• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kode Etik Guru dan Organisasi As

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Kode Etik Guru dan Organisasi As"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KODE ETIK PROFESI GURU DAN ORGANISASI ASOSIASI KEPROFESIAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Profesi Guru Dosen Pengampu: Rochmani, M.Pdi

Disusun oleh: Kelompok 7/ Semester 6B Eva Arnika (2103 0802 16 1033) Tiara Kirana (2103 0802 16 1027) Dian Saepulloh (2103 0802 17 1031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.

Tugas makalah yang diberi judul “Kode Etik Profesi Guru dan Organisasi Asosiasi Keprofesian” ini ialah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja penulis dimana tugas ini merupakan syarat dari aspek penilaian mata kuliah Etika dan Profesi Guru.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan sumber yang penulis dapatkan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua, Aamiin.

Bandung, 23 April 2018

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia Pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru, karena tanpa guru siapa yang akan mengajar anak-anak di sekolah. Menjadi seorang guru tidaklah mudah karena guru akan menjadi contoh bagi anak didiknya.Banyak yang belum kita ketahui tentang bagaimana menjadi seorang guru. Seiring dengan berkembangnya zaman banyak seorang guru yang melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan, memberikan contoh yang tidak baik sehingga anak didiknya meniru apa yang dilakukan oleh gurunya.

Oleh sebab itu sebagai calon guru kita harus mempelajari bagaimana mejadi seorang guru yang baik, harus mengetahui apa pengertian profesi keguruan dan kode etik keguruan. Sehingga nantinya kita bisa menjadi guru yang benar-benar menggunakan profesi tersebut dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebagai calon guru kita harus memiliki sikap dan perilaku yang benar-benar mencerminkan seorang guru yang nantinya akan menjadi contoh bagi anak didik kita.

Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan individu agar mampu memenuhi kebutuhan perkembangan dan memenuhi tuntutan sosial, kultural, serta religius dalam lingkungan kehidupannya.Pengertian pendidikan seperti ini mengimplikasikan bahwa upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan terfokus pada upaya memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai dengan nilai agama dan kehidupan yang dianut.

(4)

Maka organisasi profesi menyerupai suatu sistem yang senantiasa mempertahankan keadaan yang harmonis. Ia akan menolak keluar komponen sistem yang tidak mengikuti arus atau meluruskannya. Dalam praktek keorganisasian, anggota yang mencoba melanggar aturan main organisasi akan diperingatkan, bahkan dipecat. Jadi dalam suatu organisasi profesi, terdapat aturan yang jelas dan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, berikut adalah rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu:

1. Apakah pengertian kode etik guru?

2. Apakah isi dan tujuan dari kode etik profesi guru? 3. Apakah fungsi kode etik terhadap guru di Indonesia?

4. Bagaimana pengertian dan sejarah organisasi asosiasi keprofesian? 5. Bagaimana kebijakan pemerintah mengenai organisasi asosiasi

keprofesian?

6. Bagaimana fungsi dan tujuan tentang organisasi asosiasi keprofesian? C. Tujuan

1. Untuk menjelaskan pengertian kode etik profesi guru 2. Untuk menjelaskan isi dan tujuan kode etik profesi guru.

3. Untuk menjelaskan bahwa adanya fungsi dari kode etik profesi guru di Indonesia.

4. Untuk menjelaskan pengertian dan sejarah organisasi asosiasi keprofesian.

5. Untuk menjelaskan adanya kebijakan pemerintah mengenai organisasi asosiasi keprofesian.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Guru

Hornby, dkk. (1962) mendefinisikan kode etik secara leksikal sebagai berikut: “code as collection of laws arranged in a system or system of rules and principles that has been accepted by society or a class or group of people”

Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.

Secara harfiah “kode” artinya aturan, dan “etik” artinya kesopanan (tata susila), atau hal – hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.

(6)

kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari- hari.

Sedangkan pengertian kode etik guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru – guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas dan profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.

B. Isi dan Tujuan Kode Etik Profesi Guru

1. Isi Kode Etik Profesi Guru

Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII, yang terdiri dari Sembilan item berikut:

a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.

b. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing c. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh

informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.

e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

(7)

g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.

h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.

i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

2. Tujuan Kode Etik Guru

Pada dasarnya tujuan merumuskankode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi: Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remes terhadap profesi akan melarang.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.

c. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi. d. Untuk meningkatkan mutu profesi.

e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

C. Fungsi Kode Etik Profesi Guru

(8)

Secara umum, fungsi kode etik guru adalah sebagai berikut:

1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.

2. Agar guru bertanggungjawab atas profesinya.

3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal. 4. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan. 5. Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan

mengembangkan diri.

6. Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

Adapun fungsi kode etik guru di Indonesia yaitu dalam peraturan tentang kode etik guru di Indonesia bagian satu pasal 2 ayat 2 dijelaskan bahwa kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan professional guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orang tua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi dan pemerintah sesuai dengan nilai – nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan. Selain itu fungsinya ialah menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia dan bermartabat yang dilindungi Undang – Undang.

D. Pengertian dan Sejarah Organisasi Asosiasi Keprofesian

1. Definisi Organisasi Asosiasi Keprofesian

Organisasi profesi keguruan berasal dari tiga kata, yaitu organisasi, profesi dan keguruan (guru). Ada banyak pendapat yang mengemukan pengertian dari organisasi, diantaranya sebagai berikut: a. Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan

(9)

b. Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

c. Menurut Chester I. Bernard, Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Di samping itu, organisasi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu organisasi formal dan organisasi non-formal. Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh: Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya. Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh: Arisan ibu-ibu, belajar bersama anak-anak SD.

Sedangkan Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian seseorang dan didapat melalui adanya proses pendidikan. Suatu profesi erat kaitanya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahlian,pengetahuan, dan ketrampilan tertentu pula. Dan Guru adalah pendidik dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, melatih dan mengevaluasi. Jabatan guru dikenal sebagai pekerjaan professional, artinya jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus.

Dari kata Organisasi profesi dapat diartikan sebagai organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.

(10)

adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus dalam mendidik.

2. Sejarah Singkat Organisasi Asosiasi Keprofesian

Di Indonesia, istilah organisasi sebagai suatu wadah profesi sering digunakan istilah lain seperti ikatan, persatuan, serikat. Hal ini dapat kita lihat berbagai penggabungan dan sebagainya. Dalam bidang pendidikan, kita mengenal seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Sarjana Administrasi Pendidikan (ISAPI), Kelompok Kerja Guru (KKG).

Organisasi Profesi Keguruan di Indonesia yang pertama kali dibentuk adalah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang dibentuk pada tanggal 25 November 1945 dalam kongres guru Indonesia di Surakarta.

PGRI sebagai organisasi professional keguruan memiliki peranan dan tanggung jawab menjaga, memelihara, dan mengembangkan profesi keguruan. Menjaga berarti, upaya agar layanan pendidikan mutunya dapat dipertanggungjawabkan secara professional. Memelihara artinya mengupayakan profesi guru dari pencemaran nama baik. Mengembangkan artinya upaya meningkatkan kualifikasi dan kualitas kemampuan profesional tenaga guru.

(11)

Disadari bahwa pelaksanaan sistem pendidikan secara makro dan mikro tidak dapat dilakukan oleh guru saja, namun juga diperlukan tenaga-tenaga profesional dengan bidang lain, seperti ahli perencanaan kurikulum bimbingan dan penyuluhan, teknologi pembelajaran, tenaga peneliti yang diperlukan untuk perkembangan sistem pendidikan, oleh karena itu organisasi profesi guru menghadapi tantangan yang cukup berat untuk menunjukkan bahwa bidang-bidang profesi yang ada dillingkungan guru mempunyai sumbangan untuk pengembangan pendidikan Indonesia. Tantangan organisasi profesi ini tidak lepas dari bagaimana usaha LPTK dalam mempersiapkan tenaga guru.

E. Kebijakan Pemerintah Mengenai Organisasi Asosiasi Keprofesian

(12)

pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan, dan berbagai kegiatan akademik lainnya. Jadi kegiatan pembinaan profesi tidak hanya terbatas pada pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan di berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian pada masyarakat. iii. Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi

iv. Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

v. Pemerintah dan/atau poemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi guru dalam pelaksanaan dan pengembangan profesi guru.

vi. Dalam pasal 42 dinyatakan tentang wewenang organisasi profesi guru sebagai berikut: (1) menetapkan dan menegakkan kode etik guru, (2) memberikan bantuan hukum kepada guru, (3) memberikan perlindungan profesi guru, (4) melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru, dan (5) memajukan pendidikan nasional.

F. Fungsi Organisasi Asosiasi Keprofesian

(13)

Kelembagaannya secara keseluruhan (dengan membina dan meningkatkan kode etik) juga berupaya meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraan para anggotanya.

Untuk berkembangnya fungsi dan peran suatu profesi guru membutuhkan pengakuan dari bidang-bidang profesi lain yang berada di masyarakat, terutama yang wilayah bidang garapan pelayanannya sangat mirip dan bertautan. Karena para pengemban suatu profesi sebagiannya sangat memahami dan menyadari batas dan keunikan bidang profesinya serta menghindari sikap arogansi (an antidote for arrogance).

Pengakuan dan penghormatan antar bidang profesi akan tercipta dan terjamin, jika masing-masing pengemban berbagai bidang profesi mematuhi kode etiknya. Dalam banyak hal, prinsip dasar saling menghormati antar bidang profesi itu justru akan merupakan landasan bagi terwujudnya kerjasama secara kesejawatan dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat yang membutuhkan pendekatan secara interdisipliner yang inklussif interprofesi, sebagaimana halnya dijumpai mengenai permasalahan kependidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan sebagainya.

Menurut Djam’an Satori (2007:4.6-4.8) Dalam rangka memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik, bimbingan berfungsi untuk hal-hal berikut:

a. Fungsi pemahaman, yaitu bimbingan yang membantu siswa agar memiliki pemahaman diri (potensi-potensi, baik kelebihan maupun kelemahannya) dan lingkungan (fisik, sosial, budaya, dan agama).

(14)

yang mungkin terjadi, dan berupaya untuk mencegah supaya masalah itu tidak dialami siswa.

c. Fungsi pengemban, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.

d. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif (penyembuhan).

Fungsi organisasi profesi keguruan:

a. Sarana komunikasi, siaturahmi dengan guru, sekaligus sebagai pusat informasi tentang pembelajaran dan pendidikan.

b. Wadah pembinaan dan pengembangan sikap profesional guru dan perlindungan atas haknya.

c. Mitra pemerintah dan perguruan dalam peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan.

(15)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian kode etik guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru – guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas dan profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.

2. Isi kode etik ialah rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII, yang terdiri dari Sembilan item. Tujuan dari kode etik ialah merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri.

3. Kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan pengembangan bagi profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan suatu profesi.

(16)

5. Dalam UU. No 14 Tahun 2005 pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa guru harus memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Sedangkan dalam Pasal 41 ayat 3 dipaparkan bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.

6. Fungsi organisasi asosiasi keprofesian 4; pemahaman, preventif, pengemban, perbaikan.

B. Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Haris. 2009. Organisasi Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Gardon, Thomas dan Mudjito, 1990. Guru yang Efektif. Jakarta: CV Rajawali.

Imron, Ali, 1996. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Soedijarto,1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta

(2) Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta

(2) Kode Etik Guru <#NAMA_MADRASAH#> berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan

Senantiasa akan mengembangkan diri di bidang Teknologi dan Infromasi komunikasi dalam rangka membentuk calon tenaga kerja yang profesional.. Bukateja, 6

(2) Kode Etik Guru SDN 203 Leppangeng berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru SDN 203 Leppangeng

Ini tentunya sangat diperlukan agar guru dapat bertindak sesuai perilaku yang seharusnya tidak hanya di dalam lingkungan sekolah namun juga di lingkungan luar sekolah yakni

Kode etik Tenaga ahli pengadaan barang dan jasa adalah pedoman profesional individu ahli pengadaan barang dan jasa yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas

(2) Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan