• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN EDUCATION MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (EMIS) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGELOLAAN EDUCATION MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (EMIS) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

PENGELOLAAN

EDUCATION MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM

(EMIS) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

(Studi Multisitus di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding)

Evy Ramadina

SMK AL-FATTAHIYYAH e-mail: EvyRamadina93@gmail.com

Abstrak

Teknologi dan informasi sebagai basis pengumpulan data memiliki peran sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Kehadiran EMIS diharapkan data-data yang masuk dapat lebih akurat dan terus menerus dapat diperbaharui sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Idealnya pengambilan keputusan membutuhkan sumber data yang valid dan mudah untuk dibaca. Data yang valid dan mudah dibaca dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan yang digunakan dalam setiap pengambilan kebijakan ataupun pengambilan keputusan yang dibatasai oleh waktu. Karenanya peran data dalam pengambilan keputusan sangat penting. Jika sebuah keputusan dirumuskan tanpa didasari oleh data maka dapat dipastikan bahwa keputusan tersebut tidak akan mampu menjadi problem solver tetapi justru menjadi masalah baru. MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding dapat melakukan pengambilan keputusan dengan memanfaatkan sistem informasi manajemen yang dimiliki.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang; Desain, Tahap pengelolaan, dan Proses Pengambilan Keputusan berbasis data EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Desain EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding menggunakan model sistem pakar; (2) Tahap Pengelolaan EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding terdiri dari mereduksi data yang masuk, entry data ke komputer, validasi data, penyajian data, dan penerjemah pendukung keputusan; (3) Proses Pengambilan Keputusan di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding meliputi Identifikasi masalah, Menentukan kriteria permasalahan, Mencari alternatif penyelesaian masalahnya berdasarkan tingkat kepentingan, regularitas, dan lingkungannya, Memperkuat berdasarkan sistem informasi yang akurat dan valid, dan Menentukan keputusan yang sesuai dengan budaya dan tujuan MTsN Aryojeding; dan (4) Proses Pengambilan Keputusan Berbasis Data EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding meliputi Kegiatan Intelejen berbasis data EMIS, Kegiatan merancang berbasis data EMIS, Kegiatan memilih berbasis data EMIS, dan Kegiatan menelaah berbasis data EMIS.

(2)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

Abstract

Technology and information as the basis of data collection has a very important role in supporting the achievement of educational objectives. The presence of EMIS is expected that incoming data can be more accurate and continuous can be updated so that it can be used as a basis for decision making. Ideally decision-making requires a valid data source and is easy to read. Valid and readable data is required as a consideration used in any decision-making or decision-making that is time-limited. Therefore the role of data in decision making is very important. If a decision is formulated without data, then it is certain that the decision will not be a problem solver but will be a new problem. MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding can make decision by utilizing management information system owned.

The purpose of this study is to describe about; EMIS design, Stage of EMIS, and Decision Making Process at MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding.

This research used a qualitative approach. The results showed that: (1) EMIS design in MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding using expert system model; (2) EMIS Management Stage at MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding consists of reducing incoming data, data entry to computer, data validation, data presentation and decision support translator; (3) Decision Making Process in MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding covers problem identification, Determining criteria of problem, Seeking problem solving alternatives based on level of importance, regularity, and environment, Strengthening based on accurate and valid information system, and Determining decisions that are culturally appropriate and The purpose of MTsN Aryojeding; And (4) EMIS-Based Data Decision Making Processes at MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding include EMIS Data-Oriented Activity Activities, EMIS Data-driven Designing Activities, EMIS Data-Based Selection Activities, and EMIS Data-Based Evaluation Activities.

Keywords: EMIS, Decision Making

1. PENDAHULUAN

(3)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 Kementrian Agama yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan Agama madrasah dan sekolah dalam pendataannya telah menggunakan sistem informasi manajemen pendidikan yang dikenal dengan EMIS (Education Management Information System).[2] EMIS yang digunakan dalam lingkungan Kementrian Agama berisi informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan bidang pendidikan. Sistem ini merekam tentang jumlah lembaga, pendidik dan tenaga kependidikan, fasilitas yang dimiliki, dan lain-lain. Kehadiran sistem EMIS ini diharapkan data-data yang masuk dapat lebih akurat dan terus menerus dapat diperbaharui (update) sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Sejauh ini, 87% data EMIS menentukan kualitas perencanaan, sehingga harus terus ditingkatkan dengan meminimalisir berbagai kelemahan yang terjadi selama ini.[3]

Idealnya pengambilan keputusan membutuhkan sumber data yang valid dan mudah untuk dibaca. Data yang valid dan mudah dibaca dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan yang digunakan dalam setiap pengambilan kebijakan ataupun pengambilan keputusan yang dibatasi oleh waktu. Karenanya peran data dalam pengambilan keputusan sangat penting. Jika sebuah keputusan dirumuskan oleh Kepala Madrasah tanpa didasari oleh data maka dapat dipastikan bahwa keputusan tersebut tidak akan mampu menjadi problem solver tetapi justru menjadi masalah baru. MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding dapat melakukan pengambilan keputusan dengan memanfaatkan sistem informasi manajemen yang dimiliki.

EMIS digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam lembaga pendidikan. Sistem ini akan mengatur dan mengelola sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Contoh secara umum penyediaan data tentang jumlah kapasitas sekolah dari mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Perencanaan jumlah kelas, siswa, dan SDM untuk tenaga pendidikan.

Peneliti menentukan lokasi penelitian tersebut membertimbangkan banyak hal, diantaranya dua lembaga tersebut telah menggunakan EMIS dan data EMIS nya selalu terupdate untuk proses pengambilan keputusan, belum pernah diadakan penelitian dengan studi yang sama, dan perbedaan budaya kedua lembaga tersebut.

1. METODE PENELITIAN ATAU PERUMUSAN SOLUSI

(4)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 menarik kesimpulan dan menyusun laporan penelitian. Berdasarkan karakteristik tersebut maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Jenis penelitian yang digunakan adalah field research yaitu penelitian lapangan yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Pelaksanaan penelitian ini menuntut kehadiran peneliti di lokasi penelitian, karena peneliti sebagai instrumen utama (kunci). Lokasi dan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding yang beralamat di Jalan Ki Hajar Dewantara, Beji, Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dan Jln. Raya Blitar, Aryojeding, Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Teknik adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.[4] Dalam hal ini peneliti menggunakan metode penelitian wawancara, observasi dan analisis dokumen.

Langkah-langkah analisa data tunggal tersebut menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data Display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.[5]

Gambar 3.1 Komponen- Komponen Analisis Data [6]

Pada studi multisitus ini menghendaki adanya situs ganda.[7] Analisis data lintas situs yaitu suatu teknik yang dimaksudkan sebagai proses pembanding dari temuan-temuan yang telah diperoleh dari masing-masing kasus atau permasalahan dalam penelitian.

Kesimpulan-Kesimpulan: Penarikan/Verifikasi

Penyajian Data

(5)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 Analisis data lintas situs

Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini, digunakan teknik kriteria derajat kepercayaan, yaitu: (1) perpanjanggan keikutsertaan, (2) ketekunan atau keajegan pengamatan, (3) triangulasi, dan (4) pemeriksaan atau pengecekan teman sejawat.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pemanfaatan Penyediaan Informasi EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding

Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

MTs Negeri Tulungagung TulungagungTulungagung

MTs Negeri Aryojeding

Pengumpulan data dan analisis data situs II Pengumpulan data dan

analisis data situs I

Temuan sementara Temuan sementara

Analisis Lintas Situs

Penyusunan Proposisi Lintas Situs

Temuan Akhir

(6)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 Sebagaimana yang diungkapkan oleh Charles bahwa EMIS adalah akronim dari "Educational Management Information System". EMIS didefinisikan sebagai kumpulan informasi dan dokumen yang terorganisir, disimpan dan dianalisis untuk proses perencanaan dan manajemen pendidikan. [8]

Definisi tersebut sesuai dengan observasi peneliti bahwa, EMIS adalah sekelompok informasi dan dokumentasi yang terorganisasi dalam melaksanakan pengumpulan, penyimpanan, pengolahan analisis, dan penyebaran informasi yang digunakan untuk manajemen dan perencanaan pendidikan. Sistem EMIS digunakan untuk mengatur data dan informasi pendidikan dalam jumlah besar yang dapat dibaca, diambil kembali, diproses, dianalisis, dan disajikan serta disebarkan. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh operator EMIS di MTsN Aryojeding dan MTs Tulungagung bahwa EMIS adalah sistem informasi basis data yang menampilkan informasi lembaga meliputi informasi lembaga, siswa, guru, atau profil sekolah. Hal ini ditegaskan oleh Charles bahwa EMIS adalah serangkaian pengolahan dari beberapa informasi.[9]

b. Tahap Pengelolaan EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding

EMIS sebagai sistem pakar memiliki potensi besar dalam mendukung keputusan kepala madrasah. Pertama, sistem pakar menawarkan kesempatan untuk membuat keputusan yang melebihi kemampuan kepala madrasah.[10] Contohnya: kepala madrasah dapat menggunakan sistem pakar EMIS yang dirancang oleh seorang pakar sistem informasi manajemen, dan saat menggunakannya menyatukan pengetahuan pakar itu ke dalam keputusannya.

Kedua, sistem pakar dapat menjelaskan alur penalarannya dalam mencapai suatu pemecahan tertentu. Sebagaimana pendapat Charles berikut ini:

“It is a collection of component parts that include inputs processes

outputs and feed backs that are integrated to achieve a specific objective. It is a system for managing a large body of data and information that can be readily retrieved, processed, analyzed, and made available for use and dissemination. It is a tool that uses systems theory, together with developments in computerization,to create a comprehensive approach to the collection and use of vast quantities of information on the education

and training system”[11]

(7)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 untuk pengelolaan data dan informasi yang bisa didapat kembali, diproses, diteliti, dan tersedia untuk digunakan. EMISadalah satu alat penggunaan teori sistem, hasil pembangunan pengembangan komputerisasi, untuk menciptakan satu pendekatan menyeluruh ke koleksi dan penggunaan dengan kuantitas luas dari keterangan pada sistem Pendidikan dan pelatihan.

Berdasarkan pendapat Charles tersebut dapat disimpulkan bahwa EMIS merupakan sistem yang dapat diperoleh kembali, diproses dan dianalisis sehingga membutuhkan sebuah sistem yang rapi, sistematis dan terstruktur dalam pengelolaannya. Model sistem pakar terdiri dari empat bagian utama, meliputi user interface memungkinkan pemakai untuk berinteraksi dengan sistem pakar, knowledge base menyimpan akumulasi pengetahuan dari masalah tertentu yang akan diselesaikan, interference engine menyediakan kemampuan penalaran yang menafsirkan isi knowledge base. Pakar dan analis sistem menggunakan development engine untuk menciptakan sistem pakar.[12]

EMIS memungkinkan operator untuk berinteraksi dengan aplikasi sistem informasi untuk menyimpan akumulasi data lembaga pendidikannya sehingga menghasilkan informasi yang dapat mendukung keputusan kepala madrasah, yang selanjutnya menciptakan sistem pakar menuju lembaga di atasnya seperti Kemenag untuk merencanakan anggaran pendidikan serta mengawasi manajemen lembaga pendidikan di seluruh daerah.

User interface memungkinkan operator untuk memasukkan dan menerima informasi dari sistem pakar. Format user interface EMIS berupa tampilan windows. Outputnya berupa penjelasan atas pertanyaan manfaat SIM bagi lembaga pendidikan dan penjelasan atas penyelesaian masalah kepala madrasah maupun Kemenag.

Knowledge base EMIS memuat knowledge representation technique yaitu penggunaan aturan menentukan apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu. EMIS memiliki petunjuk teknis bagaimana mengolah data pada proses

entry data hingga petunjuk tentang mengetahui valid atau tidaknya data.

(8)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 yang tersedia. Adapun langkah sistematis yang dilakukan oleh Kepala Madrasah di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding secara garis besar meliputi:

Pertama, proses pemecahan masalah yang menghalangi atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus dikenali apa masalahnya.

Kedua, setelah masalah dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap alternatif-alrternatif yang mungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif hendaknya tidak mamikirkan masalah efisiensi dan efektifitas.

Ketiga, setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif dan efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.

Keempat, Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan. pelaksanaan harus sesuai denga rencana, agar tujuan memecahkan masalah dapat tercapai.

Kelima, setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya.

Keputusan yang benar berpijak pada konsep kebajikan yang universal, yaitu harus adil, penuh kasih dan juga harus baik. Jadi dalam pengambilan keputusan Kepala Madrasah harus bertanya aspek etisnya, aspek moralnya, apakah keputusannya itu baik, apakah juga adil. Kadang-kadang baik untuk Kepala Madrasah tetapi tidak baik untuk anggotanya. Apakah adil untuk Kepala Madrasah dan seluruh anggota lembaga dan apakah ada unsur kasihnya. Allah pernah mengajarkan kepada kita suatu perintah yang disebut hukum emas yaitu perbuatlah kepada orang lain sebagaimana kita inginkan orang perbuat kepada kita. Jadi kita bisa gunakan prinsip ini dalam pengambilan keputusan.

(9)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 terhadap diri sendiri dan apa akibatnya terhadap orang lain juga. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Kirom berikut:

Jadi dalam kita mengambil keputusan jangan lupa untuk bergumul dalam doa, meminta Tuhan memimpin kita dan kita harus yakin setelah kita berdoa meminta pimpinan Tuhan, mulai detik itu Tuhan akan memimpin kita.1

Keputusan yang benar tidak selalu tampak dengan jelas. Hdup dalam masyarakat yang instan pasti ingin segala sesuatu muncul dengan seketika. Tapi keputusan yang baik sering kali menuntut waktu yang panjang, tidak selalu jelas apa itu keputusan yang baik yang bisa diambil.

Keputusan yang benar tidak menutup kemungkinan muncul dari keputusan yang salah. Jadi adakalanya keliru mengambil keputusan yang salah, menjadikan belajar mengenal benar itu apa. Keputusan yang salah menjadi batu pijakan atau batu loncatan yang membawa masuk ke dalam keputusan yang benar.

Misalnya saja disebut dalam QS Assyura ayat 38 dan Ali Imran ayat 159. Dalam praktik kehidupan umat Islam, lembaga yang paling dikenal sebagai pelaksana syura adalah ahl halli wa-l’aqdi pada zaman khulafaurrasyidin. Lembaga ini lebih menyerupai tim formatur yang bertugas memilih kepala negara atau khalifah. Jelas bahwa musyawarah sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan tanggung jawab bersama di dalam setiap mengeluarkan sebuah keputusan. Dengan begitu, maka setiap keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan menjadi tanggung jawab bersama. Sikap musyawarah

juga merupakan

bentuk dari pemberian penghargaan terhadap orang lain karena pendapat-pendapat yang disampaikan menjadi pertimbangan bersama.

Di samping itu, prinsip al-muwasah adalah kesejajaran. Artinya tidak ada pihak yang merasa lebih tinggi dari yang lain sehingga dapat memaksakan kehendaknya. Penguasa tidak bisa memaksakan kehendaknya terhadap rakyat, berlaku otoriter dan eksploitatif. Kesejajaran ini penting dalam suatu pemerintahan demi menghindari hegemoni penguasa atas rakyat. Dalam perspektif Islam, pemerintah adalah orang atau institusi yang diberi wewenang

1

(10)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 dan kepercayaan oleh rakyat melalui pemilihan yang jujur dan adil untuk melaksanakan dan menegakkan peraturan dan undang-undang yang telah dibuat. Oleh sebab itu, pemerintah memiliki tanggung jawab besar di hadapan rakyat dan Allah. Dengan begitu, pemerintah harus amanah, memiliki sikap dan perilaku yang dapat dipercaya, jujur dan adil.

d. Proses Pengambilan Keputusan Berbasis Data EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding

Teknologi informasi merupakan salah satu senjata persaingan yang dapat menyajikan aktivitas secara lebih cepat serta memiliki nilai tambah sehingga dunia pendidikan akan menghasilkan output yang memiliki daya jual (sellable) tinggi.[13] Untuk menjadi lembaga pendidikan yang unggul dan berprestasi, maka harus memiliki kekuatan yang menjadi fokus para pengambil keputusan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ety bahwa:

Ada beberapa kekuatan yang harus menjadi prioritas perhatian para pengambil kebijakan lembaga pendidikan karena adanya para pesaing lembaga pendidikan yang secara ofensif dan defensive menggunakan teknologi informasi. Tidak dipungkiri bahwa perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepat tidak saja mengubah cara orang berkomunikasi dan bekerja, namun lebih jauh lagi telah membuat alam persaingan baru.[14]

(11)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 1. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada MTs Negeri Tulungagung dan MTs Negeri Aryojeding tentang penanaman nilai-nilai agama Islam pada peserta didik tunarungu dan tunagrahita dapat peneliti simpulkan sebagai berikut:

1) Sistem informasi EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding bersifat tertutup, yaitu memiliki sasaran, pengendalian mekanis dan umpan balik.

2) Tahap pengelolaan aplikasi EMIS meliputi tahap mereduksi data yang masuk, kedua, memasukkan data tersebut ke komputer. Ketiga. Validasi Data. Keempat. Data disajikan dalam bentuk tabel. Kelima, Penerjemah keputusan.

3) Proses pengambilan keputusan meliputi proses identifikasi masalah, merumuskan alternatif tindakan, merumuskan pilihan dan merumuskan keputusan.

MASALAH

E

M

I

S

SOLUSI

Kegiatan Intelejen

Kegiatan Merancang

Kegiatan Memilih

Kegiatan Menelaah

(12)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 4) Proses pengambilan keputusan kepala madrasah berbasis data EMIS meliputi

kegiatan intelejen berbasis data EMIS, kegiatan merancang berbasis data EMIS, kegiatan memilih berbasis data EMIS, dan kegiatan menelaah berbasis data EMIS. b. Saran

Aplikasi EMIS terus menerus mengalami perkembangan, dibuktikan dengan adanya aplikasi desktop offline dan online yang saat ini telah diterapkan. Namun alangkah baiknya, jika input data dalam aplikasi EMIS dapat dilakukan secara langsung oleh guru atau siswa yang bersangkutan sehingga lebih efektif dalam pengumpulannya dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk proses validasi data.

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dan gambaran bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih mendalam hasil penelitian ini atau dengan tujuan verifikasi sehingga dapat memperkaya temuan-temuan penelitian baru.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah memberi dukungan finansial terhadap penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Fuadi Azis, Pengambilan Kebijakan Berbasis EMIS di Mapenda Kemenag Gunung Kidul, dalam Jurnal Pendidikan Islam, 3, 1 Juni 2014, 136.

[2] Departemen Agama RI, Pengambilan Tata Hubungan Kerja Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam (Jakarta: Depatemen Agam, 2003), 17.

[3] Departemen Agama RI, Pengambilan Tata Hubungan Kerja Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam (Jakarta: Depatemen Agam, 2003), 17.

[4] Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian dan Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), 176.

[5]Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2013.91.

[6] Huberman, A.M., Miles, M.B, Qualitative Data Analysis (Analisis Data Kualitatif), terj. Tjetjep Rohendi Rohid (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), 124.

[7]Ahmadi, Rulam. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.78. [8] Charles C. Villanueva, Education Management Information System (EMIS) And The

Formulation Of Education For All (EFA) Plan Of Action (2003: In Cooperation with UNESCO Almaty Cluster Office and the Ministry of Education of Tajikistan), 6.

[9] Charles C. Villanueva, Education Management Information System (EMIS) And The Formulation Of Education For All (EFA) Plan Of Action (2003: In Cooperation with UNESCO Almaty Cluster Office and the Ministry of Education of Tajikistan), 5.

(13)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

[11] Charles C. Villanueva, Education Management Information System (EMIS) And The Formulation Of Education For All (EFA) Plan Of Action (2003: In Cooperation with UNESCO Almaty Cluster Office and the Ministry of Education of Tajikistan), 6.

[12] Schell, Raymond McLeod dan George. Sistem Informasi Manajemen, ed. Jakarta Pusat: PT INTERMASA, 2001. 289-290.

Gambar

Gambar 3.1 Komponen- Komponen Analisis Data [6]

Referensi

Dokumen terkait

Mendasarkan kepada uraian latar belakang tersebut diatas, penulis berkeinginan untuk mengetahui secara mendalam mengenai dampak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Penelitian ini berjudul “ Efektivitas Teknik Examples Non-examples dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X.. SMAN 6 Bandung Tahun

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi eksportir kopi sumsel, khususnya PT Inti Baru Sejati dalam menembus pasar

untuk mengetahui kemampuan awal siswa menulis teks eksposisi dan tes akhir. dilakukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah

Ia memaparkan bisnis properti yang dia jalankan sama sekali tak bersinggungan dengan bank, tidak ada sistem denda, bahkan tidak ada asuransinya?. Lalu muncul di benak kita,

Secara umum, hasil penilaian skor berdasarkan quisioner untuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani mengusahakan tanaman karet yaitu pemasaran,

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata

Berbeda dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang menggunakan istilah tenaga kerja asing terhadap warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Negara