• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa KLN Rusia Hubungan Internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisa KLN Rusia Hubungan Internasional"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN ANALISIS

PENARIKAN PASUKAN BERSENJATA RUSIA DARI SURIAH

Disusun oleh:

Septi Annissa Rahmania (1610412029)

Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Hubungan Internasional

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL S1

(2)

Perang di Suriah tidak terkendalikan. Militan ISIS, Front Jabhat-Al Nusra, dan kelompok terorisme lainnya masih menguasai Suriah. Dewan Keamanan PBB (DK-PBB) ikut turun tangan untuk menyelesaikan perdamaian yaitu, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Cina, serta Rusia. Namun, 3 Negara yang disebutkan beserta sekutunya telah lebih dulu melaksanakan operasi militer di Suriah. Lalu, apa yang dilakukan Rusia dalam menciptakan perdamaian kembali di Suriah?

Presiden Putin mengumumkan akan mengirimkan Angkatan Bersenjata Rusia untuk membantu pemerintah Suriah melawan kelompok-kelompok teroris di Negara tersebut. Pengiriman Angkatan Bersenjata Rusia ini dikarenakan permintaan dari Damaskus, Suriah. Hal ini juga sah di mata hukum internasional karena merupakan permintaan dari Negara yang memiliki masalah. Namun, banyak tuduhan yang sering menimpa Rusia mengenai tindakannya. Seperti, Rusia yang dituduh Amerika menyerang fasilitas sipil dan mengebom rakyat sipil di Suriah, Rusia sebenarnya ingin menghabisi kelompok oposisi yang menjadi lawan Assad, atau Rusia ingin membela kaum Syiah. Berbagai tuduhan ini seringkali dilontarkan oleh media Barat.

Memang benar bahwa, sejak Februari lalu, pihak Barat dan sekutunya telah mengumumkan jika Assad harus diturunkan adalah sebuah solusi bagi Suriah. Namun, berbeda dengan Rusia yang berpendapat bahwa yang berhak memilih pemimpin Suriah ialah rakyat Suriah sendiri tanpa adanya campur tangan pihak luar.

(3)

Rusia mengirimkan sekitar 2.000 personel ke Suriah, terdiri dari tentara, pilot jet tempur, penasihat militer, dan beberapa insinyur militer. Rusia juga mengirimkan berbagai peralatan militer untuk menunjang Suriah. Yaitu, 20 helikopter milik Rusia, 28 Jet tempur, Sistem misil antipesawat S-400 serta Buk-M3, Tor-M2, sistem misil pertahanan udara Pantsir S-1, Jet Bomber 24M, Tank T-90, Tank T-90A, 35 dan 35S, Jet tempur Sukhoi Su-25, Helikopter Mi-24, Tank BTR-82A, UAV, kapal tempur AL Rusia dan lain-lain.

Dengan berbagai peralatan militer dan banyaknya pasukan yang dikerahkan, hal yang telah dilakukan Rusia dalam membantu Suriah adalah sebagai berikut

1. Melancarkan berbagai serangan terhadap target dan fasilitas teroris.

2. Menyadarkan Suriah bahwa musuhnya saat ini ialah ISIS, Front Jabhat Al-Nusra, beserta kelompok teroris lainnya yang diakui DK-PBB.

Namun, dengan keterlibatan Rusia pada Suriah, AS tidak tinggal diam. AS menjalankan misi B, yaitu mengirimkan pasukan dadakan dan memberikan senjata kepada pihak oposisi. Media massa juga memberikan respon negatif pada aktivitas yang dilakukan Rusia di Suriah, walaupun kebenarannya berada di tangan Rusia.

Demi menghindari peperangan, pada 27 Februari lalu, Rusia pun berinisiatif mengajak AS untuk menerapkan rezim gencatan senjata di antara pihak-pihak yang bertikai di Suriah. AS diajak dikarenakan kedua Negara tersebut adalah kepala Kelompok Internasional Pendukung Suriah. Karena itulah, Presiden Putin dan Presiden Obama kemudian meyetujui sebuah deklarasi bersama untuk membentuk gencatan senjata. Dalam deklarasi ini, Amerika dan Rusia menyetujui adanya Penghentian Pertikaian dalam Suriah. Berikut isi perjanjiannya, yaitu:

(4)

Apakah ada hasil dari perjanjian gencatan senjata ini? Ada. Lebih dari 40 kelompok oposisi bersenjata telah setuju tunduk pada rezim gencatan senjata. Serangan terhadap ISIS, Jabhat Al-Nusra, dan kelompok-kelompok teroris lainnya tetap dilaksanakan karena DK-PBB telah menetapkan mereka tidak diikutsertakan dalam kesepakatan gencatan senjata.

Gencatan Senjata pun diperpanjang pada Senin, 12 September 2016. Perjanjian ini dilaksanakan di Jenewa, Swiss antara Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Kedua Negara sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata hingga 48 jam kemudian. Dengan tujuan untuk meminimalisasi aksi kekerasan yang terjadi di Negara tersebut sepekan terakhir sebelum gencatan senjata diusulkan dalam mediasi di Jenewa, Swiss.

Namun, gencatan senjata tersebut tidak berlangsung lama, dan tidak benar-benar menghentikan pertikaian. Salah satu tujuan utama dari gencatan senjata ini, yaitu menerobos masuk kota Aleppo yang berisi ratusan ribu penduduk yang membutuhkan bantuan dan dikepung oleh para teroris, namun tidak tercapai. Pelanggaran demi pelanggaran dilakukan dan saling menyalahi satu sama lain yang berdampak pada perjanjian, yang menandakan bahwa perjanjian tidak lagi sah dan berlaku. Kurang dari seminggu perjanjian diberlakukan, pasukan udara koalisi pimpinan AS melakukan penyerangan terhadap tentara Suriah di dekat Deir-es-Zor, yang menewaskan 62 tentara Suriah. Walaupun, AS berkata bahwa serangan tersebut adalah sebuah ketidaksengajaan. Rusia pun mengambil tindakan cepat untuk melakukan rapat darurat kepada DK-PBB pada 18 September 2016.

Rusia seakan tak luput dari tuduhan, AS menyalahkan pasukan Bashar al Assad dan Rusia atas serangan terhadap konvoi kemanusiaan PBB yang menewaskan sekitar 20 orang pada keesokan harinya. Rusia menyanggah melalui Kementerian Pertahanannya bahwa berdasarkan pengintai udara Rusia, yang melakukannya adalah milisi Jabhat al-Nusra yang meluncurkan serangan besar-besaran di Aleppo pada 19 September, tepat pada area yang dilalui oleh konvoi.

(5)

wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak di Aleppo timur, membiarkan 1,5 juta penduduk meminum air yang terkontaminasi, bahkan melakukan aksi barbarisme. Amerika menganggap Rusia telah menyalahgunakan hak istimewa sebagai dewan tetap di DK-PBB. Begitupula dengan tuduhan yang berasal dari Negara sekutunya. Seakan-akan ingin menjatuhkan Rusia di mata dunia. Melemparkan kesalahan sendiri, kepada yang tidak bersalah. Pada kenyataannya, kondisi di lapangan sangat bertolak belakang dengan tuduhan Amerika dan sekutunya. Di daerah yang dimatikan dan diserang fasilitas pasokan air untuk 1,5 juta warga sipil ialah daerah kekuasaan kelompok pemberontak yang telah bergabung dengan organisasi teroris yang berafiliasi dengan Al-Qaeda di bawah paying Pasukan Penakluk (Jaish al-Farah) dan berkoalisi dengan Barat.

Tuduhan-tuduhan ini dilancarkan oleh Duta Besar AS untuk PBB yaitu Samantha Power dan Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft melalui media massa barat. Pihak Rusia pun mempertanyakan validitas tuduhan ini yang pada akhirnya tidak ada jawaban. Seakan lelah dengan banyaknya tuduhan, Rusia yakin bahwa gencatan sejnjata ini tidak akan pernah terealisasikan dnegan baik oleh AS dan Rusia.

Hingga akhirnya, pada 14 Maret 2016, Presiden Putin mengumumkan bahwa Kremlin akan menarik pasukan utamanya dari Negara tersebut. Hal ini disepakati oleh kedua belah pihak, Rusia dan Suriah. Kedua pemimpin sepakat untuk menarik bagian utama Pasukan Kedirgantaraan Rusia dari Suriah karena dianggap telah memenuhi misi fundamental yang telah ditugaskan kepada mereka. Namun, sebagian militernya tetap dipertahankan di beberapa wilayah di Suriah.

(6)

namun dengan jelas dikatakan bahwa Rusia hanya membantu Suriah jika memang ada permintaan dari Suriah sendiri. Dan janji itu ditepati oleh Rusia.

Sebuah kebijakan luar negeri yang dianut Rusia saat ini ialah Membantu perdamaian dunia dengan sekuat tenaga dan tentunya melalui kesepakatan bilateral atau permintaan Negara itu sendiri. Dalam pencapaiannya untuk perdamaian dunia, Rusia juga sudah memulai proses penting bagi kepentingan nasionalnya yaitu melindungi Rusia dari pihak teroris. Power yang Rusia miliki merupakan kursi kehormatan dan tetap di Dewan Keamanan PBB. Disamping itu, Rusia yang memiliki hubungan baik dengan Suriah pun memiliki power untuk menjalankan kebijakan luar negerinya dan kepentingan nasionalnya. Sebuah power juga untuk menandingi Amerika Serikat yang saat ini seakan-akan ingin menguasai dunia tanpa henti.

Kapabilitas yang Rusia miliki adalah pasokan militer baik darat, laut, udara untuk membantu Suriah dan juga melindungi dunia dari terorisme atau anti-terror. Kapabilitas lain yaitu semakin terlengkapinya peralatan militer yang canggih bahkan sungguh menakjubkan bagi dunia militer saat ini.

SDA-nya yang cemerlang juga membantu Suriah dan menghancurkan terorisme perlahan melalui penasihat militer, insinyur militer, dan lain-lain. Pasokan makanan, minuman, dan kemanusiaan yang dikerahkan juga merupakan kapabilitas yang dimiliki Rusia untuk membantu Suriah.

Hal ini merupakan sebuah apresiasi besar bagi Rusia, yang saat itu Negara lain masih berdiri di Suriah seakan-akan ingin ‘memakan’ Suriah, namun dengan penepatan janjinya bahwa Rusia hanya akan membantu melalui kesepakatan atau permintaan.

Referensi

Dokumen terkait

Klasiber Log dan Keaktif an Post dan Reply Forum C, D, E 15 Mahasiswa memahami konsep dan aplikasi paradigma pemrograman deklaratif Fungsi dan Ekspresi,Fun gsi-fungsi

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Sriwijaya dengan judul

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa penambahan tebung bunga marigold ke dalam pakan sebagai sumber karoten dapat memberikan peningkatan pada

Pembelajaran yang digunakan guru yaitu tematik dengan menggunakan metode ceramah akan tetapi diselingi dengan sesi tanya jawab dengan para siswa, menggunakan media

Peran moral dalam etika bisnis tersebut dalam praksis tidak hanya sekadar penerapan etika umum pada kegiatan bisnis, tetapi bisa berkembang sampai metaetika. Menurut

hubungan yang baik dengan customer Sistem manajemen yang kokoh dan berkesinambungan Memiliki resource yang handal sebagai pendorong Leadership Mekanisme seleksi pimpinan yang

Modifikasi komposisi medium tanam dengan mengubah formulasi komposisi vitamin dan konsentrasi gula yang terdapat di dalam medium MS memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada

Penyususnan tes, peneliti menyususan instrumen pengambilan data melalui tes hasil belajar dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 10 yang akan dibagikan kepada siswa