biaya
•
Sebagai Sarana Untuk Mengadakan Pengawasan
KEGIATAN PERENCANAAN AGRIBISNIS
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
1. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN HULU / AGROINPUT
- Lembaga Penyedia (industri hulu : pabrik pupuk, obat2an
benih, alat2 pertanian dsb
- Mutu dari agro input yang ada
- Waktu ketersediaan, - Jumlah yang diperlukan, - Harga
2. IDENTIFIKASI & PENYUSUNAN USAHATANI
- Perencanaan : Model, bagian produk, mutu, produk, pengujian
- Pelaksanaan usahatani ;
Perhatikan 5 M (man, money, machine,
material, method)
3. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN HILIR
4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PASAR
- Keinginan pembeli ( komoditi apa, berapa jumlahnya,
dimana, berapa harganya dsb)
- Pengumpulan berbagai informasi dari berbagai
lembaga pemasaran baik langsung maupun tidak langsung
JURUSAN SOSEKFAPERTA UNEJ
KEGIATAN PERENCANAAN AGRIBISNIS
5. IDENTIFIKASI JARINGAN KETERSEDIAAN MODAL USAHA
- Perencanaan modal & pengajuan kredit
- Cara mendapatkan uanag tunai
- Pihak-pihak yang dapat meminjamkan modal
- Cara pengembalian pinjaman & besarnya bunga
6. PERENCANAAN TENAGA KERJA
- Jenis tenaga kerja
KEMITRAAN AGRIBISNIS (CONTRACT FARMING)
•
Kerjasama antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau usaha besar disertai pembinaan dan
pengembangan yg berkelanjutan oleh usaha
menengah atau usaha besar dengan memperhatikan
prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan
saling menguntungkan (UU No.9 Tahun 1995)
•
PP No.44 Tahun 1997 : Bentuk kemitraan yang ideal
adalah saling memperkuat, saling menguntungkan,
dan saling menghidupi dan bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha,
peningkatan kualitas sumberdaya, peningkatan skala
usaha, peningkatan kemampuan usaha.
•
Strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prinsip saling
LANDASAN DASAR KEMITRAAN :
-
Ekonomi
Saling menguntungkan, efisien, produktif
-
Hukum
Saling mematuhi aturan yang telah disepakati
-
Moral
Saling memahami dan mematuhi etika bisnis
TAHAPAN KEMITRAAN :
1.
Membangun hubungan dengan calon mitra
butuh
informasi
2.
Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra
dasar
strategi bisnis
3.
Mengembangkan strategi & menilai detail bisnis
meliputi : pemasaran, distribusi, operasional &
informasi, kelemahan & kekuatan yang ada, keuntungan
yang akan dicapai
4.
Mengembangkan program
5.
Memulai pelaksanaan
TIPE KEMITRAAN
1. TIPE DISPERSAL : Pola hubungan antar pelaku yg tidak
memiliki ikatan formal yang kuat
Ciri-ciri :
- Tidak ada hub fungsional antar hulu dan hilir
- Jaringan bisnis hanya terikat pada mekanisme pasar
- Antar pelaku hubungannya bersifat impersonal dan tidak
langsung
- Kedudukan petani (on farm) lemah sehingga aktifitas lebih
banyak dikuasai pengusaha (off farm)
2. TIPE SINERGIS : Pola hubungan yang berbasis pada
kesadaran saling membutuhkan dan saling mendukung
Ciri-ciri :
- Adanya kesadaran antar pelaku yang bersifat hubungan
timbal balik dan saling menguntungkan (win-win solution)
- Jaringan hubungan tidak hanya bersifat bisnis tetapi juga
bersifat hubungan teknik dan sosial
PELUANG ADANYA KEMITRAAN
• Peningkatan skala usaha dan volume pasar • Harga jual produk yang lebih kompetitif
• Harga sarana produksi yang lebih terjangkau • Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi • Tersedianya modal investasi
• Peningkatan efisiensi
• Terciptanya keunggulan kompetitif secara sinergis
POLA HUBUNGAN BISNIS KEMITRAAN
1. Kontak bisnis : interaksinya bersifat pasif dan tidak mengikat tukar menukar informasi (pasar, bahan baku, teknologi)
2. Kontrak Bisnis : intraksinya bersifat aktif & terjadi transaksi dagang antar mitra usaha Ada perjanjian kontrak bisnis secara ekpilisit
3. Kerjasama Bisnis : Hubungan bersifak aktif & terdapat berbagai
penanganan manajemen Antar mitra dapat membentuk usaha patungan baru (joint venture)
4. Keterkaitan Bisnis : Antar pelaku terdapat kebebasan usaha, tetapi
POLA KEMITRAAN USAHA
1.
POLA INTI PLASMA :
Kemitraan antara perusahaan
(sbg inti) dengan petani/kelompok tani (sbg Plasma)
melalui sistem pembina, pengelola dan penghela.
Perusahan menyediakan lahan, saprodi, bimbingan
teknis, manajemen, menampung & memasarkan
produk. Kelebihan :a.
Terciptanya saling ketergantungan & saling
menguntungkan ; b. Terciptanya peningkatan
usaha/skala usaha ; c.Dapat mendorong perkembangan
ekonomi.
Kelemahan : a. Baik inti maupun
plasma kurang memahami hak & kewajibannya b.
Belum adanya pihak ketiga sebagai arbitator bila terjadi
penyimpangan kontrak kerja
2.
POLA SUB KONTRAK :
Kemitraan antara perusahaan
mitra dengan kelompok usaha yang memproduksi
komponen yg diperlkukan perusahaan mitra sebagai
bagian dari produksinya
terjadi alih teknologi, modal
POLA KEMITRAAN USAHA
3.
POLA DAGANG UMUM :
Kemitraan dalam pemasaran
hasil produksi
Kelompok tani/koperasi dengan swalayan
4.
POLA KEAGENAN :
Perusahaan besar
menyediakan produk dan memberi hak pada
perusahaan kecil memasarkan produk tersebut dengan
memperoleh fee
5. POLA KEMITRAAN KERJA SAMA OPERASIONAL
AGRIBISNIS (KOA)
Kemitraan antar kelompok mitra sbg penyedia lhan,
sarana, tenaga kerja dengan perusahaan miktra sbg
penyedia modal, biaya, manajemen, pengadaan saprodi
danpengolahan hasil & penjamin pasar
6. WARALABA :
Pemberian
hak lisensi, merek dagang, bantuan manajemen dari