• Tidak ada hasil yang ditemukan

Krisis Hutang Yunani serta dampaknya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Krisis Hutang Yunani serta dampaknya "

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“Studi Kasus Krisis Hutang Yunani”

Makalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Politik Hukum Ekonomi Internasional

Dosen pengampu:

Gris Sintya Berlian, S.Hub.Int., M.A.

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

DAFTAR ISI

Bab I : Pendahuluan………..………...1

1.1 Latar Belakang………..1

1.2 Rumusan Masalah………...4

1.3 Tujuan……….….….4

Bab II : Pembahasan………..5

2.1 Analisa Peranan Aktor yang terlibat………...5

2.2 Penanganan Krisis Hutang Yunani……….7

2.3 Analisa Krisis Hutang Yunani………13

Bab III : Kesimpulan………17

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Krisis utang pemerintah Yunani adalah krisis utang negara pertama di Zona Euro yang dimulai pada akhir 2009. Banyak pihak sepakat bahwa krisis ini dipicu oleh Resesi Besar, tetapi penyebab utamanya adalah perpaduan kelemahan struktural ekonomi Yunani dengan defisit struktural & rasio utang PDB yang terlalu tinggi dan sudah lama terjadi. Pada akhir 2009, kekhawatiran akan krisis utang negara mulai merebak di kalangan investor. Mereka meragukan kemampuan Yunani untuk melunasi utang-utangnya karena data tingkat utang pemerintah dan defisit tahun-tahun sebelumnya dipalsukan oleh pemerintah Yunani.1 Saat krisis finansial dunia–yang gejala-gejalanya dimulai sejak

kegagalan sistem finansial di Amerika Serikat tahun 2007, Yunani dilanda krisis ekonomi dan menjadi negara pertama di Eurozone yang terkena imbasnya. Meskipun semua negara terkena imbas resesi dunia, Yunani merasakan dampak terparah karena ia yang paling miskin dan paling banyak utang di antara negeri-negeri EU.

Jika melihat perkembangan perekonomian Yunani pada awal pertengahan 2000an, ekonomi Yunani sedang kuat namun pada saat yang sama pemerintah Yunani memiliki defisit anggaran yang besar. Ketika ekonomi dunia jatuh pada akhir 2000an, Yunani terkena dampak yang besar karena industri utamanya adalah perkapalan dan pariwisata ini sangat sensitif terhadap perubahan siklus bisnis. Akibatnya, utang negara ini menumpuk dengan cepat. Pada awal 2010, pertumbuhan utang nasional Yunani semakin mengkhawatirkan. Pemerintah memberi sinyal bahwa Yunani memerlukan dana talangan darurat. Tanggal 23 April 2010, pemerintah Yunani meminta paket talangan kepada UE dan IMF untuk diaktifkan. Paket talangan senilai €45 miliar ini akan memungkinkan Yunani mencukupi kebutuhan keuangannya sampai akhir tahun 2010. Tanggal 27 April, Standard & Poor's

1 The Reuters, Peripheral euro zone government bond spreads widen, Februari 2010, diakses dari

(4)

menurunkan nilai utang negara Yunani dan dugaan gagal bayar oleh pemerintah Yunani yang diperkirakan akan membuat para investor kehilangan 30–50% modalnya.2 Tanggal 3 Mei 2010, Bank Sentral Eropa (ECB) menangguhkan batas minimal utang Yunani, artinya obligasi dapat dijadikan agunan meski statusnya junk bond. Keputusan ini menjamin adanya aliran dana dari bank sentral ke bank-bank Yunani.3 Pemerintah juga mengumumkan bahwa anjungan tunai mandiri akan "beroperasi seperti biasa paling lambat Senin siang" dan penarikan uang dibatasi hingga €60 per hari untuk setiap rekening kecuali uang pensiun.

Hal ini memunculkan krisis kepercayaan yang ditandai oleh pelebaran ragam hasil obligasi dan naiknya biaya asuransi risiko pertukaran kredit macet dibandingkan dengan negara Zona Euro lainnya, khususnya Jerman. Hal lainnya adalah dana utang tersebut dengan cepat habis untuk membayar tagihan utang dari para kreditor luar negeri. Hal ini dapat diibaratkan seperti pepatah, ‘gali lubang tutup lubang’. Pemerintah Yunani juga tidak transparan, banyak data ditutup-tutupi terutama soal tingkat utang dan tingkat defisit.4 Utang ini diturunkan setiap kali Pemerintah Yunani butuh dana segar untuk kemudian disuntikkan ke bank-bank Yunani agar tetap memiliki cadangan uang saat para nasabah menarik dananya. Troikatelah dua kali ‘mengguyur’ Yunani dengan utang di saat-saat krisis sejak 2010. Guyuran dana kebanyakan hanya untuk memperkuat bank-bank serta belanja pemerintah, tidak banyak yang digunakan untuk sektor riil guna memperkuat perekonomian. Bahkan ada bagian yang dibawa kabur oleh orang-orang kaya Yunani keluar negeri.5 Pada tahun 2012, pemerintah Yunani memiliki kemacetan utang negara terbesar sepanjang sejarah. Yunani menjadi negara maju pertama yang gagal membayar pinjaman

2 JACK, EWING and JACK, HEALY, Cuts to Debt Rating Stir Anxiety in Europe , April 2010 diakses dari

http://www.nytimes.com/2010/04/28/business/global/28drachma.html pada 16 November 2016 3 The Reuters, UPDATE 3-ECB will accept even junk-rated Greek bonds, May 2010, diakses dari

http://www.reuters.com/article/ecb-greece-idUSLDE6420A920100503 pada 16 November 2016 4Kompas, Tiga Penyebab Utama Kegagalan Ekonomi Yunani, Juli 2015, diakses dari

http://internasional.kompas.com/read/2015/07/05/10593521/Tiga.Penyebab.Utama.Kegagalan.Ekonomi.Yu nani?page=all pada 16 November 2016

(5)

sebesar €1,6 miliar dari IMF pada tanggal 30 Juni 2015. Pada waktu itu, pemerintah Yunani memiliki utang senilai €323 miliar.6

Jika dilihat dari sisi ekonomi maka terdapat tiga faktor yang menyebabkan krisis utang di Yunani yaitu yang pertama, Yunani terkena dampak resesi ekonomi dunia yang terbesar sejak Perang Dunia II pada tahun 2007. Sebuah krisis yang sedikit banyak terkait dengan krisis ekonomi dalam negeri Amerika Serikat akibat meledaknya persediaan perumahan dan kredit perumahan (Subprime Mortgage). Saat itu yang menjadi sorotan dunia adalah lembaga keuangan Lehman Brothers, karena dianggap terlalu mudah untuk menggelontorkan kredit untuk para nasabah dan krisis yang melanda Wall Street sejak tahun 2008. Kedua, struktur ekonomi dalam negeri yang rapuh membuat munculnya ketidakpercayaan para peminjam atau kreditor. Ketiga, reformasi ekonomi yang gagal dan krisis ekonomi, sedikit demi sedikit berimbas pada semakin berkurangnnya kemampuan Yunani untuk mengembalikan hutang hingga suatu titik dimana pemerintah sepenuhnya tak mampu mengembalikan utang. Utang ini dipinjam dari lembaga keuangan internasional, salah satunya IMF dan bagian terbesar dari Uni Eropa. Menjelang tahun 2010, Yunani hampir dinyatakan bangkrut dan dijauhi para kreditor.

Meski kemudian mendapat suntikan dana talangan, penurunan dan pelambatan ekonomi Yunani sudah terjadi dan tidak mudah untuk membangkitkannya. Apalagi pada tahun 2015, Pemerintah Yunani juga mesti menghadapi tingkat pengganguran yang telah mencapai 25 persen. Pada tahun yang sama kemudian IMF kembali mempertimbangkan untuk memberikan dana talangan ketiga untuk Yunani, walau sering menyatakan bahwa mereka belum bisa memastikan akan ikut menyumbangkan dana talangan. Sekali lagi, dana talangan ini tidak datang dengan gratis. Pertolongan dana diikuti oleh permintaan dan syarat-syarat yang mesti dijalankan oleh Pemerintah Yunani. Walaupun terdapat aturan-aturan untuk menghalangi memberikan pinjaman kepada pihak atau negara yang diketahui tidak akan mampu mengembalikan, hal itu tetap dilakukan Troika. Perlu diketahui juga 6 Elena Becatoros and Raf Casert,

Greece fails to make IMF payment as bailout expires, Juni 2015 diakses dari

(6)

bahwa dana talangan ini bukanlah hibah, melainkan pinjaman. Hal tersebutlah yang menyebabkan Yunani saat itu terjerat utang dalam jumlah yang fantastis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa Yunani gagal membayar hutang luar negerinya?

2. Bagaimana peranan aktor yang berperan dalam penyelesaian krisis di Yunani? 3. Bagaimana langkah yang ditempuh dalam penanganan krisis di Yunani?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Permasalahan yang menyebabkan Yunani gagal membayar hutangnya 2. Mengetahui peranan aktor dalam penyelesaian krisis di Yunani

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Analisa Peranan Aktor yang Terlibat

Dalam menganalisis peranan aktor yang terlibat dalam krisis utang Yunani maka dapat dilihat bahwa peran dari TROIKA yang terdiri dari European Union, European Central Bank dan International Monetary and Bank (IMF) sangat dominan. Dalam kasus ini dimana krisis keuangan yang terjadi akibat menumpuknya hutang Yunani ini juga berdampak pada kawasan eropa lainnya, pada dasarnya hukum Uni Eropa secara eksplisit tidak menyebutkan adanya kewajiban untuk membantu negara anggota yang mengalami permasalahan ekonomi. Beberapa perjanjian yang telah disepakati Uni Eropa, khususnya Perjanjian Maastricht melarang pemberian bailout atau dana pinjaman kepada negara-negara anggota Eurozone (Zona Eropa). Perjanjian Lisboa juga mengatur klausa tentang larangan adanya dana pinjaman. Keputusan untuk memberikan bantuan kepada Yunani adalah keputusan yang kontroversial. Dana pinjaman dilarang oleh Uni Eropa untuk mencegah negara anggota secara sengaja melanggar aturan yang ditetapkan dalam

SGP/Stability and Growth Pack dan dikhawatirkan dana pinjaman yang diberikan pada satu negara akan mendorong negara lain untuk mengajukan dana pinjaman lainnya.7 Namun, terdapat klausa pengecualian yaitu klausa pada pasal 122 Perjanjian Lisboa mengenai fungsi Uni Eropa menyebutkan bahwa pemberian bantuan ekonomi memungkinkan untuk dilakukan tapi hanya pada saat sedang terjadi kondisi luar biasa. Krisis Ekonomi Yunani dirasa dapat digolongkan sebagai kondisi luar biasa yang diatur oleh klausa ini. “Apabila suatu negara anggota dalam kesulitan atau sangat terancam dengan kesulitan yang disebabkan oleh bencana alam atau kejadian luar biasa di luar kendali, Dewan, pada proposal dari Komisi, dapat memberikan, dalam kondisi tertentu, Union bantuan keuangan kepada negara anggota” (Valiante, 2011:45).

Dengan dibentuknya European Central Bank dalam tubuh Uni Eropa yang memiliki tanggung jawab dalam masalah moneter negara zona euro serta adanya bentuk kesepakatan 7 Franz Seitz dan Thomas Jost. 2012. “The Role of the IMF in the European Debt Crisis.”

(8)

yang dilakukan oleh ECB, IMF, dan Uni Eropa melalui Economic Adjustment Programme, The European Financial Stability Facility dan The Stability and Grow Pact yang merupakan bentuk program Uni Eropa yang diterapkan untuk perekonomian Yunani. Pada 9 Mei 2010, pemerintah Yunani, European Commision, ECB, dan IMF sepakat untuk melaksanakan Economic Adjustment Programme sebagai timbal balik atas bantuan ekonomi yang diberikan oleh negara-negara anggota Eurozone dan IMF kepada Yunani, yaitu sebesar 110 milyar euro untuk jangka waktu tiga tahun.8 Pemberlakukan EAP dituang dalam nota kesepahaman, yaitu Memorandum of Economic and Financial Policies yang menjelaskan secara detail kebijakan-kebijakan apa saja yang harus diterapkan oleh pemerintah Yunani. Kesepakatan antara pemerintah Yunani dan Uni Eropa dalam rangka pengetatan anggaran ini memiliki visi untuk mengurangi secara signifikan defisit anggaran Yunani menjadi di bawah 3% dari jumlah PDB pada tahun 2014.9 Penerapan EAP akan dievaluasi secara periodikal oleh Uni Eropa dan Uni Eropa berhak memberikan rekomendasi reformasi struktural kepada pemerintah Yunani. European Commission (Komisi Eropa) dan ECB akan bertanggungjawab secara penuh untuk mengawasi implementasi kesepakatan-kesepakatan yang tertuang dalam memorandum.

Ketika Perdana Menteri Yunani, George Papandreou menyepakati perjanjian dana talangan yang ditawarkan oleh Strauss-Kahn selaku managing director IMF dan Oli Rehn yang mewakili European Union Economic and Monitary Affairs Commisioner maka Yunani harus melakukan kewajiban sebagai konsekuensi atas pemberian dana talangan tersebut. Adanya moral hazard, Troika memutuskan tidak mencairkan bantuan dana talangan sebelum Yunani membenahi kebijakan fiskalnya. Berdasarkan negosiasi yang dilakukan antara Yunani dan Troika yaitu ECB, EU dan IMF disepakati bahwa Yunani harus melakukan pemotongan anggaran belanja, pengurangan upah kerja, dan penundaan pension selama tiga tahun lamanya, dan adanya kenaikan pajak untuk mengatasi masalah fiscal dan utang Yunani, dengan adanya reformasi yang telah dirancang ini bertujuan untuk

8 IMF Survey: Europe and IMF Agree €110 Billion Financing Plan With Greece

https://www.imf.org/external/pubs/ft/survey/so/2010/car050210a.html, diakses pada 16 November 2016

(9)

memulihkan perekonomian Yunani agar kembali seperti semula tidak mengalami krisis yang berkepanjangan. 10

Seminggu setelah Uni Eropa menyetujui pemberian dana pinjaman terhadap Yunani, ECB meluncurkan Securities Market Program yaitu kebijakan untuk membeli surat hutang public dan privat dari negara-negara bermasalah, termasuk Yunani yang bertujuan untuk mengatasi memberuknya krisis hutang Yunani. ECB membeli sekitar 74 milyar euro obligasi, dimana 55% adalah obligasi Yunani, jumlah yang sangat besar untuk satu negara. Akhirtnya terbentuklah European Financial Stabilisation Mechanism dan European Financial Stability Facility, dengan total vbantuan yang disediakan mencapai angka 750 milyar euro, 500 milyar dari Uni Eropa dan 250 milyar dari IMF.

2.2 Penanganan Krisis Utang Yunani

Krisis ekonomi di Yunani telah berlangsung sejak tahun 2009 dimana negara ini sulit mengumpulkan uang yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran utang, hal tersebut semakin memburuk dengan jumlah utang yang terus bertambah hingga mencapai total €323 miliar dan menyebabkan ketidakmampuan Yunani untuk melunasi hutang-hutang tersebut. Terdapat beberapa langkah yang diambil oleh Yunani maupun TROIKA yang terdiri dari European Union, European Central Bank dan International Monetary and Bank (IMF) untuk menangani krisis utang Yunani ini. Yang pertama, selama lima tahun terakhir Yunani melakukan negosiasi dengan Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, dan Dana Moneter Internasional terkait bantuan keuangan untuk mengatasi beban utang mereka. Dari negosiasi pertama yang dilakukan pada tahun 2010 tersebut kemudian disepakati bahwa TROIKA memberikan pinjaman dana sebesar 145 juta USD kepada Yunani namun dengan syarat penaikan pajak dan pemotongan belanja. 11Namun dana pinjaman yang diberikan oleh TROIKA ini kemudian belum mampu menyelamatkan kondisi finansial Yunani.

10 Ibid

11 Amanda Puspita Sari, Penjelasan Singkat soal Krisis Yunani, Juli 2015 diakses dari

(10)

Untuk itu kemudian pada tahun 2011 dilaksanakan negosiasi kedua, dimana melalui negosiasi tersebut menghasilkan persetujuan para pemimpin Uni Eropa untuk memberikan bailout yang berjumlah besar untuk kedua kalinya bagi Yunani atas krisis utang dengan menyalurkan 109 juta euro melalui Penerapan Economic Adjusment Programme.12Sebagai balasan atas pemberian bantuan dana pinjaman, Uni Eropa mengharapkan pemerintah Yunani mengambil beberapa kebijakan penghematan atau austerity measures untuk mengurangi defisit dan menghindari kebangkrutan. Sebelum Uni Eropa memberikan bantuan dana pinjaman kepada Yunani, pemerintah Yunani telah mengambil beberapa kebijakan penghematan untuk mengurangi tingkat defisit menjadi 5% melalui mengurangi pengeluaran publik sebesar 9 milyar euro dan menambahkan pendapatan sebesar 4 milyar euro. Secara spesifik, kebijakan austerity/pengetatan yang dilakukan di tahun 2010 adalah kombinasi dari kenaikan pajak tidak langsung, pengenalan pajak langsung yang baru, reformasi pajak pendapatan personal, pemotongan upah pegawai sektor publik dan dana pensiun, yang kemudian di tahun-tahun berikutnya akan diikuti dengan pembekuan fiskal yang memengaruhi bantuan sosial dan layanan public. Secara garis besar, Economic Adjustment Programme yang dilakukan memiliki dua tujuan, yaitu untuk memulihkan sustainabilitas keadaan fiskal Yunani dan meningkatkan daya saing dari perekonomian Yunani. Oleh karena itu, untuk mengimplementasikan program ini dan mencapai tujuan, segala elemen kebijakan fiskal, finansial, dan struktural akan digunakan.

Dalam penanganan kebijakan fiskal, strategi fiskal difokuskan untuk mengurangi defisit hingga tahun 2013 dan menjaga defisit pemerintah untuk tetap berada di bawah 3% pada tahun 2014 dan seterusnya. Pengaturan pemasukan dan jaminan sosial perlu menjadi penopang dari langkah untuk memperbaiki fiskal dan merestorasi daya saing.13 Mereset ulang pemasukan ke level sustainable diperlukan untuk membantu perbaikan fiskal, mengurangi inflasi sehingga berada di bawah ratarata Eurozone, dan mendorong harga dan nilai daya saing. Pemasukan yang berasal dari lapisan masyarakat yang memiliki 12 BBC, Greece profile – Timeline, Juni 2016 diakses dari

http://www.bbc.com/news/world-europe-17373216 pada 17 November 2016

(11)

pendapatan tinggi akan ditarik dari kenaikan pajak profesi, pajak barang mewah, dan biaya tambahan pada properti bernilai tinggi dan menguntungkan. Pemasukan lainnya akan ditarik dari kenaikan pajak nilai tambah dan pajak-pajak lainnya yang umumnya nilainya lebih rendah di bawah rata-rata Eurozone.

Di samping mengambil kebijakan fiskal langsung, pemerintah juga menginisiasikan seperangkat reformasi fiskal struktural. Reformasi ini bertujuan untuk mendorong sustainabilitas melalui pengetatan kontrol atas pemasukkan dan pengeluaran. Reformasi yang dilakukan adalah melakukan reformasi sistem pensiun. Dana-dana pensiun yang sebelumnya terdiri atas banyak varian akhirnya digabungkan dan hanya ada tiga jenis dana pensiun. Selain itu, batas usia pensiun dinaikkan menjadi 65 tahun. Reformasi sistem pensiun juga tidak mengizinkan pensiun dini, sehingga apabila seorang pekerja ingin mengklaim dana pensiun, pekerja tersebut harus pensiun di usia 65 tahun. Reformasi dana pensiun ini penting dilakukan mengingat pemborosan pengeluaran sektor publik salah satunya dipengaruhi oleh dana pensiun. Selain menaikkan pajak, pemerintah juga mengurangi upah pegawai negeri melalui pengurangan bonus dan tunjangan hari raya dan libur, seperti Paskah, Natal, dan libur musim panas, dengan target menghemat 1,5 milyar euro dalam jangka waktu satu tahun.

Dalam penanganan kebijakan struktural14, ada beberapa strategi reformasi

kebijakan struktural yang akan diambil, yaitu memodernisasi sektor administrasi publik, memperkuat pasar tenaga kerja dan kebijakan pendapatan, memperbaiki lingkungan bisnis dan mendorong pasar yang kompetitif, serta memanajemen ulang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sistem pemberian upah yang telah disederhanakan akan diciptakan yang bertujuan untuk menghemat biaya. Sistem layanan kesehatan yang paling banyak melakukan pemborosan pengeluaran akan direformasi, baik dalam hal sistem manajemen, pembukuan, dan pembiayaan. Sistem pemerintahan akan diatur ulang untuk mengurangi jumlah birokrat dan mengurangi praktik korupsi. Untuk memperbaiki lingkungan bisnis, pemerintah akan mengadopsi aturan pendirian badan yang beroperasi secara komprehensif untuk mengatur pendirian usaha baru. Hal ini bertujuan untuk memangkas prosedur, biaya,

(12)

dan penundaan pendirian usaha baru. Jaringan industri akan diliberalisasi, khususnya pada sektor transportasi dan energi.

Dalam penanganan kebijakan finansial15, Untuk mengantisipasi menurunnya

profit bank yang dapat berdampak pada posisi ekuitas bank, pemerintah Yunani memutuskan untuk mendirikan badan independen Financial Stability Fund dibawah koordinasi langsung dengan Troika. Tujuan utama didirikannya Financial Stability Fund

adalah untuk menjamin kesejahteraan perbankan sehingga memiliki kapasitas untuk mendukung perekonomian Yunani melalu penyediaan ekuitas yang dibutuhkan oleh bank.

Namun untuk kedua kalinya dana pinjaman yang diberikan tersebut belum dapat menutupi seluruh utang yang dimiliki oleh Yunani, bahkan julah pengangguran terus meningkat hingga mencapai angka 28%. Dan pola yang terjadi adalah dana pinjaman yang diberikan oleh TROIKA ini digunakan untuk membayar utang-utang sebelumnya, sehingga untuk itu jumlah utang Yunani tidak kunjung habis. Untuk itu pada tahun 2015 TROIKA kembali menawarkan bantuan dana sebesar 7,2 juta euro untuk menutupi hutang Yunani pada IMF yang jatuh tempo pada Juni 2015 dengan syarat tertentu, di antaranya Yunani diminta memangkas anggaran, terutama dana pensiun PNS, hingga menaikkan pajak. Namun PM Yunani Alexis Tsipras kemudian mengembalikan keputusan tersebut pada rakyat dengan melakukan refrendum pada Juli 2015 dengan hasil yang menyatakan bahwa rakyat Yunani menolak menerima hutang baru dengan syarat yang diajukan oleh TROIKA. Hasil ini kemudian menuntuk kondisi perekonomian Yunani pada ancaman bangkrutnya perbankan yang bisa memaksa mereka keluar dari euro dan kembali mencetak uang sendiri, drachma. Hal tersebut dapat terjadi karena tanpa pendanaan darurat dari ECB, bank-bank di Yunani akan kehabisan uang dalam hitungan hari. Jika demikian, pemerintah terpaksa mencetak uang baru untuk membayar tunjangan pensiun dan gaji. Namun nilai drachma diperkirakan akan terpuruk jauh terhadap euro. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran bagi negara-negara Eropa Union.

(13)

zona Euro termasuk PM Alexis Tsipras dengan kanselir Jerman, Angela Merkel, presiden Perancis, Francois Hollande dan presiden dewan Uni Eropa, Donald Tusk terus dilakukan untuk mencari jalan keluar pasca penolakan Yunani terhadap persyaratan yang diajukan oleh Jerman sebelumnya. Karena hal itu Yunani kemjudian harus menghadapi perundingan yang sangat sulit untuk mencapai kesepakatan. Tekanan lebih keras juga datang dari Eropa dengan adanya ancaman Yunani akan dikeluarkan dari zona Euro, maka hal tersebut memaksa Tsipras harus menerima semua persyaratan reformasi ketat yang diajukan oleh Eropa. Namun bailout tahap tiga yang dilakukan oleh Eropa Union ini tentu saja tidak gratis, karena sebagai imbalan, pemerintahan Yunani harus menyepakati program reformasi menyeluruh dan penghematan lebih ketat untuk menyehatkan sistem keuangannya. PM Yunani, AlexisTsipras harus melakukan reformasi dramatis di sektor pasar, sistem perbankan, dana pensiun serta swastanisasi.16 Semua peryaratan dari kreditor Eropa itu harus disepakati parlemen di Athena selambatnya Rabu. Secara lebih detail persyaratan yang diajukan oleh Eropa Union adalah sebagai berikut:

1. Pertama, Yunani harus memasukkan 50 miliar euro aset-asetnya berupa perusahaan negara ke dalam satu lembaga pendanaan berbasis di Athena. Dana sebesar itu diawasi otoritas keuangan Yunani dan dalam waktu dekat akan diprivatisasi. Sebanyak 25 miliar euro dari dana ini diperuntukkan untuk rekapitalisasi perbankan Yunani. Sisanya sebesar 25 miliar euro digunakan untuk membayar utang Yunani dan lainnya untuk pembiayaan investasi.

2. Kedua, Pemerintah Yunani harus meloloskan sejumlah kebijakan reformasi ekonomi termasuk merampingkan sistem pajak pertambahan nilai (VAT) dan memperluas cakupan basis pajak. Juga, membuka reformasi sistem pensiun. Yunani pun diminta untuk memotong anggaran pengeluaran quasi-otomatis jika target surplus anggaran gagal dicapai.

(14)

dan IMF. Pemerintahan PM Alexis Tsipras ini harus membayar 3,5 milliar euro plus bunga kepada ECB pada 20 Juli.

4. Keempat, Yunani berkomitmen untuk melakukan reformasi lebih jauh pasar energi dan produk-produk, pasar tenaga kerja, dan sektor keuangan.

Setelah tercapainya kesepakatan dimana pemimpin zona Euro dengan Yunani pada Juli 2015 untuk memberikan dana talangan tahap tiga sebesar 82-86 juta USD yang dapat menyelamatkan Yunani dari kebangkrutan dan mempertahankan Yunani agar tetap berada dalam zona Euro, maka Yunani kemudian menyatakan bahwa krisis telah berakhir. Namun satu tahun setelah krisis tersebut dinyatakan berakhir oleh Yunani, keadaan perekonomian Yunani belum dapat sepenuhnya pulih bahkan dapat dikatakan bahwa krisis ekonomi masih berlangsung hingga saat ini .17 Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya pengangguran, dan data yang menunjukkan bahwa dalam quart ekpor Yunani yang menurun hingga 6,4% dan juga konsumsi yang turun hingga 7,2%. Hal tersebut ditambah dengan adanya hampir 20 persen warga Yunani yang saat ini mulai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan harian.18

2.3 Analisa Krisis Hutang Yunani

Yunani merupakan salah satu negara di kawasan eropa yang tergolong negara maju serta merupakan pusat dari segala peradaban di dunia, namun pengelolaan negara tersebut sangat memperihatinkan dan mulai menancapkan dirinya ke tanah. Dari data yang di lansir oleh OECD (Organization for Economic Co-operation and Developmen) pada tahun 2015 menunjukkan GDP yang dimiliki negara tersebut berjumlah US$ 26.547, namun jumlah hutang yang dimiliki negara tersebut tercatat sebesar 181,2% dari GDP yang dimilikinya.

17 Helena Smith, A year after the crisis was declared over, Greece is still spiralling down, Agustus 2016 diakses dari https://www.theguardian.com/business/2016/aug/13/greek-economy-still-spiralling-down-year-after-crisis-declared-over pada 15 Juli 2016

(15)

dengan jumlah pengangguran tercatat sekitar 24,9% masyarakat Yunani yang menganggur.19 Data-data tersebut menunjukkan bahwa negara tersebut sudah memiliki hutang yang sangat banyak bahkan melewati GDP nya, sehingga penyelesaian krisis keuangan di Yunani sepertinya akan memakan waktu yang sangat lama.

Dari permasalahan krisis di Yunani terdapat berbagai macam kondisi serta permasalahan yang mendasari negara tersebut dinyatakan bangkrut. Krisis finansial global tahun 2008 menjadi salah satunya yaitu krisis pada bidang properti yang tidak dapat dikendalikan dengan baik, lalu ditambah dengan pendapatan negara yang tidak pasti yang berasal dari tourism maupun industri perkapalan yang tidak tentu keberadaannya serta posisinya yang stagnan dalam perdagangan internasional menjadi berbagai macam permasalahan yang akhirnya menumpuk menjadi satu dan seolah seperti bukit, masalah yang terjadi kian hari makin menumpuk hingga tidak tertampung dan akhirnya terjadi krisis.

Hal lain yang menjadi permasalahan krisis di Yunani adalah besarnya jumlah subsidi yang diberikan negara tersebut kepada masyarakatnya. Masyarakat Yunani mendapatkan jaminan sosial seperti gaji PNS yang tinggi, maupun dana pensiun yang diberikan kepada warganya. Dari data yang dilansir oleh Trading Economics menunjukkan pada tahun 2015 sekitar 40% APBN Yunani dialokasikan untuk dana jaminan sosial yang mana hal tersebut menunjukkan bahwa Yunani terlalu menitikberatkan perekonomiannya pada jaminan sosial yang terlalu tinggi yang menyebabkan negara tersebut akhirnya

collapse seperti saat ini.20 Di tengah krisis finansial yang melanda negara tersebut pemotongan jaminan sosial mungkin adalah salah satu langkah paling tepat untuk mengatasi krisis tersebut, namun penolakan datang dari berbagai lapisan masyarakat Yunani sendiri yang tidak ingin agar jaminan sosialnya di potong. Salah satu yang menjadi permasalahannya adalah jumlah pengangguran di Yunani yang sangat besar sekitar 24,9% masyarakatnya yang menganggur, mendapatkan jaminan sosial dari pemerintahnya. Jadi

19 OECD, “Economic Data of Greece”, 2015, diakses melalui https://data.oecd.org/greece.htm

20 Trading Economics, “Yunani, Tingkat Jaminan Sosial”, 2015. Diakses melalui

(16)

bukannya masyarakat memberikan kontribusi untuk pembangunan negaranya, justru makin memperkeruh perekonomian tersebut.

Setelah mengadopsi sistem mata uang euro setelah berlakunya Eurozone, pemerintah Yunani mengalokasikan dana pinjaman luar negeri untuk sektor impor. Namun tidak mengimbanginya dengan sektor ekspor alhasil negara tersebut selain harus menanggung beban masyarkat yang tinggi, juga mengalami defisit neraca perdagangan.21 Hal tersebut diibaratkan seperti menangkat karung yang sama beratnya di kedua tangan, yang pada akhirnya akan jatuh juga. Hanya tinggal masalah waktu hingga krisis di Yunani menjadi lebih parah dari sekarang.

Asosiasi negara-negara seperti UE maupun Troika telah berulang kali memberikan dana bantuna kepada Yunani untuk menyelesaikan krisi finansial yang melanda negara tersebut. Namun sesungguhnya yang menjadi permasalahan utama negara tersebut hingga saat ini masih terkena krisis adalah ketidaksesuaian kekuatan ekonomi yang dimilikinya. Yunani hanya menyumbang sekitar 2,5% dari total perdagangan uni eropa, merupakan nilai yang kecil namun berdampak besar. Masuk dalam keanggotaan uni eropa berarti suatu negara harus siap untuk meliberalisasi dalam bidang perdagangannya maupun dalam perpolitikan. Yunani merupakan negara yang tidak mapan secara perekonomian, jika dibandingkan dengan negara-negara eropa lainnya Yunani termasuk yang terendah. Pendapatan per kapita masyarakat Yunani tercatat sebesar $6340 tertinggal jauh dari negara-negara besar eropa seperti Perancis yang memiliki pendapatan per kapita sebesar $20.380 maupun Jerman dengan $23.650. hal tersebut menjadi salah satu penyebab mengapa Yunani hingga sekarang masih krisis finansial. Liberalisasi perdagangan merupakan cara penting bagi negara untuk bisa survive maupun mencapai power di kancah internasional. Namun yang terjadi negara-negara yang memiliki power lebih pun yang lebih unggul dari sisi perdagangan, sehingga negara-negara yang lebih kecil pun harus takluk dengan power yang dimilikinya. jadi apabila seluruh negara anggota uni eropa disamakan perlakuannya maka krisis yang terjadi di Yunani mungkin akan merambah ke negara-neara lain di kawasan eropa.

(17)

Hal tersebut seperti Domino Effect yang mana apabila negara terkena suatu krisis maka krisis tersebut akan menyebar ke negara-negara lain.22 Itulah yang menjadi alasan utama dari Troika maupun uni eropa dalam memberikan bantuan kepada Yunani meskipun beberapa kali Yunani gagal membayar hutangnya, untuk menghindari krisis yang berkelanjutan ke negara-negara eropa lain.sebetulnya Yunani telah melanggar prinsip kepatuhan yang dianut oleh negara-negara lain dengan tidak membayar hutangnya yang telah jatuh tempo, namun salah satu alasan yang menguatkan mengapa negara-negara terus membantu Yunani adalah karena kapabilitas negara itu sendiri. Chayes & Chayes mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa suatu negara tidak menaati peraturan maupun kondisi yang berlaku adalah terdapat batasan kapabilitas negara untuk bertindak.23

Sebagai rational actor, posisi negara-negara lain dalam memberikan bantuan kepada Yunani terkesan merupakan jalan yang tepat. Hal tersebut dikhususkan untuk menghindari kondisi yang akan memperburuk kondisi perekonomian eropa apabila krisis di Yunani terus berlanjut. Maka dari itu yang dilakukan oleh Troika maupun uni eropa dalam memberikan bantuan meskipun Yunani belum membayar hutangnya adalah sebagai bagian dari soft law

uni eropa. Walaupun Yunani sampai saat ini belum membayar dan memulihkan kondisi perekonomiannya namun Yunani sampai sekarang tidak terkena sanksi dari uni eropa.24 Krisis yang terjadi menjadi pembelajaran bagi Yunani untuk lebih mengalokasikan dana APBN nya untuk keperluan yang lebih penting dibandingkan dengan mengalokasikan dananya untuk jaminan sosial.

Solusi terbaik yang dapat penulis sampaikan adalah dengan memotong sebanyak-banyaknya dana jaminan sosial maupun gaji PNS di Yunani. Mengalokasikan APBN Yunani lebih untuk pengembangan investasi perekonomian, meningkatkan potensi pariwisata, pemotongan jaminan sosial bagi warga Yunani. Langkah lain yang dapat dilakukan untuk penanganan krisis di Yunani adalah dengan cara melakukan privatisasi terhadap BUMN, dengan melakukan privatisasi dianggap dapat memberikan keuntungan 22 The Economist, “The domino Effect”, 2008, The Economist, diakses melalui

http://www.economist.com/node/11667810

23 Chayes,Abram & Chayes, Antonia H.”International Organization”, 1993, MIT Press, hal 175-205

(18)

bagi Yunani untuk keluar dari krisis. Selain itu cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memotong upah buruh untuk menekan biaya produksi yang dikeluarkan.

(19)

BAB III KESIMPULAN

1. Krisis utang Yunani merupakan krisis pertama yang terjadi di kawasan Zona Euro yang dipicu karena adanya resesi besar ditambah rentannya perekonomian Yunani yang bergantung pada sektor pariwisata dan perkapalan yang sangat sensitif terhadap perubahan siklus bisnis. Akibatnya, utang negara ini menumpuk dengan cepat, sehingga pada tahun 2010 Yunani mulai mendapat dana pinjaman dari Uni Eropa dan IMF hingga tahun 2015. Namun sayangnya dana pinjaman yang diberikan oleh Uni Eropa, European Central Bank, dan IMF tersebut belum dapat memperbaiki kondisi finansial Yunani sepenuhnya. Hal ini menyebabkan ketidakmampuan Yunani untuk membayar hutangnya pada tenggat waktu yang telah ditentukan dan menyebabkan Yunani menjadi negara maju pertama yang gagal membayar utang dan hanya hidup dari uang pinjaman untuk sementara waktu. 2. Aktor yang turut berperan dalam Krisis Utang Yunani ini diantaranya yaitu

European Union, European Central Bank dan International Monetary and Bank (IMF) atau yang biasa disebut sebagai TROIKA. Ketiga lembaga ini memiliki berbagai peran yang cukup dominan dalam mengatasi permasalahan ini. Peran tersebut dapat dilihat dari beberapa bailout yang diberikan mereka kepada Yunani guna terlepas dari krisis utang yang sedang melanda negara tersebut.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Franz Seitz dan Thomas Jost. 2012. “The Role of the IMF in the European Debt Crisis.” Hochschule Amberg Weiden: Diskussionspapier Nr.32. Hal. 10

Charles Wyphlozs, and Silvia Sgherri, The IMF’s Role in Greece in the Context of the 2010 Stand-By Arrangement:Independence Evaluation Office of The International Monetary Fund, hal. 28

The Reuters, Peripheral euro zone government bond spreads widen, Februari 2010, diakses dari

http://www.reuters.com/article/markets-bonds-spreads-idUSLDE61F0W720100216

JACK, EWING and JACK, HEALY, Cuts to Debt Rating Stir Anxiety in Europe , April 2010 diakses dari http://www.nytimes.com/2010/04/28/business/global/28drachma.html

The Reuters, UPDATE 3-ECB will accept even junk-rated Greek bonds, May 2010, diakses dari

http://www.reuters.com/article/ecb-greece-idUSLDE6420A920100503 pada 16 November 2016

Kompas, Tiga Penyebab Utama Kegagalan Ekonomi Yunani, Juli 2015, diakses dari

http://internasional.kompas.com/read/2015/07/05/10593521/Tiga.Penyebab.Utama.Kegagala n.Ekonomi.Yunani?page=all

JACK EWING and LIZ ALDERMAN, Bailout Money Goes to Greece, Only to Flow Out Again, Juli 2015 diakses dari http://www.nytimes.com/2015/07/31/business/bailout-money-goes-to-greece-only-to-flow-out-again.html

Elena Becatoros and Raf Casert, Greece fails to make IMF payment as bailout expires, Juni 2015 diakses dari http://www.ctvnews.ca/business/greece-fails-to-make-imf-payment-as-bailout-expires-1.2446852

IMF Survey: Europe and IMF Agree €110 Billion Financing Plan With Greece

(21)

Amanda Puspita Sari, Penjelasan Singkat soal Krisis Yunani, Juli 2015 diakses dari

http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150701115330-134-63540/penjelasan-singkat-soal-krisis-yunani/

BBC, Greece profile – Timeline, Juni 2016 diakses dari http://www.bbc.com/news/world-europe-17373216

Amanda Puspita Sari, Usai Rapat Semalaman, Yunani dan Zona Euro Capai Kesepakatan, Juli 2015, diakses dari http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150713163052-134-66122/usai-rapat-semalaman-yunani-dan-zona-euro-capai-kesepakatan/

Helena Smith, A year after the crisis was declared over, Greece is still spiralling down, Agustus 2016 diakses dari https://www.theguardian.com/business/2016/aug/13/greek-economy-still-spiralling-down-year-after-crisis-declared-over pada 15 Juli 2016

Steven, Zeitchik, For many in Greece, the economic crisis takes a major toll: their homes, Juni 2016 diakses dari

http://www.latimes.com/world/europe/la-fg-greece-crisis-homelessness-20150620-story.html#page=1

OECD, “Economic Data of Greece”, 2015, diakses melalui https://data.oecd.org/greece.htm

Trading Economics, “Yunani, Tingkat Jaminan Sosial”, 2015. Diakses melalui

http://id.tradingeconomics.com/greece/social-security-rate

Nelson, Belkin, and Mix, Greece’s Debt Crisis: Overview, Policy Responses, and Implications, Congressional Research Service, August 18, 2011

The Economist, “The domino Effect”, 2008, The Economist, diakses melalui

http://www.economist.com/node/11667810

Chayes,Abram & Chayes, Antonia H.”International Organization”, 1993, MIT Press, hal 175-205

Referensi

Dokumen terkait

Pada masing-masing bentuk dari verba memukul dalam bahasa Bali memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari tata cara memukul yang berkaitan dengan alat yang

Pemberdayaan Masyarakat dalam program restorasi gambut di Desa Rimbo Panjang lahir dari seluruh lapisan masyarakat, program pembedayaan ini juga melahirkan

Mengikuti indikator yang dijadikan landasan untuk memastikan terjadinya kerukunan inter dan antar umat beragama ini, penulis berusaha untuk menggunakan tiga indikator

Pengujian Peningkatan Produktivitas Menggunakan alat analisis statistik yaitu uji hipotesis, dilakukan dalam 2 tahap: Tahap I: untuk menguji apakah ada perbedaan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpuan yakni ada pengaruh secara simultan

Besarnya pengaruhnya cara belajar terhadap hasil belajar dilihat berdasarkan hasil uji hipotesis koefisien determinasi parsial yaitu sebesar 4,52 (r2). Sesuai dengan

 H8: Building "bagaimana jika" kemampuan ke dalam sistem informasi secara signifikan lebih penting untuk proyek DSS daripada proyek ERP dalam manufaktur perusahaan  H9:

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui Iklim Komunikasi Organisasi berbasis Kearifan Lokal di Puslatbang PKASN LAN-RI Jatinangor; hambatan didalam Iklim