• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PEMBELAJARAN ANTARA USTADZ DAN SANTRI DALAM PROSES MENGHAFAL JUZ AMMA (STUDY KASUS DI MADRASAH DINIYAH DARUL IHSAN SLUMBUNG GANDUSARI BLITAR) Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PEMBELAJARAN ANTARA USTADZ DAN SANTRI DALAM PROSES MENGHAFAL JUZ AMMA (STUDY KASUS DI MADRASAH DINIYAH DARUL IHSAN SLUMBUNG GANDUSARI BLITAR) Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PEMBAHASAN

Setelah pemaparan data dalam bab sebelumnya dan menghasilkan temuan temuan penelitian yang diperoleh yaitu Implementasi Komunikasi Pembelajaran dalam Proses Menghafal Juz Amma pada Pendidikan Santri (Study Kasus Di Madrasah Diniyah Darul Ihsan Slumbung Gandusari Blitar) maka yang dilakukan selanjutnya adalah mengkaji hakekat dan temuan dalam penelitian. Tiap tiap temuan akan dibahas dengan mengacu pada teori dan pendapat para ahli yang berkompeten dibidangnya. Adapun dalam bab ini, tema yang dibahas akan dipaparkan urut sebagaimana dalam pernyataan penelitian:

1. Bentuk-bentuk komunikasi verbal dan non verbal dalam proses menghafal Juz Amma pada pendidikan santri Madrasah Diniyah Darul Ihsan Slumbung

Gandusari Blitar

Berdasarkan pengamatan dan penelitian di Madrasah Diniyah Darul Ihsan menggunakan komunikasi pembelajaran berbentuk vormal dan non vormal dalam menghafal Juz Amma.Ustadz yang mengajar menghafal Juz Amma menyampaikan materi, yang pertama menggunakan komunikasi verbal

yaitu dalam bentuk tulisan dan lisan. Berdasarkan yang dilakukan Ustadz dalam menghafal Juz Amma ini sesuai dengan pengertian komunkasi verbal yang dikutip peneliti menurut Arni Muhammad yaitu komunikasi dapat teridentifikasikan sebagai suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkahlaku penerima. Komunikasi tulisan apabila keputusan yang akan disampaikan oleh pemompin itu disampaikan oleh piminan itu disandikan dalam simbol-simbol

(2)

yang dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca, kemudian dikirimkan pada karyawan yang dimaksud.1

Berdasarkan teori ini Ustadz di ibaratkan pemimpin dan santri diibaratkan karyawan.Dalam mempengaruhi santri atau melatih santri mendengar dan mengucap Ayat Al-Qur’an menggunakan lisan maupun tulisan.Dalam rangka melatih anak berkomunikasi secara verbal dan menambah perbendaharaan kata serta menstimulasi perkembangan bahasa anak, peneliti menemukan teori operant conditioning yang menekankan unsure stimulus respon dimana guru berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan dan santri sebagai komunikan yang menerima pesan dan merespon pesan dari komunikator, pesan yang diucapkan berupa ayat Juz Amma dan pengulangan ayat yang sudah diberikan.

Selanjutnya bentuk komunikasi non verbal yang digunakan Ustadz dalam menghafal Juz Amma di Madrasah Diniyah DarulIhsan adalah berupa gerakan-gerakan.Pertama adalah gerakan tangan, yaitu gerakan dengan memukul-mukulkan duding atau rotan dipapantulis yang berguna untuk mengetahui panjang-pendeknya suatu kalimah.Gerakan seperti ini Ustadz menyebutnya dengan metode Tajwid.Kedua adalah gerakan tangan juga, yaitu dengan menggunakan ibu-ibu jari.Pembelajaran ini biasa disbut Ustadz adalah program jarimatika Al-Qur’an yaitu menghafal sambil menghitung ayat Al-Qur’an dengan menggunakan buku-buku jari.

Dari pengamatan dan paparan temuan peneliti gerakan yang digunakan oleh Ustadz adalah komunikasi non verbal.Menurut Agus M. Hudjana

1 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-4 hal.

(3)

komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan-gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan.2

Berdasarkan pengertian komunikasi non verbal yang diutarakan oleh Agus, metode yang digunakan Ustadz dalam Menghafal Juz Amma di Madrasah Diniyah Darul Ihsan sudah sesuai dengan pengertian komunikasi non verbal. Di Madrasah menggunakan gerakan-gerakan non verbal untuk memperkuat komunikasi verbal dengan kata lain jika kita berbicara dengan lisan kemudian dipertegas dengan gerakan-gerakan non verbal pastinya lawan bicara kita dengan mudah memahami apa yang kita sampaikan.

2. Faktor pendukung dan penghambat komunikasi verbal dan non verbal dalam proses menghafal Juz Ammapada pendidikan santri Madrasah Diniyah Darul Ihsan Slumbung Gandusari Blitar

Berdasarkan pengamatan dan penelitian di Madrasah Diniyah Darul Ihsan memiliki masalah-masalah yang menhghambat proses Menghafal Juz Amma. Faktor penghambat dan pendukung implementasi komuikasi pembelajaran di Madarsah Diniyah Darul Ihsan adalah, pertama, faktor penghambat Implementasi Komunikasi Pembelajaran yaitu: kurang kesadaran wali santri akan pentingnya menghafal Juz Amma dalam kehidupan sehari-hari, kurang keistiqomahan para pengajar Ustadz/Ustadzah dalam menjalani tugas, kepribadian santri yang berbeda-beda dimana dorongan dari orang tua, teman dan lingkungan yang dapat mempengaruhi santri dalam belajar, cuaca

2 Agus M. Hudjana, Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal,

(4)

juga dapat mempengaruhi semangat santri dalam belajar dan tingkat daya ingat yang berbeda antara santri satu dengan yang lain.

Kedua, faktor pendukung implementasi komunikasi pembelajaran

adalah dukungan dari masyarakat sekitar Masjid dan juga ta’mir masjid Darul Ihsan dalam menyediakan tempat untuk menuntut ilmu, serta adanya raport dan ijazah dari kemenag untuk santri yang lulus dari Madrasah Diniyah.

Dari paparan pengamatan dan penelitian faktor penghambat dan faktor pendukung saling terkait.Dari temuan penelitian tersebut sangat sesuai dengan persiapan yang harus ada dalam menghafal. Yaitu:3

a. Niat yang ikhlas

Bagi seorang calon penghafal atau yang sedang dalam proses menghafalkan Al-Qur’an, wajib melandasi hafalannya dengan niat yang ikhlas, matang, serta memantapkan keinginannya tanpa adanya paksaan dari orang tua atau karena hal lain. Sebab, jika si penghafal tersebut mendapat paksaan dari orang tua, maka tidak akan ada kesadaran dan rasa tanggung jawab dalam menghafal Al-Qur’an.4

b. Meminta Izin kepada Orang Tua atau Suami

Semua anak yang hendak mencari ilmu atau menghafalkan Al-Qur‟ an, sebaiknya telebih dahulu meminta izin kepada kedua orang tua dan kepada sang suami (bagi wanita yang sudah menikah). Sebab, hal itu akan menentukan dan membantu keberhasilan dalam meraih cita-cita untuk menghafalkan Al-Qur’an. Tujuannya apabila mengalami hambatan

3 Oleh Yulaikah, Judul skripsi Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan

Metode Tasmi’ dan Murja’ah,http://repo.iain-tulungagung.ac.id/2974/3/BAB%20II.Pdf, di akses tanggal 13-02-2018 pukul 21:32 WIB

4Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an, (Jogjakarta: Diva Pers,

(5)

dan permasalahan saat proses menghafal Al-Qur’an, maka akan mendapatkan motivasi dan doa dari mereka.

c. Mempunyai Tekad yang Besar dan Kuat

Seseorang yang hendak menghafalkan Al-Qur’an wajib mempunyai tekad atau kemauan yang besar dan kuat. Hal ini akan sangat membantu kesuksesan dalam menghafalkan Al-Qur’an. Dengan adanya tekad yang besar, kuat, dan terus berusaha semua ujian akan bisa dilalui dan dihadapi dengan penuh rasa sabar.

d. Istiqamah

Sikap disiplin atau istiqamah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap penghafal Al-Qur’an, baik mengenai waktu menghafal, tempat yang biasa digunakan buat menghafal Al-Qur’an maupun terhadap materi-materi yang dihafal.

e. Harus berguru pada yang Ahli

Seorang yang menghafalkan Al-Qur’an harus berguru kepada ahlinya, yaitu guru tersebut harus seorang yang hafal Al-Qur’an, serta orang yang sudah mantap dalam segi agama dan pengetahuannya tentang Al-Qur’an, seperti ulumul Qur’an, asbabul nuzulnya,tafsir, ilmu tajwid, dan lain-lain. Selain itu, guru tersebut juga mesti terkenal oleh masyarakat bahwa ia mampu menjaga diri, keluarga dan santrinya.

f. Mempunyai Akhlak Terpuji

(6)

melainkan juga harus terpuji akhlaknya karena ia adalah calon hamilul Qur’an. Jadi, sifat dan perilakunya harus sesuai dengan semua yang diajarkan dalam Al-Qur’an.

g. Berdoa agar Sukses Menghafalkan Al-Qur’an

Berdoa adalah permintaan atau permohonan seorang hamba kepada sang Khaliq. Oleh karena itu, bagi penghafal Al-Qur’an harus memohon kepda Allah SWT supaya dianugerahkan nikmat dalam proses menghafalkan Al-Qur’an cepat khatam dan sukses sampai 30 juz, lancar, fasih, dan selalu istiqamah serta rajin taqrir.

h. Memaksimalkan usia

Pada dasarnya, tidak ada batasan mengenai usia bagi seorang yang hendak menghafalkan Al-Qur’an. Sebab, pada waktu Al-Qur’an diturunkan pertama kali, banyak di antara para sahabat yang baru memulai menghaflkan Al-Qur’an setelah usia mereka dewasa, bahkan ada yang lebih dari 40 tahun.

i. Dianjurkan Menggunakan Satu Jenis Al-Qur’an

Bagi calon penghafal Al-Qur’an, sangat dianjurkan untuk menggunakan Al-Qur’an yang sama atau satu jenis. Janganlah berganti-ganti Al-Qur’an dari mulai proses menghafal sampai hatam 30 juz. Sebab, hal ini akan memberi pengaruh baik bagi si penghafal karena ketika mengingat-ingat ayat, bayangan ayat yang muncul ialah yang pernah dihafalkannya.

(7)

dapat menghalangi menghafal Juz Amma terbagi menjadi dua bagian sebagaimana berikut:5

a. Muncul dari Dalam Diri Penghafal

1) Tidak dapat merasakan kenikmatan Al-Qur’an ketika membaca dan menghafal

2) Terlalu malas 3) Mudah putus asa

4) Semangat dan keinginannya melemah

5) Menghafal Al-Qur’an karena paksaan dari orang lain b. Timbul dari Luar Diri Penghafal

1) Tidak mampu mengatur waktu dengan efektif

2) Adanya kemiripan ayat-ayat yang satu dengan yang lainnya, sehingga sering menjebak, membingungkan, dan membuat ragu. 3) Tidak sering mengulang-ulang ayat yang sedang atau udah dihafal. 4) Tidak adanya pembimbing atau guru ketika menghafal Al-Qur’an.6 3. Strategi Ustadz mengatasi hambatan Implementasi Komunikasi Pembelajaran

Dalam Proses Menghafal Juz Amma Pada Pendidikan Santri Madrasah Diniyah Darul Ihsan Slumbung Gandusari Blitar

Berdasarkan pengamatan dan penelitian cara mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh Madrasah diniyah Darul Ihsan adalah adanya pertama, kartu prestasi hafalan yang setiap kelas memiliki kartu sendiri-sendiri dengan begitu santri diharapkan bersaing dengan teman lainya untuk mengahafal Juz Amma. Kedua, Mengganti waktu sholat Ashar yang dulunya

5Ibid…hal. 28 6

(8)

di mulai setelah pembelajaran berakhir di ubah pada awal pembelajaran akan dimulai guna memberikan waktu untuk beristirahan bagi santri yang memiliki kegiatan full di sekolahnya.Ketiga mengganti makanan yang dapat merangsang makanan.

Dengan memperhatikan waktu seperti seperti data dan temuan peneliti untuk memberikan waktu istirahat, ini sesuai denganfactor pendukung menghafal Al-Qur’an yaitu manajemen waktu.7

Ketiga mengganti makanan yang dapat merangsang makanan.Ini sesuai dengan kiat-kiat untuk menjaga hafalan.Syekh Ibrahim asy-Syinqithi dalam kitabnya, juga menjelaskan beberapa makanan yang menurutnya bisa menjadi suplemen bagi para calon penghafal Al-Qur’an, karena dianggap berpengaruh positif terhadap daya hafal seseorang, sekaligus memacu memori agar lebih cepat menghafal. Diantara makanan-makanan yang terpenting menurutnya adalah :

a. Madu

b. Air Zam-zam c. Kurma d. Kismis e. Cokelat

Dengan makanan tersebut diharapkan santri memiliki daya ingat yang kuat untuk menghafal Juz Amma. Terutama bagi daya ingat yang lemah di sarankan memakan makanan ini, dengan niatan untuk lebih bisa mengingat dengan lama surat-surat yang telah dihafalkan.

7 Yulaikah, Faktor Pendukung dan Penghambat…, di akses tanggal 13-02-2018 pukul

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kondisi Agama Islam membawa peraturan-peraturan Allah SWT yang dipatuhi, maka orang islam itu bukan saja menjauhkan diri dari kemungkaran dan selalu

Persentase pelaksanaan pencacahan lapangan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) yang lengkap, akurat, dan tepat waktu 100 % Penyediaan dan Pengembangan

Demikianlah Pengumuman ini di buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan akan diperbaiki dikemudian hari apabila

Based on results of hypothesis testing Relationship Marketing has direct and significant influence to Purchase Decision. The existence of Relationship Marketing

Melatih mahasiswa sebagai calon pendidik yang profesional serta dapatA. mempraktikkan bekal ilmu pendidikan yang diperoleh saat

Organic solvent ( n - hexane, carbon tetrachloride and chloroform) fractions of methanolic extract and methanolic fraction (aqueous) were screened for their antimicrobial activity

intervening didasari dengan penerapan Budaya Organisasi dalam Kusuma Agrowisata Kota Batu Divisi Hotel, karyawan yang dituntut untuk menciptakan inovasi dan

Pengadaan dan Pemasangan pompa air bersih yang terdiri dari pompa supply air bersih serta kelengkapannya (motor listrik, valve, pressure switch, pressure tank,