• Tidak ada hasil yang ditemukan

K A B U P A TE N S E R D A N G B E D A G A I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "K A B U P A TE N S E R D A N G B E D A G A I"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LEM BARAN DAERAH

KABUPATEN SERDANG BEDAG AI

NOM OR 12 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NO M O R 12 TAHU N 2006

TENTANG

PENGELO LAAN PULAU BERHALA SERDANG BEDAGAI SEBAGAI KAW ASAN ECO M ARINE TO URISM (W ISATA BAHARI BERW AW ASAN LINGKUNGAN)

DENGAN RAHM AT TUHAN YANG M AHA ESA

BUPATI SERDANG BEDAGAI,

M enim bang : a. bahwa Pulau Berhala Serdang Bedagai m erupakan satu pulau kecil

terluar diwilayah Kabupaten Serdang Bedagai, m em iliki potensi perikanan, pariwisata konservasi dan keanekaragam an hayati yang tinggi, sangat rentan terhadap aktifitas ekonom i dan m erupakan interaksi kawasan terestrial (daratan) dan lingkungan laut;

b. bahwa untuk m engoptim alkan pem anfaatan potensi sebagaim ana

yang dim aksud dalam m enim bang huruf ”a” di atas, perlu ditetapkan Peraturan D aerah tentang Pengelolaan Pulau Berhala;

M engingat : 1. Undang – Undang Nom or 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the Law of the sea/ Konvensi Perserikatan Bangsa – Bangsa tentang Hukum Laut (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nom or 76, Tambahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 3319);

2. Undang – Undang Nom or 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sum berdaya Alam Hayati dan Ekosistem nya (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 nom or 49, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 3419);

3. Undang – Undang Nom or 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lem baran

Negara Republik Indonesia Tahun 1992 nom or 98 Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 3493);

4. Undang – Undang N om or 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

(2)

5. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 nomor 73 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647);

6. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

7. Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pertahanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

8. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 nomor 2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4346);

10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

11. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerha menjadi Undang – undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);;

(3)

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik – Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 nomor 72 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4211);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 02 Tahun 2005 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 03 Tahun 2005 tentang Organisasi Dinas – Dinas Daerah;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN PULAU BERHALA SERDANG BEDAGAI SEBAGAI KAWASAN ECO MARINE TOURISM (WISATA BAHARI BERWAWASAN LINGKUNGAN)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Pulau Berhala Serdang Bedagai adalah Pulau Berhala yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara 30 46’ 38”

LU dan 990 30’ 03” BT.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Bupati adalah Bupati Serdang Bedagai.

4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Serdang Bedagai.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

(4)

7.

Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Serdang

Bedagai.

8.

Dinas Perikanan dan Kelautan adalah Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Serdang Bedagai.

9.

Dinas Perhubungan dan Pariwisata adalah Dinas Perhubungan dan

Pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai

10.

Kecamatan adalah Kecamatan Tanjung Beringin.

11.

Pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai adalah rangkaian kegiatan

yang dilakukan untuk memanfaatkan dan mengembangkan

sumberdaya alam Pulau Berhala Serdang Bedagai untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Pulau Berhala Serdang Bedagai khususnya

masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai, secara terpadu dengan

memperhatikan konsep Eco Marine Tourism.

12.

Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya

mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan

pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

13.

Sumberdaya ikan adalah potensi semua jenis ikan.

14.

Lingkungan sumberdaya ikan adalah perairan tempat kehidupan

sumberdaya ikan, termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya.

15.

Tourism yang dimaksud adalah wisata bahari dan wisata terestrial.

16.

Ecotourism adalah Perjalanan yang bertanggung jawab ke suatu

daerah yang masih alami melakukan konservasi, dan memberi

manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal;

17.

Wisata terestrial adalah kegiatan wisata dengan pemanfaatan lahan

daratannya.

18.

Konservasi adalah usaha perlindungan, pelesterian dan pemanfaatan

(5)

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 2

Peraturan Daerah ini berlaku untuk pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai, Pulau Sokong Nenek dan Sokong Siembah sebagaimana kewenangan yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan.

BAB III

TUJUAN DAN PRINSIP PENGELOLAAN PULAU BERHALA SERDANG BEDAGAI

Pasal 3

Pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai dilakukan dengan tujuan :

1. Menjaga keutuhan wilayah NKRI, keamanan nasional, pertahanan

Negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas kawasan

2. Memanfaatkan sumber daya alam dalam rangka pembangunan yang

berkelanjutan, mengoptimalkan potensi perikanan, parawisata dan sumberdaya alam lainnya yang terdapat di Pulau Berhala Serdang Bedagai sehingga dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerintah daerah;

3. Mengusahakan terwujudnya konservasi sumberdaya alam di Pulau

Berhala Serdang Bedagai dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada secara berkelanjutan, melindungi jenis ikan dan terumbu karang yang mengalami kepunahan, menjaga kemurnian genetik, memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem dan menjamin pemanfaatan plasma nutfah dalam rangka pelestarian sumberdaya ikan dan terumbu karang;

4. Memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan

kesejahteraannya.

Pasal 4

Prinsip pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai adalah :

a. W awasan Nusantara

b. Berkelanjutan

c. Berbasis masyarakat dengan prinsip pengelolaan.

(6)

Pengelolaan harus dilakukan terpadu antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pada bidang-bidang sumberdaya alam dan lingkungan, infrastruktur dan perhubungan, pembinaan wilayah, pertahanan dan keamanan, serta ekonomi, sosial dan budaya.

BAB IV

AZAS, MANFAAT SERTA SASARAN Pasal 5

Dalam pengelolaan wilayah Pulau Berhala Serdang Bedagai dilakukan berdasarkan asas legalitas, keadilan, demokrasi, keterpaduan, daya guna dan hasil guna, pelestarian dan asas kearifan lokal

Pasal 6

Manfaat pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai meliputi:

(1) Terwujudnya rencana, penetapan dan koordinasi prioritas-prioritas pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai dalam rangka memanfaatkan secara efisien dan konsisten kapasitas dan sumberdaya Pulau Berhala Serdang Bedagai;

(2)Terlindunginya wilayah-wilayah penting dari degradasi akibat pemanfaatan dan konsumsi yang berlebihan, serta perusakan habitat;

(3) Berkembangnya sumberdaya di Pulau Berhala Serdang Bedagai bagi pemanfaatan ekonomi melalui cara-cara keilmuan yang benar dan adil secara ekonomis dan ekologis;

(4) Terwujudnya akuntabilitas dan manajemen dalam pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai.

Pasal 7

Sasaran pengelolaan di Pulau Berhala Serdang Bedagai untuk :

(1) Meningkatkan koordinasi pengambilan keputusan melalui proses antar sektor dalam membuat dan meninjau keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai;

(7)

(3) Terakomodasinya aspirasi dan kepentingan-kepentingan masyarakat pesisir terdekat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya Pulau Berhala Serdang Bedagai secara berkelanjutan

(4) Memajukan dan mempertahankan sumberdaya perikanan Pulau Berhala Serdang Bedagai melalui pengurangan dan penghapusan kegiatan penangkapan yang dapat merusak lingkungan;

(5) Meningkatkan kapasitas melalui pendidikan, pelatihan dan pelayanan kepada

masyarakat;

(6) Terpenuhinya persyaratan normatif dalam sistem dan mekanisme perizinan

usaha/kegiatan pembangunan di Pulau Berhala Serdang Bedagai.

BAB V PENGELOLAAN

Pasal 8

(1) Pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai dilakukan secara terpadu antara Pemerintah Daerah dan masyarakat.

(2) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang-bidang a. Perikanan dan kelautan;

b. konservasi; c. parawisata;

(3) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Pengelolaan perikanan dalam wilayah pengelolaan Perikanan Republik Indonesia dilakukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya kelestarian sumber daya ikan, pengelolaan perikanan untuk kepentingan penagkapan ikan harus mempertimbangkan hukum adat dan/ atau kearifan lokal serta memperhatikan peran serta masyarakat.

(5) Pengelolaan parawisata meliputi wisata bahari dan wisata terestrial.

(8)

Pasal 9

(1) Pengembangan Kawasan Pulau Berhala Serdang Bedagai dapat dikembangkan kegiatan – kegiatan konservasi, taman nasional laut, perikanan dan kelautan, wisata, dan daerah persinggahan/ tempat kapal berlabuh.

(2) Perikanan dan Kelautan

a. Perairan Pulau Berhala Serdang Bedagai memiliki perairan yang potensi untuk penangkapan ikan untuk tidak terjadinya penangkapan yang merusak lingkungan khususnya biodiversity seperti terumbu karang perlu diatur daerah penangkapan ikan yang diperbolehkan serta daerah dimana kapal-kapal penangkap ikan boleh melabuhkan kapalnya hal ini mengingat pulau Berhala Serdang Bedagai yang dikelilingi oleh terumbu karang yang sangat eksotik.

b. Tidak boleh melakukan penangkapan ikan dengan alat apapun dan melabuhkan jangkar pada radius 1 (satu) m il laut.

c. Kegiatan perikanan dan kelautan ini selanjutnya diatur dengan Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dan pelaksanaannya diatur dengan peraturan Bupati.

(3) Eco Tourism sebagai Pengembangan pariwisata dikawasan Pulau Berhala Serdang Bedagai harus mengikuti kaidah -kaidah ekologis, khususnya adalah bahwa tingkat pembangunan secara keseluruhan tidak boleh melebihi daya dukung (carring capacity) suatu pulau, dampak negatif pembangunan (cross–sectoral impacts) hendaknya ditekan seminimal mungkin sesuai dengan kemampuan ekosistem pulau tersebut untuk menenggangnya. Selain itu, setiap kegiatan pembangunan usaha produksi yang akan dikembangkan di Pulau Berhala Serdang Bedagai seyogyanya memenuhi skala ekonomi yang optimal dan menguntungkan serta sesuai dengan budaya lokal.

Kegiatan pariwisata adalah segala kegiatan bersifat santai dan menikmati segala elemen potensi alam tanpa merusaknya. Kegiatan pariwisata yang

(9)

1. Panorama pantai dan laut lepas ( sunrise, sunset, dll ), panorama bawah laut pada kawasan kaya biota laut dan dapat dinikmati dengan menyelam, snorkling atau dengan kapal khusus berlantai transparan,

2. Kegiatan rekreasi aktif seperti diving, snorkling, jet ski, memancing, perjalanan mengelilingi pulau, berkemah, berjalan menelusuri pulau (Cave Adv.) dll.

3. Kegiatan rekreasi aktif seperti berjemur, bermain dipantai dll.

4. Atraksi hiburan dan tontonan seperti lomba renang, lomba selam, pertandingan olahraga air, dan panggung terbuka

(4) Daerah Persinggahan

Kawasan Pulau Berhala Serdang Bedagai yang letak geografisnya strategis berada pada jalur pelayaran dan transportasi laut dapat dijadikan sebagai daerah persinggahan atau tempat labuh kapal dengan ketentuan tidak boleh melabuhkan jangkar pada daerah terumbu karang dan tidak boleh membuang air ballase serta alat tangkap ikan yang rusak di daerah terumbu karang.

BAB VI

KEWAJIBAN DAN JAMINAN LINGKUNGAN Pasal 10

(1). Setiap orang dan/atau badan hukum yang hendak melakukan usaha di Pulau Berhala Serdang Bedagai wajib :

a. menyusun amdal jika kegiatan atau usaha yang dilakukan berdampak penting seperti pengubahan bentuk dan bentang alam pulau, eksploitasi sumberdaya alam, proses introduksi, jenis penerapan teknologi dan kegiatan yang mempunyai resiko tinggi b. akomodasi tidak boleh bersifat permanen dan diusahakan dibuat

dari bahan alami seperti befax, tenda dan lain-lain

c. jumlah pengunjung menginap/ bermalam yang diperbolehkan dalam waktu yang bersamaan tidak lebih dari 100 (seratus) orang mengingat daya dukung pulau.

(10)

sesuai ketentuan peraturan perundang undangan harus membuatnya.

e. semua sampah yang dihasilkan dari para pengunjung harus dibawa

pulang kedarat.

f. dilarang membawa/ m engambil flora dan fauna dari pulau berhala

serdang bedagai

g. mensosialisasikan dan berkoordinasi dengan masyarakat pesisir yang

berdekatan dengan lokasi usaha tentang rencana usaha dimaksud.

h. membuat rencana pemberdayaan masyarakat pesisir terdekat

dengan pulau berhala serdang bedagai.

i. memperoleh rekomendasi dari instansi terkait seperti kecamatan,

dinas perikanan dan kelautan dan dinas perhubungan dan pariwisata.

(1) Pemerintah Daerah memberikan perizinan pengusahaan di Pulau

Berhala Serdang Bedagai setelah dipenuhinya kewajiban dimaksud pada ayat (1) pasal ini dan tetap mengacu dan berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor 78 tahun 2005.

(2) Untuk pengembangan dan pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai

bagi setiap pengunjung akan dikenakan tarif izin masuk yang akan ditetapkan melalui Peraturan Kepala Daerah.

BAB VII PENDANAAN

Pasal 11

(1) Pemerintah Daerah mengalokasikan dana melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah untuk melaksanakan Peraturan Daerah ini sesuai dengan perencanaan dan program yang akan dilakukan pada setiap tahun.

(2) Pendanaan untuk pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai diperoleh dari berbagai sumber antara lain retribusi, dana kompensasi dan sum ber lainnya dari sektor kegiatan dan kerjasama dengan pihak-pihak lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII SANKSI Pasal 12

(1) Bagi pengunjung yang melanggar keutuhan dan kelestarian akan

dikenakan sanksi.

(2) Sanksi diberikan sesuai dengan peraturan dan Perundang undangan

(11)

BAB IX

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 13

(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai sebagaimana dimaksud pada Peraturan Daerah ini dikoordinasikan Pemerintah Daerah dan Forum Koordinasi dan tetap mengacu pada Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005.

(2) Pelaksana pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 14

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur dengan peraturan kepala daerah.

Pasal 15

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

Ditetapkan di Sei Rampah

pada tanggal 17 Oktober 2006 BUPATI SERDANG BEDAGAI,

dto

H. T. ERRY NURADI Diundangkan di Sei Rampah

pada tanggal 20 Oktober 2006

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN,

dto

OK. ARYA ZULKARNAIN

(12)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 12 TAHUN 2006

TENTANG

PENGELOLAAN PULAU BERHALA SERDANG BEDAGAI SEBAGAI KAWASAN ECO MARINE TOURISM (WISATA BAHARI BERWAWASAN LINGKUNGAN)

I. UMUM

Dalam rangka menjaga keutuhan wilayah Negara, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan perlu dilakukan pengelolaan pulau – pulau kecil terluar dengan memperhatikan keterpaduan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, budaya, hukum, sumber daya manusia, pertahanan dan keamanan.

Pulau – Pulau kecil terluar Indonesia memiliki nilai strategis sebagai Titik Dasar dan Garis Pangkal Kepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan Landas Kontingen Indonesia.

Pulau Berhala Serdang Bedagai merupakan satu pulau kecil terluar di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, memiliki potensi perikanan, pariwisata konservasi dan kenanekaragaman hayati yang tinggi, sangat rentan terhadap aktivitas ekonomi dan merupakan interaksi kawasan terrestrial (daratan) dan lingkungan laut.

Berdasarkan dengan hal dimaksud di atas, maka Pemerintah Daerah di pandang perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai sebagai kawasan Eco Marine Tourism (Wisata Bahari Berwawasan Lingkungan).

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 : Ayat (1) nama Pulau adalah Pulau Berhala, Peraiaran Selat Malaka, Koordinat titik terluar 30 46’ 38” U dan 990 30’ 03” T, Titik Dasar dan Petunjuk Jenis Garis Pangkal TD. 184 TR. I 84 Jarak TD. 184-TD. 185 = 89.42 nm Garis Pangkal Lurus Kepulauan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2005.

(13)

Pasal 8 : - Ayat (1) adalah Pengelolaan perikanan dan kelautan termasuk di dalamnya pengelolaan perikanan, budidaya dan penangkapan, pengelolaan konservasi dimaksud adalah pengelolaan konservasi penyu laut dan terumbu karang, pengelolaan pariwisata dimaksud adalah wisata bahari.

- Ayat (3) adalah pengelolaan kegiatan perikanan di atur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Pengelolaan Konservasi diatur dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Keparawisataan.

Pasal 9 s/d Pasal 11 : Cukup Jelas.

Pasal 12 : - Sanksi sebagaimana dimaksud Ayat (1) adalah Pengunjung yang melanggar keutuhan dan kelestarian alam akan dikenakan Sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

- Sanksi sebagaimana dimaksud Ayat (2) adlah Pengunjung dan Pengelola perikanan dan kelautan yang melanggar akan dikenakan Sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Pengunjung dan Pengelola Pariwisata yang melanggar Peraturan Daerah ini dikenakan Sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.

Pasal 13 s/d 15 : Cukup Jelas

Referensi

Dokumen terkait

Tanggung jawab perdata pelaku usaha dalam pelanggaran label pangan menurut

Dalam perumusan ayal (1) di alas, yang nengandung unsur imperatif, hendak dituangkan suatu prinsip bahwa penggunaan sanksi pidana hendaknya tetap memperhatikan prinsip

(2) Pemeriksaan penyalahgunaan Narkoba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan di Rumah Sakit Provinsi dan rumah sakit lainnya yang ditunjuk oleh Guberaur

Unit pengelola data keluarga yang berada di Dinas/Badan/Kantor Pengelola Program KB Kabupaten/Kota, akan mengolah hasil pendataan keluarga di setiap wilayah

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU Pesisir). Menurut UU Pesisir, pengertian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

(2) Pengajuan keberatan atau permohonan banding yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, harus memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 23 sampai pasal 26

Sasaran Strategis : Tata kelola Pemerintahan yang baik di lingkungan Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Nama IKU : Nilai IKPA Pelabuhan Perikanan Nusantara

(2) Untuk ciptaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih, maka Hak Cipta berlaku selama hidup Pencipta yang terlama hidupnya dan