• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMATIAN DAN PERLAKUAN YANG BENAR TERHAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMATIAN DAN PERLAKUAN YANG BENAR TERHAD"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KEMATIAN DAN PERLAKUAN YANG BENAR

TERHADAP ORANG MATI

Teguh Hindarto

Catatan Redaksi:

Bulan ini dalam kalender Yahudi masuk bulan Tishri 5776 (2015) yang jatuh antara September dan Oktober. Ada tiga hari raya besar di bulan Tishri yaitu Rosh ha Shanah (tahun baru Ibrani, 14 September 2015) atau Yom Truah (peniupan shofar) lalu

Yom Kippur (pendamaian, 24 September 2015) serta Sukkot (Pondok Daun, 28 September – 5 Oktober 2015).

(2)

kebangkitan orang mati. Suara shofar (sangkakala terbuat dari tanduk domba) akan ditiup berulang kali menandai pergantian tahun dan perayaan sekaligus peringatan akan hari kebangkitan orang mati. Dari Rosh ha Shanah hingga Yom Kippur umat Yahudi penganut Yudaisme melakukan Teshuvah (pertobatan) dan Tsedaqah (derma) untuk memohon pengampunan dosa-dosa selama setahun dan Tuhan mengampuni pada saat Yom Kippur.

Sebagaimana umat Yudaisme dan komunitas Messianik Yudaisme di dunia merayakan Rosh ha Shanah, demikian pula komunitas Kristen mazhab Yudeo Kristen melalui organisasi Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) merayakan hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan YHWH tersebut (Im 23:1-44). Umat Kristen Mazhab Yudeo Kristen merayakan Sheva Moedim (tujuh hari raya) dengan perpektif baru yaitu berhubungan dengan karya Mesianis yang dikerjakan oleh

Yesus dari Nazaret yaitu kelahiran, kewafatan, kebangkitan serta kedatangan Yesus Sang Mesias yang kedua kali sebagai Raja dan Hakim Yang Adil.

Buletin IJI edisi September ini memfokuskan kajian seputar makna kewafatan dan bagaimana tata cara memperlakukan orang yang sudah mengalami kewafatan baik sebelum dikuburkan maupun paska penguburan. Kiranya kajian ini memperluas wawasan aplikasi berbagai aturan dalam Torah dan sabda Yesus Sang Mesias yang bukan hanya berkaitan dengan Ketuhanan dan ibadah kepada Tuhan melainkan berbagai perilaku hidup sehari-hari termasuk memperlakukan orang-orang yang telah mengalami kewafatan.

Introduksi

(3)

dan Putra Tuhan serta memelihara perintah-perintah-Nya akan mendapatkan kehidupan kekal (Yoh 5:24-26; 11:25).

Persoalannya masih banyak orang Kristen yang belum

memahami bagaimana

memperlakukan orang yang sudah meninggal khususnya saat perawatan sampai dimakamkan serta bagaimana tata cara ketika kita datang ke makam orang tua atau saudara yang telah meninggal di dalam Tuhan.

Saya masih banyak menjumpai beberapa ketidaktepatan perihal perawatan hingga penguburan bahkan saat mengunjungi makam orang-orang yang sudah meninggal. Masih kerap dijumpai sejumlah orang Kristen memandikan mayat secara tidak tepat. Selayaknya dimandikan namun masih saja ada yang hanya membersihkan dengan mengelap badan orang yang sudah mati. Ada pula yang menempatkan Kitab Suci dalam gengaman tangan orang yang

sudah meninggal, padahal Firman Tuhan diperlukan bagi orang yang masih hidup. Saat hendak menguburkan orang yang sudah meninggal tidak diadakan upacara pelepasan dan langsung dikuburkan. Masih pula dijumpai orang-orang Kristen yang tidak peduli dengan anggota keluarga yang sudah terbaring di bumi, padahal kita memiliki kewajiban mengingat hubungan dengan mereka atau jasa-jasa mereka jika mereka orang yang berpengaruh. Masih banyak dijumpai bagaimana jenasah terbaring di rumah duka tanpa pendampingan keluarga dll.

Membicarakan kematian tidak dapat dilepaskan dengan pemahaman terhadap adanya manusia dan kehidupan. Kematian adalah kelanjutan dari sebuah kehidupan. Namun kematian muncul karena suatu sebab.

Hakikat Manusia

(4)

(Ibr: tselem) dengan YHWH (Kej 1:26-27). Kedua, ciptaan yang diambil dari bahan “debu tanah” (Ibr: afar) yang dibentuk dan mendapatkan “nafas Tuhan” (Ibr: nishmat) (Kej 2:7). Manusia adalah mahluk yang memiliki kesadaran baik intelektual maupun spiritual dalam tubuhnya dikarenakan ada “nafas Tuhan” dalam dirinya (Ayb 32:8 ; 33:3)

Hakikat Kematian

Kitab Suci mengatakan, buah dosa adalah maut (Rm 6:3). Manusia pertama melanggar perintah YHWH untuk tidak memakan Buah Pengetahuan Baik dan Buruk (Kej 3), sehingga menyebabkan mereka terkutuk dan berujung pada kefanaan. Kefanaan, kematian secara teologis adalah buah dosa. Manusia yang berdosa berpotensi dan mewarisi maut dalam dirinya. Secara lahiriah, kematian adalah terpisahnya roh atau nafas Tuhan dalam tubuh manusia. Penyebabnya bisa dikarenakan sakit, usia tua, kecelakaan, pembunuhan, dll. Secara

spiritual, kematian adalah kembalinya manusia ke hadirat

Tuhan yang telah

menciptakannya.

Tempat Tinggal Orang Mati

Tempat tinggal manusia yang telah mengalami kematian di bumi dinamai dengan beraneka ragam istilah al., “kuburan” (haqever), “tempat kebinasaan” (avadon), “kegelapan” (khosyek), “negeri lupa” (erets neshiya), “dunia orang mati” (she‟ol) (Mzm 88: 11-13)

Keadaan Manusia Yang Sudah Meninggal

Manusia yang mengalami kematian “tidak memiliki kekuatan” (lo yekhelash), “tidak bangkit dari kematian” (lo yaqum), “tidak terjaga” (lo yaqishu), “tidak bangun dari tidurnya” (lo ye‟oru) (Ayb 14:10-12, 14)

Dua jenis Orang Mati

(5)

tidak banyak memberi informasi apa yang terjadi atas Orang Benar dan Orang Jahat setelah kematian mereka. TaNaKh lebih menekankan kematian sebagai ketidakberdayaan dan keterpisahan. TaNaKh lebih menekankan pada kehidupan dan bagaimana mengisi kehidupan dengan Torah sebagai penuntun dan pengajar. Hanya dalam beberapa Kitab seperti Yesaya memberikan gambaran mengenai “Pengadilan atas bumi” (Yes 24:21-23) dan “Hari Kebangkitan Orang Mati” dimana Orang Benar maupun Orang Jahat akan menerima upah (Dan 12:2-3).

Apakah Orang Mati Dapat Berkomunikasi Dengan Orang Yang Hidup?

Apakah orang yang sudah mati dapat “berkomunikasi dengan orang yang hidup?”, “mengganggu orang yang hidup?” Pembacaan Mazmur 88:11, menyatakan, im refaim yaqumu yoduka? (apakah roh orang mati dapat bangkit bersyukur). Ini bermakna bahwa

(6)

(Ibr: gehinom/Yun: gehena). Neraka adalah tempat penuh dengan api dan ratapan kesakitan serta kertakan gigi (Luk 16: 24, Why 20:15; 21:8). Surga adalah tempat yang indah dan penuh dengan kemuliaan Tuhan (Why 21-22).

Namun kita tidak menolak pengalaman rohani tertentu dimana dari banyak kesaksian yang kami kumpulkan dan sering kami alami bahwa orang-orang beriman yang sudah meninggal dapat memperlihatkan diri sekalipun tidak dapat berkomunikasi atau kalaupun berkomunikasi dengan seijin malaikat yang mengiringi mereka (ini adalah pengalaman pribadi bukan doktrin).

Apa Yang Kita Bawa Saat Meninggal?

Ada satu hal yang diabaikan oleh orang Kristen perihal apa yang akan dibawa saat orang Kristen meninggal dan menghadap Tuhan? Ada banyak perilaku tidak biblikal dari orang-orang Kristen dimana saat

jenasah dimasukkan peti diberi Kitab Suci di tangannya. Bukankah Kita Suci seharusnya dibaca dan direnungkan oleh orang-orang yang hidup?

Kitab Suci baik TaNaKh maupun Kitab Perjanjian Baru mengajarkan perihal fungsi dan kedudukan serta nilai perbuatan baik dalam kekelalan. Kita akan mengkajinya secara singkat.

Fungsi Dan Kedudukan

Perbuatan Baik

Sebelum kita mengupas nilai dari perbuatan baik hendaklah kita memahami fungsi dan kedudukan perbuatan baik dalam kehidupan pengikut Mesias.

Rasul Yakobus (Ya’aqov) mengatakan sbb: “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan?

Dapatkah iman itu

(7)

kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2:14-17).

Fungsi perbuatan adalah

MENYEMPURNAKAN dan

MEMBUKTIKAN bahwa

seseorang memiliki iman sebagaimana dikatakan: “Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." (Yak 2:18) dan “Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna” (Yak 2:22).

Rasul Paul mengatakan dalam suratnya bahwa Kitab Suci dapat melengkapi kita dengan pedoman-pedoman berbuat baik. Muara akhir pembacaan dan pemahaman atas Kitab Suci adalah berbuat baik sebagaimana dikatakan: “Segala tulisan yang diilhamkan Tuhan memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Tuhan diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Tim 3:16-17). Perbuatan baik adalah PENGAMALAN seseorang akan perintah-perintah Tuhan.

Nilai Dan Upah Perbuatan Baik

Setelah kita mengulas fungsi dan kedudukan perbuatan baik marilah kita menggali nilai dan upah dari perbuatan baik.

(8)

ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Gal 6:7-9).

Dalam suratnya yang lain Rasul Paul mengingatkan sbb: “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Dan Tuhan sanggup

melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Kor 9:6-8)

Dua kutipan surat di atas memberikan penegasan pada kita bahwa seberapa banyak yang kita perbuat entah menolong orang atau memberikan tsedaqah kita dalam bentuk harta kepada yang memerlukannya, akan BERDAMPAK dalam kehidupan kita. Seberapa banyak kita berbuat, demikianlah yang akan kita terima dalam kehidupan ini. Oleh karenanya, janganlah jemu dalam berbuat kebajikan agar kita memperoleh kebajikan dan kemurahan Tuhan dalam kehidupan di dunia ini.

(9)

berkat dari penyelenggara program siaran tersebut. Demikian pula jika kita tekiun dan rela dalam berbuat kebaikan tanpa mengharap upah dan pahala, maka Tuhan akan menyediakan upah dan pahala berupa kebaikkan yang akan mencukupi kebutuhan dalam kehidupan kita.

Perbuatan baik bukan hanya memiliki nilai di DUNIA ini namun dalam KEKEKALAN. Maksud saya, perbuatan baik bukan prasyarat untuk masuk dalam kekekalan karena sebagai pengikut Mesias kita telah menerima kekekalan dan kehidupan melalui iman kita kepada Yesus Sang Mesias, namun demikian perbuatan baik kita di dunia kita akan memiliki nilai yang dibawa dan menentukan kita sebagai apa dan bagaimana dalam kekekalan sebagaimana dikatakan:

“Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik,

mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman” (Rm 2:6-8).

“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan (Mesias) supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat” (2 Korintus 5:10).

(10)

putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus). Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Tuhan” (Why 19:6-9)

“Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka." (Why 14:13)

Perbandingan Mengenai

Perbuatan Baik Dalam Islam dan Kristen

Islam menekankan perbuatan baik untuk mendapatkan keselamatan surgawi sebagaimana dikatakan dalam Qs 4:122 sbb: “Orang -orang yang beriman dan

mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ?”

Bahkan di hari penghakiman, keputusan masuk surga atau neraka pun didasarkan atas penimbangan amal (bukan penimbangan ketakwaan) sebagaimana dikatakan:

Qs 23: 102-103: “Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam”

(11)

pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. 10. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku." Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”

Mengenai penimbangan amal ini dikatakan dalam Hadits Riwayat Ahmad Tirmidzi, Ibnu Abid Dunya sbb: “Dirintangi manusia pada hari kiamat dengan tiga rintangan. Dua rintangan adalah perdebetana dan perbantahan, satu rintangan adalah pembagian catatan amalnya. Barangsiapa yang menerima catatan amalnya di tangan kanannya, maka dihisab dengan hisab yang gampang, dan masuklah ia ke dalam surga. Barangsiapa diberikan catatan amalnya di tangan kirinya masuklah ia ke dalam neraka”

Bahkan mayat yang akan dikubur ditemani tiga hal yaitu keluarga, harta benda dan amal

perbuatannya sebagaimana dikatakan dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim sbb: “Pemberangkatan mayat itu diiringi oleh tiga hal, yaitu: keluargannya, harta bendanya dan amal perbuatannya. Yang dua akan pulang kembali dan satunya akan tetap tinggal. Yang pulang adalah keluarga dan harta bendannya, sedangkan yang tetap tinggal ialah amalannya”

Dari kajian di atas kita bisa melihat bahwa fungsi dan kedudukan perbuatan baik ada kesamaan dan ada perbedaan antara Islam dan Kristen. Dalam Kekristenan, perbuatan baik bukan untuk memperoleh keselamatan melainkan buah keselamatan yang akan berpengaruh dalam kekekalan dimana kita akan mendapat apa dalam kehidupan kekal besok

Kemana Orang Beriman Saat Mereka Meninggal?

(12)

saat meninggal langsung masuk Surga sementara yang tidak percaya Yesus akan langsung masuk Neraka. Sebuah pemahaman keagamaan yang terlalu sederhana dan tidak mendapatkan rujukan dalam Kitab Suci. 2 Korintus 5:10 mengatakan, “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Mesias, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”. Bagaimana mungkin kita akan langsung berada di Surga dan Neraka padahal kita semua belum melewati fase tersebut, yaitu Pengadilan Mesias?

Kenyataan di atas dipertegas dalam Wahyu 20:11-15 sbb, “Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan

dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan

kerajaan maut itu

dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”

(13)

Firdaus" (Luk 23:43). Rasul Paul menyebutnya suatu tempat pengumpulan orang beriman sebagaimana dikatakan, “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Tuhan bersama-sama dengan Dia” (1 Tes 4:14).

Saat orang tidak beriman meninggal, mereka akan berada di dunia orang mati (sheol, Ibr/hades, Yun) sebagaimana dikatakan dalam Lukas 16:19-31 sbb: "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh

(14)

menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Jadi dalam dunia orang mati (hades, sheol) ada aktifitas dan terpisah dengan Firdaus. Saat hari penghakiman maka orang beriman yang berada di Firdaus akan masuk dalam Kerajaan Sorga sebagaimana dikatakan Wahyu 22:14, “Berbahagialah mereka yang membasuh

jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu”. Dan mereka yang tidak beriman akan berada dalam Neraka sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 22:15, “Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai

dusta dan yang

melakukannya,tinggal di luar”.

(15)

Perlakuan Terhadap Orang Yang Sudah Meninggal (Kaved ha Metim)

Orang yang sudah meninggal, sekalipun rohnya sudah berlalu bukan bermakna dia tidak melihat apa yang kita kerjakan. Oleh karenanya kita sebagai orang beriman harus memperlakukan orang yang sudah meninggal dengan baik sebagaimana saat mereka masih hidup.

Perlakuan terhadap orang mati dan orang-orang yang sedang mengalami dukacita meliputi beberapa hal yaitu:

Penyucian (Taharah)

Jenasah harus dimandikan bukan dilap dengan air. Jenasah mengeluarkan kotoran dari dalam tubuh dan harus dibuang dengan air. Jika diwaslap hanya akan membalikkan kotoran dalam badan.

Ibadah Penguburan orang mati

Bentuk penghormatan terakhir terhadap jenazah adalah

menghantarkannya dalam nyanyian pujian dan doa

Penguburan orang mati

Saat peti mati masukkan dalam tanah, harus dilaksanakan doa penghantar sebagai penghormatan terakhir kalinya.

Ibadah Penghiburan keluarga (Nihum Avelim)

Agar keluarga yang ditinggalkan tidak larut dalam kesedihan dan senantiasa memfokuskan pada kebesaran Tuhan, diperlukan ibadah penghiburan.

Ibadah Peringatan orang yang mati (Yiszkor dan Yahrzeit)

Tiap jatuh tanggal kewafatan kelaurag yang telah wafat (ha metim) perlu dilaksanakan ibadah kecil dalam keluarga

Waktu Perkabungan (Avelut)

Waktu-waktu

(16)

pengungkapan kesedihan dan pengharapan pada Tuhan

Perihal perawatan orang mati meliputi: Memandikan orang mati, memberikan wewangian pada orang mati, memberikan rempah-rempah (Kej 50:2, 26; Mrk 16:1, Luk 23:56, 24:1; Yoh 19:40). Rempah-rempah ini berfungsi sebagai pengawet terhadap orang mati sehingga tidak mengeluarkan bau. Lazarus yang sudah meninggal 4 hari tidak mengalami bau busuk karena diberi rempah-rempah (Yoh 11:17)

Perihal penguburan orang mati meliputi: Orang mati dikubur bukan dibakar (Kej 23:4; 25:9;47:29;50:13), orang mati dibaringkan dalam kubur (Mrk 6:29), orang mati dikafani dengan kain putih (Mat 27:59-60)

Perihal perkabungan dan waktu untuk perkabungan, Kitab Suci mencatat sbb: Yakub berkabung (Kej 37:34), Bangsa Israel berkabung (Bil 14:39), Yehuda berkabung karena Yosia (2 Taw 35:24), Yusuf

mengadakan perkabungan (Kej 50:10)

Dalam masa perkabungan menggunakan kain kabung (Mzm 35:13, Kej 37:34, 1 Raj 20:32, Mzm 30:12, Yes 20:2;37:1, Yun 3:5). Dalam masa perkabungan ada nyanyian perkabungan (Mat 11:7)

Ibadah Shiva, Shloshim, Avelut

(17)

Surga. Ini sebuah kesalahan yang serius. Kita masih terhubung sebagai orang yang beriman yang kelak akan berjumpa dalam kebangkitan orang mati dan dalam kekekalan. Makaberbagai ibadah di atas dimaksudkan untuk menghubungkan kesatuan iman tersebut. Kedua, memberikan penguatan pada keluarga yang ditinggalkan agar senantiasa berfokus pada Tuhan dan kuasanya serta tidak memfokuskan dirinya pada kesedihan.

http://www.biblicalarchaeology.org/dail y/ancient-cultures/ancient-israel/the-only-ancient-jewish-hair-ever-found/

Shemira (Menjaga Jenazah)

Keluarga dari orang yang meninggal dapat secara bergantian menjaga jenazah baik siang dan malam dengan

membacakan Mazmur atau kitab Ratapan. Bacaan-bacaan dari Kitab Mazmur dapat dipilih yang bertemakan penguatan iman dan pengagungan kuasa Tuhan seperti dari Mazmur 91, Mazmur 116, Mazmur 119 dll.

Mereka yang bertugas menjaga sambil membacakan Kitab Mazmur dinamakan Shemira (penjaga, pengawas untuk laki-laki) atau Shemirot (penjaga, pengawas untuk perempuan) atau Shomrim (penjaga, pengawas untuk jika bersama-sama baik laki-laki dan perempuan).

https://en.wikipedia.org/wiki/Funeral

Bolehkah Orang Kristen

Mengunjungi Makam Orang Yang Sudah Meninggal?

(18)

םב־יצפח־לכ (Liqdoshim asher baarets weadirey kol kheftsi vam) yang artinya “orang-orang kudus yang ada di negeri ini dan yang mulia, semuanya adalah kesukaanku”.

Dua kata kunci dalam ayat ini adalah םישׁודק (qedoshim) yang artinya “orang-orang kudus” dan רידא (adir) yang artinya “yang mulia”, “yang terhormat”. Pemazmur menjadikan mereka sebagai kesukaannya, kebanggaannya, idolanya. Merekalah tempat kita bertanya dan berkonsultasi dalam menemukan kehendak Tuhan agar kita hidup bahagia. Tidak dikarenakan Tuhan adalah sumber kekuatan yang menjaga dan melindungi dan menjadi yang terbaik bagi diri kita, kemudian kita merendahkan manusia yang memiliki kelebihan tertentu dalam hal spiritual, moral serta intelektual.

Siapakah yang dapat dikategorikan Qedoshim dan Adir dalam konteks ayat di atas? Mereka adalah para nabi, para

rabbi, para rasul, para gembala, para pekabar injil serta orang-orang yang pernah membimbing kita mengalami pengenalan akan Tuhan. Kita selayaknya menghormati dan mencari pengetahuan dari orang-orang sedemikian baik saat mereka hidup maupun saat mereka sudah wafat.

Lukisan karya Carl Heinrich Bloch (1890)

(19)

dan 17 sbb, “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Tuhan kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan

contohlah iman

mereka”…Taatilah pemimpin -pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu”. Hendaklah kita mengingat jasa dan peran serta karya mereka dalam penyebarluasan Kerajaan Tuhan baik dalam pemberitaan Injil Keselamatan maupun pembinaan umat yang dipimpinya. Apa yang diingat? Iman mereka, ajaran-ajaran mereka, komitmen mereka, kedisplinan mereka, kelebihan mereka, dll. Bagaimana cara kita mengingat mereka? Salah satunya dengan mengunjungi makam tempat di mana mereka berbaring untuk terakhir kalinya. Kemudian

mengunjungi tempat dimana mereka pernah tinggal baik rumah pribadi atau tempat ibadah yang pernah mereka dirikan.

Apa yang kita lakukan saat mengunjungi kuburan para pahlawan dan pemimpin iman yang dikategorikan qedoshim danadir tersebut ? Apakah yang harus kita lakukan saat mengiunjungi makam keluarga kita? Menaikkan doa Kadish, Yizkor, Yahrzeit (jika bertepatan dengan tanggal kewafatan anggota keluarga), membaca mazmur-mazmur al. Mazmur 91, membersihkan kuburan anggota keluarga dari kotoran, menabur bunga/meletakkan batu-batu kecil sebagai lambang penghormatan dan kehadiran

(20)

memberikan sesaji sebagaimana dilakukan orang-orang yang tidak mengenal YHWH, tidak diperbolehkan mendoakan keselamatan anggota keluarga kita yang telah wafat

Mengikuti tradisi Yahudi ada pembacaan doa Yizkor dan Yahrzeit. Yizkor artinya “Dia mengingat”. Sementara Yahrzeit artinya Peringatan hari kewafatan. Sebagai pengikut Yesus Sang Mesias, kita memiliki keyakinan bahwa perbuatan baik tidak membuat kita memperoleh kehidupan kekal (Ef 2:8) sekalipun perbuatan baik memiliki nilai dalam kekekalan (Rm 2:6-8), oleh karenanya struktur dan susunan Yizkor Qahal Mesias lebih menekankan penegasan keyakinan atas karya Tuhan bagi orang yang telah meninggal dalam kepercayaan kepada-Nya sebagaimana dituliskan di bawah ini.

Yizkor Elohim nishmat Rabinu_______shehalak

le‟olamo, yehi katuv: Yaqar beeyney Yahweh hamawta

lakhasidiy, weyashav he‟afar alhaarets keshehayah weharuakh ttashuv el ha Elohim asher netanah, kol adam hamaqshiv divrey Yahshua Moshienu umaamin yesh lo khayyey „olam, Ani maamin wenomar: Amen

Biarlah Tuhan mengingat jiwa Guru kami_____________ yang telah pergi menuju alam kekal, jadilah sebagaimana tertulis: Berharga di mata Yahweh, kematian orang-orang saleh-Nya (Mzm 116:15), dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Tuhan yang mengaruniakannya (Pengkh 12:7), semua orang yang mendengar perkataan Yahshua

Sang Mesias dan

mempercayainya, sesungguhnya akan mengalami kehidupan kekal (Yoh 5:24). Aku percaya, marilah kita berkata: Amen.

Penutup

(21)
(22)

INDONESIAN JUDEOCHRISTIANITY INSTITUTE

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) adalah organisasi yang didirikan dengan maksud dan tujuan sbb:

1. Menghadirkan Kekristenan dengan corak Semitik Yudaik sebagai akar historisnya. Corak Semitik Yudaik tersebut dijabarkan dalam Pokok Keimanan (Akidah/Emunah) dan Tata Peribadatan (Ibadah/Avodah) serta Perilaku Hidup (Akhlaq/Halakah)

2. Mengisi kesenjangan materi terkait Yudaisme sebagai akar Kekristenan awal, dalam berbagai kajian dan kurikulum Teologi

3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci dengan pola pikir Ibrani

4. Menghadirkan penafsiran baru terhadap Torah dan relevansinya terhadap Kekristenan masa kini

5. Melakukan kajian-kajian mengenai hubungan Kekristenan awal dengan kebudayaan Semitik

(23)

7. Membantu pemerintah dalam pembangunan mental dan spiritual bangsa dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya

Sebelumnya organisasi ini bernama Forum Studi Mesianika (FSM). Berdasarkan rapat anggota yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2012 lalu, maka Forum Studi Mesianika (FSM) berganti nama menjadi Indonesian Judeochristianity Institute (IJI).

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) bekerjasama dan berafiliasi dengan Hebraic Root Teaching Institute (HRTI) yang berdomisili di Afrika Selatan dengan pimpinan Prof. Liebenberg.

Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya adalah menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan pembelajaran anggota IJI.

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI)

Email: derekhatov@gmail.com

Website: www.messianic-indonesia.com (www.hrti.co.za)

Facebook:Messianic Indonesia (Indonesian Judeochristianity Institute)

Referensi

Dokumen terkait

Setiap hari, pada minggu pembinaan tersebut, setiap siswa mengirimkan 5 email kepada siswa lain atau guru.. Pada acara penutupan, setengah dari siswa mendapat 6 email, sepertiga

[r]

Sebagian besar penyakit telinga luar yang dirawat di telinga hidung dan tenggorokan Klinik Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo Makassar pada periode

iterative dari penjualan sparepart dan asesoris komputer di Toko Laksamana Komputer Dumai dari hasil analisa data mining adalah pada cluster 2 dan cluster 3 dan

It will becomputed by using t (test) formula.. So that, there are the differences between students score before and after the treatment being given by the writer. The

Putar mur penyetel (cub) atau baut penyetel (sport) hingga didapatkan main bebas rantai roda sesuai spesifikasi.. Pastikan skala kiri dan kanan berada pada posisi

TA (TIN 490) didefinisikan sebagai sebuah kegiatan akademik di Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas dimana mahasiswa, di bawah bimbingan satu, dua,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa rendemen natrium alginate terbesar adalah pada kondisi operasi ekstraksi pada suhu 60 o C, dan