• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN TERHADAP AKSES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KEPUASAN TERHADAP AKSES"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN TERHADAP AKSES INTERNET

GRATIS PADA RUANG TERBUKA UMUM DI KOTA SURABAYA

Oleh :

Rizky Arif Nugroho

Dosen :

Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg

PROGRAM STUDI PASCASARJANA ARSITEKTUR

BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

(2)

SATISFACTORY ANALYSIS ABOUT FREE INTERNET ACCESS IN

PUBLIC SPACE IN SURABAYA

Rizky Arif Nugroho1 dan Eko Budi Santoso2

1)Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya 2)Dosen Pascasarjana Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya

Email : arifrizky89@gmail.com

ABSTRACT

Smart City is a concept about how to use resources efficiently by creating service in order to increase living quality (Dalghan, 2016). Surabaya now recognized as one of smart city among global smart cities (Silas, 2016). Number of awards won by Surabaya and also appointed as UN Habitat event host city (Radar Surabaya, 2016). One of the award was in Smart Living Category which was associated with provision of free internet access in public space. Surabaya city government built information and communication technology supporting infrastructure namely 300 Hot Spot Broadband Citizen in public space (GetBisnis.com, 2015). Taman Bungkul is one of public space receiving free internet access. The quality of free internet access in public space could be measured by using consumer satisfactory index. Furthermore, success rate of the program could be measured as well. This research use quantitative descriptive approach. The paradigm used is rationalistic which means perceive social reality based on theories then connected with empirical data. The outcome of this research is consumer satisfactory index to measure success rate of the program.

(3)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN TERHADAP AKSES INTERNET

GRATIS PADA RUANG TERBUKA UMUM DI KOTA SURABAYA

Rizky Arif Nugroho1 dan Eko Budi Santoso2

1)Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya 2)Dosen Pascasarjana Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya

Email : arifrizky89@gmail.com

ABSTRAK

Konsep smart city merupakan sebuah konsep tentang menggunakan sumber daya secara efisisen serta menciptakan layanan demi peningkatan kualitas hidup (Dalghan, 2016). Kota Surabaya saat ini sudah mampu menjadi salah satu smart city di dunia (Silas, 2016). Hal ini dapat terlihat dari beberapa penghargaan yang diterima oleh Kota Surabaya, bahkan terpilih menjadi tuan rumah dalam ajang UN Habitat (Radar Surabaya, 2016). Salah satu penghargaan yang diterima adalah dalam kategori Smart Living dimana Kota Surabaya memberikan akses internet secara gratis di ruang publik. Pemerintah Kota Surabaya membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi penunjang berupa 300 Hot Spot Broadband Citizen di ruang publik (GetBisnis.com, 2015). Salah satu ruang publik yang diberi akses internet gratis di Kota Surabaya adalah Taman Bungkul (Detik, 2013). Kualitas dari layanan internet gratis pada ruang publik dapat diukur melalui tingkat kepuasan terhadap layanan tersebut. Dengan demikian dapat diketahui keberhasilan dari program ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Paradigma yang digunakan adalah rasionalistik dimana rasionalistik memandang bahwa sebuah realitas sosial itu didasarkan kepada teori-teori yang ada yang kemudian dihubungkan dengan data-data empirik di lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah berupa indeks kepuasan konsumen yang dapat menjadi ukuran keberhasil program ini.

Kata Kunci : smart city, akses internet gratis, ruang publik, kepuasan.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Surabaya saat ini sudah diakui sebagai salah satu smart city di Indonesia (Silas, 2016). Beberapa penghargaan sudah dapat diraih oleh Kota Surabaya bahkan terpilih menjadi tuan rumah dalam ajang yang diselenggarakan oleh UN Habitat (Radar Surabaya, 2016). Kota Surabaya terpilih sebagai tuan rumah karena dianggap sebagai yang terbaik jika dilihat dari Indeks Kota Cerdas di Indonesia. Beberapa penghargaan yang diraih oleh Kota Surabaya adalah dalam kategori Smart City Award, Smart Governance, Smart Environment, dan Smart Living (GetBisnis.com, 2015).

(4)

Kota Surabaya memfasilitasi adanya fasilitas internet gratis di ruang publik, sistem pendaftaran sekolah dan SIM secara online, pemasangan CCTV pada area lalu lintas, serta portal informasi yang mendukung sektor pariwisata. Infrastruktur penunjang yang telad disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk mendukung hal tersebut antara lain 4.000 titik Wi-Fi Telkom, 12 Broadband Learning Center, 300 Hotspot Broadband Citizen di ruang publik, melakukan penataan taman kota berbasis teknologi informasi dengan konsep

all-in-one entertainment park. Semua infrastruktur tersebut didukung oleh aplikasi dan situs layanan warga. Bahkan Pemerintah Kota Surabaya merencanakan akses internet gratis masuk hingga perkampungan di masa mendatang (Bisnis.com, 2016).

Dengan banyaknya akses internet gratis tersebut tentunya kualitas pelayanan yang diberikan haruslah maksimal agar tidak hanya sekedar menjadi simbol saja. Kualitas dari layanan internet gratis pada ruang publik dapat diukur melalui tingkat kepuasan terhadap layanan tersebut. Dengan demikian dapat diketahui keberhasilan dari program ini.

2. Pengertian Smart City

Smart city memiliki pengertian sebuah kota cerdas memanfaatkan teknologi baru dan wawasan untuk mengubah sistem, operasi, dan pelayanan (IBM, 2008 dalam Pratiwi, 2015). Selain pengertian yang diutarakan IBM, Nijkamp et al (2009) dalam Pratiwi (2015) berpendapat bahwa konsep smart city merupakan sebuah konsep dimana kota harus cerdas dalam menginvestasikan modal manusia dan sosialnya; infrastruktur modern maupun tradisional yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan manajemen sumber daya alam yang baik melalui pemerintahan yang partisipatif. Sedangkan Dalghan (2015) berpendapat bahwa sesungguhnya konsep

smart city tidak selalu berarti teknologi, intinya adalah tentang menggunakan sumber daya secara lebih efisien dan menjadi ramah lingkungan, serta yang paling penting adalah menciptakan layanan demi peningkatan kualitas hidup. Hal-hal yang berhubungan dengan teknologi hanyalah sebuah inisiatif konkret dan mampu memecahkan permasalahan yang kompleks.

3. Dimensi Smart City

(5)

mobility. Smart governance memiliki faktor-faktor yang ada pada pemerintahan cerdas antara lain partisipasi dalam pengambilan keputusan, pelayanan umum dan sosial, pemerintahan yang transparan, serta strategi politik dan perspektifnya.

Smart environment memiliki faktor-faktor yang ada pada lingkungan cerdas yaitu seperti yang telah disebutkan sebagai gambaran deskripsi antara lain daya tarik kondisi alamnya, polusi, perlindungan lingkungan, serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan.

Smart people memiliki faktor-faktor yang disebutkan dalam masyarakat cerdas antara lain tingkat kualifikasi, daya tarik untuk belajar sepanjang hayat, etnis sosial dan pluralitas, fleksibilitas, kreativitas, keterbukaan pikiran/pendapat, serta partisipasi dalam kehidupan publik.

Smart economy memiliki faktor-faktor dari ekonomi cerdas antara lain semangat berinovasi, kewirausahaan, citra ekonomi dan merek dagang, produktivitas, fleksibilitas dari pasar tenaga kerja, serta kemampuan untuk melakukan perubahan.

Smart living memiliki faktor-faktor antara lain fasilitas budaya, kondisi kesehatan, keselamatan individu, kualitas perumahan, fasilitas pendidikan, daya tarik wisata, dan keterpaduan sosial.

Smart mobility memiliki faktor-faktor yang terdapat pada mobilitas cerdas antara lain aksesibilitas lokal dan internasional, ketersediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, serta sistem transportasi yang berkelanjutan, inovatif, dan aman.

METODE PENELITIAN

Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode Importance-Performance Analysis untuk menentukan tingkat kesesuaian antara kepentingan dan performa mutu pelayanan yang diterima pengguna akses internet gratis di Kota Surabaya.

Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kepentingan dengan skor performa/pelaksanaan, maka rumus yang digunakan :

(6)

Dimana :

Tki = Tingkat kesesuaian

xi = Skor penilaian performa pelayanan yang diterima yi = Skor penilaian kepentingan pelayanan yang diberikan

Selanjutnya sumbu mendatar (x) akan diisi oleh skor tingkat performa, sedangkan sumbu tegak (y) diisi oleh tingkat kepentingan, maka rumus untuk setiap faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan :

´

x=

nxi ´y=

nyi

Dimana :

´

x = Skor rata-rata tingkat performa

´

(7)

Kuadran A menunjukkan faktor-faktor yang dianggap sangat penting, namun belum sesuai keinginan/harapan. Kuadran B menunjukkan faktor-faktor yang dianggap penting telah berhasil dilaksanakan sesuai keinginan/harapan dan sangat memuaskan sehingga wajib dipertahankan. Kuadran C menunjukkan faktor-faktor yang dianggap kurang penting, pelaksanaannya dijalankan secara cukup atau biasa-biasa saja. Kuadran D menunjukkan faktor yang kurang penting, tetapi pelaksanaannya berlebihan/sangat memuaskan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pada pendapat Roscoe (1975) dalam Sekaran (2006), ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Dalam artikel ini maka sampel yang diambil berjumlah 52 responden dengan pengambilan sampel melalui teknik insidental. Teknik sampel insidental adalah pengambilan sampel secara sembarang asal responden memenuhi syarat, yang dalam penelitian ini adalah pengguna jaringan internet gratis di tempat umum.

Hasil skor jawaban dari masing-masing butir pertanyaan yang digunakan dalam mencari nilai kepentingan dan performa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Rerata Kepentingan dan Performa Internet Gratis

No

2 Kecepatan koneksi jaringan internet 164 130 2, 5

3, 1

80,6%

3 Stabilitas koneksi jaringan internet 167 114 2, 2

3, 2

68,8%

4 Cakupan sinyal jaringan internet 163 122 2, 4

3, 1

77,4%

5 Keamanan jaringan internet 162 130 2, 5

3, 1

(8)

Rata-rata dari nilai kepentingan dan performa yang telah diketahui digunakan untuk menentukan posisi butir pertanyaan pada kuadran diagram kartesius. Berikut penempatan masing-masing butir pertanyaan pada diagram kartesius :

Gambar 1. Diagram Kartesius Rerata Kepentingan dan Performa

Adapun interpretasi dari diagram kartesius tersebut adalah : a. Kuadran A

Dalam kuadran ini ditunjukkan hal yang perlu diprioritaskan dalam menyediakan layanan jaringan internet gratis di Kota Surabaya. Sebab hal ini dinilai sangat penting namun performanya masih belum sesuai harapan. Berdasarkan diagram kartesius tersebut maka stabilitas koneksi jaringan internet gratis yang perlu ditingkatkan.

b. Kuadran B

Dalam kuadran ini ditunjukkan hal yang perlu dipertahankan dalam menyediakan layanan jaringan internet gratis di Kota Surabaya. Sebab telah ada kesesuaian antara tingkat kepentingan dan performa yang ditunjukkan. Berdasarkan diagram kartesius tersebut maka kecepatan koneksi internet harus dipertahankan.

(9)

Dalam kuadran ini ditunjukkan hal yang dianggap tidak penting dan pelaksanaannya juga termasuk biasa-biasa saja dalam menyediakan layanan jaringan internet gratis di Kota Surabaya. Berdasarkan diagram kartesius tersebut maka kemudahan sambungan koneksi internet dan keamanan jaringan internet dianggap kurang penting dan kinerjanya biasa saja.

d. Kuadran D

Dalam kuadran ini ditunjukkan hal yang dinilai berlebihan dalam menyediakan layanan jaringan internet gratis di Kota Surabaya. Berdasarkan diagram kartesius tersebut maka cakupan sinyal dianggap berlebihan oleh pengguna jaringan internet gratis.

KESIMPULAN

Secara umum kualitas pelayanan jaringan internet gratis di Kota Surabaya telah cukup baik pelaksanaannya. Hal ini ditunjukkan dengan angka kesesuaian setiap butir pertanyaan yang cukup tinggi. Namun dalam pelaksanaanya tetap diperlukan peningkatan berdasarkan prioritas. Berdasarkan diagram kartesius dapat dilihat jika stabilitas koneksi jaringan internet merupakan sektor yang perlu ditingkatkan.

REFERENSI

Giffinger, R., et al. (2007), Smart Cities : Ranking of European Medium-sized Cities, Centre of Regional Science, Vienna.

IBM. (2008), Smarter Planet.

Pratiwi, A. (2015), Tingkat Kesiapan Kota Surakarta Terhadap Dimensi Mobilitas Cerdas (Smart Mobility) Sebagai Bagian Dari Konsep Kota Cerdas (Smart City), Universitas Sebelas Maret, Solo.

Gambar

Tabel 1. Rerata Kepentingan dan Performa Internet Gratis
Gambar 1. Diagram Kartesius Rerata Kepentingan dan Performa

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat lain menurut Prawirosentono (1999:2), yang menyatakan bahwa: “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kekelompok orang dalam

Citations in the text provide brief information, usually the name of the author and the date of publication, to lead the reader to the source of information in the reference list

CMS memberikan fasilitas kepada para pengguna untuk mengelola bagian atau isi mana saja yang akan ditampilkan, masa/waktu tampilan dan lokasi tampilan di website.. Sebelum

Pada gambar 4.11 dan gambar 4.12, kita dapat melihat pengaruh heat flux yang diberikan terhadap nilai koefisien perpindahan kalor aliran dua fasa, dimana semakin besar heat

Program yang saat ini berjalan di Dinas Kesehatan Kota Binjai masih belum memaksimalkan peran tenaga kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI

Hasil tanya jawab juga dengan siswa kelas IX menyatakan bahwa sebagian besar siswa putra kelas IX adalah perokok sedangkan untuk siswa putra kelas VIII hanya sebagian

Kepada Takmir Masjid Agung Sidoarjo, disarankan untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menyelaraskan arah kiblat yang sekarang ini dengan arah kiblat yang

Simpulan penelitian ini adalah kompetensi guru di SDN 2 Banda Aceh dalam perencanaan pembelajaran, sudah terlihat dari cara guru merencanakan dan menyusun Rencana