• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II JARINGAN WIRELESS 2.1 Konsep Wireless - Analisis Handoff Jaringan Umts Dengan Model Penyisipan Wlan Pada Perbatasan Dua Base Station Umts

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II JARINGAN WIRELESS 2.1 Konsep Wireless - Analisis Handoff Jaringan Umts Dengan Model Penyisipan Wlan Pada Perbatasan Dua Base Station Umts"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

JARINGAN WIRELESS

2.1 Konsep Wireless

Sistem jaringan tanpa kabel (Wireless) merupakan jaringan yang sangat

cepat berkembang dan banyak digunakan saat ini. Berkembangnya jaringan

komunikasi wireless dikarenakan kebutuhan pelanggan akan kecepatan transfer

data dan bandwidth yang besar sehingga dapat mengirimkan file dalam ukuran

besar dan cepat. Saat ini terdapat beberapa standar komunikasi seperti standar

komunikasi selular, IEEE 802.11(WLAN), dan IEEE802.16(WIMAX), serta

standar komunikasiwireless lainnya. Sistem komunikasi selular mengalami

perkembangan yang cukup pesat dari generasi awal 1G sampai generasi 4G.

Perkembangan sistem komunikasi selular secara bertahap dari hanya bisa

mengolah text dan suara hingga mengolah gambar dan video dengan kualitas

tinggi. Pada dasarnya sistem komunikasi selular mengunakan transmisi sinyal

yang dikirimkan dari Base station (BS) kepada MS. Setiap BS memiliki area

cakupan yang disebut cell dimana setiap MS akan tetap terhubung selama berada

di area sel atau disekitarnya[1].

(2)

7

Dapat dilihat pada Gambar 2.1 dimana jaringan wireless selalu

berkembang dengan pesat. Perkembangan sistem komunikasi wireless dimulai

pada tahun 1980an, ketika generasi pertama (1G) teknologi komunikasi

menyediakan komunikasi suara menggunakan frekuensi 900 MHz dan modulasi

analog. Generasi kedua (2G) dari jaringan wireless muncul pada tahun 1991

dimana telah menggunakan pensinyalan data digital. Teknologi 2G dapat

diklasifikasikan menjadi Time Division Multiple Access (TDMA) dan Code

Division Multiple Access (CDMA) dimana TDMA menjadi standar teknologi

untuk Global System for Mobile Communication (GSM) yang menjadi standar

komunikasi dunia dan CDMA menjadi standar yang umum digunakan di Amerika

dan sebagian wilayah Asia. Sebelum masuknya teknologi 3G, teknologi 2G

berkembang menjadi 2.5G dimana telah menyediakan beberapa keunggulan dari

jaringan 3G (menggunakan packet-switched) tetapi masih menggunakan

infrastruktur 2G. Standar 2.5G disebut juga General Packet Radio Service

(GPRS) untuk GSM yang digunakan seluruh dunia dan Enhanced Data rate for

GSM Evolution (EDGE) atau dikenal dengan standar 2.75G yang juga digunakan

diseluruh dunia kecuali jepang dan korea selatan. Sejak tahun 2003, jaringan

komunikasi bergerak telah menggunakan teknologi 3G atau dikenal juga sebagai

International Mobile Telecommunication-2000 yang disahkan oleh International

Telecommunication Union (ITU). Standar jaringan 3G termasuk CDMA2000 dan

Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang digunakan diseluruh

dunia. Kerugian dari penggunaan jaringan 3G yaitu harga yang mahal untuk

(3)

8

diganti, juga diperlukan perangkat MS yang memadai, serta harga lisensi

penggunaan spektrum sangat tinggi [1].

Berbeda dengan perkembangan jaringan selular, perkembangan jaringan

WLAN dimulai ketika teknologi komunikasi telah mencapai kebutuhan akan

transfer data video. Pada saat itu sangat dibutuhkan kecepatan transfer data yang

sangat cepat. Sistem komunikasi WLAN menggunakan standar yang berbeda

dengan sistem komunikasi selular. Sistem komunikasi WLAN mempunyai sebuah

AP sebagai sumber sinyal penghubung dengan MS. Sistem komunikasi WLAN

mempunyai area cakupan yang lebih kecil daripada jaringan selular. Namun

sistem komunikasi WLAN mempunyai transfer data yang sangat cepat. Untuk

dapat terhubung dengan jaringan WLAN maka MS harus melalui proses

autentikasi ke jaringan WLAN tersebut. Proses ini terkadang membutuhkan

password untuk jaringan yang diproteksi dengan password.

2.2 Sistem Komunikasi Selular

Sistem komunikasi selular mempertukarkan informasi yang didapat pada

perangkat pengguna MS dengan BTS (BaseTransceiverStation). Perangkat BTS

terdiri dari perangkat transmitter dan receiver seperti antena, amplifier dan

komponen lainnya yang berhubungan dengan sinyal dan pengolahan protokol.

Ukuran dari suatu BTS diusahakan agar tidak terlalu besar sehingga sistem

(4)

9 Gambar 2.2 Arsitektur jaringan selular[2]

Dari Gambar2.2 dapat dilihat arsitektur jaringan selular dimana MS

terhubung dengan BTS dan dikontrol oleh BTS. Umumnya beberapa BTS

dikontrol oleh sebuah BSC. Sebuah BSC terdiri dari fungsi control untuk kanal

radio pengaturan kanal dan pengaturan handoff. BTS dan BSC dihubungkan

dengan kabel langsung (fixedlines) ataupun hubungan radio point-to-point.

Hubungan antara BTS dan BSC ini membentuk Radio Access Network(RAN).

Untuk menghubungkan antar pelanggan digunakan switch yang disebut juga

Mobile Switching Center (MSC). Pada MSC dilakukan pencarian jalur,

pengolahan data dan segala fungsi switching dari sebuah node switching pada

sebuah jaringan telepon tetap seperti pada jaringan Integrated Services Digital

Network (ISDN). Perbedaan utama ISDN dan MSC adalah pada MSC harus

diperhitungkan alokasi dan administrasi dari kanal radio dan mobilitas dari

pengguna. MSC juga harus menyediakan fungsi tambahan untuk registrasi lokasi

pengguna dan handoff dari sebuah koneksi apabila pengguna bergerak dari sel

yang satu ke sel yang lainnya.

Dalam sebuah jaringan selular dapat memiliki MSC dengan setiap MSC

(5)

10

daerah metropolitan yang mempunyai trafik padat. Gateway MSC (GMSC)

menangani panggilan yang berasal dari jaringan telepon lokal. Interworking

Function (IWF) adalah bagian yang mengatur hubungan antara jaringan telepon

local (PSTN) dengan jaringan selular (ISDN). Sambungan internasional yang

dilakukan MS diatur oleh International Switching Center (ISC). Pada jaringan

selular GSM, memiliki beberapa jenis database seperti Home Location Register

(HLR), Visitor Location Register (VLR), Authentication Center (AUC), dan

Equipment Identify Register (EIR) [2].

HLR dan VLR berfungsi untuk menyimpan lokasi terkini dari sebuah MS.

Register ini juga menyimpan profil dari pengguna, yang kemudian digunakan

untuk keperluan administrasi dan pencatatan biaya penggunaan dari jaringan.

AUC berfungsi untuk menyimpan data yang berhubungan dengan keamanan

seperti kunci untuk enkripsi dan autentikasi. EIR berfungsi untuk menyimpan data

peralatan. Pengelolaan dan manajemen dari jaringan dilakukan di suatu tempat di

pusat yang disebut sebagai Operation and Maintenance Center (OMC). OMC

berfungsi sebagai administrasi dari pengguna, terminal, data pembayaran,

konfigurasi jaringan, operasi, pengawasan performa, dan pemeliharaan jaringan.

Bagian OMC bekerja berdasarkan konsep dari Telecommunication Management

Network (TMN) yang distandarisasi oleh ITU-T seri M.30.

2.2.1 Bentuk Sel

Pembagian pelayanan menjadi daerah-daerah yang kecil disebut dengan

sel. Setiap sel mempunyai daerah cakupannya masing-masing dan jumlahnya

(6)

11

sel pada dasarnya mempunyai sebuah BTS sebagai penghubung dengan

pelanggan. Ukuran sel pada sistem komunikasi selular dapat dipengeruhi oleh:

1. Kepadatan pada traffic.

2. Daya pemancar, antara BTS dan MS.

3. Faktor alam, seperti udara, laut, gunung, gedung-gedung, dan lain-lain

Bentuk jaringan sistem selular berkaitan dengan luas cakupan daerah

pelayanannya. Bentuk sel yang terdapat pada sistem selular digambarkan dengan

bentuk hexagonal dan lingkaran. Tetapi, bentuk heksagonal dipilih sebagai bentuk

pendekatan jaringan selular, karena dari sel yang lebih kecil diharapkan dapat

mencakup seluruh wilayah pelayanan[3].

2.3 Wireless LAN

Jaringan komunikasi lokal nirkabel atau WLAN adalah suatu jaringan area

lokal nirkabel yang menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya.

Standar Wireless Local Area Network (WLAN) diatur oleh lembaga IEEE.

Standar ini menggunakan Medium Acess Control (MAC) dan layer fisik pada

pengoperasiannya. Terdapat tiga jenis standar yang digunakan dalam frekuensi

yang berbeda. Ketiga jenis itu adalah 802.11a, 802.11b, dan 802.11g.

802.11a beroperasi pada band frekuensi 5GHz dan mempunyai kecepatan

maksimum sampai 54Mbps, yang mana lebih besar daripada 802.11b karena

802.11b bekerja pada band frekuensi 2.4 GHz dan kecepatan maksimum sampai

11 Mbps. 802.11g merupakan standar yang digunakan oleh WLAN. Standar ini

beroperasi pada band frekuensi 2.4 GHz dan mempunyai kecepatan maksimum

(7)

12

yang digunakan, seperti Distributed Coordination Function (DCF) dan Point

Coordination Function (PCF). Pada saat ini penggunaan protokol DCF lebih

banyak dipakai karena tidak rumit, mudah untuk diimplementasikan dan

terjangkau. DCF adalah dasarlayer fungsi dari MAC WLAN yang menggunakan

Carrier Sense Multiple Access (CSMA) juga dengan penambahan Collision

Avoidance (CA) untuk menyelesaikan masalah kolisi saat paket dikirim secara

bersamaan[3].

2.3.1 Komponen Wireless LAN

Komponen penyusun suatu jaringan WLAN pada [3] yaitu:

1. Mobile Station (MS)

Pada jaringan WLAN MS merupakan komponen yang esensial. Dalam

jaringan WLAN MS dapat terhubung dengan MS lainnya ataupun dengan AP

yang terhubung dengan jaringan kabel. MS dapat berupa PC, Laptop atau

Smartphone yang mempunyai Network Interface Card (NIC).

2. Access point (AP)

Pada jaringan wireless ataupun kabel, AP berfungsi sebagai transceiver yang

dapat mengirim, menyimpan dan menerima data. AP juga dapat berfungsi

sebagai jembatan antara jaringan kabel dan wireless. Pada jaringan kabel AP

berfungsi sebagai penghubung dengan server dengan MS. Sedangkan pada

jaringan wireless AP berfungsi seperti Base station (BS), yang

(8)

13 2.3.2 ProtokolWireless LAN

Pada model layer OSI, standar 801.11 terbagi menjadi dua layer yaitu

layer data link dan layer fisik. Gambar 2.3 menunjukan protokol wireless LAN.

Logical Link Control sublayer

Medium Access Control Sublayer

Physical Layer Convergence Protocol sublayer

FHSS IR DSSS HR-DSS OFDM

P

Gambar 2.3Protokol IEEE 802.11[3]

Standar IEEE 802.11 membagi layer data link menjadi dua sub layer

yaitu:

1. Logical Link Control (LLC)

2. Medium Access Control (MAC)

Sublayer LLC memastikan selama proses tatap muka dengan layer

network, protokol 802.11 menggunakan format standar dan juga berfungsi untuk

memastikan transparansi dari hardwaredan protokol dengan layer diatasnya.

Standar 802.11 menjelaskan dua tipe dari sublayer MAC seperti Distributed

Coordination Function (DCF) dan Point Coordination Function (PCF).

Pada mode DCF data asynchronous dikirim untuk mengontrol akses ke

data, DCF menggunakan Carrie Sense Multiple Access (CSMA) dengan Collision

Avoidance (CA). PCF bertujuan untuk pengaturan waktu pelayanan. Pada PCF,

(9)

14

pengaturan waktu pelayanan dan Quality of Service (QoS), bandwidth dapat

dialokasikan secara rata.

Standar 802.11 juga membagi layer fisik menjadi dua sublayer. Untuk

menawarkan interface fisik pada layer MAC yang mana memutuskan sendiri

teknologi transmisinya, Physical Layer Convergence Protocol (PLCP) sangat

dibutuhkan. Pada awal teknologi infrared dan transmisi radio (FHSS dan DSSS)

hanya tiga transmisi yang diketahui, serta pertama kali standar IEEE 802.11

diperkenalkan. Setelah 802.11a dan 802.11b ditemukan, teknologi transmisi juga

bertambah seperti HR-DSSS dan OFDM [3].

2.4 Propagasi Sinyal

Rugi propagasi (Propagation Loss) mencakup semua pelemahan yang

diperkirakan akan dialami sinyal ketika berjalan dari base station ke mobile

station. Mekanisme perambatan gelombang elektromagnetik secara umum sangat

dipengaruhi oleh efek pantulan (reflection), difraksi dan hamburan

(scattering).Gambar 2.4 menjelaskan bagaimana fenomena propagasi oleh

lingkungan.

Gambar 2.4 Fenomena Propagasi Oleh Lingkungan[4]

Adanya pemantulan dari beberapa objek dan pergerakan mobile satation

(10)

15

yang diterima tersebut mengalami path loss. Path loss akan membatasi kinerja

dari sitem komunikasi bergerak sehingga memprediksikan path loss merupakan

bagian yang penting dalam perancanaan sistem komunikasi bergerak[4].

Pancaran gelombang elektromagnetik yang dikirim oleh sumber akan

merambat di ruang bebas menggunakan pola radial simetris pada keadaan

idealnya. Variasi level sinyal yang diterima penerima dibagi menjadi tiga

komponen, yaitu; model pathloss, shadowing, dan multipath[4,5].

keterangan pathloss

Pathloss dan shadowing

Pathloss, shadow fading dan fast fading 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑑𝑑

𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑝𝑝𝑑𝑑𝑝𝑝 𝑐𝑐𝑑𝑑𝑡𝑡(dB)

log⁡(𝑗𝑗𝑑𝑑𝑡𝑡𝑑𝑑𝑗𝑗)

Gambar 2.5 Grafik pathloss, shadowing dan fast fading[5]

Dari Gambar 2.5 dapat dilihat grafik pathloss yang semakin acak akibat

adanya shadow fading dan fast fading.

2.4.1 Parameter Propagasi

Level kuat sinyal yang diterima (RSS) oleh MS dipengaruhi oleh 3

komponen, yaitu[4,5,6] :

1. Redaman Pathloss

Pada komponen pathloss, sinyal diterima MS dari BTS diperoleh oleh tiga

(11)

16

dan rugi-rugi difraction. Hal ini mengakibatkan sinyal mengalami redaman yang

bergantung pada beberapa variabel yaitu variabel yang dapat dikontrol seperti

frekuensi, tinggi antena; variabel yang dapat diukur seperti jarak; dan variabel

tidak dapat dikontrol juga tidak dapat diukur secara pasti seperti bukit topografi

lingkungan dan lembah. Jadi, pengaruh keseluruhan faktor ini diperkirakan

sebagai pathloss. Faktor pathloss terjadi akibat sinyal mengalami rugi-rugi dari

pemancar dan pengaruh dalam kanal radio. Variasi daya sinyal akibat pathloss

terjadi pada jarak 100 sampai 1000 meter .

2. Shadow Fading

Shadowing atau slow fading merupakan fluktuasi daya rata-rata sinyal

terima disekitar letak kejadian fluktuasi cepat, dengan perubahan sinyal yang

lambat. Fenomena shadowing terjadi kerena adanya penghalang antara pemancar

dan penerima dilingkungan yang memiliki kontur yang menonjol seperti

pegunungan, hutan, bangunan, dan persimpangan jalan. Sinyal yang terhalangi

akan mengalami redaman karena sinyal mengalami absorption, reflection,

difraction dan scatter. Variasi sinyal karena shadowing sebanding dengan panjang

objek penghalang antara pemancar dan penerima yang terjadi pada jarak 10

sampai 100 meter .

3. Fast Fading

Fast fading terjadi karena sinyal yang merambat dari transmitter ke

receiver dapat melalui beberapa jalur propagasi atau disebut dengan propagasi

multipath.Multipath terjadi karena sinyal dipantulkan dari objek seperti bangunan,

dinding dan pegunungan, sehingga level sinyal yang diterima merupakan

(12)

17

dan sudut datang dipenerimaan. Hal ini dapat menyebabkan sinyal saling

menguatkan (konstruktif) atau menurunkan (destruktif). Fenomena multipath ini

menyebabkan sinyal diterima mengalami fluktuasi daya cepat atau fast fading

dalam waktu singkat.Multipath fading atau fast fading dalam tugas akhir ini

diabaikan, karena korelasi jarak yang pendek dan diasumsikan penerima dapat

mengatasinya dengan efektif.

2.5 Sistem Handoff

Handoffmerupakan proses dimana terjadi perpindahan pelayanan dari satu

sel ke sel yang lain, dikarenakan parameter propagasi sinyal tidak lagi memenuhi

batas threshold untuk dilayani oleh BS yang sebelumnya. Proses ini membutuhkan

informasi yang akurat dari perangkat maupun BS untuk meminimalkan adanya

kegagalan proses handoff. Handoff juga merupakan elemen penting dari suatu

jaringan wireless, karena keterbatasan dari setiap jaringan untuk dapat melayani

pelanggannya disegala tempat dan waktu[7,8]. Oleh karena itu, penggunaan

metode dalam menentukan proses handoff sangatlah penting.

2.5.1 Jenis-jenisHandoff

Banyaknya jenis handoff merupakan bentuk adanya peningkatan dalam

mengutamakan keterhubungan antara MS dengan BS yang ada. Jenis

handoffterbagi berdasarkan proses transfer kanal, kontrol handoffdan jenis

jaringan.

(13)

18

Pembagian berdasarkan proses transfer kanal, maka handoff dibagi atas

dua yaitu [4,8]:

1. Hardhandoff

Pada jenis hardhandoff, hubungan MS dengan BS yang sedang

melayaninya akan terputus sebelum terbentuk hubungan baru dengan BS lainnya.

Proses terputusnya hubungan ini harus berlangsung sangat cepat, unutk

mempertahankan kualitas pelayanan. Proses ini biasanya disebut dengan break

before make. Ketika proses ini terjadi, biasanya user tidak akan menyadari adanya

pemutusan hubungan, selain itu untuk mencegah terputusnya transmisi data maka

akan terjadi antrian dari data yang ditransmisikan.

2. Soft handoff

Proses ini terjadi apabila MS terhubung dengan dua atau lebih BS dalam

jangka waktu yang bersamaan. Proses handoff akan benar-benar terjadi apabila

MS telah memutuskan hubungan dengan BS lainnya dan hanya terhubung dengan

satu BS saja. Kejadian ini disebut juga dengan make before break. Dikarenakan

terhubunganya MS dengan beberapa BS, maka biasanya dalam setiap

hubungannya MS menggunakan frekuensi yang sama sehingga tidak perlu terjadi

pergantian kanal ketika MS dilayani oleh BS yang berbeda.

2.5.1.2Berdasarkan Kontrol Handoff

Dalam proses handoff, kerjasama antara MS dan BS sangatlah mutlak.

Informasi yang diterima dari MS dan BS merupakan model dari terjadinya proses

handoff. Keputusan akan terjadinya handoff dikontrol oleh satu bagian yang

(14)

19

Beberapa jenis kontrol keputusan handoff yang ada yaitu [8]:

1. Network controlled handoff (NCHO)

Pada generasi pertama sistem selular seperti advanced mobile phone

system (AMPS), NCHO digunakan sebagai pengontrol terjadinya handoff atau

dengan kata lain pusat switching mobile dari jaringan selular bertanggung jawab

atas seluruh keputusan handoff. Pada handoff jenis ini, jaringan mengukur kuat

sinyal dan kepadatan trafik yang diperlukan untuk proses handoff.

2. Mobile assisted handoff (MAHO)

Penggunaan sistem NCHO membebankan jaringan untuk menangani

seluruh keputusan handoff sehingga akan sangat mengganngu kinerja jaringan.

Untuk mengurangi beban yang ditanggung jaringan maka pada sistem MAHO,

MS bertanggung jawab untuk melakukan pengukuran kuat sinyal yang diterima

dan mengirimkannya kepada BS. Dengan adanya pengukuran yang diterima, BS

atau jaringan akan memutuskan apakah handoff akan dilakukan atau tidak. Sistem

MAHO ini digunakan pada jaringan selular GSM. Pada umumnya handoff akan

berlangsung selama satu detik. Beban yang harus ditangani MS dapat

melemahkan performa dari MS itu sendiri. Dengan memilih kondisi yang tepat

maka proses bantuan pemilihan jaringan tentu sangat berguna.

3. Mobile Controlled handoff (MCHO)

Pada sistem ini, perangkat MS akan diberikan fungsi kontrol. Pengukuran

akan dilakukan bersama-sama oleh MS serta BS dan hasilnya akan dikirimkan

(15)

20

digunakan pada DECT (Digital European Cordless Telephone) dengan waktu

pelaksanaan handoff sekitar 100-500 milisekon.

4. Network Assited Handoff (NAHO)

Sistem ini akan terjadi jika jaringan yang ada mengumpulkan informasi

agar MS dapat melakukan proses handoff. Sistem ini mengutamakan MS sebagai

controller dan jaringan yang membantunya.

2.5.1.3Berdasarkan Jenis Jaringan

Jaringan telekomunikasi yang tersedia saat ini mempunyai teknologi

standar komunikasi yang berbeda-beda, sehingga proses handoff juga terbagi

berdasarkan jaringannya. Terhadap dua jenis jaringan yaitu homogen dan

heterogen, dimana proses handoff juga terbagi dua yaitu [9]:

1. Horizontalhandoff (HHO)

Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi suatu MS yang sedang

melakukan panggilan bergerak menjauhi BS yang sedang melayaninya. Begitu

MS bergerak menuju batas terluar dari area cakupan yang dilayani BS maka

kualitas dan kuat sinyal yang diterima oleh MS akan menurun. Pada saat yang

sama, ketika MS berada di batas terluar dari cell, MS tersebut menerima sinyal

yang lebih kuat dari BS di sekitarnya. Pada tahap ini kontrol dari MS akan

dialihkan ke BS baru, peristiwa ini disebut juga handoff. Untuk jaringan yang

mempunyai kesamaan teknologi (homogen) atau intra-systemhandover maka

proses handoff akan disebut horizontalhandoff. Horizontalhandoffumumnya

(16)

21

2. Verticalhandoff (VHO)

Verticalhandoff merupakan proses handoff yang terjadi antar jaringan yang

teknologinya berbeda atau inter-systemhandoff. Dikarenakan terjadi pada jaringan

yang standar teknologinya berbeda maka verticalhandoff membutuhkan

parameter-parameter tambahan serta layerpenghubung antar jaringan tersebut. Hal

ini juga yang membuat verticalhandoff mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi

dan lebih menantang daripada horizontalhandoff. Proses vertical handoff juga

membutuhkan aplikasi layer yang menghubungkan antara jaringan dengan standar

teknologi yang berbeda.

2.5.2 Teknologi VerticalHandoff

Teknologi vertical handoff bekerja pada jaringan heterogen yang

mempunyai standar teknologi yang berbeda. Perbedaan proses verticalhandoff

dengan horizontalhandoff bisa dilihat pada Gambar2.6.

Gambar2.6Perbedaan HorizontalHandoff dan VerticalHandoff[10]

Dari Gambar 2.6 diatas dapat dilihat bahwa horizotalhandoff dapat terjadi

pada jaringan yang homogen seperti antara jaringan selular 3G. Sedangkan

verticalhandoff dapat terjadi pada jaringan heterogen seperti MS yang bergerak

(17)

22

Terdapat dua klasifikasi yang membedakan verticalhandoff dengan

horizontalhandoff yaitu:

1. Upward dan downward

Upward verticalhandoff terjadi pada jaringan dengan area coverage yang

kecil dan kecepatan data yang tinggi menuju jaringan dengan area coverage yang

besar tapi memiliki kecepatan data yang kecil. Sedangkan

downwardverticalhandoff terjadi sebaliknya dimana MS yang berada pada

jaringan dengan coverage yang besar tetapi kecepatan data yang kecil menuju

jaringan dengan coverage yang kecil dan mempunyai kecepatan data yang tinggi.

Sebagai contoh dapat dilihat pada jaringan selular 3G dan WLAN. Jaringan

WLAN mempunyai area coverage yang lebih kecil dengan kecepatan data yang

tinggi sedangkan jaringan selular 3G mempunyai area coverage yang besar

dengan kecepatan data yang kecil.

2. Imperative dan alternative

Imperative verticalhandoff terjadi berdasarkan kuat sinyal yang diterima

dari BS atau AP. Sistem ini juga umumnya digunakan pada horizontalhandoff.

Pelaksanaan imperativeverticalhandoff harus cepat agar MS selalu terhubung

dengan jaringan. Sedangkan alternativeverticalhandoff memberikan MS performa

yang lebih baik. Alternativeverticalhandoff terjadi berdasarkan parameter

performa jaringan seperti bandwidth dan faktor harga dari jaringan tersebut.

Verticalhandoff ini dapat terjadi ketika MS berada pada jaringan 3G dan menuju

area jaringan WLAN, walaupun sinyal yang diterima MS dari jaringan 3G tidak

(18)

23 2.6 Proses VerticalHandoff

Terdapat tiga bagian dari proses verticalhandoff seperti [1]:

1. Network discovery

Merupakan proses dimana MS mencari jaringan wireless yang dapat

dicapai. Sebuah perangkat MS dengan banyak interface harus mengaktifkan

interface untuk menerima layanan iklan, yang dikirimkan secara umum oleh

jaringan wireless dengan teknologi yang berbeda. MS dapat mengetahui apakah

jaringan wireless dapai dicapai jika layanan iklannya dapat diterima.

Bagaimanapun, jika mengaktifkan semua interface secara bersamaan akan

membutuhkan konsumsi daya baterai yang sangat besar bahkan tanpa mengirim

ataupun menerima paket data apapun. Oleh karena itu, pengaktifan semua

interface bersifat kritis. Waktu yang dibutuhkan untuk menemukan jaringan

wireless juga harus cepat, agar MS dapat segera mendapatkan keuntungan dari

jaringan baru tersebut.

Efisiensi daya serta waktu pencarian sangat penting dalam meningkatkan

performa metode sistem penemuan jaringan. Interface dapat diaktifkan secara

berkala untuk menerima layanan iklan. MS yang mengaktifkan sistem pencarian

jaringan dengan frekuensi tinggi dapat menemukan jaringan lebih cepat tapi

menggunakan daya baterai yang sangat besar. Sedangkan MS yang mengaktifkan

sistem pencarian jaringan dengan frekuensi rendah dapat menghemat daya baterai

(19)

24

Pilihan dalam menentukan daya baterai atau waktu pencarian sangat penting

dalam proses ini.

2. Handoff decision

Keputusan handoff adalah kemampuan untuk memilih kapan handoff akan

terjadi dan pada jaringan mana akan dilakukan proses handoff. Keputusan dalan

verticalhandoff tergantung dari beberapa parameter yang terdapat pada jaringan

yang mana MS terhubung dan kepada jaringan yang akan dilakukan proses

handoff. Keputusan untuk melakukan handoff dari MS dapat dilakukan oleh agen

handoff yang terdapat pada perangkat MS tergantung pada beberapa parameter

seperti bandwidth jaringan, cakupan jaringan, cost, keamanan, QoS, dan ketetapan

MS.

3. Handoff triggering

Handoff triggering membutuhkan transfer data secara langsung dari paket

data menuju link jaringan baru untuk mengatur routing dari MS menuju jaringan

PoA yang baru. Sehingga dibutuhkan pengiriman informasi routing dari jaringan

yang digunakan MS kepada router dari jaringan baru agar dapat meneruskan paket

data. Jika jaringan telah dapat bekerja dalam standar jaringan yang berbeda, maka

transfer paket menuju jaringan baru akan membutuhkan transfer informasi

tambahan yang berguna dalam proses handoff menuju jaringan yang berbeda.

Tujuan dari transfer konteks dari MS menuju jaringan baru adalah untuk

meminimalkan delay yang terjadi dalam proses pembentukan jalur koneksi MS.

(20)

25

Beberapa parameter yang menjadi kriteria dalam

melakukanverticalhandoff seperti [10]:

1. Received Signal Strength (RSS)

Merupakan kriteria yang paling sering digunakan karena sangat mudah

untuk diukur dan secara langsung mempengaruhi kualitas layanan. Terdapat

hubungan dekat antara pembacaan RSS dan jarak dari MS kepada pusat jaringan.

Umumnya, pengukuran RSS dilakukan pada horizontalhandoff yang juga dapat

digunakan dalam proses verticalhandoff.

2. Bandwidth

Pengukuran dari sumber komunikasi data yang tersedia dan disimbolkan

dengan bit/s. merupakan indikator yang baik dari kondisi laju komunikasi pada

jaringan.

3. Konsumsi daya

Menjadi parameter kristis terutama jika baterai MS melemah. Pada

beberapa situasi, lebih baik melakukan handoff pada jaringan yang dapat

memperpanjang umur baterai.

4. Monetary cost

Untuk jaringan yang berbeda, ada terdapat perbedaan biaya dari layanan

yang diterimanya. Hal ini juga dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan

handoff.

5. Keamanan

Untuk beberapa aplikasi, kenyamanan dan integritas dari data yang

Gambar

Gambar 2.1 Perkembangan jaringan wireless[1]
Gambar 2.2 Arsitektur jaringan selular[2]
Gambar 2.3Protokol IEEE 802.11[3]
Gambar 2.4 Fenomena Propagasi Oleh Lingkungan[4]
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian Profil Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.. Bank

Pendekatan berbeda yang digunakan oleh Pusdalops PB Sumatera Barat dan Pusdalops PB Kota Padang menghasilkan arahan yang berbeda. Kota Padang menyebarkan arahan

Remaja yang mengikuti homeschooling memiliki keterbatasan dalam sosialisasi teman sebaya jika dibandingkan dengan sekolah formal, remaja dapat bertemu dengan banyak teman

Menurut peneliti kumpulan cerpen ini pantas untuk diteliti karena tokoh-tokoh maupun jalan cerita yang ada dalam kumpulan cerpen tersebut sangat menarik dan unik

Berdasarkan hasil pengamatan uji duo-trio yang telah dilakukan maka didapatkan hasil bahwa dari 25 panelis terlatih yang memberikan nilai yang sama atau yang

MARS Indonesia tentang tingkat kepuasan peserta Askes Sosial terhadap pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) pada rumah sakit di Kota Medan tahun 2008

Perubahan prekarsinoma pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul

rencana pemecahan masalah siswa tidak menggunakan intuisi. Dalam memeriksa kembali pemecahan massalah geometri, siswa menggunakan intuisi konklusif, yaitu memeriksa