PENGARUH SOSIAL EKONOMI PENUMPANG TERHADAP PEMILIHAN MODA
PENYEBERANGAN UNTUK PERJALANAN KERJA (Studi Kasus: Penyeberangan
Ternate-Sofifi
)
Eko Margono, Achmad Wicaksono, Sobri Abusini
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Email : eko_margono89@yahoo.com
ABSTRAK
Perpindahan ibu kota sementara dari Ternate ke Sofifi telah menyebabkan tingginya permintaan jasa transportasi penyeberangan dua pulau tersebut. Sehingga tentunya akan menambah jadwal operasi penyeberangan. Hal ini disebabkan karena kondisi sarana dan prasarana yang tidak berubah yang akan berpengaruh pada pelayanan kepada masyarakat. Faktor keamanan, kenyamanan dan keselamatan merupakan indikator utama dalam pemilihan transportasi penyeberangan yang dilatarbelakangi oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat. Faktor keamanan, kenyamanan dan keselamatan merupakan indikator utama dalam pemilihan transportasi penyeberangan yang dilatarbelakangi oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat Oleh karena itu diperlukan analisis mengenai status sosial ekomoni terhadap pemilihan transportasi penyeberangan Ternate – Sofifi. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifiksi karakteristik penggunaan moda, menganalisa pengaruh faktor status sosial ekonomi, mengidentifikasi dan menyusun arahan perbaikan pelayanan transportasi penyeberangan Speed Boat dan Kapal Ferry dengan tujuan Ternate-Sofifi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stated Preference dengan logit binomial dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik pengguna angkutan penyeberangan Speed Boat dan Kapal Ferry yaitu: Tujuan Perjalanan sebagian besar adalah perjalanan dinas untuk Speed boat dan urusan keluarga untuk pengguna Kapal Ferry. Dari segi penghasilan kedua pengguna moda ini berpenghasilan Rp. 1.000.000 – 3.000.000 dan alasan memilih angkutan penyeberangan Speed Boat adalah waktu tempuh sebesar 45% dan biaya yang relatif murah untuk Kapal ferry sebesar 68%. Didapat persamaan model pemilihan moda yaitu: Y= -9.145 – 0.00008105X1– 0.031X2 + 0.601X3
dengan atribut X1=ΔCost, X2=ΔTime, X3=ΔHeadway. Hasil pengukuran presentase pengaruh semua atribut (R2) diperoleh 43.1%. Hasil penggambaran pada diagram analisis SWOT, posisi pada kuadran III (negatif, positif), artinya posisi ini menandakan bahwa perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan menghadapi bebeapa kendala atau kelemahan internal. Untuk itu diperlukan perbaikan, penataan dan perhatian lebih sehingga dapat memberikan pelayanan yang efektif dan efisien dengan mempertimbangkan potensi wilayah misalnya penambahan jumlah armada, peningkatan sumber daya manusia pengelola transportasi dan mengatur ulang jadwal keberangkatan.
Kata Kunci : Kapal Ferry, pemilihan moda, speed boat, staded preference, SWOT, rute Ternate-Sofifi.
ABSTRACT
Displacement of the temporary capital of Ternate to Sofifi has led to high demand for transport services crossing the two islands. So of course its will be add to the operating schedule crossings. This is because the condition of facilities and infrastructure that have not changed that will impact on service to the community. Factor of safety, comfort and safety is a key indicator in the selection of transport crossing motivated by socio-economic levels of society. Factor of safety, comfort and safety is a key indicator in the selection of transport crossing motivated by socioeconomic conditions is therefore required an analysis of the economy social status to the selection of transport crossing Ternate to Sofifi. This study aimed to identify the characteristics of the use of the types, to analyze the influence of socioeconomic status identify and arrange referral transport service improvements ferry crossings and speed boat which aims ternate to Sofifi. The method used in this study is Stated Preference with binomial logit and SWOT analysis. The research results show that users ferry transport characteristics and Speed Boat namely: Destinations mostly for official travel speed boat and a family affair for Ferry users. In terms of both income users of this type income Rp. 1000000-3000000 and the reasons for choosing Speed Boat and ferry transport is the travel time by 45% and the cost is relatively inexpensive for the ferry by 68%. Types of choice model equations obtained is: Y = -9145 - 0.00008105X1 - 0.031X2 + 0.601X3 with attributes X1 = ΔCost, X2 = ΔTime, X3 = ΔHeadway. The results of the percentage of measurement influences all the attributes (R2) obtained 43.1%. The results of SWOT analysis diagram depiction of the position in quadrant III (negative, positive), meaning that this position indicates that the company is facing a huge market opportunity, but on the other hand considerably between companies face internal obstacles or weaknesses. It required repair, the arrangement and attention so as to provide effective and efficient services to consider potential areas for example the addition of the fleet, improving human resources manager of transportation and reset the scheduled departure.
PENDAHULUAN
Maluku Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang secara resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai pemekaran dari Provinsi Maluku dan beribukota di Sofifi dengan wilayah administrasi terdiri atas Kabupaten Maluku Utara dan Kota Ternate. Selanjutnya dibentuk lagi beberapa daerah otonom baru melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kab. Halmahera Utara, Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Selatan, Kab. Kepulauan Sula dan Kota Tidore. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau di Kepulauan Maluku.
Namun karena keterbatasan infrastruktur, ibu kota sementara ditempatkan di Kota Ternate yang padat penduduk. Setelah pembangunan cukup lama, kini Sofifi telah menampung kantor gubernur, DPRD, kejaksaan tinggi, kepolisian daerah, serta kantor-kantor dinas pemerintah provinsi.
Perpindahan ibu kota Provinsi Maluku Utara sementara dari Ternate ke Sofifi telah
menyebabkan tingginya permintaan jasa
transportasi penyeberangan dua pulau tersebut. Sehingga tentunya akan menambah jadwal operasi penyeberangan. Hal ini disebabkan karena kondisi sarana dan prasarana yang tidak berubah yang akan perpengaruh pada pelayanan
kepada masyarakat. Faktor keamanan,
kenyamanan dan keselamatan merupakan
indikator utama dalam pemilihan transportasi penyeberangan yang dilatarbelakangi oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu diperlukan analisis mengenai status sosial ekomoni terhadap
pemilihan transportasi penyeberangan Ternate –
Sofifi.
Tujuan Penelitian
1.
Menggambarkan
karakteristik
penggunaan
moda
transportasi
penyeberangan
masyarakat
Ternate
untuk perjalanan kerja.
2.
Menganalisa pengaruh status sosial
ekonomi masyarakat terhadap pemilihan
moda transportasi penyeberangan untuk
perjalanan kerja.
3.
Menganalisis dan menyusun arahan
perbaikan
pelayanan
transportasi
penyeberangan
antara
pelabuhan
penyeberangan Bastiong dan pelabuhan
METODE PENELITIAN
Gambar 1. Bagan alir tahapan penelitian
Metode Pengumpulan Data
a.
Melakukan tanya jawab langsung kepada
responden untuk mendapatkan keterangan
dengan menggunakan daftar pertanyaan
sebgai panduan dan arah permasalahan
sesuai pada jawaban yang tersedia
b.
Membagi
dan
memberikan
daftar
pertanyaan kepada responden dilengkapi
dengan
jawaban
yang
disediakan,
sehingga
responden
dapat
memilih
jawaban yang disediakan sesuai keyakinan
responden
c.
Pengamatan
terhadap
objek
yang
menggunakan alat-alat indra.
Pengambilan data dari instansi dengan
cara
minta
informasi
data
yang
berhubungan dengan obyek yang diteliti.
Tujuan da Lingkup Studi
Studi Pustaka
Perencanaan Kuesioner Mulai
Kuesioner Sesuai
Tidak
Ya Pengambilan data
Data Primer: 1. Jenis kelamin 2. Jumlah anggota dalam
keluarga
3. Status dalam keluarga 4. Asal, alamat, status
tempat tinggal 5. Pendapatan 6. Jabatan dan golongan
Data Sekunder: 1. Jumlah angkutan
penyeberangan 2. Jenis angkutan yang
beroperasi 3. Harga tiket
4. Waktu tempuh dan jadwal keberangkatan. 5. Fasilitas
Data Cukup
Tidak
Ya Analisa data
Hasil dan Pembahasan
Lokasi Penelitian
Gambar 2. Lokasi penelitian
Penentuan Jumlah Sampel
Rumus Slovin:
2
1 Ne
N n
Dimana:
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
e = Signifikansi (diambil 10%)
Speed Boat: 79
01 . 0 372 1
372
2
x n
Diambil 150 sampel
Kapal Ferry: 73
01 . 0 275 1
275
2
x n
Diambil 150 sampel
Tabel 1. Perbandingan level atribut Speed Boat dan Kapal Ferry
No Atribut Speed boat Kapal ferry
1. Biaya Perjalanan Rp. 50.000 Rp. 20.000
2. Waktu tempuh ± 1 Jam ± 2 Jam
3. Frekuensi perjalanan ± 20 x Perjalanan
3 x perjalanan
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Sosial Ekonomi
a. Berdasarkan Pekerjaan
Gambar 3. Karakteristik sosial ekonomi berdasarkan pekerjaan
Pada gambar dijelaskan bahwa penggunaan
angkutan penyeberangan Ternate-Sofifi
berdasarkan pekerjaan didominasi oleh Pegawai Negeri Sipil pada Speed boat dengan prosentase sebesar 41%. Speed boat menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan angkutan penyeberangan bagi Pegawai Negeri Sipil yang ingin malakukan penyeberangan ke Sofifi. Faktor yang paling mendasar yaitu disebabkan karena jam masuk kantor yang telah ditentukan membuat Pegawai Negeri Sipil ingin datang tepat waktu selain itu jadwal keberangkatan Speed boat yang fleksibel dibanding Kapal ferry.
b. Berdasarkan Pendapatan
Gambar 4. Karakteristik sosial ekonomi berdasarkan pendapatan
Berdasarkan faktor pendapatan perbulan responden yang dikumpulkan, Kapal ferry memiliki prosentase terbesar yaitu 60% dengan jumlah pendapatan perbulan responden adalah
sebesar Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 yang dapat
dikategorikan kedalam golongan pendapatan 0%
10% 20% 30% 40% 50%
29% 27%
11% 1%
23%
10% 41%
24%
9% 6% 13% 8%
Ferry Speed Boat
0% 20% 40% 60% 80%
< 1 Juta 1 -3 juta > 3 Juta
37%
60%
3% 28%
50%
22%
menengah. Responden dengan pendapatan tersebut cenderung memilih Kapal ferry karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah yaitu sebesar Rp 20.000 dibandingkan dengan Speed boat yang mencapai Rp 50.000 per sekali jalan.
c. Berdasarkan Maksud Perjalanan
Gambar 5. Karakteeristik perjalanan berdasarkan maksud perjalanan
Dari hasil survei maksud perjalanan responden didapat prosentase terbesar pada angkutan penyeberangan Speed boat yaitu sebesar 39% dengan maksud perjalanan dinas. Penyeberangan Ternate-Sofifi didominasi oleh maksud perjalanan dinas karena mayoritas penduduk yang bekerja di Sofifi berdomisili di Ternate yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan melakukan perjalanan dinas rata-rata sebanyak lima kali dalam seminggu.
2. Model Pemilihan Moda
a. Model logit binomial
Model logit binomial yang digunakan dalam studi pemilihan moda antara Speed Boat dan Kapal Ferry ini merupakan fungsi dari selisih utilitas pada kedua jenis moda yang ditinjau.
Dalam analisa pengolahan data, persamaan fungsi selisih utilitas tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara atribut dan respon yang diekspresikan dalam
skala semantik, dimana USpeed Boat – UKapal Ferry
menyatakan respon individu terhadap pernyataan pilihan.
Pemilihan moda Speed Boat:
)
Pemilihan moda Kapal Ferry:
KapalFerry
P
: Peluang memilih Speed Boat- KapalFerry
b. Persamaan fungsi utilitas
Bentuk umum dari persamaan linear dengan tiga atribut adalah sebagai berikut:
3
x
: ∆ Cost (Selisih biaya perjalanan antaraSpeed Boat dan Kapal Ferry)
2
x
: ∆ Time (Selisih waktu tempuh perjalananantara Speed Boat dan Kapal Ferry)
3
x
: ∆ Headway (Selisih jadwal keberangkatanantara Speed Boat dan Kapal Ferry)
c. Kompilasidata
Kompilasi data dilakukan terhadap semua responden yang ada berdasarkan jawaban atau pilihan yang diberikan (point rating) pada setiap option yang ditawarkan. Dalam analisis dengan
menggunakan data Stated Preference terdapat
banyak skala numerik yang dapat dihubungkan pada responden individu dan pendekatan regresi yang digunakan dalam studi ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, merupakan analisis regresi yang menggunakan nilai skala standart
dalam probabilitas pilihannya
.
Tabel 2. Nilai skala numerik Point
Rating
Skala Standart
Pr (Speed Boat) Skala Numerik
1 0.9 R1 = 2.1972
Pengujian hubungan korelasi (derajat hubungan/keeratan hubungan) dalam proses analisis regresi merupakan hal penting yang harus dilakukan terutama untuk mengatasi masalah multikolinearitas antara variabel bebas.
Tabel 3. Korelasi antar variabel
Utilitas Biaya Waktu Frekuensi
Utilitas 1 -.431 -.200 .419
x
: Frekuensi keberangkatane. Validasi dengan uji statistik
Maksud dari validasi ini adalah untuk
menguji tingkat kepercayaan (realibility)
terhadap model yang didapat. Adapun proses
validasi tersebut dilakukan dengan cara:
1.
Memastikan pengaruh seluruh atribut
yang terdapat dalam persamaan secara
simultan terhadap utilitas pemilihan moda,
dengan melakukan pengujian hipotesa
terhadap variasi nilai utilitas (F-test).
Dari hasil pengujian didapat dilai F
hitungsebesar 1394.887 dengan signifikansi
0.000. Mengunakan rumus pada excel
didapat F
tabelsebesar 2.638. Dengan
demikian ΔCost, ΔTime dan ΔHeadway
secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
selisih
utilitas
moda
penyeberangan Speed boat dan Kapal
Ferry.
2.
Memastikan
pengaruh
masing-masing
atribut yang terdapat dalam persamaan
secara individu terhadap utilitas pemilihan
moda, yaitu dengan melakukan pengujian
hipotesa terhadap koefisien regresi secara
parsial (t-test).
Dari hasil pengujian didapat tingkat
signifikansi yang lebih kecil dari a = 5%.
Hal ini menjelaskan bahwa adanya
pengaruh masing-masing atribut secara
parsial terhadap selisih utilitas moda,
artinya semua atribut secara individu
signifikan
mempengaruhi
utilitas
pemilihan moda
3.
Mengetahui seberapa besar persentase
pengaruh seluruh atribut terhaap utilitas
pemilihan moda yang ditunjukkan oleh
besarnya koefifien (R
2) determinasi.
Dari hasil pengujian didapat dilai R
2tertinggi pada persamaan ke-7 yaitu
sebesar 0.431. Hal ini menunjukkan
bahwa 43.1% dipengaruhi atribut
ΔCost,
ΔTime
dan
ΔHeadway
terhadap
perubahan utilitas pada model dan sisanya
dipengaruhi oleh atribut lain yang tidak
f. Persamaan model pemilihan moda
Persamaan model adalah sebagai berikut:
3
Boat dan Kapal Ferry
X
2:
∆ Selisih waktu tempuh perjalanan
antara Speed Boat dan Kapal Ferry.
X
3:
∆ Selisih jadwal keberangkatan antara
Speed Boat dan Kapal Ferry
Gambar 6. Grafik pemilihan moda
g. Sensitivitas model
Sensitivitas model bertujuan untuk
memahami perubahan probabilitas pemilihan
moda penyeberangan Speed Boat apabila
dilakukan perubahan pada nilai atribut.
Untuk
menggambarkan
sensitivitas
ini
dilakukan beberapa perubahan atribut berikut
terhadap
model
pada
masing-masing
kelompok, yaitu:
a.
Biaya
perjalanan
dikurangi
atau
ditambah.
b.
Waktu perjalanan diperlambat atau
dipercepat.
-3.000 -2.000 -1.000 0.000 1.000 2.000 3.000 4.000
P
Utilitas (Speed Boat-Kapal Ferry)
Pr SB
c.
Frekuensi keberangkatan dikurangi atau
ditambah.
Perubahan terhadap analisis sensitivitas ini
diperoleh dengan mengggunakan persamaan
utilitas Speed Boat dan Kapal Ferry, yaitu:
3
Gambar 7. Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Atribut Biaya
a. Memperlihatkan arah kemiringan garis yang
menunjukkan arah positif, yaitu menyatakan bahwa semakin kecil selisih biaya perjalanan (Speed Boat-Kapal Ferry) maka semakin besar probabilitas dalam pemilihan Speed Boat.
b. Dengan hanya memperhatikan perbedaan
selisih biaya, dapat dijelaskan bahwa pada kondisi selisis biaya perjalanan Rp 25.000 probabilitas memilih Speed Boat masih lebih besar dari probabilitas memilih Kapal Ferry.
Gambar 7. Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Atribut waktu
Berdansar pada grafik analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut waktu tempuh perjalanan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Arah kemiringan garis yang menunjukkan
arah negatif, yaitu menyatakan bahwa
semakin kecil selisih waktu tempuh
perjalanan (Speed Boat-Kapal Ferry) maka semakin kecil probabilitas dalam pemilihan Speed Boat.
b. Dengan hanya memperhatikan perbedaan
selisih waktu tempuh perjalanan, dapat
dijelaskan bahwa pada kondisi selisis waktu tempuh lebih kecil dari 60 menit probabilitas memilih Speed Boat lebih kecil dari probabilitas memilih Kapal Ferry.
Gambar 9. Sensitivitas Model Terhadap
Perubahan Atribut frekuensi
keberangkatan
a. Arah kemiringan garis yang menunjukkan
arah negatif, yaitu semakin kecil selisih frekuensi keberangkatan (Speed Boat-Kapal Ferry) maka semakin kecil probabilitas dalam pemilihan Speed Boat.
b. Dengan hanya memperhatikan perbedaan
selisih frekuensi keberangkatan, dapat
dijelaskan bahwa pada kondisi selisih frekuensi keberangkatan lebih kecil dari 17 kali, probabilitas memilih Speed Boat lebih kecil dari probabilitas memilih Kapal Ferry.
3. Analisis SWOT
Berdasarkan kajian literatur, berita-berita yang dimuat di media lokal, serta gambaran umum yang telah diungkapkan dalam Bab 4, maka diperoleh elemen faktor-faktor external dan iternal. Dengan penilaian responden, maka faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal tersebut dapat dikategorikan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, yang secara ringkas dapat dijelaskan pada tabel
Analisis SWOT dalam rangka perbaikan kinerja angkutan penyeberangan di Maluku Utara yaitu pada Speed Boat dan Kapal Ferry dengan tujuan Ternate-Sofifi Sofifi-Ternate dilakukan dengan tahapan berikut:
Tabel 7. Matriks EFAS Speed Boat
No Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Bobot
Relatif Rating Skor Indikator Peluang
1 Kepercayaan masyarakat yang cukup
tinggi. 3.30 0.081 2.80 0.23 2 Banyaknya masyarakat yang
membutuhkan layanan penyeberangan 5.10 0.126 3.00 0.38 3 Tingginya tingkat kegiatan bisnis 4.90 0.121 2.90 0.35 4
Adanya Pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan
4.40 0.109 2.80 0.30
5 Makin Meningkatnya frekuensi
angkutan penyeberangan, 5.20 0.128 3.20 0.41
Total 22.90 0.565 1.67
Selisih biaya (Rp)
0.533
Selisih waktu (menit)
0.564
No Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Bobot
Relatif Rating Skor Indikator Ancaman
1 Persaingan dalam tingkat pelayanan
dan fasilitas terhadap pelanggan 3.10 0.077 1.90 0.15
2
Ketidakstabilan ekonomi nasional yang berpengaruh pada semua aspek, terutama pada aspek transportasi penyeberangan
2.70 0.067 2.90 0.19
3 Penyeberangan masih mengalami
kendala apabila cuaca buruk 5.70 0.141 3.30 0.46 4 Tersedianya transportasi udara 2.70 0.067 2.30 0.15 5 kurang disiplin pengguna prasarana
transportasi 3.40 0.084 3.00 0.25
Total 17.60 0.435 2.81 1.22 Total Bobot x Skor Untuk Faktor
Eksternal 40.50 1 2.89
Total Peluang - Total Ancaman 1.67 - 1.22 0.45
Tabel 8. Matriks IFAS Speed Boat
No Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Bobot
Relatif Rating Skor
Terintergasinya dermaga penyeberangan dengan terminal angkutan kota
2.20 0.067 2.20 0.15 4 Teknologi (fasilitas pelabuhan) 2.60 0.079 2.80 0.22 5 Memiliki jaminan asuransi untuk
setiap penumpang penyeberangan 1.60 0.049 2.00 0.10 6 Pelayanan jasa yang memberikan
kenyamanan kepada konsumen 3.00 0.091 2.70 0.25
Total 13.40 0.409 1.01
No Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Bobot
Relatif Rating Skor Indikator Kelemahan
1 Terbatasnya lahan parkir 3.50 0.107 2.20 0.23 2
Kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan
4.60 0.140 3.50 0.49
3 Kurangnya sumber daya manusia
pengelola transportasi 5.70 0.174 3.60 0.63 4 Jumlah armada yang terbatas 3.10 0.095 1.60 0.15 5 Jadwal keberangkatan yang
kadang berubah 2.50 0.076 2.20 0.17
Total 19.40 0.591 1.67 Total Bobot x Skor Untuk Faktor
Internal 32.80 1 2.68 Total Kekuatan - Total
Kelemahan 1.01 - 1.67 -0.66
Berdasarkan penilaian EFAS dan IFAS SWOT Speed Boat, maka perhitungan nilai untuk mengetahui kuadran SWOT adalah:
Gambar 10. Diagram analisis SWOT SB
Dari gambar di atas terlihat bahwa analisis SWOT Speed Boat berada pada kuadran 3 dimana total faktor-faktor strategi internal kekuatan dan kelemahan yaitu sebesar (-0.66) dan total faktor-faktor strategi eksternal peluang dan ancaman sebesar (0.45)
Pada kuadran ini perusahaan menghadapi peluang yang sangat besar yaitu kepercayaan masyarakat yang cukup tinggi, banyaknya
masyarakat yang membutuhkan layanan
penyeberangan, tingginya kegiatan bisnis serta
adanya pengembangan dan pembangunan
dermaga penyeberangan tetapi di lain pihak,
perusahaan menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal yaitu kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi dan kurangnya sumber daya manusia pengelola transportasi. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik.
Tabel 9. Matriks EFAS Kapal Ferry
No
Faktor-Faktor Strategi
Eksternal Bobot Bobot
Relatif Rating Skor Indikator Peluang
1 Kepercayaan Masyarakat yang
cukup tinggi 3.00 0.118 3.00 0.35 2
Banyaknya masyarakat yang membutuhkan layanan penyeberangan
3.00 0.118 3.00 0.35 3 Tingginya tingkat kegiatan bisnis 3.30 0.129 3.30 0.43 4
Adanya Pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan
2.80 0.110 2.80 0.31
5 Makin Meningkatnya frekuensi
angkutan penyeberangan, 2.60 0.102 2.60 0.27
Total 14.70 0.576 1.71
No
Faktor-Faktor Strategi
Eksternal Bobot Bobot
Relatif Rating Skor Indikator Ancaman
1
Persaingan dalam tingkat pelayanan dan fasilitas terhadap pelanggan
1.90 0.075 1.90 0.14
2
Ketidakstabilan ekonomi nasional yang berpengaruh pada semua aspek, terutama pada aspek transportasi penyeberangan
2.20 0.086 2.20 0.19
3 Penyeberangan masih mengalami
kendala apabila cuaca buruk 1.80 0.071 1.80 0.13 4 Tersedianya transportasi udara 1.80 0.071 1.80 0.13 5 kurang disiplin pengguna
prasarana transportasi 3.10 0.122 3.10 0.38
Total 10.80 0.424 2.55 1.08 Total Bobot x Skor Untuk Faktor
Eksternal 25.50 1 2.79
Total Peluang - Total Ancaman 1.71 - 1.08 0.63
Tabel 10. Matriks IFAS Kapal Ferry
No Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Bobot
Relatif Rating Skor Indikator Kekuatan
1 Memiliki visi dan misi yang kuat 4.50 0.097 2.80 0.27 2 Memiliki sistem informasi yang baik 4.60 0.099 2.70 0.27 3
Terintergasinya dermaga penyeberangan dengan terminal angkutan kota
4.00 0.086 2.60 0.22 4 Teknologi (fasilitas pelabuhan) 4.00 0.086 2.40 0.21 5 Memiliki jaminan asuransi untuk
setiap penumpang penyeberangan 3.60 0.077 1.80 0.14 6 Pelayanan jasa yang memberikan
kenyamanan kepada konsumen 3.70 0.080 2.40 0.19
No Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Bobot
Relatif Rating Skor Indikator Kelemahan
1 Terbatasnya lahan parkir 4.10 0.088 3.60 0.32 2 Kurangnya pemeliharaan sarana dan
prasarana transportasi penyeberangan 4.30 0.092 3.60 0.33 3 Kurangnya sumber daya manusia
pengelola transportasi 4.10 0.088 3.70 0.33 4 Jumlah armada yang terbatas 5.70 0.123 3.90 0.48 5 Jadwal keberangkatan yang kadang
berubah 3.90 0.084 3.50 0.29
Total 22.10 0.475 1.75
Total Bobot x Skor Untuk Faktor
Internal 46.50 1 3.05 Total Kekuatan - Total Kelemahan 1.30 - 1.75 -0.45
Berdasarkan penilaian IFAS dan EFAS SWOT Speed Boat, maka perhitungan nilai untuk mengetahui kuadran SWOT adalah:
Gambar 11. Diagram analisis SWOT KF
Dari gambar di atas terlihat bahwa
analisis SWOT Kapal Ferry berada pada
kuadran 3 dimana total faktor-faktor strategi
internal kekuatan dan kelemahan yaitu
sebesar (-0.45) dan total faktor-faktor
strategi eksternal peluang dan ancaman
sebesar (0.63).
Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang
yang lebih baik.
Tabel 11. Matriks Interaksi EFAS
–
IFAS
SWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) 1.Memiliki visi dan
misi yang kuat 2.Memiliki sistem
informasi yang baik 3.Terintergasinya
dermaga penyeberangan dengan terminal angkutan kota 4.Teknologi (fasilitas
pelabuhan) 5.Memiliki jaminan
asuransi untuk setiap penumpang penyeberangan 6.Pelayanan jasa yang
memberikan kenyamanan kepada konsumen 7.
1.Terbatasnya lahan parkir 2.Kurangnya pemeliharaan
sarana dan prasarana transportasi penyeberangan 3.Kurangnya sumber daya
manusia pengelola transportasi 4.Jumlah armada yang
terbatas
5.Jadwal keberangkatan yang kadang berubah
Peluang (Opportunity)
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan adanya peluang (SO)
Atasi kelemahan untuk mengambil manfaat adanya peluang (WO) 1.Kepercayaan misi yang kuat maka bisa didapat kepercayaan angkutan kota dapat meningkatkan kegiatan bisnis yang berdampak juga pada peningkatan frekuensi angkutan
penyeberangan. 3.Dengan memiliki
sistem informasi yang baik mengenai iklim dan cuaca yang telah terkomputerisasi dan pelayanan jasa yang baik dapat menarik minat masyarakat yang membutuhkan layanan
penyeberangan
1.Penambahan jumlah armada dan dilakukanya pelebaran lahan parkir untuk kendaraan yang akan melakukan
pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi dan peningkatan jumlah sumber daya manusia pengelola transportasi maka bisa didapat kepercayaan masyarakat yang tinggi
3.Mengatur ulang jadwal keberangkatan yang lebih akurat dengan memasang papan informasi
Ancaman (Threat)
Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman (ST)
Meminimkan kelemahan dan hindari ancaman (WT) 1.Persaingan 5.kurang disiplin
pengguna prasarana transportasi
1.Perbaikan fasilitas dan meningkatkan 2.Dengan memiliki
sistem informasi yang baik yang telah terkomputerisasi maka dapat memberikan informasi yang lebih awal mengenai perubahan iklim dan cuaca
1.Mengamati dan menganalisa perubahan yang dilakukan kompetitor dalam tingkat pelayanan dan fasilitas terhadap pelanggan 2.Penataan lokasi parkir
pengguna angkutan penyeberangan agar tidak terjadi kesemrawutan dan penumpukan kendaraan saat cuaca buruk 3.Meninjau kembali tarif
yang telah ditetapkan 4.kelemahan yang ada
diupayakan untuk segera mendapatkan
penanganan dalam pembenahan sehingga ancaman dapat diminimalisir
baik. Pada kuadran III ini menjelaskan kelemahan dari angkutan penyeberangan yaitu
terbatasnya lahan parkir, kurangnya
pemeliharaan sarana dan prasarana, minimnya sumber daya manusia pengelola transportasi, jumlah armada yang terbatas dan diperparah dengan sering berubahnya jadwal keberangkatan. Namun di sisi lain angkutan penyeberangan ini memiliki peluang yang cukup besar yakni kepercayaan masyarakat, tingginya kegiatan
bisnis yang berdampak pada tingginya
permintaan moda penyeberangan.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
perilaku pelaku perjalanan dari hasil data survei, diketahui faktor-faktor karakteristik pengguna dalam pemilihan moda adalah sebagai berikut :
a. Speed Boat:
Mayoritas responden yang melakukan
perjalanan kerja dengan menggunakan speed
boat berpendapatan 1 juta – 3 juta sebesar
50%, dengan pendidikan terkahir sarjana sebesar 44% yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan nilai prosentase sebesar 41%.
b. Kapal Ferry
Mayoritas responden yang melakukan
perjalanan kerja dengan menggunakan
Kapal Ferry berpendapatan 1 juta – 3 juta
sebesar 60%, dengan pendidikan terkahir SMA sebesar 48% yang bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil dengan nilai
prosentase sebesar 29%.
2. Dari hasil analisis maka model pemilihan
moda angkutan penyeberangan Speed Boat dan Kapal Ferry Ternate-Sofifi adalah:
3 2
1 0.031 0.601 00008105
. 0 145 .
9 X X X
U
USB KF
X1 : ∆ Selisih biaya perjalanan antara Speed
Boat dan Kapal Ferry
X2 : ∆ Selisih waktu tempuh perjalanan antara
Speed Boat dan Kapal Ferry
X3 : ∆ Selisih jadwal keberangkatan antara
Speed Boat dan Kapal Ferry
Didapat
F
hitung> F
kritisyaitu 1394.887 >
2.638 dengan signifikansi 0.000
Didapat
t
hitung> t
kritisyaitu 36.827 > 1.969
dengan signifikansi 0.000
Hasil pengukuran presentase pengaruh
semua atribut (R
2) diperoleh nilai 0.431 pada
alternatif ke-7. Hal ini menunjukkan bahwa
43.1% pengaruh seluruh atribut terhadap
perubahan utilitas pada model dan sisanya
dipengaruhi oleh atribut lain yang tidak
dipertimbangkan.
Dari faktor pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan dengan hitungan manual
menunjukkan bahwa status sosial ekonomi benar
mempengaruhi pemilihan angkutan
penyeberangan Ternate-Sofifi, dimana semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi responden maka prosentase pemilihan speed boat semakin
tinggi dibandingkan pemilihan angkutan
penyeberangan kapal ferry.
3. Hasil analisis dan pembahasan
menggunakan SWOT untuk arahan perbaikan pelayanan transportasi penyeberangan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Hasil penggambaran pada diagram analisis
SWOT, posisi pada kuadran III (negatif, positif), artinya posisi ini menandakan bahwa perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan menghadapi bebeapa kendala atau kelemahan internal.
b. Kinerja pelayanan transportasi
penyeberangan Ternate-Sofifi menunjukkan kinerja yang rendah. Untuk itu diperlukan perbaikan, penataan dan perhatian lebih sehingga dapat memberikan pelayanan yang
efektif dan efisien dengan
mempertimbangkan potensi wilayah
misalnya penambahan jumlah armada, peningkatan sumber daya manusia pengelola transportasi dan mengatur ulang jadwal keberangkatan.
Transportasi penyeberangan Ternate-Sofifi
mempunyai peluang yang besar karena wilayah ini merupakan kawasan tumbuh cepat dimana kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa terjadi dengan intensitas yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Freddy Rangkuti. 2013. Analisis SWOT: Teknik
Membedah Kasus Bisnis, Cara
Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI, Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Gito Sugiyono, 2008, Analisis Elastisitas dan
Sensitivitas Respon Individu dalam Pemilihan Moda Antara Mobil Pribadi dan Angkutan Umum Bus Kota
Karel Albert Ralahalu, M. Yamin Jinca, L. Denny Siahaan, Antonius Sihaloho.
2013. Pembangunan Transportasi
Kepulauan di Indonesia, Surabaya.
Brilian Internasional.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian, Bandung. Alfabeta.
Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Bandung. Edisi ke-2 ITB.
Dari Media Masa
Anonim. 2014. Alat Kelengkapan Speed Boat Diperiksa. Harian Umum Malut Post, 21 Januari 2014.
Anonim. 2014. Masih Banyak Pegawai Pilih Speed Boat. Harian Umum Malut Post, 16 Januari 2014.
Anonim. 2014. Pegawai Membludak, Ferry Terbatas. Harian Umum Malut Post, 21 Januari 2014.
Anonim. 2014. Penumpang Ferry ke Sofifi Melonjak. Harian Umum Malut Post, 22 Maret 2014
Ismed Eka Kusuma. 2013. PNS di Sofifi Keluhkan Sarana dan Transportasi Yang Mahal. Harian Umum Actual.co, 9 Juni 2013
Yuli. 2010. SBY Resmikan Perpindahan Ibu
Kota Maluku. Harian Kompas, 4 Agustus