34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bugel 01 Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dari penelitian tindakan kelas
ini adalah siswa kelas 4 sejumlah 18 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan
8 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas 4 yang rata - rata berumur 11 tahun
menuju tahap berpikir konkret atau nyata.
Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa sangat beragam. Sebagian besar
berprofesi sebagai petani. Banyak siswa yang kurang dipantau dalam
perkembangan belajarnya. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, banyak
siswa yang asyik bermain sendiri, berbincang – bincang dengan temannya tanpa
memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, siswa kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sehingga dalam hal ini mempengaruhi hasil
belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA yang masih rendah.
3.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Pendekatan Inquiry, keadan
hasil belajar. Adapun rinciannya sebagai berikut:
a) Pendekatan Inquiry merupakan variabel independen atau variabel bebas
dalam penelitian ini. Pendekatan Inquiry adalah pembelajaran dengan
Standar Kompetensi (SK) yang digunakan pada penelitian ini SK 10.
Memahami Perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.
Kompetensi Dasar yang digunakan (KD) 10.1 Mendeskripsikan berbagai
penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari,
gelombang air laut) untuk siklus I Siklus II menggunakan SK 10. dan
(KD) Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
b) Hasil belajar adalah besarnya dari skor sikap, pengetahuan,dan
keterampilan.
3.3 Rencana Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dengan menggunakan model
Hopkins (Arikunto 2012:105) yang menggambarkan adanya tiga langkah,
meliputi: perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action) dan
observasi (observation), serta melakukan refleksi (reflecting). Rincian prosedur
tindakan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan oleh Hopkins dimodifikasi model.
Berdasarkan gambar 3.1, penelitian akan dilaksanakan melalui beberapa
siklus sampai proses belajar dan hasil belajar mencapai indikator kinerja yang
telah ditetapkan oleh peneliti. Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti PERENCANAAN
SIKLUS II PERENCANAAN
PELAKSANAAN/ TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI
SIKLIUS I
menyusun suatu perencanaan mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dan
diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan
dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan tentang jalannya tindakan dalam
pembelajaran. Setelah tindakan kemudian dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil
pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang
ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki
pada siklus berikutnya.
3.3.1. Rencana Tindakan Siklus I
Berdasarkan pembelajaran Pendekatan Inquiry pada mata pelajaran IPA
maka kegiatan siklus I dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan SK, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi
IPA yang akan diajarkan (terlampir halaman 166)
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (terlampir
halaman 166)
c. Menyiapkan alat peraga.
d. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa .
e. Menyusun lembar observasi keaktifan belajar siswa.
f. Menyusun soal tes formatif.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi tidak
dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena observasi dilakukan selama
tindakan berlangsung. Kepala sekolah berperan sebagai observer. Observer
mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam
mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Observer melakukan
observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi
keaktifan siswa.
Adapun gambaran pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
a) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.
b) Mempersiapkan media pembelajaran dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
c) Melakukan apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan.
d) Guru menyampaikan materi menggunakan alat peraga diiringi dengan tanya
jawab dengan siswa.
e) Pembagian kelompok, yakni kelompok soal dan kelompok jawab.
f) Siswa melakukan percobaan.
g) Siswa menunjukkan hasil percobaan masing – masing kelompok.
h) Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan.
i) Siswa mengerjakan soal.
j) Guru mengoreksi hasil penilaian.
3. Tahap Refleksi
Pada tahap ini perlu memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan
hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Kemudian melakukan
analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan atau
kelemahan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus pertama sebagai masukan
untuk siklus berikutnya. Berdasarkan data yang telah dianalisis tersebut maka
peneliti dapat menyimpulkan apakah semua kegiatan telah berjalan sesuai dengan
yang diharapkan atau tidak. Pada tahap refleksi juga dilakukan perencanaan tindak
lanjut siklus II untuk memperbaiki kekurangan siklus I.
3.3.2 Rancangan Siklus II dan seterusnya.
Rancangan siklus II dan seterusnya sama seperti pada siklus I, tetapi
dikembangkan berdasarkan refleksi siklus I dengan langkah-langkah seperti pada
siklus I. Penelitian dilakukan sampai semua indikator baik indikator proses
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu dengan teknik
observasi dan tes. Teknik observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru,
aktivitas siswa, dan keaktifan siswa. Sedangkan teknik tes digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa.
a) Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan aktivitas
guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa dalam menerapkan Pendekatan Inquiry
pada mata pelajaran IPA. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan
penilaian melalui pengisian lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan
lembar observasi keaktifan siswa pada setiap pertemuan. Masing-masing indikator
pada lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa
mempunyai rentang skor 1-4. Untuk menentukan apakah aktivitas guru dan
aktivitas siswa sudah berjalan baik atau belum, peneliti membuat 3 kategori yaitu
kategori baik, cukup, dan kurang dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh
peneliti pada masing-masing kategorinya. Dari jumlah skor yang didapatkan pada
masing-masing lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas
siswa kemudian disimpulkan termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang.
Dalam penelitian ini, salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil jika
jumlah skor dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar obsevasi aktivitas
siswa berada pada kategori baik.
Pada lembar observasi keaktifan siswa, peneliti juga membuat 3 kategori
keaktifan yaitu keaktifan tinggi, sedang, dan kurang dengan rentang skor yang
telah ditetapkan oleh peneliti. Dari jumlah skor yang didapatkan pada lembar
observasi keaktifan masing-masing siswa kemudian disimpulkan apakah termasuk
dalam kategori keaktifan tinggi, sedang, atau rendah. Dalam penelitian ini, salah
salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil jika minimal 75% siswa berada
pada kategori keaktifan tinggi.
b) Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan
diberikan pada siswa ialah berupa soal pilihan ganda. Tes dilakukan sebelum
tindakan, setelah tindakan siklus I, dan setelah tindakan siklus II. Dari hasil
belajar baik pada prasiklus, siklus I, dan siklus II kemudian masing-masing dibuat
tabel distribusi frekuensi. Setelah itu dibuat tabel ketuntasan hasil belajar IPA
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Dari tabel ketuntasan hasil belajar IPA kemudian
peneliti membuat data ketuntasan hasil belajar IPA kedalam bentuk diagram
batang.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar
observasi untuk mengukur aktivitas guru, aktivitas siswa, keaktifan belajar siswa,
dan butir soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
a) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru, aktivitas
siswa, dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan
Pendekatan Inquiry dari awal sampai akhir pembelajaran. Pengisian lembar
observasi ini dengan memberikan tanda checklist(√) pada kolom skor sesuai hasil
yang diamati observer terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa
pada setiap pertemuan. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu
skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru dan siswa yang
berupa angka ditarsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4 apabila pernyataan
pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa
dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan pada masing-masing indikator
penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan baik, skor 2 apabila
pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru
dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila pernyataan pada masing-masing
indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan kurang. Skala
likert biasa digunakan untuk memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134).
Berikut adalah tabel aktivitas guru dan aktivitas siswa di halaman berikut. Adapun
IPA disajikan dalam tabel 3.1
Tabel 3.1
Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang diamati Skor Perolehan
1 2 3 4
1. Pra Pembelajaran
1. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran atau alat peraga yang digunakan selama proses
pembelajaran.
2. Memeriksa kesiapan siswa .
2. Kegiatan Awal
3. Melakukan apersepsi 4. menyampaikan tujuan
pembelajaran. 3. Kegiatan Inti
5. Menyampaikan materi dengan alat peraga.
6. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang disampaikan.
7. Menjelaskan langkah – langkah permainan Pendekatan Inquiry. 8. Membagi siswa ke dalam 4
kelompok.
9. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang sudah disampaikan
10.Didalam kelompok saling membantu untuk merumuskan jawaban yang tepat.
11.Mengawasi aktivitas siswa dan memberikan bantuan siswa selama pembelajaran berlangsung.
12.Memanggil masing – masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
sudah disampaikan masing – masing kelompok.
14.Memberikan konfirmasi tentang jawaban dari hasil presentasi. 3. Kegiatan Akhir
15.Menyimpulkan materi yang dipelajari.
16. Melakukan refleksi. Total
Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator aktivitas guru selama
proses pembelajaran maka kemudian disimpulkan apakah aktivitas siswa
termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Pedoman pengkategorian
aktivitas guru disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Kategori Aktivitas Guru
Tabel 3.3
Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa No Aspek yang diamati Skor Perolehan
1 2 3 4
1. Pra Pembelajaran.
1. Menyiapkan perlengkapan pembelajaran (buku, alat tulis) yang digunakan selama pembelajaran. 2. Kesiapan siswa dalam
menerima materi pembelajaran. 2. Kegiatan Awal.
3. Siswa memperhatikan dan menanggapi apersepsi yang dilakukan guru dengan melakukan tanya jawab.
No Skor Kategori Aktivitas Guru
1. ≥48 Baik
2. 32-47 Cukup
4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
3. 5. Siswa mendengarkan
penjelasan guru. 6. Siswa mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi kepada guru. 7. Siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan guru.
8. Siswa mendiskusikan hasil jawabannya dengan
kelompoknya.. 9. Masing-masing siswa
harus memiliki
pendapatnya yang berbeda sehingga dapat
merumuskan jawabannya yang benar..
10.Siswa membacakan hasil jawbannya di depan kelas sesuai masing – masing kelompok.
11.Siswa memberikan
tanggapan tentang jawaban yang sudah dipresentasikan oleh kelompok lainnya. 12.Siswa memperhatikan
konfirmasi guru tentang kebenaran dan kecocokan dari hasil presentasi. 3. Kegiatan Akhir
13.Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. 14.Siswa bertanya jawab
dengan guru tentang materi yang telah disampaikan 15.Siswa bersama dengan
guru merefleksi
pembelajaran yang telah dilaksanakan
Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator aktivitas siswa selama
proses pembelajaran kemudian disimpulkan apakah aktivitas siswa termasuk
dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Pedoman pengkategorian aktivitas siswa
disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.4
Kategori Aktivitas Sikap
Kisi – kisi lembar observasi keaktifan belajar siswa disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3.5
Instrumen Lembar Observasi Sikap Belajar Siswa
No Skor Kategori Aktivitas Siswa
1. ≥45 Baik
2. 30-44 Cukup
3. 15-29 Kurang
No. Aspek Nomor
1. Menjawab pertanyaan guru. 1
2. Mengajukan pertanyaan pada guru. 2
3. Membuat catatan berdasarkan materi yang dipelajari.
3
4. Mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
4
5. Mempresentasikan hasil pekerjaan. 5
6. Menanggapi hasil pekerjaan siswa lain. 6
No. Aspek Nomor
1. Terampil enjawab pertanyaan guru. 1
2. Terampil mengajukan pertanyaan pada guru. 2
3. Terampil membuat catatan berdasarkan materi yang dipelajari.
3
4. Terampil encari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
4
5. Terampil empresentasikan hasil pekerjaan. 5
6. Terampil menanggapi hasil pekerjaan siswa lain.
Tabel 3.6
Pedoman Penskoran Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa No
percaya diri. namun
memecahkan tasikan hasil pekerjaan tasikan hasil pekerjaan
Penentuan kategori hasil pengukuran keaktifan belajar siswa pada mata
pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.7
Kategori Keaktifan Belajar Siswa
Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 16 item pernyataan, lembar
observasi aktivitas siswa terdiri dari 15 item pernyataan, sedangkan lembar
observasi keaktifan siswa terdiri dari 6 pernyataan. Skala pengukuran yang
digunakan dalam lembar observasi adalah Skala Likert dengan 4 alternatif pilihan
jawaban.
No Skor Kategori Keaktifan Belajar
1. ≥18 Tinggi
2. 12-17 Sedang
b) Butir Soal Tes
Instrumen butir soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan tingkat pemahaman siswa terhdap pembelajaran, untuk mengetahui
kondisi hasil belajar siswa prasiklus, dan sebagai pembanding peningkatan hasil
belajar antar siklus. Soal tes ini berbentuk pilihan ganda dan isian yang diberikan
sebelum pembelajaran atau prasiklus dan akhir kegiatan pembelajaran tiap siklus.
Penelitian ini dilaksanakan sampai siklus II. Adapun kisi-kisi soal pretest,
postest siklus I, dan postest siklus II sebagai berikut:
Tabel 3.8
Kisi – Kisi Pengukuran Butir Soal Pretest IPA Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
No item pilihan
ganda Jumlah
9.Memahami
perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit.
9.2
Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari
o Mengidentifi kasi
kedudukan benda langit misalnya mengamati penampakan benda-benda langit, waktu dan “posisi matahari” terbit dan tenggelam, penampakan bulan dari hari ke hari.
o Mencari informasi tentang kedudukan benda langit
7, 8, 9,
6, 11, 12, 13, 16 17, 20, 24, 26,19, 29
1, 2, 3, 4, 5, 10, 14, 15, 18, 21, 22, 23, 25, 27, 28
14
16
Tabel 3.9
Kisi – Kisi Pengukuran Butir Soal IPA Siklus I Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
No item pilihan
ganda Jumlah
10.
Memahami perubahan lingkungan
fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan.
10.2
Menjelaskan
pengaruh
perubahan
lingkungan
fisik terhadap
daratan (erosi,
abrasi, banjir,
dan longsor).
1.Menjelaska
n pengaruh
faktor
penyebab
perubahan
lingkungan
terhadap
daratan
(angin, hujan,
cahaya
matahari dan
gelombang
laut).
2.Mendemons
trasikan
proses
terjadinya
erosi pada
permukaan
tanah.
1, 2, 6, 9, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27.
4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 17, 18, 19.28, 30
12
13
Tabel 3.10
Kisi – Kisi Pengukuran Butir Soal IPA Siklus II
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator No.Item Jumlah
10.
Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan
10.1Mendiskripsi kan cara
pencegahan kerusakan lingkungan (abrasi, erosi, banjir, dan longsor)
1) Mengidenti fikasi cara mencegah erosi tanah. 2) Mengidenti
fikasi cara mencegah erosi tanah dan abrasi
1, 7,12, 19 2, 4, 5, 15, 16,
18, 20, 26
6, 17, 22, 24 8, 9, 10, 11, 13, 14, 21, 23,
30
12
13
Total 25
Soal pretest dan postest disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda dengan 4
pilihan jawaban. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen ini adalah skala Guttman sehingga akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “benar dan salah” dengan teknik skoring untuk jawaban benar diberi skor 1(satu) dan untuk jawaban
salah diberi skor 0 (nol) (Sugiyono, 2010).
1) Uji Validitas
Validitas instrumen digunakan untuk mengukur suatu instrumen tertentu
valid atau tidak. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan kriteria
Sugiyono (2011:182) bahwa syarat minimum dianggap memenuhi syarat adalah
kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3
maka butir dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid.
Validitas instrumen yang berupa butir soal dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan butir soal sehingga dapat digunakan
sebagai instrumen dalam penelitian. Untuk mendapatkan data yang akan
A. Validitas uji soal pretest
Dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 22 butir soal yang dinyatakan valid
dan 8 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien corrected item-total
correlation kurang dari 0,3
Hasil rekapitulasi uji coba butir soal pretest dirangkum dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Soal Pretest
Bentuk
Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Soal yang diambil
untuk pretest Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 26, 28, 30.
2, 7, 12, 21, 23, 24, 27, 29.
1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 22, 25, 26, 28, 30.
Total 30 soal pilihan
ganda
22 valid 8 tidak valid 22 soal
pilihan ganda
B. Validitas Butir soal Postest Siklus I
Dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 25 butir soal yang dinyatakan
valid dan 5 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien corrected
item-total correlation kurang dari 0,3. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal siklus 1
Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Bentuk
Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Soal yang
Total 30 soal pilihan
ganda
25 valid 5 tidak valid 25 soal
pilihan ganda
C. Validitas Butir soal Postest Siklus II
Dari 30 butir soal yang diujikan, 29 butir soal dinyatakan valid karena
memiliki koefisien corrected item-total correlation ≥0,3. Hasil rekapitulasi uji
coba butir soal posttest siklus II dirangkum dalam tabe berikut:
Tabel 3.13
Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Bentuk
Instrumen Item Soal Valid Tidak valid
Soal yang
Total 30 soal pilihan
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan
instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2011:184) yakni suatu
instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6 .
A. Reliabilitas Soal Pretest, Soal Siklus I, Soal Siklus II.
Pada uji reliabilitas soal pretest diperoleh koefisien reliabilitas sebesar
0,886. Selanjutnya uji reliabilitas soal Siklus I diperoleh koefisien reliabilitas
sebesar 0,918.Untuk uji reliabilitas soal Siklus I diperoleh koefisien reliabilitas
sebesar 0,927. Dengan demikian butir soal pretest dapat digunakan sebagai
instrumen dalam penelitian. Kemudian Hasil uji reliabilitas soal pretest dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.14
Distribusi Reliabilitas Butir Soal Pretest, Butir Soal Siklus I, Butir Siklus II
Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas (α)
Pilihan Ganda Pretest 22 0,886
Pilihan Ganda Siklus I 25 0,918
Pilihan Ganda Siklus II 29 0,927
3) Uji Tingkat Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik
disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari
tingkat kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud
adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara
proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam
menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah
I =
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal
N = jumlah siswa
Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut:
0 - 0,30 = soal kategori sukar
0,31- 0,70 = soal kategori sedang
0,71- 1.00 = soal kategori mudah
A. Taraf Kesukaran Soal Pretest
Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal pretest dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.15
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Pretest
Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah
Mudah 1, 3, 8, 14, 15, 18, 20,21,
23, 25
10
Sedang 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 19,24,27, 29, 30
16
Sukar 17, 26, 28, 22 4
B. Taraf Kesukaran Soal Postest Siklus I
Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal postest siklus I dapat dilihat
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.16
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1
Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah
Mudah 1, 2, 7, 8, 10, 14, 19, 21 8
Sedang 3, 4, 5, 6, 9, 11, 12, 13,
15, 16, 17, 18, 20, 22, 24, 25
16
C. Taraf Kesukaran Soal Postest Siklus II
Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal posttest siklus II dapat dilihat
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.17
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus II
Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah
Mudah 1, 2, 3, 8, 15, 19, 23, 24, 25 9
Sedang 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 20, 21, 22
15
Sukar 10 1
3.4 Indikator Kinerja.
Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka ditentukan
indikator kinerja. Indikatr kinerja berupa indikator proses dan indikator hasil.
1) Indikator Proses
Indikator proses dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian
dalam proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa terhadap penerapan
pembelajaran pendekatan Inquiry. Pembelajaran pendekatan Inquiry ini tercapai
jika aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik. Aktivitas guru berada
pada kategori baik apabila jumlah skor aktivitas guru ≥48. Aktivitas siswa berada
pada kategori baik jika jumlah skor aktivitas belajar siswa ≥45.
2) Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu keaktifan
belajar dan hasil belajar. Secara rinci dirumuskan berikut ini:
a) Keaktifan belajar
Penelitian berhasil jika 75% dari 18 siswa memiliki kategori keaktifan tinggi (dalam interval x≥18 dimana x adalah skor total keaktifan belajar siswa). b) Hasil belajar
Penelitian ini berhasil jika 75% dari 18 siswa mencapai ketuntasan belajar
3.5 Teknik Analisis Data.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2
tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik analisis untuk
data hasil tindakan. Baik data hasil observasi maupun data hasil tindakan
dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Data hasil observasi dalam
penelitian ini meliputi data hasil observasi aktivitas guru dan data hasil observasi
aktivitas siswa. Observasi aktivitas guru dilakukan selama pelaksanaan tindakan
siklus I dan pelaksanaan tindakan siklus II. Observasi aktivitas guru digunakan
untuk mengukur apakah guru sudah baik dalam menerapkan pembelajaran
melalui pendekatan Inquiry. Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 16
pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati aktivitas guru selama 2 siklus pada
pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Observer mengisi lembar observasi
aktivitas guru dengan memberikan tanda centang pada kolom skor 1 (jika
pernyataan dilakukan guru dalam kategori kurang), 2 (jika pernyataan dilakukan
guru dalam kategori cukup), (jika pernyataan guru dilakukan dalam kategori
baik), dan 4 (jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori sangat baik). Setelah
pelaksanaan tindakan pada masing-masing pertemuan selesai, maka peneliti
menjumlah skor total aktivitas guru. Peneliti membuat 3 kategori untuk
menyimpulkan skor total aktivitas guru, yakni kategori baik, cukup, dan kurang
dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang
skor pada masing-masing kategori dengan cara:
=
= 16
Dari hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing kategori
adalah sebagai berikut:
Kurang = 16-31
Cukup = 32-47
Baik = ≥48
Dari skor total aktivitas guru, maka dapat disimpulkan apakah termasuk ke dalam
kategori baik, cukup, atau kurang. Peneliti menetapkan bahwa salah satu syarat