• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Berbagai Jenis Bahan Plastik Pada Alat Pengolahan Limbah Plastik Berbahan Bakar Tempurung Kelapa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Uji Berbagai Jenis Bahan Plastik Pada Alat Pengolahan Limbah Plastik Berbahan Bakar Tempurung Kelapa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Limbah Plastik

Plastik adalah bahan sintetis yang berasal dari minyak mineral, gas alam, atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sifat–sifat plastik pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Tahan korosi oleh atmosfer ataupun beberapa zat kimia.

2. Berat jenisnya cukup rendah, sebagian mengapung dalam air, tetapi umumnya lebih berat.

3. Beberapa cukup ulet dan kuat, tetapi kekuatannya di bawah logam. Akan tetapi karena berat jenis plastik lebih rendah, didapatkan perbandingan yang menarik antara kekuatan dan berat.

4. Kebanyakan bahan termoplastik mulsi melunak pada suhu yang sangat rendah, sedikit mempunyai wujud yang menarik dan dapat diberi warna, ada juga yang trasparan (tanpa warna)

(Amanto dan Daryanto, 2006)

Plastik termasuk kelompok polimer, yaitu merupakan proses penggabungan (proses polomerisasi) dari monomernya, sedangkan monomer adalah senyawa kimia organik yang mempunyai kemampuan untuk berpolimerisasi dan ini tergantung dari jenis monomer yang akan bergabung (Wargadinata, 2002)

(2)

(makromolekul atau polimer). Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang sering digunakan adalah Naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam. Sebagai gambaran, untuk membuat 1 kg plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi , untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya maupun kebutuhan energi prosesnya (Surono, 2013)

Limbah plastik merupakan masalah yang sudah dianggap serius bagi pencemaran lingkungan, khususnya terhadap pencemaran tanah. Salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam penanganan limbah atau sampah plastik ini adalah dengan mendaur ulang. Bahan plastik merupakan bahan organik yang tidak bisa terurai oleh bakteri. Dan alangkah baiknya jika limbah plastik tersebut dapat digunakan lagi dengan cara mendaur ulang dan dijadikan produk baru. Upaya pengelolaan daur ulang sampah plastik telah banyak dilakukan oleh pemerintah, seperti dengan menyediakan tempat sampah yang sudah dipecah menjadi beberapa kategori sampah (sampah basah dan sampah kering) (Vesilind et al, 2003).

(3)

Pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar cair dapat memberikan suatu solusi permasalahan limbah plastik yang selama ini menjadi masalah yang serius terhadap lingkungan. Untuk itu dalam penelitian ini dikembangkan alat pengolah limbah plastik sederhana berbasis teknologi pirolisis skala laboratorium. Selanjutnya dilakukan pengujian alat pada bahan baku limbah plastik yang mudah dijumpai dan dilanjutkan dengan analisis hasil proses tersebut (Naimah, 2012)

Limbah plastik yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dapat diolah menjadi energi. Proses perombakan limbah plastik menjadi energi dikenal dengan istilah cracking atau perengkahan yang terjadi pada plastik merupakan pemutusan ikatan rantai karbon penyusun plastik. Plastik tersusun atas molekul hidrokarbon yang berasal dari fraksi minyak bumi. Plastik mempunyai struktur paling sederhana adalah polyethylene (PE).umumnya susunanmolekul dari PE terdiri dari sekitar 1000 atom karbon didalam tulang punggungnya (Ermawati, 2011)

Polietilen

Polyethylene merupakan hasil reaksi polimerisasi dari monomer ethylene. Jika polimerisasi ethylene diproses pada tekanan tinggi akan menghasilkan Low Density Polyethylene (LDPE). Sebaliknya, pada tekanan yang relatif rendah akan menghasilkan Hight Density Polyethylene (HDPE) (Streptiadi, dkk, 2002)

(4)

polimer linear dan polietilena massa jenis rendah bercabang (Siburian dan Simbolon, 2008).

Polietilen mempunyai ketahanan terhadap larutan kimiawi, selain itu ulet dan fleksibel dengan adanya pengaruh suhu. Mempunyai suhu pelunakan yang rendah dan dapat dicetak dalam bermacam-macam bentuk. Penggunaan pokok untuk isolasi listrik, alat-alat dapur, boneka, dan sebagai lembaran untuk pembungkus (Amanto dan Daryanto, 2006).

HDPE (High Density Polyethylene)

Plastik HDPE merupakan salah satu dari tipe plastik polyethylene, HDPE memiliki struktur yang sederhana dan pada dasarnya memiliki struktur rantai polimer yang lumayan panjang. Rantai polimer ini lebih mudah menyesuaikan diri dengan ikatan rantai lainnya, karena itu HDPE memiliki tingkat kristalinitas tertinggi dalam polyethylene. HDPE juga memiliki berat molekul yang cukup tinggi untuk memperoleh tingkat kristalinitas antara 70-95% (Andrady, 2003).

HDPE memiliki kerapatan molekul yang lebih rapat dibandingkan dengan low density polyethylene (LDPE). HDPE juga memiliki kekakuan, ketahanan panas, dan permeabilitas dibandingkan dengan LDPE. HDPE diklasifikasikan sebagai homopolymers yang kaku, dan kopolimer yang lebih tahan terhadap kekuatan retak atau koyak. HDPE memiliki temperatur kerja mulai dari 212oF sampai 220oF di bawah kondisi beban rendah (PPC, 2009)

PET (Polietilen Tereftalat)

(5)

etilen glikol (EG) atau melalui proses transesterifikasi dimetil tereftalat (DMT) dan etilen glikol. PET banyak diaplikasikan penggunaannya sebagai bahan tekstil, botol minuman ringan dan film fotografi. Oleh karena fungsi yang bervariasi tersebut, PET mengalami peningkatan produksi yang luar biasa. Pada tahun 2000 sampai 2010, kebutuhan dunia akan PET meningkat dari 27.6 juta ton hingga 56,0 juta ton (Mega dan Atmaja, 2011)

PET merupakan polyester linear yang mempumyai titik leleh 265oC, polimer ini dibuat melalui reaksi polikondensasi yang depreparasi dari asam tereftalat dan etilena glikol, biasanya dibuat dalam bentuk padatan atau dalam larutan dengan memakai etelina glikol berlebih untuk menaikkan laju esterifikasi. Proses ini mul-mula menghasilkan polyester terminasi hidroksil yang berat molekulnya rendah, yang kemudian ditransesterifikasi dengan lepasnya glikol berlebih untuk memperoleh polimer berat molekul tinggi (Stevens, 1989)

Minyak Tanah (Kerosin)

(6)

Limbah Tempurung Kelapa

Tempurung kelapa terletakdibagian dalam kelapa setelah sabut. Pada

bagian pangkal tempurung terdapat 3 buah lubang tumbuh (ovule) yang

menunjukkan bahwa bakal buah asahnya berlubang 3 dan yang tumbuh biasanya

satu buah.

Tempurung kelapa merupakan lapisan yang keras dengan ketebalan antara

3 mm sampai 5 mm. Sifat kerasnya disebabkan oleh banyaknya kandungan silikat

(SiO2) yang terdapat pada tempurung tersebut. Dari berat total buah kelapa, antara

15% sampai 19% merupakan berat tempurungnya. Selain itu tempurung juga

banyak mengandung lignin. Sedang kandungan methoxyl dalam tempurung juga

hampir sama dengan yang terdapat dalam kayu. Pada umumnya, nilai kalor yang

terkandung dalam tempurung kelapa adalah berkisar antara 18200 kJ/kg hingga

49338,05 kJ/kg (Palungkun, 1999).

Tempurung kelapa dapat diolah menjadi arang yang merupakan bahan

baku pembuatan arang briket dengan proses karbonisasi. Arang tempurung

adalah arang yang dibuat dengan cara karbonisasi dari tempurung atau batok

kelapa. Pada proses pembakaran tempurung kelapa yang terdiri dari karbohidrat

yang sangat kompleks, akan menyebabkan suatu rentetan reaksi yaitu peruraian

secara termal serta menimbulkan panas sebagai hasil peruraian dari

bermacam-macam struktur molekul (Tirono dan Ali, 2011).

Alat Pengolahan Limbah Polimer

(7)

diperlukan perlakuan presortir dan tidak pula diperlukan kondisi yang harus bersih dari kotoran seperti: pasir, abu, kaca, logam, tekstil, air dan minyak bekas. Setiap satuan berat plastik, dapat menghasilkan: 70% minyak dan 16% gas. Sampah plastik yang telah dikelompokkan berdasarkan tipenya dibersihkan lalu dipotong-potong kemudian massanya ditimbang. Selanjutnya dimasukan dalam tabung atau instalasi pengolahan yang telah dirakit. Adapun jenis sampah plastik yang digunakan adalah jenis plastik PET (Polyethylene Terephtalate), HDPE (High Density Polyethylene), dan PP (Polypropylene) (Kadir, 2012).

Pirolisis

Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Proses dekomposisi pada pirolisis ini juga sering disebut dengan devolatilisasi. Produk utama dari pirolisis yang dapat dihasilkan adalah arang (char), minyak, dan gas. Arang yang terbentuk dapat digunakan untuk bahan bakar ataupun digunakan sebagai karbon aktif. Sedangkan

minyak yang dihasilkan dapat digunakan sebagai zat aditif atau campuran dalam bahan bakar (Santoso, 2010).

Faktor-faktor atau kondisi yang mempengaruhi proses pirolisis adalah :

1. Waktu

(8)

2. Suhu

Suhu sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan karena sesuai dengan persamaan Arhenius, suhu makin tinggi nilai konstanta dekomposisi termal makin besar akibatnya laju pirolisis bertambah dan konversi naik.

3. Ukuran Partikel

Ukuran partikel berpengaruh terhadap hasil, semakin besar ukuran partikel, luas permukaan per satuam berat semakin kecil, sehingga proses akan menjadi lambat.

4. Berat Partikel

Semakin banyak bahan yang dimasukkan,menyebabkan hasil bahan bakar cair (tar) dan arang meningkat

(Ramadan dan Ali, 2008).

Destilasi

Prinsip umum dari destilasi adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan tekanan uap pada suhu tertentu. Istilah destilasi merujuk pada pemisahan fisik dari sebuah campuran menjadi dua atau lebih fraksi yang memiliki titik didih yang berbeda.

(9)

berkondensasi dalam jumlah yang besar daripada bahan dengan titik didih yang lebih rendah (Caroline, 2011).

Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing.

Destilasi bertingkat memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama mudah menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah suatu proses destilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik pada plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak kondensat (Walangare, dkk., 2013).

Karakteristik Minyak Tanah Tabel 1. Karakteristik minyak tanah

(Departemen energi dan sumber daya mineral, 2007)

No Keterangan Minyak Tanah

(10)

Tabel 2. Karakteristik minyak tanah

(Harmel dan Harwioso, 2004)

No  Karakteristik  Minyak Tanah 1  Densitas (kg/m3)   900

Gambar

Tabel 2. Karakteristik minyak tanah

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilihat dari jarak responden dengan lokasi IPAL dapat diketahui bahwa kebanyakan yang menjawab tidak ada masalah adalah responden yang berdomisili agak jauh dari lokasi

Penerbitan izin usaha pertambangan mineral logam dan barubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah izin usaha pertambangan Daerah yang berada dalam 1

Dalam hal ini, material yang digunakan yaitu komposit PANi/SiO 2 dimana karakteristik dari PANi yaitu mencegah aliran ion-ion elektrolit yang dapat merusak bahan,

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

Name Position Address Number of Shares in Previous Month Percent of Shares in Previous Month Number of Shares in Current Month Percent of Shares in Current Month Controller

Hasil isolasi BAL dari 3 sampel biji kakao diperoleh 22 isolat BAL, empat isolat diantaranya memiliki potensi sebagai probiotik berdasarkan ketahanan pada kondisi

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan mengenai strategi dan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam problem solving yang kemudian penulis sesuaikan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis hubungan ekspresi Her- 2/Neu, skor Gleason dan kejadian metastasis tulang pada adenokarsinoma prostat