• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan Materi SOSIOLOGI HUKUM docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ringkasan Materi SOSIOLOGI HUKUM docx"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIOLOGI HUKUM

Sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis.

Ruang Lingkup dan Kegunaan Sosiologi Hukum

1. Ruang Lingkup

Dalam dunia hukum, terdapat fakta lain yang tidak diselidiki oleh ilmu hukum yaitu pola-pola kelakuan (hukum) warga-warga masyarakat. Sampai sejauh manakah hukum membentuk pola-pola prikelakuan atau apakah hukum yang terbentuk dari pola-pola-pola-pola kelakuan itu. Di dalam hal yang pertama, bagaimanakah cara-cara yang paling efektif dari hukum dalam pembentukan pola-pola kelakuan? Inikah yang merupakan ruang lingkup yang pertama dari sosiologi hukum.[5]

Ruang lingkup yang selanjutnya menyangkut hukum dan pola-pola perikelakuan sebagai ciptaan serta wujud daripada keinginan-keinginan kelompok-kelompok sosial. Kekuatan-kekuatan apakah yang membentuk, menyebarluaskan atau bahkan merusak pola-pola perikelakuan yang bersifat yuridis? Selanjutnya, suatu obyek yang tidak mendapat sorotan yang khusus dari ilmu hukum, akan tetapi merupakan bidang penelitian sosiologi hukum adalah hubungan timbal balik antara perubahan-perubahan dalam hukum dengan perubahan-perubahan sosial dan budaya. Untuk meneliti hal itu, diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai hukum sebagai suatu gejala sosial. Jadi, pada dasarnya ruang lingkup sosiologi hukum adalah pola-pola perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau berkelakuan yang sama dari orang-orang yang hidup bersama dalam masyarakat.

Dengan demikian, dapatlah dirumuskan bahwa sosiologi hukum merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang antara lain meneliti mengapa manusia patuh pada hukum dan mengapa dia gagal untuk menaati hukum tersebut serts faktor-faktor sosial lain yang mempengaruhinya.[6]

Ruang lingkup Sosiologi Hukum juga mencakup 2 (dua) hal, yaitu :

1. Dasar-dasar sosial dari hukum, contoh: hukum nasional Indonesia, dasar sosialnya adalah Pancasila, dengan ciri-cirinya : gotong-royong, musyawarah-kekeluargaan.

2. Efek-efek hukum terhadap gejala-gejala sosial lainnya, contoh :

UU PMA terhadap gejala ekonomi

UU Pemilu dan Partai Politik terhadap gejala politik

UU Hak Cipta tahun 1982 terhadap gejala budaza

(2)

Sosiologi Hukum dalam ilmu pengetahuan, bertolak kepada apa yang disebut disiplin ilmu, yaitu sistem ajaran tentang kenyataan, yang meliputi disiplin analitis dan disiplin hukum (perskriptif). Disiplin analitis, contohnya adalah sosilogis, psikologis, antropologis, sejarah, sedangkan

disiplin hukum meliputi : ilmu-ilmu hukum yang terpecah menjadi ilmu tentang kaidah atau patokan tentang prilaku yang sepantasnya, seharusnya, ilmu tentang pengertian-pengertian dasar dan system dari pada hukum dan lain-lain.

3. Law and society theory:[7]

1. Sociology Jurisprudence

Memberikan pemahaman tentang the nature of law (seperti apa hukum itu). sehingga teori ini mengajak kita memahami fenomena sosial yang ada pada masyarakat dengan menitik beratkan pada aspek sosial. Teoti ini menggunakan metode penelitian doktrinal, dan juga non doktrinal yang bersaranakan logika induksi untuk mengkaji court behaviour yang berorentasi pada Behavioral sociologic judge made law.

1. Sociology of Law

Teori ini mendorong para penganutnya untuk mencari tahu gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat dengan melakukan investigation of law, sebagai bentuk dari social contol. Teori ini menggunakan metode penelitian sosial/ nin-doktrinal dengan pendekatan struktural/ makro dan pada umumnya terkuantifikasi (kuantitatif) yang berorientasi srtuktural.

1. Sociologycal Legal Studies

Merupakan teori yang menitik beratkan pada isu-isu pragmatis tentang bagaimana memahami hukum/ membuat hukum di dalam aspek-aspek dalam masyarakat. Teori ini menggunakan metode penelitian sosial/ non-doktrinal dengan pendekatan interaksional/ mikro, dengan analisis kualitatif yang berorientasi pada simbolik interaksonal.

4. Kegunaan Sosiologi Hukum

Dari batasan, ruang lingkup maupun prespektif sosiologi hukum sebagaimana dijelaskan di atas, dapat dikatakan bahwa kegunaan sosiologi hukum didalam kenyataannya adalah sebagai berikut:

[8]

1. Sosiologi hukum berguna untuk memberikan kemampuan-kemampuan bagi pemahaman terhadap hukum di dalam konteks sosial.

(3)

3. Sosiologi hukum memberikan kemungkinan-kemungkinan serta kemampuan untuk mengadakan evaluasi terhadap efektivitas hukum di dalam masyarakat.

Kegunaan-kegunaan umum tersebut, secara terinci dapat dijabarkan sebagai berikut:[9]

1. Pada taraf organisasi dalam masyarakat:

1. Sosiologi hukum dapat mengungkapkan ideologi dan falsafah yang mempengaruhi perencanaan, pembentukan, dan penegakan hukum.

2. Dapat diidentifikasikan unsur-unsur kebudayaan manakah yang mempengaruhi isi atau substansi hukum.

3. Lembaga-lembaga manakah yang sangat berpengaruh di dalam pembentukan hukum dan penegakannya.

1. Pada taraf golongan dalam masyarakat:

1. Pengungkapan dari golongan-golongan manakah yang sangat menentukan dalam pembentukan, dan penerapan hukum.

2. Golongan-golongan manakah yang beruntung atau sebaliknya manakah yang dirugikan dengan adanya hukum-hukum tertentu.

3. Kesadaran hukum dari pada glolongan-golongan tertentudalam masyarakat.

1. Pada taraf individual:

1. Identifikasi terhadap unsur-unsur hukum yang dapat mengubah perilaku warga masyarakat.

2. Kekuatan, kemampuan, dan kesungguhan hati dari para penegak hukum dalam melaksanakan fungsinya.

(4)

B. HASIL – HASIL PEMIKIRAN PARA SOSIOLOGI

1. Emile Durkheim (1858 – 1917 )

Emile Durkheim dari perancis adalah salah seorang tokoh penting yang mengembangkan sosiologi dengan ajaran – ajaran yang klasik. Hukum dirumuskannya sebagai suatu kaidah yang bersanksi. Berat ringannya sanksi tergantung dari sifat pelanggaran, anggapan – anggapan serta keyakinan masyarakat tentang baik buruknya suatu tindakan dan peranan sanksi – sanksi tersebut dalam masyarakat.

Menurut Durkheim dapat dibedakan dua macam solidaritas positif yang dapat ditandai oleh cirri – cirri sebagai berikut :

a) Pada solidaritas pertama, seorang warga masyarakat langsung terikat kepada masyarakat. Didalam

hal solidaritas yang kedua, seorang warga masyarakat tergantung kepada masyarakat, karena dia tergantung pada bagian – bagian masyarakat yang bersangkutan.

b) Dalam hal solidaritas kedua tersebut, masyarakat tidak dilihat dari aspek yang sama. Dalam hal

pertama, masyarakat merupakan kesatuan kolektif dimana terdapat kepercayaan dan perasaan yang sama. Sebaliknya, pada hal yang kedua masyarakat merupakan suatu system yang terdiri dari bermacam – macam fungsi yang merupakan hubungan – hubungan yang tetap, sebetulnya keduanya merupakan suatu gabungan, akan tetapi dilihat dari sudut – sudut yang berbeda.

c) Dari kedua perbedaan tersebut timbullah perbedaan yang lain yang dapat dipakai untuk

menentukan karakteristik dan nama dua macam solidaritas diatas.

Inti teorinya adalah berusaha untuk menggabungkan atau menghubungkan hukum dengan struktur social.

(5)

Merupakan seorang dari jerman yang mempunyai latar pendidikan dibidang hukum, yang member saham dalam perkembangan ilmu sosiologi sangat banyak dan bersifat klasik. Dia telah menelaah hukum – hukum romawi, jerman, perancis, anglo saxon, yahudi, islam, hindu, dan bahkan hukum adat polinesia. Praktikus hukum maupun apa yang dinamakannya para honoratioren . ciri – cirri honoratioren :

a) Oleh karena kedudukan ekonominya,orang – orang yang bersangkutan langsung berhasil menduduki

posisi – posisi kepemimpinan tanpa ganti rugi atau dengan hanya ganti rugisecara nominal.

b) Mereka menempati kedudukan sosial terpandang yang sedemikian rupa sehingga hal tersebut

akhirnya menjadi suatu tradisi ( M.Rheinstein 1967:57).

Selanjutnya, didalam teori max weber tentang hukum dikemukakan empat teori ideal dari hukum, yaitu masing – masing sebagai berikut :

a) Hukum irasional dan material, yaitu dimana pembentuk undang – undang dan hakim mendasarkan

keputusannya semata – mata pada nilai – nilai amasional tanpa menunjuk pada suatu kaidah.

b) Hukum irasional dan formal, yaitu dimana pembentuk undang – undang dan hakim berpedoman

pada kaidah – kaidah diluar akal, oleh karena didasarkan pada wahyu atau ramalan.

c) Hukum rasional dan material, diman keputusan – keputusan para pembentuk undang – undang dan

hakim menunjuk pada kitab suci, kebijsanaan – kebijaksanaan ideology.

d) Hukum irasional dan formal, yaitu dimana hukum dibentuk semata – mata atas dasar konsep –

konsep abstrak dari ilmu hukum.

C. HUKUM ADAT DI INDONESIA DAN SOSIOLOGI HUKUM

Tentang hukum adat menurut soepomo menyatakan bahwa system tersebut didasarkan pada suatu kebutuhan yang berdasarkan atas kesatuan alam pikiran. Untuk menyewlami system tadi, maka maka seseorang harus menyelami dasar – dasar alam pikiran yang hidup didalam masyarakat Indonesia. Untuk itu harus diteliti susunan persekutuan – persekutuan hukum dilapangan rakyat, yaitu organisasi desa, nagari, hutan, dan seterusnya. ( soepomo 1966:22).

Referensi

Dokumen terkait

It was determined as a research location due to some reasons: (1) the location is accessable, (2) the research materials are available in the area; (3) The population are

Dengan bernyanyi, siswa dapat menyanyikan lagu dengan memerhatikan ketepatan nada dan tempo dengan penuh percaya diri.. Mengidentifikasi usaha-usaha pelestarian

Apakah anda setuju dengan dua peran yang dijalankan seorang wanita,.. yakni sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah

Agar-agar kering merupakan usaha makanan yang bahan dasarnya terbuat dari Rumput laut. Makanan ini untuk meningkatkan pemanfaatan pengolahan rumput laut menjadi produk yang

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

[r]

Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan untuk menilai kinerja pegawai berdasarkan empat perspektif BSC, yaitu Perspektif keuangan, Perspektif pelanggan atau

Dari data prosentase kemandirian belajar mahasiswa pada tabel 6 dalam penerapan metode pembelajaran e -learning pada siklus II mahasiswa yang memiliki kemandirian dan