• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERJEMAHAN FILM KARTUN AMRA docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERJEMAHAN FILM KARTUN AMRA docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERJEMAHAN FILM KARTUN AMRA' MIN AS-SAMA' KHALQ AL-SHIRA’ 'ALA AL-HUKM WA AL-HIKMAH SULAIMAN

Disusun untuk Memenuhi Nilai Matakuliah Seminar Proposal

Dosen Pembimbing : Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum.

Oleh:

Izzati : 11140240000016

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

A. Latar Belakang

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)1 menyatakan bahwa penerjemahan

adalah proses, cara, perbuatan menerjemahkan atau pengalihan bahasa. Sedangkan Nida dan Taber (1972: 12)2 mengemukakan bahwa penerjemahan “consists in

reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style” yakni penerjemahan adalah suatu upaya mengungkapkan kembali pesan dan suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Penerjemahan tak melulu menggunakan teks atau bahasa tulisan sebagai bahan menerjemahkan seperti kebanyakan, namun bisa juga menggunakan bahasa lisan yang berdedikasi dalam penerjemahan suara, salah satunya adalah film.

Penerjemahan film berbeda dengan penerjemahan pada umumnya. Selain memiliki banyak tahapan yang rumit dimulai dari mendengarkan (istima’/listening), menulis (kitabah/writing), menerjemahkan, dan membuat subtitle ataupun dubbing, penerjemahan film juga bertumpu pada audio-visual.

Film sendiri adalah sebuah lakon (cerita) gambar hidup.3 Film lebih identik

diperankan oleh sekelompok orang yang memerankan sebuah adegan, memiliki alur, plot (jalan cerita), setting (tempat/lokasi), penokohan. Menurut sejarahnya film lahir di Prancis, tepatnya pada tanggal 28 Desember 1895, perintisnya adalah Lumiere bersaudara.4Menurut karakternya, film dikelompokkan menjadi film cerita (story

film), film berita (newsreel), film dokumenter (documentary film), dan film kartun

(cartoon film).5

Film kartun (Cartoon Film) adalah film yang menciptakan khayalan gerak sebagai hasil pemotretan rangkaian gambar yang melukiskan perubahan posisi. Juga bisa berarti adalah gambar dengan penampilan yang lucu, berkaitan dengan keadaan yang berlaku.6 Film kartun sendiri dibuat untuk konsumsi anak-anak. Film kartun

bersuara pertama kali dibuat oleh Walt Disney. Yakni, film Mickey Mouse yang

1 Badan Pegembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline., Edisi kelima, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

2 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2008)

3 Badan Pegembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline., Edisi kelima, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

4 Biran, Misbach Yusa, Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film di Jawa, (Komunitas Bambu, Depok: 2009) H: xv.

5 Elvinaro Ardianto, lukiati Komala., Komunikasi Masa Suatu Pengantar, (Simbiosa Rekatama Media: Bandung, 2015). H:148

(3)

diputar perdana di Steamboat Willie di Colony Theatre, New York pada 18 November 1928.7

Beberapa tahun terakhir, Timur Tengah juga memiliki film kartun sendiri, yakni

Amra' Min As-Sama' Khalqa Al-Shira’ Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman. Di bawah arahan sang penulis Reda Taqtisi film ini mampu menembus 50 episode yang setiap episode berdurasi 23 menit sampai 35 menit. Film ini sendiri berisi tentang kisah-kisah nabi terdahulu seperti Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Samuel, dan lainnya.

Alasan penulis mengambil film kartun Amra' Min As-Sama' Khalqa Al-Shira’ 'ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman untuk dijadikan objek dalam penelitian ini, karena film ini sarat akan nilai-nilai pendidikan agama, selain itu film ini juga menghadirkan kisah-kisah nabi terdahulu baik 25 nabi ataupun nabi-nabi yang hanya dikenal oleh umat nasrani saja. Film ini juga mampu menambah pengetahuan serta wawasan penonton. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikannya sebuah judul.

“Penerjemahan Film Kartun Amra' Min As-Sama' Khalqa Al-Shira’ 'Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah.

Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan dengan menerjemahkan 35 menit sebagaimana durasi film serta menganalisisnya. Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka penulis merumuskan:

1. Teknik-teknik apa yang digunakan dalam penerjemahan film kartun Amra' min as-Sama' Khalqa al-Shira’ ‘alaal-Hukm wa al-Hikmah Sulaiman? C. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan tinjauan pustaka ke beberapa karya tulis ilmiah mahasiswa, baik di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah maupun di luar lingkungan. Peneliti menyadari bahwa penerjemahan film serta menerjemahkan adalah dua hal yang baru terutama berbahasa sumber bahasa Arab. Peneliti sendiri menemukan beberapa karya ilmiah yang membahas penerjemahan film, analisis subtitle maupun yang berkaitan dengan film animasi atau kartun utamanya.

Melly Amalia, Tarjamah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi berjudul Penerjemahan Dialog Arab Dalam Film Ayat-Ayat Cinta. Adapun di dalamnya membahas tentang kesalahan penerjemahan dialog serta pelafalan dialog bahasa Arab dalam film Ayat-Ayat Cinta.

(4)

Donny Fandi, Bahasa dan Sastra Inggris (2014), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi berjudul Translation Procedures And Meaning Equivalence In Subtitle Of The Animated Movie Monters University. Di dalamnya membahas prosedur-prosedur penerjemahan dalam subtitle serta kesetaraan makna yang terdapat dalam film animasiMonters University.

Rizka Indriyani, Bahasa dan Sastra Inggris (2014) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsinya berjudul Transitivity And Mood Structure Analysis In Rapunzel Childrens Short Story. Adapun di dalamnya membahas tentang analisis struktur emosi tokoh Rapunzel dalam cerita pendek anak-anak.

Ana gustiawati, pendidikan Biologi (2014), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan skripsi berjudul Pengaruh Media Film Animasi Terhadap Pemahaman Konsep Siswa (Kuasi Eksperimen di SMAN 2 Cibinong).

Membahas tentang film animasi sebagai media dalam meningkatkan pemahaman siswa terutama dalam mata pelajaran Biologi serta manfaat film animasi dalam menambah kemampuan otak siswa mencerna pelajaran Biologi.

Fajar Riski Sahrudin, Sastra Indonesia (2015), Universitas Airlangga Surabaya. Skripsinya berjudul Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Dialog Film Animasi Pendek Grammar Suro Dan Boyo Karya Cak Ikin Kajian Sosiolinguistik. Di dalamnya membahas alih kode yang digunakan serta campur kode yang digunakan dalam film animasi grammar Suro dan Boyo.

Cahya Haniva Yunizar, Komunikasi (2014), Universitas Airlangga Surabaya. Skripsinya berjudul Wacana Perempuan Dalam Film Animasi Disney Princess Brave.

Di dalamnya membahas tentang wacana perempuan ideal yang digambarkan melalui film animasi disney.

Dalam penelitian ini, peneliti lebih fokus membahas tentang teknik-teknik yang digunakan dalam penerjemahan film kartun Amra' Min As-Sama' Khalqa Al-Shira’

Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman. Selain itu, peneliti juga membuat subtitle sebagai bentuk dari penerapan teknik-teknik penerjemahan.

D. Metodologi Penelitian

(5)

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, metode simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan menyimak pengguna bahasa.

2. Sumber Data

Penelitian ini terfokus pada penerjemahan film kartun Amra' Min As-Sama'

Khalqa Al-Shira’ Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman”. Selain itu juga teknik-teknik yang digunakan dalam penerjemahan.

Penerjemahan Film Kartun Amra' Min As-Sama' Khalqa Al-Shira’ Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman”. Film ini diakses melalui youtube dengan link

https://m.youtubecom/watch?t=53s&vfmvQhg pada Selasa, 28 November 2017 pukul 17:30.

Peneliti juga menggunakan metode kepustakaan (library seach) yaitu, memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian untuk menghasilkan penelitian akurat. Kemudian, untuk menunjang penelitian yang akurat, penulis juga merujuk pada buku, jurnal, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus Arab-Indonesia, dan juga internet.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat.

Teknik simak sendiri adalah cara yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mendapatkan data dari informan. Teknik simak banyak digunakan dalam penelitian bahasa. Dalam penelitian ini, peneliti mendengarkan serta menyimak informan berdialog dengan lawan mainnya.

Teknik catat adalah teknik yang diaplikasikan setelah mendengar apa yang diucapkan oleh informan. Teknik catat sangat penting dalam penelitian ini, selain sebagai teknik lanjutan namun juga sebagai sarana bagi peneliti untuk lebih memahami dialog yang diucapkan oleh informan.

4. Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan terkait rencana-rencana analisis data, adapun rancana analisis yang digunakan sebagai berikut: Menjelaskan teknik-teknik yang digunakan dalam penerjemahan film kartun Amra' min as-Sama' Khalqa al-Shira’ ‘ala al-Hukm wa al-Hikmah Sulaiman. E. Kerangka Teori

1. Penerjemahan Film

(6)

al-mutarjam minha) menjadi ekuivalen yang sedekat-dekatnya dan sewajar-wajarnya dalam bahasa lain (bahasa sasaran [Bsa]; target language [TL]; al-lughah al-mutarjam ilaiha)8. Menurut Brislin (1976:1)9 memberikan pengertian

bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum yang mengacu pada memindahkan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke bahasa yang lain (sasaran), baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk lisan, baik bahasa itu telah tersusun secara ortografi ataupun belum standar, ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda, seperti isyarat untuk orang yang tuli. Penerjemahan bukan hanya mengubah dari bahasa satu ke bahasa yang lain, tetapi merubah satu bentuk ke bentuk yang lain.

Penerjemahan film sendiri adalah proses pemindahan makna yang terkandung dalam film baik alur cerita, dialog, dan segala hal yang terdapat di dalamnya kemudian dialihkan ke bahasa sasaran. Penerjemahan film mengandalkan video dan visual. Dalam praktiknya, penerjemahan film bisa menggunakan subtitle atau dubbing sebagai media penyalur makna. Sama dengan penerjemahan lainnya, penerjemah yang menerjemahkan film dituntut mampu untuk mempertahankan keutuhan ide pokok sebuah film yang dititipkan oleh penulis. Tak hanya itu, penerjemah juga harus menjaga agar alur ataupun genre film tetap terjaga sampai kepada penonton.

2. Jenis-jenis Penerjemahan Film

Penerjemahan film berbahasa Arab memang belum dilirik banyak orang, selain kesulitan dalam memahami bahasa Arab, film yang berbahasa Arab juga sulit didapatkan. Ini berbeda dengan film-film yang berbahasa Inggris yang sudah menjamur terjemahan filmnya baik menggunakan subtitle maupun dubbing.

Penerjemahan film berbeda dengan penerjemahan lainnya. Televisi adalah media audio-visual, karena itu penerjemahan film televisi bertumpu pada audio

dan visual. Pada dasarnya, penerjemahan film terbagi atas dua, yaitu subtitle dan juga dubbing (sulih suara).

a) Subtitle (Subtitling)

8 Hidayatullah, Moch. Syarif, Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern), (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2010) h: 165.

(7)

Prinsip subtitling adalah membantu pemirsa memahami isi film, bukan membuat pemirsa sibuk membaca10. Untuk menerjemahkan film dengan

teknik subtitle (sutitling), penerjemah harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut11:

a) Harus memperhatikan time frame pemunculan subtitle yang didasarkan pada time code (ukuran waktu dalam hh:mm:ss:ff) b) Pemunculan subtitle amat ditentukan oleh penentuan in-point dan

out point time code.

c) Waktu pemunculan subtitle adalah antara 2-7 detik.

d) Satu subtitle maksimal terdiri dari 2 baris, dan 1 baris maksimal 35 karakter.

e) Pemenggalan kalimat perlu diperlihatkan, dengan mempertimbangkan tata bahasa dan logika dalam satu kalimat. f) Nama sutradara, produser, aktor dan tim kru yang muncul di

opening dan ending-title tidak perlu diterjemahkan.

g) Lirik lagu hanya diterjemahkan jika merupakan bagian dari isi film. Kalau sekedar merupakan ilustrasi, tidak perlu diterjemahkan.

h) Kalau ada repetisi kata, cukup satu yang diterjemahkan.

i) Kalau kalimatnya tidak jelas, cukup menerjemahkan kalimat yang jelas.

j) Tulisan di papan nama, surat, email, dll, yang ada kaitannya dengan isi cerita harus diterjemahkan.

k) Ungkapan dan peribahasa jangan diterjemahkan secara harfiah, namun dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.

l) Tidak perlu menerjemahkan semua detil. Kalimat boleh disederhanakan. Detail-detail yang tidak penting boleh dihilangkan.

b) Dubbing (Sulih Suara)

Dubbing atau sulih suara adalah audio bahasa sumber (bahasa asing bersangkutan). Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang luwes, baik dan benar. Dalam sulih suara, bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan

10 Frans Sayogie mengutip Lina Ho dalam bukunya berjudul Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2008) h: 209.

(8)

situasi, kondisi, konteks film dan judul film dengan tetap mengacu kepada kaidah yang berlaku12.

Untuk penerjemahan film dengan teknik sulih suara, penerjemah harus memperhatikan beberapa hal berikut13:

a) Panjang pendek terjemahan sama dengan panjang pendek kalimat bahasa sumber.

b) Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

c) Kalimat terjemahan lip-sync dengan kalimat bahasa sumber. d) Hubungan antar kalimat tidak terputus.

e) Mengikuti tata bahasa Indonesia.

f) Kalimat atau kata sesuai dengan gambar.

g) Bahasa terjemahan mampu menunjukkan strata sosial pemeran. h) Kadang terdapat ketidaksesuaian kata dengan gambar film.

Penerjemah harus jeli melihatnya.

3. Teknik-teknik Penerjemahan14

Secara teoritis sifat universal bahasa dan konvergensi budaya memungkinkan terwujudnya kesepadanan. Namun, dalam praktiknya sering kali muskil ditemukan padanan yang pas antara bahasa sumber dan bahasa target. Hal ini disebabkan oleh adanya kesenjangan di antaranya keduanya, baik pada tataran linguistik maupun kultural. Newmark (1988) menyebutkan bahwa istilah metode berkaitan dengan penanganan teks secara keseluruhan, sedang prosedur berkaitan dengan unit-unit bahasa yang lebih kecil, seperti kata, frase, dan klausa.

Molina dan Albir (2005: 509-511) menghadirkan beberapa teknik yang digunakan dalam penerjemahan. Diantaranya:

a) Teknik peminjaman.

Dilakukan dengan cara meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber. Mellaui teknik pemadanan paling sederhana ini penerjemah mengambil dan membawa item leksikal dari bahasa sumber ke dalam bahasa target tanpa modifikasi formal.

12 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat: 2008) h: 211.

13 Moh. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer Dasar, Teori dan Masalah, (UIN Press, Ciputat: 2014) h: 129.

(9)

Dalam praktiknya, boleh jadi peminjaman itu bersifat murni (pure borrowing) atau peminjaman alamiah (naturalized borrowing). Pemakaian teknik peminjaman murni sejatinya mengindahkan tata aturan transliterasi. Sedangkan pemakaian teknik peminjaman alamiah sudah barang yang harus memperhatikan kaidah fonotaktik dan morfotaktik yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

Contoh peminjaman murni.

Kata غيلبت diterjemahkan menjadi ‘tabligh’;

Contoh peminjaman yang dinaturalisasikan.

Kata ىلصم diterjemahakan menjadi ‘musala’

b) Teknik Calque

Dalam banyak kasus, teknik ini dibilang banyak mirip dengan teknik peminjaman di mana suatu ungkapan bahasa sumber dipinjamkan kemudian unsur-unsurnya diterjemahkan secara literal. Cara ini menghasilkan (1) lexical calque dengan mempertahankan struktur bahasa target seraya memperkenalkannya sebagai modus ekspresi yang baru, dan (2) structural calque yang sekaligus memperkenalkan kontruksi baru ke dalam bahasa target.

Contoh calque.

Frasa ajektiva حلاصلا لمعلا yang berpola DM (diterangkan menerangkan) diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan pola yang sama menjadi ‘amal saleh’. Penggunaan teknik ini boleh jadi berimbas pada gejala interferensi struktur bahasa sumber terhadap bahasa target manakala terdapat kesenjangan gramatikal di antara keduanya.

c) Teknik Literal

Dalam teknik literal (literal translation) terjadi pergantian struktur sintaksis bahasa sumber dengan bahasa target. Teknik literal digunakan dengan menerjemahkan kalimat secara kata per kata. Pemadanan dengan teknik ini mudah diterapkan pada penerjemahan dua bahasa yang serumpun dengan latar budaya yang relatif berdekatan.

d) Teknik Penambahan

(10)

penambahan informasi dalam kebahasaan target, yang sebenarnya tidak ada dalam teks sumber. Kehadiran informasi tambahan dalam bahasa target dimaksudkan untuk memperjelas pesan teks sumber.

Penerapan teknik ini, misalnya, tampak pada penerjemahan penggalan ببههرررلا نهمب كرحرانرجر كريهلراب مهممضهاور yang terdapat pada surah Al-Qashash (28) ayat 32. Penggalan ini diterjemahkan menjadi ‘dan dekaplah kedua tanganmu ke dadamu apabila ketakutan. Pada penggalan ayat ini terdapat frase preposisi كريهلراب ‘kepadamu’ yang diterjemahkan ‘ke dadamu’. Dalam teks sumber sebenarnya tidak ada kata رمدهصرyang berarti ‘dada’ atau semacamnya. Penambahan kata ‘dada’ dalam teks target dipandang perlu oleh penerjemah demi kejelasan makna.

e) Teknik Pergeseran

Penerjemahan dipandang sebagai dwitindak komunikasi yang melibatkan dua bahasa yang berbeda. Perbedaan ini meliputi aspek strukur dan kultur. Perbedaan inilah sesungguhnya yang menyebabkan korespodensi satu lawan satu sering sekali sulit diwujudkan. Oleh karena itu, pergeseran (shift, transposition) bisa menjadi solusi untuk menjembatani perbedaan yang ada.

Contoh pegeseran kategori bisa dilihat pada penggalan Surah Ali ‘Imran (3) ayat 86 مههبنبامريهاب درعهبر اورمفركر امموهقر هللا يدبههير فريهكر yang diterjemahkan ‘bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang sudah kafir sesudah mereka beriman’. Pada terjemahan ini terdapat pergeseran kategori sintaksis dan nomina مههبنبامريهاب bahasa sumber menjadi verba (mereka beriman) dalam bahas target.

f) Teknik Modulasi

Perbedaan dua bahasa sering kali menyebabkan pemadanan literal sulit diterapkan dalam proses penerjemahan. Di sini, penerjemah harus membuat keputusan untuk memperoleh kesepadanan yang paling mendekati antara bahasa sumber dan bahasa target.

Penggunaan teknik modulasi bisa dlihat dari terjemahan penggalan yang terdapat dalam Surah Maryam (19) ayat 4. لرعرترشهاور ينربمب ممظهعرلا نرهرور ينربإ

(11)

menjadi pola pasif dalam bahasa Indonesia (kepalaku telah ditumbuhi uban)

g) Teknik Adaptasi

Dalam penerjemahan, kekhasan budaya bahasa sumber menjadi kendala tersendiri. Diperlukan penyesuaian agar matra budaya yang khas ini diterjemahkan dalam bahasa target.

Pemadanan budaya antara dua situasi tertentu bisa dilakukan dengan menggunakan teknik adaptasi (adaptation). Adaptasi adalah teknik penerjemahan yang memungkinkan penerjemah mengalihkan unsur budaya bahasa sumber ke dalam unsur budaya yang memiliki sifat dan karakterteristik yang sepadan dalam bahasa target. Teknik adaptasi digunakan manakala situasi yang digambarkan dalam bahasa sumber tidak dikenal dalam bahasa target.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi, peneliti telah menyusun sistematika penulisan yang mana akan terdiri dari lima bab dan setiap babnya terdiri dari beberapa subbab.

Khalqa Al-Shira’ AlaAl-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman.

3. Biografi penulis naskah film kartun Amra' Min As-Sama' Khalqa Al

-Shira’ Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman,

4. Team pembuat film kartun Amra' Min As-Sama' Khalqa Al-Shira’ Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman.

Bab IV berisi tentang:

1. Analisis teknik dalam penerjemahan film kartun Amra' Min As-Sama'

(12)

1. Kesimpulan 2. Saran.

DAFTAR PUSTAKA

Al Farisi, M. Zaka, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Nugroho, Andy Bayu, Teknik Penerjemahan Worldplay dan Kualias Terjemahannya dan Novel Charlie and the Great Glass Elevator Karya Roald Dahl, Tesis Universitas Sebelas Maret, Surakarta: 2011.

Ardianto Elvinaro, lukiati Komala, Komunikasi Masa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media: Bandung, 2015.

Arif M Sarief, Politik Film di Hindia Belanda, Komunitas Bambu: Depok, 2010.

Badan Pegembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline, Edisi kelima, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Biran Misbach Yusa, Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film di Jawa, Komunitas Bambu, Depok: 2009.

Emzir, Teori dan Pengajaran Penerjemahan, Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2015.

Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2008.

Gotot Prakosa, Animasi: Pengetahuan Dasar Film Animasi Indonesia, Nalar: 2010.

Hidayatullah, Moch. Syarif, Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer Dasar, Teori dan Masalah, UIN Press: Jakarta, 2014.

Hidayatullah, Moch. Syarif, Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern), Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2010.

Kumpulan Makalah Ringkas Kongres Linguistik Nasional XII, diselenggarakan oleh Masyarakat Linguistik Indonesia Komisariat Surakarta dan Universitas Sebelas Maret, dilaksanakan pada 3-6 September 2007, Surakarta: Jawa Tengah.

(13)

Rokhman, Muh Arif, Penerjemahan Teks Inggris Teori & Latihan, Pyramid Publisher, Yogyakarta: 2006.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk simulator yang dikembangkan dapat menampilkan karakteristik motor induksi tiga fase sesuai dengan hasil simulasi SIMULINK, dan

Melalui penelitian ini, dikembangkan media pembelajaran fisika berbasis komputer pokok bahasan arus dan tegangan listrik bolak-balik untuk siswa SMA/MA kelas XII dengan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui perkembangan keuangan Kota Yogyakarta selama tahun 2007 - 2009 ditinjau dari rasio Kemandirian Keuangan Daerah, rasio

Rasanya enak, kemasan yang baik, bentuk roti yang

Pada tahap ini operator harus input data yang diperoleh saat melakukan. inspeksi FO sesuai dengan jumlah sampling yang

Unit Audit Internal bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan atas aktifitas dan temuan audit kepada Direksi, Komite Audit (Standards for the Professional

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress. pada perusahaan manufaktur yang

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah