BAGIAN
3
PENATAAN
RUANG
BERBASIS
PASAR
VS
SUMBER
AIR
BERKELANJUTAN
DI
KAWASAN
TERBANGUN
PESISIR
PANTURA
JAKARTA
‐
CILIWUNG
BOPUNJUR
Oleh
Prof.
Arwin Sabar
I
i
l
i
Ir.
Nico
Plamonia
,MT
Latar Belakang
Kawasan Terbangun DKI Jakarta rentan terhadap ancaman
b
ji (1996 2002 2007 2010) &
fi di ikli
g
banjir (1996,2002,2007,2010) & secara geografis di iklim
siklus Hidrologi monsoon
Hipotesa peningkatan genangan & intrusi air laut dampak
Hipotesa peningkatan genangan & intrusi air laut dampak
Perubahan Iklim, konversi lahan, explotasi air tanah ,Reklamasi
Pantai :
Dampak Climate Changes -> Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) : 0.57 mm / tahun (….)
Perubahan Garis Pantai Suksesif 1991- 2010 - 2015
Implementasi Perda DKI Jakarta NO.6 Tahun 1999 RTRW DKI Jakarta Rujukan Keputusan Presiden
p
j
p
(Keppres) Nomor 52 tahun 1995
Konversi lahan suksesif di DAS Ciliwung hulu :
Konsistensi Keppres 114/1999 Penataan ruang kawasan BoPunjur
Konsistensi Keppres 114/1999 Penataan ruang kawasan BoPunjur
Subsidence
exploitasi air tanah ( degradasi infrastruktur Air Minum )
Polemik
hukum
reklamasi
,diterbitkan
Keputusan
Menteri
Lin kun an Hidup N 14/2003
dan
Keputusan MA N 109
Lingkungan Hidup No.14/2003
dan
Keputusan MA No.109
K/TUN/2006, 28 Juli 2009 (ketidaklayakan Reklamasi Pantura
Hipotesa
Permasalahan banjir Jakarta disebabkan Oleh :
p
Perkemb ruang berdasarkan pasar :Konversi lahan
Suksesif
di
Boundary Condition Hulu menyebabkan semakin tingginya limpasan air
permukaan (C) (
Surface Run Off
) dan semakin mengecilnya aliran
dasar (b)
(Ekstrimitas debit air)
Serta Perubahan Garis Pantai Suksesif(reklamasi ) 1991 2010
-2015, menyebabkan semakin sulitnya membuang air ke laut
Perubahan Iklim pengaruhnya
A. Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) ->
musim perhujan
Perlambatan Air Membuang ke laut, dan musim kemarau Rob
B. Perubahan Distribusi Hujan Semakin Ekstrim -> Ekstrimitas debit
Obyektif
Obyektif
Meneliti pengaruh reklamasi,degradasi lahan,dan kenaikan muka laut
t h d
k
i b
ji di
i i J k t d
l k k
terhadap muka air banjir di pesisir Jakarta, dengan melakukan :
Dengan menggunakan data boundary condition hilir dan hulu
Banjir 2007 Ciliwung, meneliti dampak perubahan garis pantai
rentang 1991 s/d 2015 dan Kenaikan Muka Laut 2060 (50 tahun).
Ancaman Ekstrimitas air dari Boundary DAS Hulu sebagai dampak
perubahan iklim dan konversi lahan dari Hulu tercatat melalui
timeseries Komponen P(Hujan) dan Q(Debit)
Time
series
Debit
Air
&
Sea
Water
Level
Debit
Harian
0,00
Gambar . Observasi Debit air DAS Ciliwung Bopuncur (1979-2009)
1
9
Waktu
Ruang Lingkup Penelitian
•
P
t
P
b h
G i P
t i T l k J k t
Ruang Lingkup Penelitian
•
Pemetaan Perubahan Garis Pantai Teluk Jakarta
Laju Garis Pantai Suksesif 1991-2010-2015
P
t
K
i L h
di h l DAS 1996 2003
•
Pemetaan Konversi Lahan di hulu DAS 1996 – 2003
•
Simulasi Banjir Sebelum dan Sesudah Reklamasi, Dengan
Pendekatan Finite Element 2 Dimensi
Pendekatan Finite Element 2 Dimensi
Studi banding Kenaikan Muka Laut Pada Kondisi vs muka
pesisir lama :
pesisir lama :
Garis Pantai 2010 dan 5 Tahun Sea Level Rise
Garis Pantai 2010 (tidak berubah) dan 50 Tahun Sea Level Rise
K ji
F
Ek t i it
(PQ b C) di DAS H l d
I d k
•
Kajian Fenomena Ekstrimitas (P,Q,b,C) di DAS Hulu dan Indeks
Kekeringan / Banjir
•
Tinjau
Penurunan Muka Tanah &
Peta Banjir
•
Tinjau
Penurunan Muka Tanah &
Peta Banjir
2002,2007,2010 (Sumber : DPU DKI,2010) dan
Degradasi air di DAS Hulu –Bopuncur Ciliwung
Trend Penggunaan Lahan Di Bidang Batas Hulu :
(Implementasi Keppres 114/1999 – konservasi bopunjur)
Konsistensi Keppres 114/1999 tentang Penataan ruang kawasan Bogor - Puncak – Cianjur
Pasal 2 :
Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur selanjutnya disebut Kawasan Bopunjur adalah kawasan
konservasi air dan tanah yang meliputi 19 (sembilan belas) kecamatan dan hasil pemekarannya di
8
Sumber : Tambunan,2006
END
y
g
p
(
)
p
y
T j
& S
Tujuan & Sasaran
(Keppres No.114/1999)
(
pp
)
Pasal 3
Fungsi utama kawasan adalah Menjamin tetap
g
j
p
berlangsungnya konservasi air dan tanah.
Menjamin tersedianya sumber air yaitu air tanah
dan air permukaan serta penanggulangan banjir
dan air permukaan serta penanggulangan banjir
bagi Kawasan/daerah hilirnya
200,0 450,00
Grafik Kesetimbangan Air (Curah Hujan-Debit Sugutamu (1979-2009) (Pengolahan Data,2010)
200,0 450,00
Grafik Kesetimbangan Air (Curah Hujan-Debit Sugutamu (1991-2003) (Pengolahan Data,2010)
120,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
Bulan
HUJAN WILAYAH ARITMATIKA Debit Rata-rata Bulanan Sugutamu (m3/det) (Q)
0,0 20,0
0,00 50,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
Bulan
HUJAN WILAYAH ARITMATIKA Debit Rata-rata Bulanan Sugutamu (m3/det) (Q)
40
45
Trend Penggunaan Lahan Sepanjang Tahun (1990-2003) (Tambunan,2006)
1990 1996 1999 2001 2003
Sumber : Pengolahan Data,2010
Sumber : Pengolahan Data,2010
25
19,05 23,11 19,67 21,92 16,11 0,14
10,35
0,14
10,758,67 19,98 25,74 9,85 33,54 0,14
9,45
0,14
0 5
Hutan Kebun/perkebunan Tegalan/ladang Persawahan Pemukiman Danau/air
1
Kecenderungan Nilai Koefesien Limpasan
Katulampa C
‐
1
Tahun (1979
‐
2009)
3500 4000
Rainfall
Area
Ciliwung
Rivers
y = 0.09x ‐18.93
1979 1984 1989 1994 1999 2004 2009
0 500
1979 1982 1985 1988 1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009
3 3,5
Perubahan Baseflow (b)
(1979
‐
2009
1,5
Sumber : Pengolahan Data 2010
12
0
1979 1982 1985 1988 1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009
END
4000
Rainfall
Area
Ciliwung Rivers
Kecenderungan Nilai Koefesien Limpasan Sugutamu C-1 Tahun (1979-2009)
y = 1 401x + 5768
1979 1982 1985 1988 1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009
0,0 0,1
1979 1984 1989 1994 1999 2004 2009
Tahun
3 3,5
Perubahan
Baseflow
(b)
(1979
‐
2009)
Sumber : Pengolahan Data,2010
DAS HULU – CASCADE HILIR
1,5
Trend debit harian maksimum rata rata (1979 2009) 45 Trend debit harian minimum rata rata (1979 2009)
Debit Harian Maximum Rata-rata Sugutamu & Katulampa
Bulanan Average moving 10 tahunan (Pengolahan data,2010)
Debit Harian Maximum Rata-rata Sugutamu & Katulampa
Bulanan Average moving 10 tahunan (Pengolahan data,2010)
y = 4,4737x + 25,863
Trend debit harian maksimum rata-rata (1979-2009)
30
Trend debit harian minimum rata-rata (1979-2009)
y = 0,5834x + 18,955
Sugutamu Katulampa Linear (Sugutamu) Linear (Katulampa)
y = ‐0,3031x + 11,233
1981 1982 198
3
1991 1992 199
3
2001 2002 200
3
Sumber : Arwin 2010
Sumber : Arwin 2010
•
Distribusi hujan jatuh keperm tanah berubah (C menaik & b menurun
1979-2009 di DAS Ciliwung Hulu :
2009 di DAS Ciliwung Hulu :
•
Terjadi degradasi lahan di DAS Hulu di pos Sugutamu-Depok
pengaruhnya ekstrimitas debit air (Kiriman air meningkat & imbuhan air tanah
14
p
g
y
(
g
Degradasi Air baku di DAS Ciliwung Hulu
Periode
R10
A
R10/A
1979-1989
200.74
484470000
4.14358E-07
1990 1999
190 9497
484470000
3 94141E 07
1990-1999
190.9497
484470000
3.94141E-07
2000-2009
187.91
484470000
3.87865E-07
Degradasi Indeks Kekeringan di DAS
Ciliwung
Hulu
Degradasi indeks banjir Di DAS Ciliwung Hulu
Periode R5 A R5/A
Periode R5 A R5/A
1979-1983 510.19 484470000 1.05309E-06
1984-1989 540.92 484470000 1.11652E-06
1990-1994 635.45 484470000 1.31164E-06
1995-1999 716.19 484470000 1.4783E-06
2000-2005 600.26 484470000 1.23901E-06
2005-2009 1172.06 484470000 2.41926E-06
0,000003
n
(A)
Degradasi Indeks Banjir
0,0000015
Periode 5 Tahun
16
Reklamasi & Perubahan Garis Pantai di Teluk Jakarta
Trend Penggunaan Lahan Di Bidang Batas Hilir :
1.
Perda DKI Jakarta NO.6 Tahun 1999 RTRW DKI Jakarta
(Reklamasi 2000 – 2015) – Perubahan garis Pantai Suksesif 1991 – 2010 – 2015
Peta Penutupan
Peta Penutupan
P
ROGRAM
P
ROGRAM
P
ROGRAM
R
EKLAMASI
R
R
EKLAMASI
EKLAMASI
K
AWASAN
K
AWASAN
K
AWASAN
B
ARAT
T
ENGAH
T
IMUR
Peta Penutupan
Lahan DKI Jakarta
(Bapedda DKI Jakarta)
(Tambunan, 2006)
Peta Penutupan
Lahan DKI Jakarta
(Bapedda DKI Jakarta)
(Tambunan, 2006)
2007
2010
2020
2030
2040
2050
2002
1998
1993
Penjaringan
Pademangan
Tanjung
Priok
Koja
Cilincing
18
18
PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
BADAN PELAKSANA REKLAMASI PANTAI UTARA JAKARTA
PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
BADAN PELAKSANA REKLAMASI PANTAI UTARA JAKARTA PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
Citra Ikonos 2010
A. Identifikasi Perubahan Garis Pantai
Perubahan Garis Pantai 1991- 2010 & 1991-2015
Peta Topografi 2007
Peta SRTM 2007
Proyeksi, Koordinat, Skala, C t l M idi
SCAN DIGITASI REGISTRASI KOORDINAT
Analisa Spasial Peta & Attribut KOORDINAT
Endang,2008
Sumber : Pengolahan Data,2010
Data
Panjang Data
Skala
Sumber Data
Citra Ikonos
Januari 2010
Skala 1:100
BAKORSURTANAL
Peta Topografi
2007
Skala 1 : 25.000
BAKORSURTANAL
Peta SRTM
2007
Skala 1 : 25.000
www2.jpl.nasa.gov/
srtm
/
Peta Bathimetri
2006
Skala 1 : 20.000
DISHIDROS
Peta Bathimetri
2005
Skala 1 : 50.000
DISHIDROS
Peta Bathimetri
2005
Skala 1 : 50.000
DISHIDROS
Penelitian Endang,2008
1991
‐
2003
Skala 1
:
25000
Thesis
METODE SPASIAL :
CITRA IKONOS 2010
PETA TOPOGRAFI 1991
Jenis tanah
Tabel
Layer
O
Analisa spasial :OVERLAY
2003
1991
2010
2015 RTRWN
Kamal Muara sampai Sunda kelapa terjadi penambahan
daratan kedalaman, 8 m dan lebar 2,5 km maka penambahan
luas lahan Jakarta mencapai Ancol dan Kapuk Naga Indah
luas lahan Jakarta mencapai Ancol dan Kapuk Naga Indah
sudah mencapai 2.5 km, 457,68 Ha (Pengolahan Data,2010)
Rencana Pengembangan dilakukan 2000-2015 2.700 Ha
g
g
.
Dibuat Oleh : Nicco Plamonia 25308025
P bi bi
Peta Perubahan Garis Pantai
1991 - 2015
Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Arwin Sabar,MS,DEA
Garis Pantai 1991
Garis Pantai 2003 Reklamasi 1991 - 2003 Garis Pantai 2010 Reklamasi 2000- 2010 Garis Pantai 2015 Reklamasi 2000- 2015
Magister Teknik Lingkungan Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknis Sipil & Lingkungan
22
END
Ellipsoid : WGS 84
Projection : UTM
Coord. System : UTM Zone 48 Southern
SUMBER :
1991
‐
2003
2000
‐
2010
2000
‐
2015
Luas (km^2) Perimeter (km)
Luas (km^2)
Perimeter (km)
Luas (km^2)
Perimeter (km)
Penjaringan
0.624
8.644
0.5405
5.478
1.032
2.826
Penjaringan
0.624
8.644
0.5405
5.478
1.032
2.826
0.4762
4.45
0.7834
2.578
1.059
2.9855
0.3507
2.808
0.0731
3.174
1.817
3.7235
0
0
0.0117
0.4691
2.03
3.914
0
0
0
0
1 649
6 035
0
0
0
0
1.649
6.035
0
0
0
0
4.39095
6.199
0
0
0.1329
2.362
0
0
0
0
0.5287
3.112
0
0
Pademangan
0 01451
0 8728
0 2917
0 2487
4 2285
9 485
Pademangan
0.01451
0.8728
0.2917
0.2487
4.2285
9.485
0
0
0.2099
2.103
4.9155
7.745
0
0
0.2145
0.9333
0
0
Cilincing
0.5104
5.67
0.006713
0.4278
4.7625
16.57
0
0
0.02772
1.683
0
0
0
0
0.05442
4.583
0
0
0
0
0
0
0
0
km^2
1.97581
22.4448
4.586253
32.46216
27.07745
64.813
ha
197.581
2244.48
458.6253
3246.216
2707.745
6481.3
B. Identifikasi Kenaikan muka laut rata-rata teluk jakarta
St di P
t k
St di P
t k
Kenaikan Muka Laut Rata-rata Teluk Jakarta
Kenaikan Muka Laut Rata-rata Teluk Jakarta
Kenaikan Muka Laut Rata
‐
rata
Teluk Jakarta
Studi Pustaka
Studi Pustaka
Panjang Data
Sumber Data
1925 1931
Permanent Mean Sea Level (PSML)
120
1925
‐
2010
(datum
Tanjung Priok
)
1925
‐
1931
Permanent Mean Sea Level (PSML)
1976-1980
Tugas Akhir Meliana Purbo,1990 dalam
Endang (2008)
2005
Pengukuran Geotindo dalam Endang(2008)
80
PROSES PENGOLAHAN DATA :
PROSES PENGOLAHAN DATA :
DATA MSL
1920 1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010
Pengolahan data,2010
Pengolahan data,2010
C. Identifikasi Penurunan muka tanah jakarta
PENURUNAN MUKA TANAH JAKARTA UTARA
0
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020
Sumber data :
Sumber data :
Data
Panjang
Data
Sumber Data
‐20
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020
Pengolahan data,2010
Pengolahan data,2010
j
g
Servey Levelling
1982‐1991
Dinas Pemetaan dan Pengukuran Tanah
Servey Levelling
1997
GPS Survey
1991 ‐
2005
Abidin,2007 dalam Endang,2008
Bench Mark
1982 ‐
1999
Priyambodo,2005 dalam Endang,2008
y = ‐2,6525xR² = 0,9971 + 5243,2‐80
5
Proses pengolahan data :
Proses pengolahan data :
,
Trend Penurunan Muka Tanah (cm/th) 1982 – 1991
Trend Penurunan Muka Tanah 1982-2010
R² = 0,9956
‐180
‐160
1997-2010 Lokasi
180
Kec.Tanjung Priok Kec. Pademangan Kec. Penjaringan Kec. koja
Perubahan Rejim Hidrodinamik Peningkatan potensi banjir di
Hidrodinamika Pantai yang
terganggu
Kepemilikan tanah hasil reklamasi
Peningkatan potensi banjir di kawasan pantai pada borrow area
Terjadi pencemaran pantai pada saat pembangunan
Dampak
Negatip
Unsur
‐
unsur hidrodinamika pantai
G l
b
pada borrow area pembangunan
Potensi terjadi kerusakan pantai dan instalasi Permasalahan
Potensi terjadi t h d p
penduduk dan
pembebasan lahan
•
Pasang
‐
Surut
•
Sedimen
gangguan terhadaplingkungan hidup
Pemecahan masalah:
1.Kepemilikan Tanah Hasil Reklamasi
: UU/Perda
2 P i k t
t
i b ji
E i
i
Sumber : Nizam, 2002
•
Polutan
•
Interaksi
2.Peningkatan potensi banjir
: Engineering
3.Perubahan RUTR dan RDTR
: Perubahan RUTR- DPR
4.Pencemaran pantai saat Pembangunan
: Engineering
5.Kerusakan pantai & instalasi bawah air
: Engineering
6.Kangguan terhadap lingkungan
: UU
•
Interaksi
26
gg
p
g
g
7.Pemindahan penduduk dan pembebasan lahan
: UU
8.Gangguan terhadap borrow area
: UU/Engineering
END
Simulasi Model 2D Hidrodinamika – Finite Element
Model
Model Fisik
Fisik Hidrologi
Hidrologi F(
g
g
F(x,y,z,t
(( ,y, ,
x,y,z,t ) :
,y, , ))
) :
DAS HULU (Watershed Model)
DAS HILIR (Model Hidrodinamika)
0
Persamaan Momentum arah x
Y
=
a
X
+
b
…
(
L3/T)
Persamaan Momentum arah y
(
/ )
C
:
koefisien limpasan
P=
curah hujan(L/T)
A=
Luas DAS
(Catctment Area)
(
L2)
b base flow ( limpasan air tanah & mata air) (L3/T)
Do m a in Ko m puta si
Do m a in Ko m puta si
Perairan di luar daerah hitungan
Daerah hitungan
Daerah studi
y
x
Titik/ No de da n Ele m e n
Titik/ No de da n Ele m e n
KALIBRASI
A.Diagram Menghitung nilai kesalahan Kalibrasi
Data simulasi dengan lapangan.
B.Persamaan menghitung Nilai kesalahan (error)
Kalibrasi Data simulasi dengan lapangan
Andojo Wuryanto,2008
Boundary Hilir Pasang Surut
Peramalan NAOTIDE 2007
Kalibrasi Pasang Surut DISHIDROS 2007 (K01)
Kalibrasi Pasang Surut DPU 2007 (K02)
Boundary Hulu
32
Boundary Hulu
Sugutamu
350,00
Debit
Sugutamu
31
Januari
2007
Q
(m^3/s)
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
33
END
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Q (m^3/s)
0,8
NAO
TIDE
Prediction
(cm)
(1
Januari
‐
22
Februari
2007
0,6
0 2 0,4
0 0,2
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
i
Muka
Air
(cm)
‐0,2
Tingg
‐0,6
‐0,4
34
END
34
‐0,8
Skenario Model
Pengujian Sensitifitas Perubahan Garis Pantai & Naiknya
K di i B ji 2007 B t h l d bit b ji (K
t )
g j
y
Muka Air Laut terhadap watak Aliran di Pesisir DKI Jakarta
Kondisi Banjir 2007 - Batas hulu debit banjir (Konstan)
Pasang surut dihilir saat Banjir 2007 – Batas Hilir (Konstan)
Simulasi Banjir 2007 & Aliran permukaan bebas Garis Pantai Jakarta 1991
(Tanpa Reklamasi)
Simulasi Banjir 2007 & Aliran Permukaan Bebas Garis Pantai 2010 (= 2007)
Simulasi Banjir 2007 & Aliran permukaan bebas Garis Pantai Jakarta 2015
m
j
p m
J
Simulasi Banjir 2007 & Aliran Permukaan Bebas Garis Pantai Jakarta 2010 +
SLR 5 Tahun
SLR 5 Tahun
Simulasi Banjir 2007 & Aliran Permukaan Bebas Garis Pantai Jakarta 2010 +
SLR 50 Tahun
35
SLR 50 Tahun
Simulasi Banjir 2007 & Aliran permukaan bebas Garis Pantai Jakarta 2015
Hasil
K
a
libr
a
si
Hasil
K
a
libr
a
si
K01 Grafik perbandingan Data simulasi
dengan Data Pengukuran
DISHIDROS 2007
Kalibrasi Elevasi Muka Air Tanjung Priok (K01)
0.8
Data (Dishidros) Simulasi RMA2
0.4
Err =
6.0%
Tanggal (31 Januari - 20 Februari 2007)
37
K02 Grafik perbandingan Data simulasi
dengan Data Pengukuran
Pintu Air Manggarai , DPU DKI 2007
3,5 4
Kalibrasi
Elevasi
Muka
Air
Pintu
Manggarai
2,5
Hasil
S
imulasi
Rambatan Hulu – (Hilir Konstan)
12
Sensitifitas
Muka
Air
Garis
Pantai
1991
Kondisi
Sebelum
Reklamasi
8 25 5 Km (Tebet) 27 Km (Manggarai) 28 5 Km (Kampus UPI) 30 Km (IKJ Planetarium)
40
Rambatan Hilir – (Hulu Konstan)
1,40 1,60
Sensitifitas Muka Air
Garis Pantai 1991
Kondisi Sebelum Reklamasi (Hulu Konstan)
1,00 1,20
0,80
Ait
(cm)
0,40 0,60
Ting
gi
Muk
a
0 00 0,20
‐0,20
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
‐0,40
10 12
Sensitifitas
Muka
Air
Garis
Pantai
1991
Kondisi
Sebelum
Reklamasi
2 0000 2,5000
Sensitivitas Kecepatan sebelum reklamasi (Garis Pantai 1991
2003
)
1991
2010
2015(RTRW)
12 14
Sensitifitas
Muka
Air
Setelah
Reklamasi
(Garis
Pantai
2010)
2,5000
Sensitifitas Kecepatan Garis Pantai 2010
2003
1991
2010
2015 (RTRW)
10 45.5 (Laut) Boundary Hilir
25.5 Km (Tebet) 27 Km (Manggarai) 28.5 Km (Kampus UPI) 30 Km (IKJ ‐Planetarium) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 33 Km (Istana Merdeka) 34.5 Km (Gedung Arsip) 36 Km (Glodok DownTown) 37.5 Km (Djakarta Loyd) 39 Km (Sunda Kelapa) 40.5 Km (Pantai Mutiara)
Jakarta Dloyd
12,00 14,00
Sensitifitas
Muka
Air
Setelah
Reklamasi
(Garis
Pantai
2010
+
SLR
5
)
1 0000 1,2000
Sensitifitas Kecepatan Garis Pantai 2010
2003
+
SLR
5
1991
2007/2010
2015 (RTRW)
10,00 45.5 (Laut) Boundary Hilir
0 Km (Sugutamu) 5 Km (Depok Jaya) 10 Km (Kebagusan) 24 Km (Stasiun Cawang) 25.5 Km (Tebet) 27 Km (Manggarai) 28.5 Km (Kampus UPI) 30 Km (IKJ ‐Planetarium) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 33 Km (Istana Merdeka) 34.5 Km (Gedung Arsip) 36 Km (Glodok DownTown) 37.5 Km (Djakarta Loyd) 39 Km (Sunda Kelapa) 40.5 Km (Pantai Mutiara)
14
Sensitifitas
Muka
Air
Setelah
Reklamasi
(Garis
Pantai
2010
+
SLR
50)
0,7 0,8
Sensitifitas Kecepatan Garis Pantai 2010
2003
+
SLR
50
Tahun
1991
2010
2015 (RTRW)
10 45.5 (Laut) Boundary Hilir
0 Km (Sugutamu) 5 Km (Depok Jaya) 10 Km (Kebagusan) 24 Km (Stasiun Cawang) 25.5 Km (Tebet) 27 Km (Manggarai) 28.5 Km (Kampus UPI) 30 Km (IKJ ‐Planetarium) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 33 Km (Istana Merdeka) 34.5 Km (Gedung Arsip) 36 Km (Glodok DownTown) 37.5 Km (Djakarta Loyd) 39 Km (Sunda Kelapa) 40.5 Km (Pantai Mutiara)
12 14
Sensitivitas Muka Air
Setelan Reklamasi (Garis Pantai 2015
)
0 000 0,6000
Sensitifitas Kecepatan Garis Pantai 2015
10
P
embahasan
7,00 8,00
Perbandingan Sensitifitas Muka Air di 37.5 Km (Djakarta Loyd)
0,60
Pe
rbandingan
Sensitifitas
Kecepatan
Aliran
Pada
Grid
37.5
km
(Djakarta
Loyd)
6,00
Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2010 Garis Pantai 2010 + SLR 5 Garis Pantai 2010 + SLR 50 Garis Pantai 2015 Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2010 Garis Pantai 2010 + SLR 5 Garis Pantai 2010 + SLR 50 Garis Pantai 2015
6,00 7,00
Perbandingan Sensitifitas Muka Air di Grid 39 km (Sunda Kelapa )
0,30
Perbandingan Sensitifitas Kecepatan Aliran Pada Grid
39
km
(Sunda Kelapa
)
5,00 Garis Pantai 2015 43 Km (Reklamasi 2015) 45 5 (Laut) Boundary Hilir
‐0,05
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Garis Pantai 1991Garis Pantai 2015Garis Pantai 201043 Km (ReklamasiGaris Pantai 2010 + SLR 5 2015) 45.5 (Laut) Garis Pantai 2010 + SLR 50Boundary Hilir Garis Pantai 2015 Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2010 Garis Pantai 2010 + SLR 5 Garis Pantai 2010 + SLR 50 Garis Pantai 2015
6,00
Perbandingan Sensitifitas Muka Air di Grid 40.5 km (Pantai Mutiara)
0 30 0,35
Perbandingan
Sensitifitas
Kecepatan
Aliran
Pada
Grid
40.5
km
(Pantai
Mutiara)
4,00 Garis Pantai 2015 43 Km (Reklamasi 2015) 45 5 (Laut) Boundary Hilir
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Garis Pantai 1991Garis Pantai 2015Garis Pantai 201043 Km (ReklamasiGaris Pantai 2010 + SLR 5 2015) 45.5 (Laut) Garis Pantai 2010 + SLR 50Boundary Hilir Garis Pantai 2015 Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2010 Garis Pantai 2010 + SLR 5 Garis Pantai 2010 + SLR 50 Garis Pantai 2015
Kesimpulan
HULU
1991-2010 lebar 2 5 km 456 36 Ha
Laju penduduk tinggi
Konversi lahan
HILIR
1991-2010 lebar 2,5 km , 456,36 Ha
1991-2015 lebar 3 km, 2.700 Ha
Hujan
Konversi lahan
terbangun
Eksploitasi air
Iklim lokal
Iklim global
Hujan
meningkat
Meningkatkan
Koef Run off (C)
Eksploitasi air
tanah
Menurunnya (b)
base flow
(Studi Pustaka ) Laju
penurunan muka
(Studi Pustaka)
SLR : 0 575
Iklim global
Koef.Run off (C)
0.60
tanah : -4,866 cm/th
SLR : 0,575
cm/th
Meningkatkan
debit banjir
Tinggi muka air
0.02 m - 1.54 m
Perlambatan
k
t
Ketidakberlanjutan Air
Baku
•
Meningkatnya tinggi muka air 0.02 m – 1.54 m dari Sungai reklamasi (1991-2010)
•
Perlambatan Kecepatan Aliran Sungai Ciliwung (3 6% 70 % ) sesudah reklamasi
kecepatan
3.6%-70%
p
,
p
g
g
•
Perlambatan Kecepatan Aliran Sungai Ciliwung (3.6%-70 % ) sesudah reklamasi
•
Meningkatnya Koefissien Run off (0.6) di DAS Hulu terjadi ekstrimitas debit air ( kiriman air meningkat , pasokan
air tanah menunrun)
V.
KESIMPULAN
Temuan
‐
temuan
penting
yang
diperoleh
dari
simulasi
fenomena
ekstrim
basah
terhadap
fenomena Banjir di kawasan pesisir Pantura Jakarta
‐
DAS Ciliwung adalah sebagai berikut:
fenomena
Banjir
di
kawasan
pesisir
Pantura
Jakarta DAS
Ciliwung
adalah
sebagai
berikut:
a)
Semakin
meluasnya
genangan
di
pesisir
pantura
Jakarta
,
disebabkan
:
degradasi
g
debit
air
banjir
j
dari
DAS
Ciliwung
g
Hulu,
, p
parameter
statistik
berubah
,membesar
F
(
,
)
Subsindens
permukaan
tanah
di
pesisir
pantura
Jakarta
seiring
laju
exploatasi
air
tanah
.
Perbandingan
luas
reklamasi
berturut
–turut
457,68
Ha
(2010)
dan
2707
ha
(RTRW
2015)
.
Simulasi
Pengaruh
reklamasi
pantai
2010
perbandingan
kenaikan
muka
banjir
rentan
(0.02
–
0,95
)
m
sedangkan
skenario
reklamasi
2010
dengan
dibandingkan
Pengaruh
perubahan
iklim:
Skenario
reklamasi
(
2707
ha
)
sesuai
RTRW
2015
tanpa
memperhitungkan
k
ik
k
i l
t
di
l h k
ik
k
i b
ji
k i
l bih ti
i
kenaikan
muka
air
laut
diperoleh
kenaikan
muka
air
banjir
maksimum
lebih
tinggi
dibanding
reklamasi
2010
(
458
ha
)
dengan
kenaikan
SLR
50
tahun
,
Dengan
kata
lain
skenario
reklamasi
RTRW
2015
(
2707
Ha)
kenaikan
muka
banjir
naik 70 % dari muka air banjir tanpa reklamasi (1991) sedangkan skenario reklamasi
52
Tabel :Perbandingan kenaikan muka air banjir di pesisir Jakarta oleh reklamasi vs kenaikan
muka air laut pengaruh “Climat Change
“
Tinggi Muka Air
Pada Saat Pasang Maksimum (Time
Step
Ke 6)
Selisih Perubahan
∆37 5 Km ∆39 Km ∆40 5 Km
37.5 Km 39 Km 40.5 Km 37.5 Km 39 Km 40.5 Km ∆37.5 Km
(Djakarta Loyd)
∆39 Km (Sunda Kelapa)
∆40.5 Km
(Pantai Mutiara) % % %
Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2010 Selisih Perubahan
1.93 1.39 0.56 3.26 0.72 0.67 1.33 ‐0.68 0.11 69.21 ‐48.58 20.06 4.86 3.99 2.20 6.10 1.26 3.42 1.24 ‐2.72 1.22 25.42 ‐68.37 55.28
Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2010 + SLR 5 Selisih Perubahan
1.93 1.39 0.56 3.31 1.02 0.80 1.39 ‐0.37 0.23 71.98 ‐26.72 41.64 4.86 3.99 2.20 6.52 1.68 3.54 1.66 ‐2.30 1.34 34.09 ‐57.83 60.79
Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2010 + SLR 50 Selisih Perubahan
Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2010 + SLR 50 Selisih Perubahan
1.93 1.39 0.56 3.37 1.06 0.82 1.44 ‐0.33 0.26 74.66 ‐23.90 46.57 4.86 3.99 2.20 6.63 1.77 3.59 1.76 ‐2.22 1.39 36.27 ‐55.65 63.16
Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2015 Selisih Persen Perubahan
1.93 1.39 0.56 3.42 1.14 0.88 1.65 ‐0.25 0.32 86.18 ‐18.06 56.47