• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inquiry Siswa Kelas IV SD Negeri Bugel 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester 2 Tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inquiry Siswa Kelas IV SD Negeri Bugel 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester 2 Tahun 2014/2015"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bugel 01 Kecamatan Sidorejo

Kota Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dari penelitian tindakan kelas

ini adalah siswa kelas 4 sejumlah 18 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan

8 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas 4 yang rata - rata berumur 11 tahun

menuju tahap berpikir konkret atau nyata.

Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa sangat beragam. Sebagian besar

berprofesi sebagai petani. Banyak siswa yang kurang dipantau dalam

perkembangan belajarnya. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, banyak

siswa yang asyik bermain sendiri, berbincang – bincang dengan temannya tanpa

memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, siswa kurang aktif dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sehingga dalam hal ini mempengaruhi hasil

belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA yang masih rendah.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Pendekatan Inquiry, keadan

hasil belajar. Adapun rinciannya sebagai berikut:

a) Pendekatan Inquiry merupakan variabel independen atau variabel bebas

dalam penelitian ini. Pendekatan Inquiry adalah pembelajaran dengan

Standar Kompetensi (SK) yang digunakan pada penelitian ini SK 10.

Memahami Perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

Kompetensi Dasar yang digunakan (KD) 10.1 Mendeskripsikan berbagai

penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari,

gelombang air laut) untuk siklus I Siklus II menggunakan SK 10. dan

(KD) Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

(2)

b) Hasil belajar adalah besarnya dari skor sikap, pengetahuan,dan

keterampilan.

3.3 Rencana Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dengan menggunakan model

Hopkins (Arikunto 2012:105) yang menggambarkan adanya tiga langkah,

meliputi: perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action) dan

observasi (observation), serta melakukan refleksi (reflecting). Rincian prosedur

tindakan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan oleh Hopkins dimodifikasi model.

Berdasarkan gambar 3.1, penelitian akan dilaksanakan melalui beberapa

siklus sampai proses belajar dan hasil belajar mencapai indikator kinerja yang

telah ditetapkan oleh peneliti. Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti PERENCANAAN

SIKLUS II PERENCANAAN

PELAKSANAAN/ TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI

SIKLIUS I

(3)

menyusun suatu perencanaan mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dan

diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan

dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan tentang jalannya tindakan dalam

pembelajaran. Setelah tindakan kemudian dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil

pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang

ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki

pada siklus berikutnya.

3.3.1. Rencana Tindakan Siklus I

Berdasarkan pembelajaran Pendekatan Inquiry pada mata pelajaran IPA

maka kegiatan siklus I dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Menentukan SK, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi

IPA yang akan diajarkan (terlampir halaman 166)

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (terlampir

halaman 166)

c. Menyiapkan alat peraga.

d. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa .

e. Menyusun lembar observasi keaktifan belajar siswa.

f. Menyusun soal tes formatif.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran

yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi tidak

dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena observasi dilakukan selama

tindakan berlangsung. Kepala sekolah berperan sebagai observer. Observer

mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam

mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Observer melakukan

(4)

observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi

keaktifan siswa.

Adapun gambaran pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

a) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

b) Mempersiapkan media pembelajaran dan menyampaikan tujuan

pembelajaran.

c) Melakukan apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan.

d) Guru menyampaikan materi menggunakan alat peraga diiringi dengan tanya

jawab dengan siswa.

e) Pembagian kelompok, yakni kelompok soal dan kelompok jawab.

f) Siswa melakukan percobaan.

g) Siswa menunjukkan hasil percobaan masing – masing kelompok.

h) Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan.

i) Siswa mengerjakan soal.

j) Guru mengoreksi hasil penilaian.

3. Tahap Refleksi

Pada tahap ini perlu memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan

hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Kemudian melakukan

analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan atau

kelemahan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus pertama sebagai masukan

untuk siklus berikutnya. Berdasarkan data yang telah dianalisis tersebut maka

peneliti dapat menyimpulkan apakah semua kegiatan telah berjalan sesuai dengan

yang diharapkan atau tidak. Pada tahap refleksi juga dilakukan perencanaan tindak

lanjut siklus II untuk memperbaiki kekurangan siklus I.

3.3.2 Rancangan Siklus II dan seterusnya.

Rancangan siklus II dan seterusnya sama seperti pada siklus I, tetapi

dikembangkan berdasarkan refleksi siklus I dengan langkah-langkah seperti pada

siklus I. Penelitian dilakukan sampai semua indikator baik indikator proses

(5)

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu dengan teknik

observasi dan tes. Teknik observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru,

aktivitas siswa, dan keaktifan siswa. Sedangkan teknik tes digunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa.

a) Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan aktivitas

guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa dalam menerapkan Pendekatan Inquiry

pada mata pelajaran IPA. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan

penilaian melalui pengisian lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan

lembar observasi keaktifan siswa pada setiap pertemuan. Masing-masing indikator

pada lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa

mempunyai rentang skor 1-4. Untuk menentukan apakah aktivitas guru dan

aktivitas siswa sudah berjalan baik atau belum, peneliti membuat 3 kategori yaitu

kategori baik, cukup, dan kurang dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh

peneliti pada masing-masing kategorinya. Dari jumlah skor yang didapatkan pada

masing-masing lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas

siswa kemudian disimpulkan termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang.

Dalam penelitian ini, salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil jika

jumlah skor dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar obsevasi aktivitas

siswa berada pada kategori baik.

Pada lembar observasi keaktifan siswa, peneliti juga membuat 3 kategori

keaktifan yaitu keaktifan tinggi, sedang, dan kurang dengan rentang skor yang

telah ditetapkan oleh peneliti. Dari jumlah skor yang didapatkan pada lembar

observasi keaktifan masing-masing siswa kemudian disimpulkan apakah termasuk

dalam kategori keaktifan tinggi, sedang, atau rendah. Dalam penelitian ini, salah

salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil jika minimal 75% siswa berada

pada kategori keaktifan tinggi.

b) Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan

(6)

diberikan pada siswa ialah berupa soal pilihan ganda. Tes dilakukan sebelum

tindakan, setelah tindakan siklus I, dan setelah tindakan siklus II. Dari hasil

belajar baik pada prasiklus, siklus I, dan siklus II kemudian masing-masing dibuat

tabel distribusi frekuensi. Setelah itu dibuat tabel ketuntasan hasil belajar IPA

prasiklus, siklus I, dan siklus II. Dari tabel ketuntasan hasil belajar IPA kemudian

peneliti membuat data ketuntasan hasil belajar IPA kedalam bentuk diagram

batang.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar

observasi untuk mengukur aktivitas guru, aktivitas siswa, keaktifan belajar siswa,

dan butir soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

a) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru, aktivitas

siswa, dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan

Pendekatan Inquiry dari awal sampai akhir pembelajaran. Pengisian lembar

observasi ini dengan memberikan tanda checklist(√) pada kolom skor sesuai hasil

yang diamati observer terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa

pada setiap pertemuan. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu

skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru dan siswa yang

berupa angka ditarsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4 apabila pernyataan

pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa

dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan pada masing-masing indikator

penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan baik, skor 2 apabila

pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru

dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila pernyataan pada masing-masing

indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan kurang. Skala

likert biasa digunakan untuk memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134).

Berikut adalah tabel aktivitas guru dan aktivitas siswa di halaman berikut. Adapun

(7)

IPA disajikan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1

Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek yang diamati Skor Perolehan

1 2 3 4

1. Pra Pembelajaran

1. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran atau alat peraga yang digunakan selama proses

pembelajaran.

2. Memeriksa kesiapan siswa .

2. Kegiatan Awal

3. Melakukan apersepsi 4. menyampaikan tujuan

pembelajaran. 3. Kegiatan Inti

5. Menyampaikan materi dengan alat peraga.

6. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang disampaikan.

7. Menjelaskan langkah – langkah permainan Pendekatan Inquiry. 8. Membagi siswa ke dalam 4

kelompok.

9. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang sudah disampaikan

10.Didalam kelompok saling membantu untuk merumuskan jawaban yang tepat.

11.Mengawasi aktivitas siswa dan memberikan bantuan siswa selama pembelajaran berlangsung.

12.Memanggil masing – masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.

(8)

sudah disampaikan masing – masing kelompok.

14.Memberikan konfirmasi tentang jawaban dari hasil presentasi. 3. Kegiatan Akhir

15.Menyimpulkan materi yang dipelajari.

16. Melakukan refleksi. Total

Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator aktivitas guru selama

proses pembelajaran maka kemudian disimpulkan apakah aktivitas siswa

termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Pedoman pengkategorian

aktivitas guru disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Kategori Aktivitas Guru

Tabel 3.3

Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa No Aspek yang diamati Skor Perolehan

1 2 3 4

1. Pra Pembelajaran.

1. Menyiapkan perlengkapan pembelajaran (buku, alat tulis) yang digunakan selama pembelajaran. 2. Kesiapan siswa dalam

menerima materi pembelajaran. 2. Kegiatan Awal.

3. Siswa memperhatikan dan menanggapi apersepsi yang dilakukan guru dengan melakukan tanya jawab.

No Skor Kategori Aktivitas Guru

1. ≥48 Baik

2. 32-47 Cukup

(9)

4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

3. 5. Siswa mendengarkan

penjelasan guru. 6. Siswa mengajukan

pertanyaan yang berhubungan dengan materi kepada guru. 7. Siswa menjawab

pertanyaan yang diajukan guru.

8. Siswa mendiskusikan hasil jawabannya dengan

kelompoknya.. 9. Masing-masing siswa

harus memiliki

pendapatnya yang berbeda sehingga dapat

merumuskan jawabannya yang benar..

10.Siswa membacakan hasil jawbannya di depan kelas sesuai masing – masing kelompok.

11.Siswa memberikan

tanggapan tentang jawaban yang sudah dipresentasikan oleh kelompok lainnya. 12.Siswa memperhatikan

konfirmasi guru tentang kebenaran dan kecocokan dari hasil presentasi. 3. Kegiatan Akhir

13.Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. 14.Siswa bertanya jawab

dengan guru tentang materi yang telah disampaikan 15.Siswa bersama dengan

guru merefleksi

pembelajaran yang telah dilaksanakan

(10)

Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator aktivitas siswa selama

proses pembelajaran kemudian disimpulkan apakah aktivitas siswa termasuk

dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Pedoman pengkategorian aktivitas siswa

disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Kategori Aktivitas Sikap

Kisi – kisi lembar observasi keaktifan belajar siswa disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3.5

Instrumen Lembar Observasi Sikap Belajar Siswa

No Skor Kategori Aktivitas Siswa

1. ≥45 Baik

2. 30-44 Cukup

3. 15-29 Kurang

No. Aspek Nomor

1. Menjawab pertanyaan guru. 1

2. Mengajukan pertanyaan pada guru. 2

3. Membuat catatan berdasarkan materi yang dipelajari.

3

4. Mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

4

5. Mempresentasikan hasil pekerjaan. 5

6. Menanggapi hasil pekerjaan siswa lain. 6

No. Aspek Nomor

1. Terampil enjawab pertanyaan guru. 1

2. Terampil mengajukan pertanyaan pada guru. 2

3. Terampil membuat catatan berdasarkan materi yang dipelajari.

3

4. Terampil encari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

4

5. Terampil empresentasikan hasil pekerjaan. 5

6. Terampil menanggapi hasil pekerjaan siswa lain.

(11)

Tabel 3.6

Pedoman Penskoran Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa No

(12)

percaya diri. namun

(13)

memecahkan tasikan hasil pekerjaan tasikan hasil pekerjaan

Penentuan kategori hasil pengukuran keaktifan belajar siswa pada mata

pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.7

Kategori Keaktifan Belajar Siswa

Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 16 item pernyataan, lembar

observasi aktivitas siswa terdiri dari 15 item pernyataan, sedangkan lembar

observasi keaktifan siswa terdiri dari 6 pernyataan. Skala pengukuran yang

digunakan dalam lembar observasi adalah Skala Likert dengan 4 alternatif pilihan

jawaban.

No Skor Kategori Keaktifan Belajar

1. ≥18 Tinggi

2. 12-17 Sedang

(14)

b) Butir Soal Tes

Instrumen butir soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan tingkat pemahaman siswa terhdap pembelajaran, untuk mengetahui

kondisi hasil belajar siswa prasiklus, dan sebagai pembanding peningkatan hasil

belajar antar siklus. Soal tes ini berbentuk pilihan ganda dan isian yang diberikan

sebelum pembelajaran atau prasiklus dan akhir kegiatan pembelajaran tiap siklus.

Penelitian ini dilaksanakan sampai siklus II. Adapun kisi-kisi soal pretest,

postest siklus I, dan postest siklus II sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kisi – Kisi Pengukuran Butir Soal Pretest IPA Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

No item pilihan

ganda Jumlah

9.Memahami

perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit.

9.2

Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari

o Mengidentifi kasi

kedudukan benda langit misalnya mengamati penampakan benda-benda langit, waktu dan “posisi matahari” terbit dan tenggelam, penampakan bulan dari hari ke hari.

o Mencari informasi tentang kedudukan benda langit

7, 8, 9,

6, 11, 12, 13, 16 17, 20, 24, 26,19, 29

1, 2, 3, 4, 5, 10, 14, 15, 18, 21, 22, 23, 25, 27, 28

14

16

(15)

Tabel 3.9

Kisi – Kisi Pengukuran Butir Soal IPA Siklus I Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

No item pilihan

ganda Jumlah

10.

Memahami perubahan lingkungan

fisik dan

pengaruhnya terhadap daratan.

10.2

Menjelaskan

pengaruh

perubahan

lingkungan

fisik terhadap

daratan (erosi,

abrasi, banjir,

dan longsor).

1.Menjelaska

n pengaruh

faktor

penyebab

perubahan

lingkungan

terhadap

daratan

(angin, hujan,

cahaya

matahari dan

gelombang

laut).

2.Mendemons

trasikan

proses

terjadinya

erosi pada

permukaan

tanah.

1, 2, 6, 9, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27.

4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 17, 18, 19.28, 30

12

13

(16)

Tabel 3.10

Kisi – Kisi Pengukuran Butir Soal IPA Siklus II

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator No.Item Jumlah

10.

Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan

10.1Mendiskripsi kan cara

pencegahan kerusakan lingkungan (abrasi, erosi, banjir, dan longsor)

1) Mengidenti fikasi cara mencegah erosi tanah. 2) Mengidenti

fikasi cara mencegah erosi tanah dan abrasi

1, 7,12, 19 2, 4, 5, 15, 16,

18, 20, 26

6, 17, 22, 24 8, 9, 10, 11, 13, 14, 21, 23,

30

12

13

Total 25

Soal pretest dan postest disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda dengan 4

pilihan jawaban. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen ini adalah skala Guttman sehingga akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “benar dan salah” dengan teknik skoring untuk jawaban benar diberi skor 1(satu) dan untuk jawaban

salah diberi skor 0 (nol) (Sugiyono, 2010).

1) Uji Validitas

Validitas instrumen digunakan untuk mengukur suatu instrumen tertentu

valid atau tidak. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan kriteria

Sugiyono (2011:182) bahwa syarat minimum dianggap memenuhi syarat adalah

kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3

maka butir dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid.

Validitas instrumen yang berupa butir soal dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan butir soal sehingga dapat digunakan

sebagai instrumen dalam penelitian. Untuk mendapatkan data yang akan

(17)

A. Validitas uji soal pretest

Dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 22 butir soal yang dinyatakan valid

dan 8 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien corrected item-total

correlation kurang dari 0,3

Hasil rekapitulasi uji coba butir soal pretest dirangkum dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.11

Hasil Uji Validitas Soal Pretest

Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Soal yang diambil

untuk pretest Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.

1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 26, 28, 30.

2, 7, 12, 21, 23, 24, 27, 29.

1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 22, 25, 26, 28, 30.

Total 30 soal pilihan

ganda

22 valid 8 tidak valid 22 soal

pilihan ganda

B. Validitas Butir soal Postest Siklus I

Dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 25 butir soal yang dinyatakan

valid dan 5 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien corrected

item-total correlation kurang dari 0,3. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal siklus 1

(18)

Tabel 3.12

Hasil Uji Validitas Soal Siklus I

Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Soal yang

Total 30 soal pilihan

ganda

25 valid 5 tidak valid 25 soal

pilihan ganda

C. Validitas Butir soal Postest Siklus II

Dari 30 butir soal yang diujikan, 29 butir soal dinyatakan valid karena

memiliki koefisien corrected item-total correlation ≥0,3. Hasil rekapitulasi uji

coba butir soal posttest siklus II dirangkum dalam tabe berikut:

Tabel 3.13

Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak valid

Soal yang

Total 30 soal pilihan

(19)

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan

instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2011:184) yakni suatu

instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6 .

A. Reliabilitas Soal Pretest, Soal Siklus I, Soal Siklus II.

Pada uji reliabilitas soal pretest diperoleh koefisien reliabilitas sebesar

0,886. Selanjutnya uji reliabilitas soal Siklus I diperoleh koefisien reliabilitas

sebesar 0,918.Untuk uji reliabilitas soal Siklus I diperoleh koefisien reliabilitas

sebesar 0,927. Dengan demikian butir soal pretest dapat digunakan sebagai

instrumen dalam penelitian. Kemudian Hasil uji reliabilitas soal pretest dapat

dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.14

Distribusi Reliabilitas Butir Soal Pretest, Butir Soal Siklus I, Butir Siklus II

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas (α)

Pilihan Ganda Pretest 22 0,886

Pilihan Ganda Siklus I 25 0,918

Pilihan Ganda Siklus II 29 0,927

3) Uji Tingkat Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik

disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari

tingkat kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud

adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara

proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam

menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.

Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah

(20)

I =

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal

N = jumlah siswa

Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut:

0 - 0,30 = soal kategori sukar

0,31- 0,70 = soal kategori sedang

0,71- 1.00 = soal kategori mudah

A. Taraf Kesukaran Soal Pretest

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal pretest dapat dilihat dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.15

Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Pretest

Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah

Mudah 1, 3, 8, 14, 15, 18, 20,21,

23, 25

10

Sedang 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 19,24,27, 29, 30

16

Sukar 17, 26, 28, 22 4

B. Taraf Kesukaran Soal Postest Siklus I

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal postest siklus I dapat dilihat

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.16

Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1

Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah

Mudah 1, 2, 7, 8, 10, 14, 19, 21 8

Sedang 3, 4, 5, 6, 9, 11, 12, 13,

15, 16, 17, 18, 20, 22, 24, 25

16

(21)

C. Taraf Kesukaran Soal Postest Siklus II

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal posttest siklus II dapat dilihat

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.17

Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus II

Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah

Mudah 1, 2, 3, 8, 15, 19, 23, 24, 25 9

Sedang 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 20, 21, 22

15

Sukar 10 1

3.4 Indikator Kinerja.

Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka ditentukan

indikator kinerja. Indikatr kinerja berupa indikator proses dan indikator hasil.

1) Indikator Proses

Indikator proses dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian

dalam proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa terhadap penerapan

pembelajaran pendekatan Inquiry. Pembelajaran pendekatan Inquiry ini tercapai

jika aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik. Aktivitas guru berada

pada kategori baik apabila jumlah skor aktivitas guru ≥48. Aktivitas siswa berada

pada kategori baik jika jumlah skor aktivitas belajar siswa ≥45.

2) Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu keaktifan

belajar dan hasil belajar. Secara rinci dirumuskan berikut ini:

a) Keaktifan belajar

Penelitian berhasil jika 75% dari 18 siswa memiliki kategori keaktifan tinggi (dalam interval x≥18 dimana x adalah skor total keaktifan belajar siswa). b) Hasil belajar

Penelitian ini berhasil jika 75% dari 18 siswa mencapai ketuntasan belajar

(22)

3.5 Teknik Analisis Data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2

tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik analisis untuk

data hasil tindakan. Baik data hasil observasi maupun data hasil tindakan

dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Data hasil observasi dalam

penelitian ini meliputi data hasil observasi aktivitas guru dan data hasil observasi

aktivitas siswa. Observasi aktivitas guru dilakukan selama pelaksanaan tindakan

siklus I dan pelaksanaan tindakan siklus II. Observasi aktivitas guru digunakan

untuk mengukur apakah guru sudah baik dalam menerapkan pembelajaran

melalui pendekatan Inquiry. Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 16

pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan

inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati aktivitas guru selama 2 siklus pada

pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Observer mengisi lembar observasi

aktivitas guru dengan memberikan tanda centang pada kolom skor 1 (jika

pernyataan dilakukan guru dalam kategori kurang), 2 (jika pernyataan dilakukan

guru dalam kategori cukup), (jika pernyataan guru dilakukan dalam kategori

baik), dan 4 (jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori sangat baik). Setelah

pelaksanaan tindakan pada masing-masing pertemuan selesai, maka peneliti

menjumlah skor total aktivitas guru. Peneliti membuat 3 kategori untuk

menyimpulkan skor total aktivitas guru, yakni kategori baik, cukup, dan kurang

dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang

skor pada masing-masing kategori dengan cara:

=

= 16

Dari hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing kategori

adalah sebagai berikut:

Kurang = 16-31

Cukup = 32-47

Baik = ≥48

Dari skor total aktivitas guru, maka dapat disimpulkan apakah termasuk ke dalam

kategori baik, cukup, atau kurang. Peneliti menetapkan bahwa salah satu syarat

(23)

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan oleh Hopkins dimodifikasi model.
tabel distribusi frekuensi. Setelah itu dibuat tabel ketuntasan hasil belajar IPA
Tabel 3.1 Instrumen  Lembar Observasi Aktivitas Guru
Tabel 3.2 Kategori Aktivitas Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Era globalisasi merupakan sebuah era yang bergantung pada kemajuan teknologi akibat dari adanya perkembangan zaman (Pebriana et al., 2018). Perkembangan teknologi

Alat ukur baku meliputi, penggaris, neraca timbangan (kg), gelas ukur, meteran dan sebagainya. Sedangkan, alat ukur tidak baku meliputi, stick eskrim, timbangan buatan,

c. Fasilitas belajar sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan proses belajar siswa. Fasilitas belajar sekolah yang memadai

Orang coba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan tergantung bebas atau orang coba berbaring terlentang dengan fleksi tungkai pada sendi lutut. Ketuklah

Pada bagian Location ini berisikan karakteristik lokasi pada daerah yang diuji, waktu pengujian, karakteristik bahan bakar di Kota Makassar, dan juga data dari pengolahan data

Dari berbagai uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa buku teks merupakan buku sekolah yang ditujukan untuk peserta didik pada jenjang tertentu, memuat materi

Perseroan mengajukan usul kepada RUPST untuk menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2020 termasuk didalamnya Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Direksi mengenai