• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Risiko kesehatan di tempat (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Risiko kesehatan di tempat (3)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Risiko

Perseroan meyakini bahwa pendekatan manajemen resiko perusahaan merupakan metode yang efektif untuk mengelola resiko dan menangkap kesempatan. Pendekatan ini meliputi identifikasi situasi tertentu sebagai resiko dan/atau kesempatan, melakukan penilaian atas kemungkinan dan besarnya dampak yang ditimbulkan, menentukan strategi dan memantau perkembangan.

Identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko merupakan bagian utama dalam proses penerapan manajemen risiko. Proses manajemen risiko mencakup seluruh aktivitas bisnis Perseroan dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya risiko serta dampaknya.

Alur kerja manajemen risiko, terdiri dari: a. Identifikasi Risiko

Identifikasi dilakukan dengan menganalisis seluruh jenis dan karakteristik risiko yang terdapat pada setiap kegiatan usaha Perseroan. Identifikasi risiko dilakukan di level kantor pusat dan proyek di seluruh Indonesia.

b. Pengukuran Risiko

Sistem pengukuran risiko digunakan untuk mengukur paparanrisiko segmen usaha sebagai acuan untuk melakukan pengendalian.

c. Pemantauan Risiko

Pemantauan risiko dilakukan terhadap besarnya paparanrisiko, kepatuhan aturaninternal dan konsistensi pelaksanaan dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Hasil pemantauan disajikan dalam bentuk laporan berkala yang disampaikan kepada manajemen dalam rangka mitigasi risiko.

(2)

Berdasarkan profil resiko perusahaan dan/atau proyek, manajemen memberikan prioritas untuk melakukan kontrol atas resiko tinggi terlebih dahulu dan melakukan tindakan untuk mencegah kerugian dengan mengurangi atau menghilangkan ancamannya.

Identifikasi dan Pengelolaan Risiko Usaha

Berikut adalah identifikasi jenis risiko dan langkah-langkah manajemen risiko yang dilakukan Perseroan di 2013:

a. Risiko Mata Uang Asing

Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar.

Perusahaan memiliki paparandalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Paparan tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Paparan dalam mata uang asing Perseroantersebut jumlahnya tidak material. b. Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga Perseroantimbul dari pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Pinjaman yang diterima dengan suku bunga mengambang mengakibatkan timbulnya risiko arus kas terhadap Perseroan. Pinjaman yang diterima dengan suku bunga tetap mengakibatkan timbulnya risiko nilai wajar suku bunga terhadap Perseroan. Selama tahun 2013, pinjaman Perseroan pada suku bunga mengambang didenominasikan dalam Rupiah.

Sesuai dengan kebijakan Perseroan, Dewan Direksi memonitordan melakukan review atas sensitivitas suku bunga Perseroansecara menyeluruh tiap bulan.

(3)

Risiko kredit adalah risiko bahwa Perseroanakan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Risiko kredit terutama timbul dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang dari pihak berelasi.

Perseroanmengelola risiko kredit yang terkait dengan kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang – obligasi dengan memonitor reputasi, peringkat kredit, dan membatasi risiko agregat dari masing-masing pihak dalam kontrak.

Sehubungan dengan kredit yang diberikan kepada pelanggan, Perseroan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan.

Perseroan telah menilai kualitas kredit aset keuangan sebagai berikut:

- Kas dan setara kas dinilai sebagai kelas tinggi karena disimpan di bank-bank terkemuka di Indonesia yang telah disetujui oleh Dewan Direksi dan yang memiliki probabilitas rendah kebangkrutan.

- Piutang dari karyawan termasuk dalam akun piutang lain-lain yang dinilai sebagai kelas tinggi karena ini tertagih berdasarkan pengalaman masa lalu.

d. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perseroantidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya.

(4)

melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.

BAB II

ANALISIS RISIKO SAHAM, RISIKO PASAR, DAN RISIKO BISNIS A. Identifikasi Return Saham, Return Pasar, Beta Saham

1. Return Saham (Ri) dan Return Pasar (Rm)

Return merupakan keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasi. Return dapat berupa return realisasi ataupun return ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang, jadi sifatnya belum terjadi.

(5)

1. Beta Saham

Beta saham mengukur seberapa besar tingkat sensitivitas pengembalian saham terhadap pengembalian portofolio pasar. Terdapat dua macam saham, yaitu:

1) Saham defensif, merupakan saham yang tidak sensitif terhadap fluktuasi pasar sehingga memiliki beta yang rendah. Beta saham defensif kurang dari satu, yang berarti pengembalian saham ini bervariasi lebih rendah dari satu berbanding satu terhadap pengembalian pasar. Beta rata-rata semua saham ini adalah tepat satu.

2) Saham agresif, berbeda dengan saham defensif, saham yang agresif memperbesar segala pergerakan pasar dan memiliki beta lebih tinggi. Beta saham agresif lebih dari satu, artinya pengembaliannya cenderung lebih dari satu berbanding satu terhadap perubahan pengembalian pasar keseluruhan.

Kriteria untuk menentukannya yaitu:

 Jika beta = 1, artinya return saham itu bergerak sama persis dengan return pasar.

 Jika beta > 1, artinya pergerakan return saham lebih tinggi dibandingkan dengan return pasar.

 Jika beta <1, artinya pergerakan return saham lebih rendah dibandingkan dengan return pasar.

Dengan mengunduh data dari website http://www.finance.yahoo.com, kami memperoleh data return pasar perusahaan dengan kode CTRA ini. Data diambil dengan rentang waktu dari 4 Januari 2010 hingga 18 Oktober 2013. Dengan melakukan perhitungan menggunakan bantuan Ms.Excel, maka kami memperoleh data rerata, standar deviasi, serta beta saham perusahaan. Hasil perhitungkan kami lampirkan.

(6)

 Rerata. Nilai rerata diperoleh sebesar 0.00192607

 Standar deviasi. Nilai standar deviasi return pasar adalah sebesar 0.03319135

1. Analisis Return Pasar Rm PT Ciputra Development, Tbk

Berikut hasil olah data untuk mencari tingkat return pasar, yaitu:

 Rerata. Hasil perhitungan menunjukkan nilai 0.00069644 untuk rerata

 Standar Deviasi. Hasil standar deviasi adalah sebesar 0.01277111

1. Analisis Beta Saham Perusahaan

 Hasil perhitungan nilai Beta Saham adalah sebesar 1.36805255. Hasil ini konsisten dengan data yang ada pada Reuters untuk CTRA.

Untuk dapat menganalisa data rerata dan standar deviasi yang diperoleh dari return saham harian dan return saham, maka dapat dilakukan perbandingan. Hasil perbandingan menunjukkan data sebagai berikut:

 Rerata Return Saham Ri sebesar 0.001841708 lebih besar daripada rerata Return Pasar Rm 0.000713183. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif bagi perusahaan karena rata-rata return saham yang perusahaan peroleh lebih tinggi daripada rata-rata return perusahaan lain yang ada di pasar.

 Standar deviasi Ri sebesar 0.032369849 lebih besar daripada standar deviasi Rm 0.012767469. Hal ini berarti risiko yang dihadapi oleh perusahaan lebih besar dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh perusahaan lain yang ada di pasar.

 Beta Saham sebesar 1.3680 lebih besar dari 1. Hal ini berarti bahwa pergerakan return saham lebih besar daripada pergerakan return pasar. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa saham perusahaan merupakan jenis saham agresif yang berarti tingkat pengembaliannya cenderung lebih dari satu berbanding satu terhadap perubahan pengembalian pasar secara keseluruhan.

(7)

Dari grafik tersebut dapat kita lihat bahwa baik return saham harian maupun return pasar sangat berfluktuatif dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat return, semakin besar pula risiko yang perusahaan hadapi. Sebaliknya, jika tingkat return rendah maka risiko yang dihadapi perusahaan juga rendah.

Analisis Regresi Saham PT Ciputra Development, Tbk dengan IHSG

Berdasarkan hasil perhitungan regresi yang kami lakukan dengan bantuan Ms. Excel, kami memperoleh hasil sebagai berikut: Y = 0.0009733 + 1.36805255X. Dari persamaan tersebut, dapat kita ketahui bahwa nilai alpha (intercept) adalah sebesar 0.0009733 dan nilai beta (koefisien regresi) adalah sebesar 1.36805255. Hal ini menunjukkan bahwa:

 Tanpa adanya pergerakan dari nilai return pasar atau return pasar bernilai tetap, maka return saham akan bernilai sebesar 0.0009733

 Return pasar mempunyai pengaruh sebesar 1.36805255 terhadap return pasar. Apabila return pasar naik sebesar 1 satuan makan akan mengakibatkan return saham naik sebesar 1.36805255 satuan

 Beta saham PT Ciputra Development, Tbk sebesar 1.36805255 menunjukkan nilai lebih dari satu berarti pergerakan return saham lebih besar daripada pergerakan return pasar IHSG. Hal ini menunjukkan bahwa return saham PT Ciputra Development, Tbk sangat peka terhadap perubahan yang terjadi pada return pasar sehingga cukup berisiko.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Return Saham dan Return Pasar Terdapat dua faktor utama yang dapat mempengaruhipergerakan return saham dan return pasar. Dua faktor tersebut adalah:

 Pergerakan suku bunga

(8)

 Kinerja perusahaan penerbit saham

Semakin tinggi penjualan dan laba bersih perusahaan, maka investor juga akan memburu dan harga saham juga pasti akan naik. Harga saham juga terkadang dipengaruhi oleh faktor politik, sosial, dan keamanan.

D. Analisis Risiko Bisnis PT Ciputra Development Tbk

Ada dua jenis risiko bisnis, yakni yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Risiko kuantitatif dapat diukur dengan melakukan perhitungan terhadap rasio keuangan. Sementara untuk risiko kualitatif dapat dilihat dari tipe risiko yang dihadapi. Berikut beberapa risiko kualitatif yang dihadapi perusahaan, yaitu:

 Risiko Murni

PT Ciputra Development, Tbk memiliki banyak proyek anak perusahaan yang tersebar di 23 kota besar di seluruh Indonesia. Seperti yang kita ketahui, letak geografis dan kondisi alam di Indonesia memungkinkan berbagai risiko bencana alam terjadi sewaktu-waktu. Misalnya proyek Citra Sun Garden yang berlokasi di Yogyakarta sewaktu-waktu bisa mengalami risiko bencana gempa bumi atau gunung berapi.

 Risiko Kredit

Terjadinya kredit macet pada proyek properti baik perumahan maupun apartement. Ketika proyek dibangun, kemudian mulai untu dijual, perusahaan menggunakan sistem kredit. Apabila terjadi krredit macet, maka akan menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan menurun. Hal ini dapat menyebabkan saham perusahaan menurun secara bertahan. Jika harga saham jatuh secara terus-menerus maka akan menyebabkan hilangnya investor.

 Risiko Operasional

(9)

 Resiko Eksternal

Resiko ini terjadi karena nilai rupiah yang terus melemah, membuat inflasi di Indonesia meningkat tajam. Kebijakan yang keluarkan oleh BI rate dengan menaikan suku bunga membuat perusahaan menjadi kesuliatan pendanaan. Meningkat bunga pinjaman bank membuat perusahaan harus berpikir dua kali, dan secara tidak langsung dampaknya akan dirasakan oleh konsumen dengan naiknya harga apartemen atau perumahan. Beban yang ditanggu oleh perusahaan menjadi berat akibat kebijakan ini, membuat masyarakat lebih mendepositokan uang dibank daripada membeli rumah atau apartemen. Hal ini dapat membuat penjualan rumah dan apartemen menurun secara tidak langsung.

Dalam menjalankan bisnis, setiap perusahaan perlu mengetahui risiko keuangan yang dapat dialami perusahaan. Dengan memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan laba-rugi), rasio keuangan tersebut dapat dihitung dan dapat menjadi bahan menganalisis keadaan keuangan PT. Ciputra Development.

Terdapat beberapa jenis rasio keuangan yang dapat digunakan,

1. Leverange ratio, yang akan memperlihatkan berapa rasio hutang perusahaan,

Debt ratio yang mengukur proporsi dana dari hutang yang dialami perusahaan, apabila tingkat ratio semakin rendah, maka perusahaan tersebut semakin likuid.

Time interest earning ratio, adalah ratio yang mengukur kemampuan EBIT (earning before interest and tax) terhadap pembayaran bunga

Cash coverange ratio, dimana kemampuan EBIT ditambah dana dari depresiasi untuk membayar bunga.

1. Liquidity ratio, adalah ratio yang megukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo.

Current ratio, mengukur kemampuan aktiva lancer dalam membayar hutang lancar.

(10)

Cash ratio, adalah kemampuan kas dan surat berharga dalam menutuh hutang lancer.

1. Efficiency ratio,atau disebut turnover asset manajemen ratio, adalah ratio keuangan yang mengukur seberapa efektive perusahaan dalam mengelola aktivanya.

Inventory turnover ratio, yang mengukur perputaran persediaan di suatu perusahaan.

Fixed asset turnover, dimana terdapat ratio dalam mengukur efektifitasan penggunaan aktiva tetap.

Total asset turnover, yang mengukur efektifitas penggunaan dari keseluruhan eaktiva.

1. Profitabilitas ratio, adalah rasio keuanagan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Return On Asset (ROA), digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk emnghasilkan keuntungan bersih.

Return On Equity, (ROE) Adalah Tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan.

Net profit margin atau yang disebut profit margin on sale,

Basic earning power (BEP),

Analisis Rasio Keuangan terhadap PT Ciputra Development, Tbk 1. 1. Rasio Likuiditas

Current ratio

 2005 = 100,78%

 2006 = 367,77%

 2007 = 548,47%

(11)

 2009 = 321,30%

 2010 = 269,06%

 2011 = 236,56%

 2012 = 155,98%

Current rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 mengalami kenaikan dan penurunan.Hal ini berarti kinerja perusahaan cukup karena angka rasio sesuai dari ketentuan, tetapi aktiva lancar belum dapat menjamin kewajiban lancar. Quick ratio

 2005 = 37,87%

 2006 = 142,95%

 2007 = 377,25%

 2008 = 411,24%

 2009 = 179,92%

 2010 = 152,23%

 2011 = 122%

 2012 = 82%

Quick Rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 dan 2012 mengalami kenaikan dan penurunan, ini berarti kinerja keuangan perusahaan kurang baik karena aktiva lancar berupa kas,piutang belum bisa menjamin hutang lancar. Pada tahun 2012 mengalami penurunan kembal sehingga kondisi perusahaan kurang baik.

Cash ratio

(12)

 2006 = 69,84%

 2007 = 207,17%

 2008 = 185,05%

 2009 = 136,88%

 2010 = 121,25%

Cash Rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan kurang baik karena perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva lancar berupa kas.

1. 2. Ratio Laverage Debt ratio

 2005 = 84,59%

 2006 = 25,29%

 2007 = 17,06%

 2008 = 18,59%

 2009 = 18,62%

 2010 = 22,67%

 2011 = 34%

 2012 = 44%

(13)

dibiayai dari hutang. Namun pada tahun 2011 perubahan signifikan kea rah yang kurang baik pada penggunaan hutang yang meningkat.

Debt to quick ratio

 2005 = -4655,34%

 2006 = 45,81%

 2007 = 33,71%

 2008 = 37,71%

 2009 = 34,28%

 2010 = 43,35%

Debt to quick rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan kurang baik karena perusahaan belum mampu meminimalkan hutang dibanding modal sendiri.

Equity Ratio

 2005 = -1,82%

 2006 = 55,21%

 2007 = 50,61%

 2008 = 49,30%

 2009 = 54,33%

 2010 = 52,30%

(14)

 2012 = 77%

Equity Rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 selalu mengalami kenaikan,hal ini menandakan kinerja perusahaan sangat baik karena perusahaan mampu memaksimalkan modal sendiri untuk mendanai asset. Pada tahun 2012 kinerja perusahaan menjadi semakin baik dan meningkat

1. 3. Aspek Efisiensi Inventory Turnover

 2005 = 21,31%

 2006 = 25,62%

 2007 = 39,78%

 2008 = 36,82%

 2009 = 35,32%

 2010 = 44,46%

 2011 = 19%

 2012 = 22%

Inventory Turnover PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 smengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan cukup baik,tetapi belum menjamin efisiensi perusahaan.

Account Receivables turnover  2005 = 22,26

 2006 = 16,97

(15)

 2008 = 7,24

 2009 = 9,95

 2010=8,5

Account Recivable turnover PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan kurang baik dalam tingkat pertukaran piutang.

Total assets turn over  2005 : 19,78%

o 2006 : 23,01%

o 2007 : 18,01%

o 2008 : 16,07%

o 2009 : 15,58%

o 2010 : 18,05%

o 2011 : 19%

o 2012 : 22%

Total assets turnover PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan kurang baik dalam memaksimalkan penggunaan aset.

Fixed asset turn over  2005 : 1,01

(16)

o 2007 : 3,01

o 2008 : 3,00

o 2009 :0,37

o 2010 : 0,41

o 2011 : 0,35

o 2012 : 0,42

Fixed asset turn over PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 selalu mengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan kurang baik karena perusahaan belum mampu memaksimalkan efesiensi aktiva tetap. Namun pada perkembangannya tahun 2012 mengalami peningkatan efektifitas aktiva tetap.

1. 4. aspek profitabilitas Gross profit margin

 2005 : 46,31%

o 2006 : 47,15%

o 2007 : 44,18%

o 2008 : 47,70%

o 2009 : 44,98%

o 2010 : 43,40%

o 2011 : 48%

(17)

Gross profit margin PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 selalu mengalami kenaikan dan penurunan walaupun tidak terlalu signifikan, hal ini menunjukan kekonsistenan perusahaan dalam memperoleh laba. Kekonsistenan itu mulai memilki kenaikan positif sampai tahun 2012 yang semakin membaik.

Operating profit margin

 2005 : 22,43%

o 2006 : 24,20%

o 2007 : 24,94%

o 2008 : 22,33%

o 2009 : 21,30%

o 2010 : 20,19%

Operating profit margin PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan dan penurunan walaupun tidak signifikan, hal ini menunjukan bahwa perusahaan konsisten dalam memperoleh laba operasi.

Nett profit margin

 2005 : 7,55%

o 2006 : 48,25%

o 2007 : 12,46%

o 2008 : 15,52%

o 2009 : -0,27%

o 2010 : 0,17%

(18)

o 2012 : 26%

Nett profit margin PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 selalu mengalami penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba bersih kurang baik. Walaupun pada tahun 2011 mengalami kenaikan kembali dan memiliki kemungkinan untuk kinerja kerja yang terus membaik.

Operating income return on invesment

 -2005 : 4,44%

o -2006 : 5,57%

o -2007 : 4,49%

o -2008 : 3,59%

o -2009 : 3,32%

o -2010 : 3,64%

Operating income return o investment PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 mulai mengalami penurunan,hal ini menandakan kemampuan perusahaan kurang baik dalam meminimalkan biaya operasional.

Return on assets

–2005 : 1,49%

o -2006 : 11,10%

o -2007 : 2,24%

o -2008 : 2,49%

(19)

o -2010 : 0,03%

o 2011 : 4%

o 2012 : 6%

Return on assets PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami penurunan,hal ini menandakan perusahaan tidak efisien dalam memanfaatkan aktiva untuk kegiatan operasinya.

Return on equity

 -2005 : -82,17%

o -2006 : 20,11%

o -2007 : 4,43%

o -2008 : 5,06%

o -2009 : -0,08%

o -2010 : 0,06%

o 2011 : 6%

o 2012 : 10%

Return on equity PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 mengalami penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan untuk memakmurkan para pemegang saham kurang maksimal.

(20)

pada hari-hari berikutnya harga saham terus menurun. Harga saham perusahaan mencapai titik terendah pada bulanOktober yaitu pada level volumen 6.929.000

Grafik pergerakan harga saham PT.Ciputra Development Tbk Makmur juga menunjukkan pola reversal uptrend, dimana kemungkinan peningkatan harga saham akan masih terjadi. Untuk itu, sebaiknya para investor untuk tetap mempertahankan (hold) sahamnya untuk jangka pendek dan membeli saham PT Ciputra Development Tbk untuk jangka menengah maupun jangka panjang, dikarenakan harga saham PT Ciputra Development Tbk diproyeksikan akan meningkat.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Bisnis

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi risiko bisnis perusahaan, antara lain: I. Variabilitas Perusahaan

Variabilitas perusahaan menunjukkan bahwa semakin pasti permintaan suatu produk maka semakin rendah risiko bisnisnya, sebaliknya semakin tidak pastinya permintaan akan suatu produk maka risiko bisnisnya akan semakin tinggi

II. Variabilitas harga jual

Jika harga cenderung terus berubah, maka risiko bisnisnya akan semakin besar. Akan lebih baik jika perusahaan menetapkan suatu harga agar risiko bisnis menjadi lebih kecil

III. Variabilitas biaya input

Perubahan biaya input yang tidak menentu membuat perusahaan mengalami risiko bisnis yang lebih besar

IV. Kemampuan menyesuaikan harga output untuk menyesuaikan biaya input V. Kemampuan mengembangkan produk baru

Dengan waktu yang tepat dan biaya yang efektif, perusahaan dapat terus mengembangkan produk baru. Semakin cepat produk menjadi using, semakin tinggi risiko perusahaan

(21)

Apabila sebagian besar biaya perusahaan adalah biaya tetap, maka perusahaan memiliki risiko bisnis yang lebih tinggi

1. Eksposur oleh biaya asing

Apabila perusahaan beroperasi di wilayah yang secara politis tidak stabil maka perusahaan akan menghadapi risiko politik yang akan memperbesar risiko bisnis

BAB III

ANALISIS PORTFOLIO BISNIS

Boston Consulting group (BCG) Matrix adalah metode yang digunakan dalam menyusun strategic bisinees unit (SBU) dengan melakakukan klasifikasi terhadap potensi keuntungan perusahaan. Boston Consulting Group (BCG) dikemukakakn pertam kali oleh Bruce Henderson dari Boston Consulting Group pada tahu 1970an. BCG Matrix dikenal juga dengan istilah BCG Growth Share Matrix.

BCG matrix dibagi menjadi empat bagian, yaitu : – Star

Potensi pasar yang telah telah dimanfaatkan secara maksimal sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Kondisi ini disebut cah cows karena menghasilakn kas lebih dari yang dibutuhkan dan pendapatan kasnya sering digunakan untuk membiaya sector usaha yang lain. – Dogs

Perusahaan sedang mengalami situasi yang silit, dimana pasar yang kecil, artinya perusahaan tidak memiliki jumlah konsumen yang cukup banyak dan perusahaan berada dalam posisi dimana pertumbuhan pasarnya rendah. Pada posisi ini perusahaan perlu melakukan perbaikan seperti inovasi produk hingga startegi dalam promosi agar dapat merebut pangsa pasar. Jika tidak berhasil makan dapat dipastikan produk akan ditarik dari pasar

(22)

Bagi perusahaan hal ini adalah kondisi buruk karena kebutuhna kasnya tinggi sementara pendatannya rendah. Dalam posisi ini perusahaan atau produk berada pada posisi dimana memiliki pangsa pasar yang kecil tetapi masih berada dalam kondisi pasar dimana pertumbuhan cukup besar sehingga masih terdapat potensi untuk menjadi star.

Dalam analisis BCG Matrix, terdapat dua faktor yang paling mempengaruhi dalam pengklasifikasian produk yaitu:

– Faktor pangsa pasar (Market share)

Market Share menunjukkan besarnya pangsa pasar dari volume penjualan suatu produk dibandingkan dengan para pesaingnya. Dalam hal ini, dapat dilihat jumlah pasar yang dikuasai oleh perusahaan dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan.

– Faktor pertumbuhan pasar (Market growth)

Market growth adalah proyeksi tingkat penjualan untuk pasar yang akan dilayani. Biasanya diukur dengan peningkatan persentase dalam nilai atau volume penjualan.

Analisis Tingkat Pertumbuhan Pasar Pada PT Ciputra Development Tbk

Tingkat pertumbuhan pasar (market growth) adalah proyeksi tingkat penjualan untuk pasar yang akan dilayani. Biasanya diukur dengan tingkat penjulana dua tahun terakhir. Dan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pasar PT Ciputra Development TBk data yang dibutuhkan adalag data penjualan PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2011 dan tahun 2012. Berikut dibawah ini adalah data

Dan dibawah ini adalah data penjualan PT.Agung Podomoro Land Tbk pada tahun 2011 dan tahun 2012 sebagai berikut :

Berdasarkan table diatas, maka perhitungan matriks BCG untuk mengetahui tigkat pertumbuhan pasar (market growth rate) pada PT Ciputra Development Tbk adalah sebagai berikut

(23)

= 3,322.70 – 2,178.30 / 2,178.30 X 100% = 52,5 %

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan matriks BCG diatas, maka dapat diketahui tingkat pertumbuhan pasar PT Ciputra Development Tbk adalah sebesar 52,5% yang bearti bahwa PT Ciputra Development Tbk memiliki pertumbuhan asar yang cukup tinggi.

Analisis PangsaPasar Pada PT Ciputra Development Tbk

Analisis pangsa pasar relative menunjukan besarnya pangsa pasar dari penjualan PT Ciputra Development Tbk dibandingkan dengan pesaingnya PT Agung Podomoro Land Tbk. Pangsa pasar relative itu sendiri adalah bagian penjualan total sebuah perusahaan disebuah pasar tertentu

Dan data yang digunakan adalah data penjualan PT Ciputa Development Tbk tahun 2011 dan tahun 2012 dan data penjualan competitor yaituj PT Agung Podomoro Lad Tbk pada tahun 2011 dan tahun 2012 diguakan sebagai pembagi dari total pejualan PT Ciputra Development tahun 2011 dan tahun 2012.

Berdasarkan table penjualan diatas, maka perhitungan matroiks BCG untuk kmengetahui pangsa pasar relative (relative market share) pada PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut :

Pangsa pasar Relatif tahun 2011 = Volume Penjualan PT Ciputra Development Tbk 2011/ Velome penjualan PT Agung Podomoro Land Tbk 2011 x

= 2.178.300.000.000 / 3.824.099.116.000 = 0.57 < 1

Dan pangsa pasar relative PT Ciputra Development Tbk tahun 2012 adalah sebagai berikut : = 3.322.700.000.000 / 4.689.429.510.000

(24)

Pangsa pasar relative tahun 2011 PT Ciputra Developmet Tbk dibandingkan dengan PT Agung Podomoro Land Tbk adalah 0,57, itu menunjukan bahwa PT Ciputra Development Tbk memiliki pangsa pasar yang lebih rendah dibandingkan PT Agung Podomoro Land Tbk karena nilai pangsa pasarnya kurang dari satu. Pangsa pasar relative tahun 2012 PT Ciputra Development Tbk dibandingkan dengan PT Agung Podomoro Land Tbk adalah 0,71, itu menunjukan bahwa PT Ciputra development memiliki pangsa pasar yang lebih rendah dibandingkan PT agung Podomoro Land Tbk. Namun terdapat peningkatan pangsa pasar PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2012 dengan nilai 0,71 , dimana pada tahun 2011 pangsa pasar hanya 0,57.

Jadi PT Ciputra Development Tbk memiliki tingkat pertumbuhan pasar sebesar 52,5% dan pangsa pasar relative sebesar 0,71. Maka posisi PT Ciputra Development Tbk dalam matroiks BCG adalah :

PT Ciputra Development Tbk berada dalam posisi question Mark dalam matrik BCG yang bearti Perusahaan memiliki posisi pangsa pasar yang rendah, tetapi dapat bersaing salam industry yang bertumbuh pesat. Bisnis ini disebut tanda Tanya karena organisasi harus memutuskan apakan akan memperkuat divisi dengan menjalanan strategi ntensif (penetrasi pasar, Pengembangan pastar, atau pengembangan produk) atau menjualnya.

BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, kita dapat melihat bahwa return saham maupun return pasar PT Ciputra Development, Tbk berfluktuatif positif dari waktu ke waktu. Selain itu CTRA merupakan jenis saham yang agresiv karena nilai beta saham CTRA lebih dari 1. Akan tetapi semakin tinggi tingkat return, maka semakin besar pula risiko yang dihadapi. Memang perusahaan ini sangat menguntungkan karena pergerakan sahamnya menunjukan sisi positif akan tetapi jika dilihat dari kondisi ekonomi saat ini tingkat resikonya sangat tinggi.

(25)

Lalu yang kedua kinerja perusahaan, semakin tinggi penjualan serta laba perusahaan dan semakin bagus kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan atau pemerintah akan membuat sentimen positif yang membuat harga saham akan naik. Selain itu sentimen lain seperti politik, sosial, dan keamanan juga mempengaruhi pergerakan return saham dan return pasar Dilihat dari resiko bisnis, ada 2 sifat yaitu kuantitatif dan kualitatif. Resiko kualitatif berupa resiko murni, resiko kredit dan resiko operasional. Resiko murni berupa bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Banyaknya anak perusahaan dari PT Ciputra Developmen Tbk di daerah-daerah membuat resiko terhadap bencana alam meningkat karena faktor geografis. Yang kedua adalah resiko kredit, banyak perumahan dan apartemen yang perusahaan jual beresiko kredit macet. Hal ini dapat merugikan perusahaan karena dapat membuat citra perusahaan dimata masyarakat buruk yang menyebabkan saham perusahaan menurun. Dan yang ketiga adalah resiko opersional, ketika perusahaan gagal melakukan lobbying terhadap perusahan yang hendak di merger atau diakusisi.

Sedangkan yang kualitatif dilihat dari rasio keuangannya, PT Ciputra Development Tbk mengalami penurunan yang menandakan kinerja perusahaan kurang memuaskan. Pada bulan mei 2011 harga saham perusahaan mencapai nilai tertinggi akan tetapi karena kurangnya sentimen positif yang dikeluarkan oleh perusahaan membuat pergerakan saham menunjukan trend penurunan walaupun ada titik dimana saham mengalami tren penguatan.

Hasil dari analisis Portofolio bisnis PT Ciputra Development Tbk mempunyai pangsa pasar yang lebih rendah daripada perusahaan sainganya, akan tetapi dilihat dari pertumbuhan pasarnya cukup bagus. Perusahaan dalam analisis menggunakn BCG matrix menunjukan posisi question mark. Posisi ini merupakan kondisi dimana perusahaan memilki posisi pangsa pasar yang rendah akan tetapi tingkat pertumbuhan pasarnya tinggi. PErusahaan ini walaupun harus lebih memaksimalkan penetrasi terhadap pasar agar posisinya dapat berpindah di Star. Perusahaan ini sudah cukup baik sebenarnya karena memiliki anak perusahaan yang mengembangkan usahanya sampai ke daerah-daerah, akan tetapi resiko yang dihasilkan perusahaan ini cukup tinggi, mulai dari kredit macet bahkan bencana alam

(26)

http://esarina.blogspot.com/2013/04/menghitung-rasio-likuiditas.html

Referensi

Dokumen terkait

keluaran program terpenuhi selama data input A (A7- A0) bernilai diatas “00000111” dan dibawah atau sama dengan “00111111” hal itu karena pada program dilakukan

Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah sistem operasi (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix dan sistem jendela) diselesaikan pada awal tahun 1990-an,

Didalam setiap pertunjukannya musik yang mengiring jalannya cerita memiliki fungsi tersendiri, musik kinanti misalnya musik kinanti dimainkan pada saat adegan riang

Penelitian dilaksanakan di Pulau Bali dengan fokus rumah Adat yang terletak di desa Kadewataan daerah Ubud untuk mengkaji perubahan fungsi rumah Adat yang

Perlakuan pada tahap kedua adalah waktu pemaparan iradiasi ultraviolet (254 nm) terhadap satu mirasidium yang kemudian diinfeksikan ke siput pada umur rentan

Keadaan sistem loop terbuka dari model Gambar 9 ditunjukkan pada Gambar 12, respon keluaran tidak sesuai dengan desain kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.. Respon

Pemeriksaan indra penciuman Inspeksi lebar celah palpebra Inspeksi pupil (ukuran dan bentuk) Reaksi pupil terhadap cahaya Reaksi pupil terhadap obyek dekat Penilaian gerakan bola

Separatisme politis adalah suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional