BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun dimasa akan
datang. Informasi yang akurat, tepat waktu, dan lengkap sangat dibutuhkan
investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
investasi. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham
pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah
menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu
menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal
baik (good news) atau sinyal buruk (bad news).
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal.
Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat
asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan
mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan
datang daripada pihak luar (investor, kreditor).
Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya
keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan
kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh:
investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau
bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.
Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna
bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada
dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan
untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis,
termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari
laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna
untuk pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya analisis terhadap
laporan arus kas, maka investor diharapkan akan dapat mengambil
keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi
tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.
2.1.2 Teori Asimetri Informasi (Assymetric Information Theory)
Menurut Husnan (2003 : 325) dalam Martha Anna Siagian (2011),
mengatakan Assymmetric Information atau ketidaksamaan informasi
adalah situasi di mana manajer memiliki yang berbeda (yang lebih baik)
investor. Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga
yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai
perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu caranya
adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar tentang informasi
keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidapastian
mengenai prospek perusahaan yang akan datang, dengan demikian
penerbitan laporan arus kas dan laporan laba rugi sebagai salah satu bagian
dari laporan keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi
keuangan perusahaan dan mengurangi informasi asimetris.
2.1.3 Laporan Laba Rugi
Menurut Warren Reeve Fess (2006 : 25) “Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu
berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching concept)”.
Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap
beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih (net income atau net profit). Jika beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss).
Beberapa tujuan khusus yang lebih rinci dari laporan laba rugi
antara lain (Faisal Abdullah: 2004 dalam Wenny Wijayanti: 2012) :
1. Untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba. 2. Penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan
3. Penggunaan laba sebagai pengukuran keberhasilan serta pedoman pengambilan keputusan manajerial dimasa yang akan datang.
4. Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen. 5. Penggunaan laba sebagai dasar pengenaan pajak, sebagai alat
pengawasan perusahaan yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penggunaan laba sebagai sarana bagi para ekonom untuk mengevaluasi sumber daya.
2.1.3.1 Laba Kotor
Yang dimaksud dengan laba kotor adalah selisih antara
hasil penjualan dan harga pokok penjualan. Meskipun untuk
menghitung laba dari operasi, laba kotor tersebut masih harus
dikurangi dengan biaya-biaya operasi (biaya penjualan, biaya
administrasi, dan biaya umum), namun laba kotor perlu mendapat
perhatian yang cukup. Dalam perusahaan yang sudah berjalan
lancar biasanya terdapat hubungan yang stabil antara laba kotor dan
hasil penjualan bersih (D.Hartanto : 1981).
Analisis laba kotor merupakan proses analisa yang
berkelanjutan dan harus dilaksanakan dengan efektif. Analisa laba
kotor ini dapat dilakukan seperti melakukan analisis biaya standar
dimana setiap perbedaan akan segera diketahui. Laba kotor sering
juga disebut dengan Gross Margin yang merupakan kelebihan
2.1.3.2 Laba Bersih
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002 : 67) “laba bersih
mencerminkan semua pos laba dan rugi selama satu periode,
kecuali koreksi masa lalu”. Koreksi masa lalu disajikan sebagai
penyesuaian atas saldo awal laba yang ditahan.
Berdasarkan PSAK No.25 paragraf 08 (2007) menyatakan: “Biasanya semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode tercakup dalam penetapan laba atau rugi bersih untuk periode tersebut, termasuk juga pos luar biasa dan dampak perubahan estimasi akuntansi. Tetapi dalam keadaan tertentu mungkin diperlukan untuk mengeluarkan unsur-unsur tertentu dari laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pernyataan ini menyangkut dua kondisi tertentu: koreksi atas kesalahan yang mendasar dan dampak perubahan kebijakan akuntansi .
2.1.4 Laporan Arus Kas
Menurut PSAK No.2 (IAI 2009) “laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk
mengevaluasi perubahan dalam asset bersih entitas, struktur keuangan dan
kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah”.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (1999 : 217) “tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang.
2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar dividen, dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.
4. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
2.1.4.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities). Arus
kas umumnya berasal dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih.
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas
operasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2 paragraf 14, 2009)
antara lain:
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain-lain;
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; 4. Pembayaran kas kepada karyawan;
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi;
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali bila dapat diidentifikasi secara khusus;
7. Penerimaan atau pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdaganganl
2.1.4.2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Menurut Warren Reeve Fess (2006 : 28) “Arus kas dari
aktivitas investasi melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau
termasuk pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak
ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan
menagih pinjaman.
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan arus kas dari
aktivitas investasi menurut menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2
paragraf 16, 2009) antara lain:
1. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang dibangun sendiri;
2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lain;
3. Pembayaran kas untuk membeli instrument utang atau instrument ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrument yang dianggap setara kas atau instrument yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);
4. Kas yang diterima dari penjualan instrument utang dan instrument ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrument yang dianggap setara kas atau instrument yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);
5. Uang muka atau pinjaman yang diberikan kepada pihak lain(selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
7. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan
8. Pembayaran kas dari futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts
kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan;
2.1.5 Return Saham
Menurut Jogiyanto (2000) dalam Wenny Wijayanti (2012)” return
merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai
hasil investasinya”. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi pada
suatu perusahaan meliputi faktor internal dan faktor eksternal perusahaan
tersebut.
Menurut Abdul Halim (2005) dalam Wenny Wijayanti (2012) ,
komponen pengembalian (return) meliput i:
1. Untung atau rugi modal (capital gain/loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investasi yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder.
2. Imbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik. Misalnya berupa dividen atau bunga yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan.
Menurut Jogiyanto (2003 : 109), return dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:
1. Return Realisasi
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis.
Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dari risiko dimasai datang.
Return exspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,
return exspektasi sifatnya belum terjadi.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh komponen
laporan laba rugi dan komponen arus kas terhadap return saham antara lain:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
Mohsen laporan laba rugi dan komponen laporan arus kas terhadap return saham
Variabel independen: Laba Kotor, Laba Operasi, Laba sebelum Pajak, Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Arus kas Pengembalian Investasi dan Penerimaan Hutang, Arus Kas Penerimaan Pajak dan Arus kas Pendanaan.
Variabel Dependen: Return Saham
menunjukkan bahwa antara komponen laporan laba rugi, laba bersih dan diantara komponen laporan arus kas, arus kas dari kegiatan investasi memiliki hubungan yang kuat dengan return saham. namun, hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara return saham dan komponen laporan laba rugi yang cukup signifikan terhadap arus kas.
Hardian Hariono Sinaga (2010)
Analisis pengaruh total arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi terhadap return saham
Variabel independen: Total Arus kas, Arus kas dari aktivitas operasi, Arus kas dari aktivitas investasi, Arus kas dari aktivitas pendanaan, dan Laba Akuntansi
Menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dan negatif antara arus kas operasional terhadap
Variabel Dependen: Return Saham
ada pengaruh yang signifikan antara arus kas investasi terhadap
expected return saham secara parsial; tidak ada pengaruh yang signifikan antara arus
kas pendanaan terhadap expected
return saham secara parsial; ada pengaruh yang signifikan dan positif antara laba kotor terhadap
expected return saham secara parsial; dan ada
pengaruh yang signifikan dan positif
antara ukuran perusahaan (size)
terhadap expected return saham secara parsial. kas, dan ukuran perusahaan
and Other Textile Products, dan Automotive and Allied Products
yang terdaftar di BEI tahun 2004-2005
Variabel Independen: Laba akuntansi, Arus kas dari aktivitas Operasi, Arus kas dari aktivitas Investasi, Arus kas dari aktivitas pendanaan dan Ukuran perusahaan.
Variabel Dependen:
cummulative Abnormal Return (CAR).
menunjukkan bahwa peningkatan laba dan arus kas investasi berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan
cummulative
abnormal return.
daripada informasi yang terkandung dalam arus kas operasi, arus kas pendanaan, dan ukuran perusahaan.
Martha Anna Siagian (2011)
Analisis pengaruh laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan
industry dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009
Variabel Independen: laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan. terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, dan arus kas
dari aktivitas pendanaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham,
sedangkan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan.
terhadap expected return saham pada perusahaan
industry textile Mill Products, Apparel and Other Textile
Variabel Independen: Arus kas dari aktivitas Operas, Arus kas dari aktivitas Pendanaan, Arus kas dari aktivitas Investasi, Laba Kotor, dan size perusahaan.
Variabel Dependen:
Expected Return Saham
menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap
expected return
saham. laba kotor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected
return saham. size
perusahaan
Products, dan
Automotive and Allied Products
yang terdaftar di BEJ tahun 1998-2004
yang signifikan terhadap expected
return saham. sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap
expected return
saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dari pola hubungan antara variabel yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:
Laba Kotor Perusahaan per saham
Laba Bersih Perusahaan Per saham
Arus kas Operasi Perusahaan Per saham Arus Kas Investasi Perusahaan Per saham
R
Komponen Arus Kas
Laba Bersih Persaham (X1)
Laba Kotor Persaham (X2)
Arus Kas Operasi Persaham (X3)
Dari gambar di atas dapat dijelaskan hubungan kausal antara laba kotor per
saham, laba bersih per saham, arus kas dari aktivitas operasi per saham, dan arus
kas dari aktivitas investasi per saham terhadap return saham. Kerangka konseptual
ini dapat berguna bagi para investor dalam memprediksi dan meramalkan return
saham dengan menfaatkan informasi yang berkaitan dengan pengaruh komponen
laporan laba rugi dan komponen arus kas.
Komponen laporan laba rugi terdiri dari laba kotor dana laba bersih, yang
menggambarkan keefesiensian kinerja suatu perusahaan. Komponen laporan laba
rugi tentunya memiliki hubungan yang positif terhadap return saham. Karena
semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan maka akan
semakin tinggi pula return sahamnya. Febrianto (2005) dalam Ninna Daniati dan
Suhairi (2006) menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan
gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat
erat pula hubungannya dengan return saham.
Komponen Laporan arus kas terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi,
arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Namun,
dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan arus kas dari aktivitas operasi,
dan arus kas dari aktivitas investasi. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan
pendapatan utama yang oleh perusahaan diharapkan bernilai positif (surplus) dari
tahun ke tahun. Arus kas operasi yang surplus dapat menambah pemasukan bagi
perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan menjadi lebih baik karena
bagi para pemegang sahamnya yang akan meningkatkan harga saham perusahaan
dan tentunya berpengaruh terhadap tingkat pengambilan (return) saham.
Arus kas dari aktivitas investasi berkaitan dengan perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) yang dilakukan oleh
perusahaan serta bentuk investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas yang
mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang. Aktivitas
investasi mencerminkan pengeluaran jasa sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas dimasa yang akan dating.
(Miller dan Rock:1985 dalam Ninna Daniati dan Suhairi 2006) melakukan
pengujian mengenai pengaruh investasi pada return saham. Hasil studi ini
menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus
kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh positif dengan return saham
pada saat pengumuman investasi baru.
2.4 Hipotesis
Menurut Erlina (2011 : 41) “hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris. Dari kerangka teoritis yang telah
diuraikan di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H1 : Komponen laporan laba rugi (Laba Kotor per saham dan Laba
Bersih per saham) secara parsial berpengaruh positif dan
H2 : Komponen arus kas (Arus kas Operasi per saham dan Arus kas
investasi per saham) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham.
H3 : Komponen laporan laba rugi (Laba Kotor per saham dan Laba
Bersih per saham) dan komponen arus kas (Arus Kas dari
aktivitas Operasi per saham dan Arus Kas dari Aktivitas Investasi
per saham) secara serempak berpengaruh positif dan signifikan