• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN 12 HUKUM PERDATA KOMPETENSI DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERTEMUAN 12 HUKUM PERDATA KOMPETENSI DA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN 12 HUKUM PERDATA

KOMPETENSI DASAR:

Mahasiswa Mampu Menjelaskan Kedudukan Kreditur dan Debitur Dalam KUHPERDATA.

HAK DAN KEWAJIBAN KREDITUR DAN DEBITUR DALAM PELUNASAN HUTANG:

A. PENDAHULUAN:

menurut Pasal 1(11) UU No.10/1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7/1992 tentang Perbankan (UU Perbankan) sebagai berikut :

(2)

Dari perjanjian tersebut timbul suatu hubungan hukum antara dua pihak pem-buatnya yang dinamakan perikatan. Hubungan hukum yaitu hubungan yang menimbulkan akibat hukum yang dijamin oleh hukum atau undang-undang. Apabila salah satu pihak tidak memenuhi hak dan kewajiban secara sukarela maka salah satu pihak dapat menuntut melalui pengadilan.

Sedangkan perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak: pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. Pihak yang menuntut sesuatu disebut kreditor sedangkan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan disebut debitor.

Sebetulnya, istilah perjanjian kredit tidak dikenal di dalam UU Perbankan. Namun, bila ditelaah lebih lanjut mengenai pengertian kredit dalam UU Perbankan, tercantum kata-kata persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam.

(3)

B. SYARAT SAH PERJANJIAN KREDIT

Karena perjanjian kredit elemen pembentuknya adalah perjanjian pada umumnya, oleh karenannya syarat sah perjanjian tersebut sama halnya dengan syarat sah perjanjian Pasal 1320 KUHPer yang menentukan 4 syarat sahnya suatu perjanjian, yaitu:

Unsur Subjektif 1. Sepakat;

dalam kontrak adalah PERASAAN RELA ATAU IKHLAS diantara pihak pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut. Selanjutnya kesepakatan dinyatakan tidak ada bila adanya suatu penipuan, kesalahan, paksaan, dan penyalahgunaan keadaan.

2. Kecakapan;

berarti orang orang yang terlibat dalam perjanjian tersebut adalah orang yang oleh hukum dapat dianggap subjek hukum, yang tidak cakap oleh hukum adalah orang yang belum dewasa, orang yang ditempatkan dalam pengawasan / pengampuan, orang yang sakit kejiwaannya.

Unsur Objektif 3. Suatu hal tertentu:

Artinya dalam membuat perjanjian, apa yang diperjanjikan harus jelas sehingga hak dan kewajiban para pihak bisa ditetapkan;

4. Suatu sebab yang halal.

Berarti perjanjian tersebut tidak boleh bertentangan dengan Undang Undang lainnya, ketertiban umum, dan kesusilaan.

(4)

Pengadilan Negeri. Pelanggaran terhadap Unsur Objektif berarti Perjanjian tersebut secara hukum batal dengan sendirinya (batal demi hukum), dan oleh karenanya perjanjian tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan memaksa.

C. JENIS - JENIS KREDIT

Kredit ditinjau dari segi tujuan penggunaannya dapat berupa :

a. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan kepada orang-perorangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat umumnya;

b. Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan kepada usaha-usaha yang menghasilkan barang dan jasa sebagai kontribusi daripada usahanya.

Sedangkan ditinjau dari jangka waktunya dapat berupa : 1. Kredit Jangka Pendek;

2. Kredit Jangka Menengah; 3. Kredit Jangka Panjang.

D. PIHAK PIHAK DALAM PERJANJIAN KREDIT Pihak-pihak dalam perjanjian kredit antara lain :

1. Pemberi Kredit atau kreditur adalah bank atau lembaga pembiayaan lain selain bank misalnya perusahaan leasing;

2. Penerima Kredit atau debitur, yaitu pihak yang bertindak sebagai subyek hukum.

E. FUNGSI PERJANJIAN KREDIT Fungsi perjanjian kredit, yaitu :

(5)

2. Sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan hak dan kewajiban di antara kreditur dan debitur;

3. Sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit.

F. BENTUK PERJANJIAN KREDIT Perjanjian kredit ada 2 bentuk, yaitu :

1. Perjanjian kredit yang dibuat dibawah tangan dinamakan akta di bawah tangan artinya perjanjian pemberian kredit oleh bank kepada nasabahnya yang hanya dibuat diantara mereka (kreditur dan debitur) tanpa notaris;

2. Perjanjian kredit yang dibuat oleh dan dihadapan notaris yang dinamakan akta otentik atau akta notariil.

G. KOMPOSISI PERJANJIAN KREDIT

Komposisi perjanjian kredit secara umum terdiri dari 4 bagian, yaitu : 1. 1.Judul;

2. Komparisi, yaitu bagian dari suatu akta yang memuat keterangan tentang orang/pihak yang bertindak mengadakan perbuatan hukum.

3. Isi, yaitu bagian dari perjanjian kredit yang memuat hal-hal yang diperjanjikan para pihak termasuk pula Jaminan oleh nasabah debitor;

4. Penutup.

H. AKIBAT PERJANJIAN KREDIT

(6)

tersebut tidak lain adalah hubungan timbal balik dari para pihak pada perjanjian tersebut. Dengan kata lain akibat hukum dari perjanjian Kredit tersebut adalah hal yang mengikat dan memaksa terhadap pelaksanaan perjanjian kredit tersebut.

I. KLAUSUL KLAUSUL PERJANJIAN KREDIT YANG MEMBERATKAN NASABAH DEBITOR

Beberapa klausul-klausul dalam perjanjian kredit yang memberatkan Nasabah Debitur antara lain:

1. Kewenangan bank untuk sewaktu-waktu tanpa alasan apapun dan tanpa pemberitahuan sebelumnya secara sepihak menghentikan izin tarik kredit;

2. Bank berwenang secara sepihak menentukan harga jual dari barang agunan dalam hal penjualan barang agunan karena kredit nasabah debitur macet;

3. Kewajiban nasabah debitur untuk tunduk kepada segala petunjuk dan peraturan bank yang telah ada dan yang masih akan ditetapkan kemudian oleh bank:

4. Kuasa nasabah debitur yang tidak dapat dicabut kembali kepada bank untuk dapat melakukan segala tindakan yang dipandang perlu oleh bank;

5. Pencantuman klausul-klausul eksemsi yang membebaskan bank dari tuntutan ganti kerugian oleh nasabah debitur atas terjadinya kerugian yang diderita olehnya sebagai akibat tindakan bank;

(7)

J. BERAKHIRNYA PERJANJIAN KREDIT

Mengenai hapusnya atau berakhirnya perjanjian kredit mengacu pada ketentuan dalam Pasal 1381 KUHPer tentang hapusnya perikatan. Pada praktek hapusnya atau berakhirnya perjanjian kredit lebih banyak disebabkan:

1. Pembayaran; 2. Subrogasi;

adalah perpindahan hak kreditur kepada pihak ketiga yang membayar kepada kreditur. hal ini dapat terjadi karena perjanjian atau undang undang.

3. Pembaharuan Utang atau Novasi; 4. Perjumpaan Utang atau Kompensasi.

K. GROSSE AKTE PENGAKUAN UTANG

Grosse akta pengakuan utang ialah suatu salinan atau kutipan (secara pengecualian) dari minuta akta (naskah asli) yang di atasnya (di atas judul akta) memuat kata-kata: Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan di bawahnya dicantumkan kata-kata: Diberikan sebagai Grosse Pertama, dengan menyebut nama dari orang, yang atas permintaannya grosse itu diberikan dan tanggal pemberiannya.

L. HAK DAN KEWAJIBAN KEDITUR DAN DEBITUR 1. Hak-hak kreditur (Pemberi Hutang)

(8)

harus telah melakukan somasi kepada pemberi gadai supaya hutangnya dibayar, sesuai dengan pasal 1155 KUHPerdata

Hak menjual barang gadai dengan perantaraan hakim, ini sesuai denganpasal 1156 KUH Perdata.

Hak menahan benda sampai segala macam hutang debitur dibayar lunas(hak retensi), sesuai dengan pasal 1159 KUH Perdata. Berhak untuk didahulukan dari pembayaran-pembayaran debitur terhadap kreditur lainnya (hak preferen), sesuai dengan pasal 1150 KUH Perdata.

Berhak meminta penggantian biaya yang telah dikeluarkannya dalam rangka menjaga agar nilai barang gadai tidak merosot, sesuai dengan pasal1157 KUH Perdata

2. Kewajiban kreditur (Pemberi Hutang) :

Tidak dapat atau tidak wenang untuk memiliki benda jaminan secaraotomatis, sesuai dengan pasal 1154 KUH Perdata.

Bertanggung jawab atas hilangnya atau merosotnya nilai barang objek gadai jika hilang atau merosotnya barang gadai tersebut atas kelalaiannya,sesuai dengan pasal 1157 KUH Perdata

Kreditur tidak dapat memakai, menggunakan, mengeksploitasi barang jaminan untuk kepentingan diri sendiri kecuali ada perjanjian secara tegasyang memungkinkan untuk itu, sesuai dengan pasal 1159 KUH Perdata.

Kreditur wajib memberitahukan kepada pemberi gadai jika barang gadaiitu dijual atas kekuasan sendiri, sesuai pasal 1155 dan 1156 KUH Perdata.

Bertanggung jawab atas hasil penjualan barang gadai, yaitu digunakanuntuk pelunasan jumlah piutangnya, sesuai pasal 1155 KUH Perdata.

(9)

1. Hak-hak debitur / Penerima Hutang

Berhak meminta agar pemberi hutang memperhitungkan hasil bunga yang didapatkan dari barang Jaminan (jika barang jaminan berupa piutang atau tagihan yang menghasilkan bunga) dengan kewajiban bunga kredit yang harus dibayarkannya, sesuai dengan pasal 1158 KUH Perdata.

Berhak menuntut pemberi hutang jika atas penjualan barang jaminan telaht idak digunakan oleh pemberi hutang guna pelunasan hutang pemberi hutang sesuai dengan pasal 1155 KUH Perdata.

Berhak menuntut penerima gadai sehubungan dengan hilang atau merosotnya nilai barang gadai yang disebabkan karena kelalaian penerima gadai, sesuai dengan pasal 1157 KUH Perdata.

Berhak menuntut penerima gadai untuk mengembalikan barang gadai jikapenerima gadai menyalahgunakan barang gadai tersebut, sesuai denganpasal 1159 KUH Perdata.

2. Kewajiban debitur / penjamin sebagai pemberi gadai

Wajib mengganti segala biaya yang telah dikeluarkan oleh pemegang gadai ketika pemegang gadai berupaya mempertahankan keselamatan barang gadai, sesuai dengan pasal 1157 KUH Perdata.

Wajib menyerahkan barang gadai ke dalam penguasaan penerima gadai,sesuai dengan pasal 1152 KUH Perdata.

(10)

PERTANYAAN/SOAL:

Referensi

Dokumen terkait

Pasokan BBM bagi Kepulauan Kabupaten Sumenep selama ini diangkut dengan menggunakan Kapal Layar Motor (KLM) berbahan kayu, Namun alat transportasi jenis ini dinilai tidak layak

kabupaten/kota dapat menyadari sepenuhnya konsekuensi dari stunting (pendek); memastikan bahwa mereka memiliki komitmen dan kapasitas untuk memprioritaskan program gizi dalam

Input orientasi dalam adalah parameter-parameter internal kamera meliputi principal point, parameter distorsi lensa radial dan tangensial, panjang fokus terkalibrasi

Perjanjian yang syah adalah perjanjian yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang- undang. Demikian pula halnya perjanjian kerja waktu tertentu

Hasil dari penelitian yang dilakukan langsung di Baduy dengan menggunakan teknik wawancara mendalam mengindikasikan bahwa telah terjadi perubahan sosial pada masyarakat Baduy,

Petroliam Nasional Berhad (PETRONAS) menamatkan tahun 2015 yang amat sukar dengan pendapatan dan keuntungan selepas cukai (PAT) yang lebih rendah dalam suasana

1) Penarikan garis batas dilakukan secara langsung di atas peta kerja berdasarkan kesepakatan desa yang berbatasan dengan mempertimbangkan informasi dari tokoh adat dan

Selain itu, informasi dalam dokumen LKjIP merupakan bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas Laporan Kinerja Dinas Penanaman Modal