• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN Verba – verba bahasa Inggris yang tidak sesuai penggunaannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBAHASAN Verba – verba bahasa Inggris yang tidak sesuai penggunaannya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAKNAAN VERBA BAHASA INGGRIS DAN UPAYA PENINGKATAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN VERBA

Gek Wulan Novi Utami, I Gusti Nyoman Putra Kamayana FEH Universitas Dhyana Pura

wulannoviutami.undhirabali.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk memahami pemaknaan verba dengan mengambil penggunaan verba bahasa Inggris oleh mahasiswa Sastra Inggris dalam proses pembelajaran khsususnya dalam presentasi dan diskusi sebagai data. Fenomena ini sering dihadapi pengajar dan pembelajar bahasa asing khususnya bahasa Inggris yang diajarkan sejak tingkat dasar hingga tingkat universitas sehingga riskan terjadinya interpretasi yang keliru mengakibatkan penggunaan yang tidak sesuai oleh penutur. Data dikumpulkan dengan observasi dan didukung teknik rekam dan catat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dianalisis dengan eksplikasi pemaknaan berdasarkan teori metabahasa semantik alami. Data disajikan dengan metode formal dan informal serta teknik deduktif dan induktif. Adapun temuan penelitian ini antara lain verba to look, to gaze, to hear, to listen, to search, to seek, to quest yang digunakan tidak sesuai konteksdan memengaruhi mitra tutur sehingga informasi tidak diterima sesuai harapan. Selain itu, upaya-upaya peningkatan pengajaran dan pembelajaran kosakata khususnya verba bahasa Inggris dapat dilakukan dengan mempelajari dan memahami fitur semantis, mengembangkan skema semantik, dan pembelajaran kosakata umum dan strategi pembelajaran.

Kata kunci: makna, verba bahasa Inggris, Metabahasa Semantik Alami

Abstract

The purpose of this study is to understand the meaning of verbs by taking the use of English verbs by English Literature students in the learning process especially in presentations and discussions as the data of this research. This phenomenon is often faced by teachers and learners of foreign languages, especially English taught from the basic level to university level so that the risk of misinterpretation resulted in inappropriate use by speakers. The data was collected by observation and supported by record and record techniques. This research is a qualitative research. The data were analyzed with meaningful explanation based on natural semantic metalanguage theory. The data are presented by formal and informal methods and deductive and inductive techniques. The findings of this research include verbs such as to look, to gaze, to hear, to listen, to search, to seek, to the quest that is used not according to context and affect the said partners so that information is not received as expected. In addition, efforts to improve the teaching and learning of vocabulary especially English verbs can be done by studying and understanding semantic features, developing semantic schemes, and learning common vocabulary and learning strategies.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Bahasa dalam perannya sebagai alat komunikasi didukung beberapa faktor sehingga pesan yang disampaikan dengan bahasa tersebut tersampaikan kepada petutur sesuai keinginan penutur. Adapun faktor yang memengaruhi yakni pemahaman penutur dan penutur khususnya pemaknaan unit-unit pembentuk bahasa sebagai sarana komunikasi sehingga faktor lain seperti faktor sosial dan tingkah laku yang lingkupnya lebih luas bersinergi mendukung komunikasi yang efektif.

Dalam proses pembelajaran dan pengajaran komunikasi ini sangat bermanfaat sekaligus riskan dalam penggunaannya karena penggunaan leksikon dari pengajar ataupun pembelajar bisa saling memengaruhi bahkan bisa memberikan penafsiran yang keliru dan membingungkan khususnya dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa asing. Oleh karena itu, pemahaman penutur terhadap makna sangat penting agar tidak mengaburkan makna yang memengaruhi interpretasi petutur.

BAHAN DAN METODA

Populasi penelitian ini adalah verba-verba bahasa Inggris yang digunakan oleh pembelajar saat sesi presentasi dan diskusi. Adapun sampel penelitian untuk memfokuskan data yaitu verba-verba bahasa Inggris yang digunakan pembelajar bahasa Inggris Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ekonomika Humaniora Universitas Dhyana Pura. Pengambilan data dan pemilihan informan dilakukan dengan sistem sampling purposif yakni pemilihan area dan sampel sesuai permasalahan dalam penelitian ini (Hadi, 2004). Penelitian ini menggunakan pengamatan langsung dan metode simak bebas libat cakap (Black dan Champion, 1992) dalam pengumpulan data. Teknik yang digunakan saat mengumpulkan data adalah catat dan rekam. Metode yang digunakan dalam penganalisisan data adalah metode deskriptif dan teknik eksplikasi. Hasil analisis lebih banyak disajikan dengan metode informal, yaitu deskripsi dalam bentuk satuan verbal. Metode penyajian hasil analisis dijabarkan dengan pola penalaran secara induktif dan deduktif.

PEMBAHASAN

Verba – verba bahasa Inggris yang tidak sesuai penggunaannya Penutur : why are you just seeing the picture without answering?

‗Mengapa Anda hanya melihat gambar tanpa menjawab?‘ (1-1)

Tuturan di atas diujarkan saat situasi penutur sebagai presenter selesai menjelaskan dan membuka sesi diskusi. Presenter memperhatikan salah satu anggota kelompok lain yang memandangi gambar pada salah satu slide presentasi presenter. Pada tuturan tersebut verba seeing dari to see tidak sesuai penggunaannya karena makna verba tidak sesuai konteks. Verba tersebut merupakan makna asali dan bermakna mempersepsikan sesuatu dengan indera penglihatan atau melihat, jika dilihat dari situasinya makna verba yang diujarkan penutur maknanya berbeda dan lebih tepat menggunakan verba to gaze ‗memandang‘. Hal tersebut dapat dibedakan dengan pemetaan dan eksplikasi yang telah dipaparkan sebelumnya.

Pemetaan komponen verba to gaze: seseorang melihat objek secara intens seseorang menginginkan ini

(3)

Dalam pemetaan, seseorang yang dimaksud adalah subjek yang melakukan tindakan dan disebut X pada eksplikasi, sesuatu yang dimaksud sesuai data adalah gambar yang disebut Y pada eksplikasi, berikut ekplikasinya.

X melihat Y seperti ini (secara intens) X menginginkan ini

Sesuatu bagus terjadi pada X X melakukan ini lama X ingin mengetahui lebih Y

Tujuan pemetaan dan eksplikasi ini untuk memperlihatkan komponen pembeda dari kata-kata dalam satu medan makna. Dengan begitu pengajar maupun pembelajar lebih mudah dan tepat menggunakan kata-kata tertentu walaupun memiliki komponen makna yang serupa seperti melihat dengan memandang atau dalam bahasa Inggris to see dan to gaze. Dilihat faktanya, kata to see selalu digunakan pembelajar karena kata tersebut yang pertama dikenal serta sering digunakan, terkadang pembelajar menggunakan kata lain yang bersinonim tanpa melihat komponen pembedanya.

Penutur: Putra and Aditya keep looking at each other, if you two have a question, I will be pleased answering (1-2)

‗Putra dan Aditya memandang satu sama lain, jika kalian berdua ada

pertanyaan, saya akan senang menjawabnya‘

Petutur: could you explain what is in that picture? (1-3) ‘bisakah Anda menjelaskan apa yang ada dalam gambar itu?‘

Pada data (1-2) terdapat verba looking dari to look yang penggunaannya sesuai dengan konteks pembicaraan di atas. Situasinya saat itu presenter membuka sesi diskusi dan memperhatikan dua temannya di kelompok lain saling pandang, mengira ada pertanyaan dari salah satunya. Jika verba to look diganti menjadi to see menjadi tidak sesuai karena to see memiliki makna umum sedangkan to look memiliki komponen beda yang lebih spesifik seperti ―dilakukan terarah‖ dan ―dilakukan dalam waktu singkat‖, seperti pemetaan komponen di bawah ini.

Verba ini dilakukan seseorang untuk melihat seseorang lainnya Verba ini dilakukan terarah

Verba ini dilakukan atas keinginan pelaku Verba ini dilakukan dalam waktu singkat

Adapun eksplikasinya sebagai berikut. X melihat Y

X melihat Y seperti ini (menunjukkan cara) X ingin melihat Y

Sesuatu bagus terjadi pada X X melihat sesuatu singkat

(4)

Pada data (1-3) verba to explain digunakan untuk meminta penjelasan tetapi verba tersebut tidak sesuai karena yang sesuatu yang dijelaskan adalah gambar, lebih tepat jika menggunakan to describe ‗deskripsikan‘. Ketepatan itu bisa diketahui dari perbedaan komponennya, berikut pemetaannya Pemetaan to explain:

Terdapat objek

Verba ini dilakukan jika pendengar (Y) ingin lebih memahami Verba dilakukan penutur (X) dengan jelas

Penutur ingin pendengar memahami objek

Pemetaan to describe: Terdapat objek

Verba dilakukan dengan detail Verba dilakukan dengan kata-kata

Verba digunakan penutur untuk membuat pendengar lebih memahami objek Pemetaan komponen keduanya tidak banyak berbeda tetapi ada perbedaan yakni verba to explain dilakukan untuk memperjelas informasi sedangkan verba todescribe dilakukan sudah dengan detail dan jika hal yang detail itu ingindiperjelas maka gunakan verba to explain.

Kompetensi linguistik meliputi pengetahuan pengejaan, pelafalan, kosakata, pembentukan kata, struktur gramatikal, struktur kalimat, dan semantik linguistik. Bertolak dari uraian tersebut, dapat disimpulkan kesalahan ataupun kekeliruan pembelajar bahasa asing kemungkinan besar dilakukan dan ditemukan karena unit-unit penting seperti intiusi, kognitif, dan sosiokultural yang dimiliki penutur asli dengan pembelajar bahasa Asing berbeda. Kendatipun begitu, ada beberapa upaya untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran kosakata khususnya verba bahasa inggris, seperti berikut.

Fitur semantis

Memahamifitur-fitursemantisdidasarkanpadapersamaanantara beberapa set kata. Fitur yang dimaksud adalah satu komponen yang bisa menjelaskan komponen lainnya

seperti kata kemeja yang memiliki fitur ―menutupi badan bagian atas, memiliki lengan

baju, dan biasanya berkancing depan‖ (Jing & Hongqi, 2015). Fitur semantis juga membantu pembelajar memahami kata-kata bersinonim dan berantonim. Sinonim yang berbagi makna tidak selalu memiliki fitur yang sama, dikutip dari penelitian Jing & Hongqi (2015) the fact that X is a synonym for Y does not mean that Y is necessarily asynonym for X.‗fakta bahwa X adalah sinonim untuk Y bukan berarti Y sudah tentu sinonim untuk X‘. Jika dimisalkan dari data penelitian ini, kembali dikatakan, verba to hear tidak sama dengan to listen walaupun bersinonim, keduanya memiliki komponen pembeda dan berfungsi mengaitkan sebuah teks. Dalam hal ini, ketertarikan pembelajar terhadap sesuatu juga bisa membantu meningkatkan kemampuan mengetahui kosakata dan memahaminya.

Skema semantik (Schema semantics)

(5)

sehingga deskripsi dari level atas hierarki setiap skemata sampai level terendah memiliki deskripsi dan komponen-komponen pentingnya sendiri (Jing & Hongqi, 2015).

Kembali pada data, kata melihat dalam bahasa inggris bukan hanya to see tetapi ada to gaze, to look, to peek, to glance dan memiliki komponen makna pembeda walaupun bermedan makna sama. Hal ini yang harus diperhatikan; meningkatkan fungsi skema semantik. Pembelajar bisa mengupayakan peningkatan fungsi skema semantik untuk meningkatkan pemaknaan kosakata khususnya verba jadi jika hal tersebut sudah dicapai, sekali hierarki verba bermedan makna sama itu terspesifikasi, maka dengan sendirinya kemampuan pengguna bahasa memilih kata sesuai konteks bekerja dengan baik.

Pembelajaran kosakata umum dan strategi pembelajar

Pengoptimalan upaya ini didukung pembelajar dan pengajar walaupun dipandang sebagai peningkatan unit dasar; kosakata namun hal ini memengaruhi peningkatan pemaknaan verba dan membantu penutur memilah kata yang tepat saat berkomunikasi langsung dalam bahasa Inggris. Brown and Payne (1994, cited in Evelyn Hatch & Cheryl Brown, 2001) melakukan analisis tentang upaya ini dan menghasilkan sebuah model strategi penting yaitu a) menemukan kata-kata baru, (b) paham bentuk katanya, (c) paham makna katanya, (d) mengkonsolidasikan bentuk kata dan maknanya dalam ingatan, (e) menggunakan kata tersebut.

Pada data terdapat verba to search ‗mencari‘ yang memiliki medan makna sama dengan to seek ‗mencari‘, kata yang tidak biasa digunakan adalah to quest ‗mencari‘. Ketiganya terlihat sama dan pembelajar bahasa asing sering menggunakan verba tersebut berdasarkan pemikirannya yang bosen menggunakan kata to search sehingga menggunakan kata bermedan makna sama tanpa melihat komponen pembedanya. Jika mengikuti model di atas, kata to inquire yang jarang digunakan bisa dianggap kata baru bagi pembelajar, dilihat dari segi bentuk to inquire memiliki kemampuan berkonjugasi sesuai aspek dan tense menjadi inquiring, inquired, maknanya mencari tetapi khusus mencari informasi denganbantuan formulir atau angket, proses selanjutnya adalah mengingat bentuk dan maknanya, lalu proses terakhir adalah penggunaannya yang lebih sering sesuai konteks.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama, ditemukan beberapa verba yang penggunaannya kurang tepat karena tidak sesuai konteks adapun verba-verba tersebut antaran lain verba to see yang seharusnya to gaze, verba to explain yang seharusnya to describe , verba to look benar dan tidak bisa digantikan verba to see atau verba to gaze.

Kedua, diketahui beberapa upaya dapat meningkatkan pengajaran dan pembelajaran verba dan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dalam pemaknaan sebuah verba. Adapun upaya-upaya tersebut yaitu memahami fitur semantis, memahami dan mengembangkan skema semantik, dan pembelajaran kosakata umum dan strategi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Cruse, Alan. 2000. Meaning in Language: an Introduction to Semantics and Pragmatics. New York: Oxford University Press.

(6)

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research I. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hedge, Tricia. 2015. Teaching and Learning in the Language Classroom. Oxford: Oxford University Press

Jing, Duan, & Hongqi. 2015. Semantic and Vocabulary Acquisition and Teaching. Studies Literature and Language Journal, Vol. 10, No. 6,2015, pp. 67-71

Pinto, LE., Spare, S., Driscoll, L. (2014). 95 Strategi pengajaran. Indeks Jakarta. Ramli, 2015. Kesalahan Makna Leksikal pada Terjemahan Teks Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. journal.fkip-unilaki.ac.id/index.php/dia/article/download/ 5/5

Saeed, Jhon. 2000. Semantics. Oxford: Blackwell Publishers Ltd.

Sudipa, I Nengah. 2010. Struktur Semantik: Verba Keadaan Bahasa Bali. Denpasar: Udayana University Press

Sudipa, I Nengah. 2012. ―Verba ―Mengikat‖ Bahasa Bali: Pendekatan Metabahasa

Semantik Alami― dalam Jurnal Kajian Bali Volume 02, Nomor 02, Oktober 2012

Hal. 49-68

Referensi

Dokumen terkait

Tapi bila sudah pernah diteliti, maka perlu kita tunjukkan bahwa teori yang ada belum mantap dan perlu diuji kembali..  Kondisi sebaliknya juga berlaku, yaitu

Identifikasi Fitokimia Tanaman Herbal Indonesia sebagai Penghambat Dipeptidyl Peptidase-4 untuk Terapi Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Molecular Docking.. Fakultas Kedokteran

rendah dibandingkan musim kedua (Kerinjing) cenderung menyebabkan lebih tingginya intensitas serangan, namun sebaliknya parasitisasi yang lebih tinggi pada musim kedua

A pabila anda ingin menempatkan sarang semut pada tempat yang baru, hal yang paling penting untuk diingat adalah memastikan bahwa masing-masing individu semut harus berasal dari

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hadwere (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba

Sebagai aternatif kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen sasaran agar mau membeli atau mengalihkan

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL MEANS-ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR Universitas Pendidikan

Banyuwangi adalah sebesar 63,63%, dengan kriteria sedang.Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu Novana et al (2014), menyatakan bahwa presentase