Pengertian
Kualitatif vs kuantitatif
Subjective Approaches
Objective Approaches Core Ontological
Assumptions: (Sesuatu yang
dianggap sebagai realitas)
Reality as a Projection/ Construction
Reality as a
Concrete Structure
Assumptions about Human Nature:
Importance of Free Will/ Uniqueness
Processor/ Responder to Stimuli
Basic
Epistomological Position (cara mendapatkan pengetahuan):
To Obtain
Insight/Revelation
To Construct Causal Models
Example of Research Methods
Wacana teori dalam penelitian kualitatif:
◦ Model deduksi (deskriptif-kualitatif). Teori menjadi alat penelitian sejak memilih & menemukan
masalah, membangun hipotesis, melakukan pengamatan di lapangan, & menguji data.
◦ Model induksi. Pertama, peneliti tidak harus
mengetahui teori, melainkan langsung mencari data di lapangan (penelitian grounded). Kedua, teori
Triangulation can refer to
attempts to demonstrate
convergence or agreement
between different measures of a
given construct or consistency of
measurement using a given
Peneliti menggunakan wawancara mendalam
dan observasi partisipasi untuk pengumpulan data, maka setiap hari terhimpun catatan
harian informasi dan catatan harian observasi.
Dilakukan uji silang terhadap informasi yang
bertentangan, dicari tahu relevansi informasi, & mengkonfirmasi perbedaan-perbedaan
Menguji pemahaman peneliti dengan
pemahaman informan tentang hal-hal yang diinformasikan informan kepada peneliti
sehingga tercapai makna yang sama,
maupun tentang makna ganda. Contoh:
warna “hijau” dan “biru”.
=> pengujian pada informan yang sama,
ataupun dicocokkan pada informan lainnya. => pengujian pada waktu presentasi draft
laporan hasil penelitian.
Hasil penelitian kualitatif dapat diragukan
kebenarannya karena:
◦
Subyektivitas peneliti merupakan hal
yang dominan.
◦
Alat penelitian yang diandalkan
adalah wawancara dan observasi
yang banyak mengandung
kelemahan ketika dilakukan secara
terbuka dan terutama jika dilakukan
tanpa kontrol.
◦
Sumber data kualitatif yang kurang
Perpanjangan keikutsertaan. => peneliti
makin lama di lapang, maka hasil penelitian akan lebih baik karena peneliti dapat
membatasi gangguan, mengurangi kekeliruan peneliti, & mengkompensasi kejadian yang
tidak biasa atau pengaruh sesaat.
Menemukan siklus kesamaan data. =>
penelitian berhenti ketika sudah tidak
ditemukan lagi hal-hal yang baru sedangkan hal-hal yang bersifat lama telah terulang
Ketekunan pengamatan => semakin tekun,
maka derajat keabsahan meningkat.
Triangulasi peneliti, metode, teori & sumber
data
Kejujuran peneliti.
Sumber data: mengecek & membandingkan sumber data.
Metode: mencari kesamaan data atas perbedaan metode.
Pengecekan melalui diskusi =>
menyingkapkan kebenaran hasil penelitian & mencari titik-titik kekeliruan interpretasi
dengan klarifikasi penafsiran dari pihak lain => peneliti harus mampu menjelaskan
dengan baik dan teliti.
Kajian kasus negatif => mengumpulkan
contoh & kasus yang tidak sesuai sebagai bahan pembanding.
Pengecekan anggota tim => pengecekan
silang untuk menyatukan persepsi sehingga data yang diperoleh mempunyai tingkat
Kecukupan referensi => memperbanyak
referensi yang dapat menguji & mengoreksi hasil penelitian yang telah dilakukan.
Uraian rinci => menjelaskan hasil penelitian
dengan penjelasan yang serinci-rincinya.
Auditing => memeriksa ketergantungan dan
kepastian data terhadap hasil (keluaran)
=> tahap pra-entri => kesepakatan untuk memilih apa saja & bagaimana mengaudit. => tahap penetapan dapat tidaknya diaudit
tahap diaudit => melakukan
pemeriksaan (kelengkapan,
ketuntasan, & kaitan)
tahap persetujuan atau kesepakatan
resmi (batas waktu, tujuan, peranan,
logistik, format, kriteria perundingan
kembali),
tahap penentuan keabsahan =>
kepastian & ketergantungan (data,
jejak audit, logika kesimpulan, teknik
analisis, kecukupan label kategori,
1. The research has been as purely descriptive as
possible.
2. The research has relied on direct method, such as
nonparticipant observation.
3. The research has been as purely inductive as possible. 4. The research is systematic in nature.
5. The research is conceptualized in real organizational
terms.
6. The research has ensured that data gathered according
to the rules of the natural science model are supported by information derived from impressions and
anecdotes.
7. The research has tried to integrate diverse elements
Desain Deskriptif Kualitatif Desain Kualitatif Verifikatif Desain Grounded Research
Banyak kesamaan dengan desain penelitian deskriptif kuantitatif
Proses penelitian secara induktif
Perumusan masalah, hipotesis, data & teori dilakukan di lapang.
Menganut paham
fenomenologis, yaitu antara fenomena dan kesadaran berhubungan secara
dialektis
Menganut paham
fenomenologis, yaitu antara fenomena dan kesadaran berhubungan secara
dialektis
Ditentukan oleh kredibilitas peneliti dan hanya dapat dilakukan oleh peneliti senior.
Menganut paham
postpositivisme yang tidak cukup menggunakan
observasi, melainkan ada hubungan antara peneliti dan objek yang diteliti
Menganut paham
postpositivisme yang tidak cukup menggunakan
observasi, melainkan ada hubungan antara peneliti dan objek yang diteliti
Peneliti dapat
mengembangkan semua pengetahuan dan teorinya setelah mengetahui
permasalahan di lapangan.
Studi kasus, bersifat penelitian mendalam
Lebih terbuka terhadap teori dan terbuka terhadap
pengetahuan tentang data
Action research aims to contribute
both to the practical concerns of
people in an immediate
DIAGNOSING
Identifying or Defining a Problem
SPECIFYING LEARNING Identifying General Findings
ACTION PLANNING Considering Alternative Courses of Action for Solving a
Problem
EVALUATING Studying the
Consequences of an Action
ACTION TAKING Selecting a Course of
Action
The Cyclical Process of Action Research Development of a
1. To gain familiarity or insights. The researcher
may seek to gain a better understanding of a phenomenon.
2. Description. Here the goal is to accurately
portray the characteristics of a particular individual, situation, or group.
3. Frequency. The investigator may be interested
in the frequency with which something does or does not occur.
4. Causal relationships => the use of methods in
Qualitative Quantitative
Purpose Description Prediction
Focus Generalize to large
population (voice of the marginalized)
Give voice to
silenced people and groups
Methods Inductive analysis of
“texts” Deductive analysis of units (individual, corporations, etc.) Criteria for Truth
(Phenomenological Validity)
“Aha” criterion;
adequate and realistic
Statistics,
replication, and
A. Berpikir kritis-rasional:
1. Berfikir analitis (deduktif):
a. Silogisme kategoris:
Premis mayor: semua manusia berkulit hitam tahan panas matahari.
Premis minor: anton berkulit hitam.
Konklusi: anton memiliki kekuatan menahan panas matahari.
b. Silogisme bersyarat (kondisional) atau hipotetis:
Premis mayor: alkoholik cenderung
melakukan kegiatan melanggar norma.
Premis minor: munir adalah alkoholik.
c. Silogisme pilihan atau alternatif:
◦ Premis mayor: saya harus menikah atau meneruskan kuliah.
◦ Premis minor: munir meneruskan kuliah.
◦ Konklusi: munir tidak menikah.
d. Silogisme melerai atau disjungtif:
◦ Premis mayor: bupati tidak mungkin
menyelewengkan dana bantuan banjir di kabupatennya.
◦ Premis minor: munir seorang bupati.
2. Berfikir sintetis (induktif):
a. Induksi komplet:
Komarudin alumni Universitas Mercu Buana berprestasi
baik di masyarakat.
Haryono alumni Universitas Mercu Buana berprestasi
baik di masyarakat. Dan seterusnya. Dan seterusnya.
Alumni Universitas Mercu Buana berprestasi baik di
masyarakat.
Pendidikan baik.
b. Induksi tidak komplet: tidak semua hal diamati. c. Induksi Francis Bacon:
Tabulasi ciri positif: variabel X selalu berubah saat
berada dalam kondisi Y.
Tabulasi ciri negatif: variabel X tidak berubah kendati
berada dalam kondisi Y.
Tabulasi variabel kondisi: apakah variabel X berubah
Positivism research => quantitative methods.
Post-positivist research => qualitative and more contemporary quantitative methods.
Objectivity => positivism research.
Subjectivity => qualitative methods.
Research participants are subjects to be
manipulated, controlled, and randomly assorted into groups in an experiment.
Subjects can be isolated and observed. Some
research at an academic conference recently and were reminded of the social
embeddedness of research when it came to question-and-answer time.
We are assuming that this life is unchanging
and stable over time (static). We forget that people change.
Positivist believe that knowledge is power.
Many post-positivist researchers are
Pendekatan Metodologi Riset
Metode Riset Cara Analisis
Klasik/Objektif/ Positivistik
Kuantitatif Survei
Analisis Isi Eksperimental Konstruktivis Kualitatif Observasi
non-partisipan Observasi partisipan
Depth-interview Focus Group Discussion Studi kasus
Analisis Isi Kualitatif
Deskriptif Eksplorasi (grounded)
Kritis Kualitatif Analisis Wacana Framing
Semiotik
Deskriptif
Classical
(Positive/Objective)
Subjective-Critical Subjective-Constructivism
•Realism:
•Ada realitas riil yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal, walaupun kebenaran pengetahuan diperoleh secara probabilistik.
•Di luar dunia subjektif peneliti.
•Dapat diukur dengan standar tertentu,
digeneralisasi & bebas dari konteks & waktu
Historical Realism: Realitas yang teramati merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses sejarah &
kekuatan-kekuatan sosial, budaya, & ekonomi-politik.
Relativism:
•Realitas merupakan konstruksi sosial.
Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.
•Realitas adalah hasil konstruksi mental individu pelaku sosial, sehingga realitas
dipahami secara beragam & dipengaruhi oleh
pengalaman, konteks & waktu.
Classical
(Positive/Objective)
Subjective-Critical Subjective-Constructivism Dualist/Objectivity:
•Ada realitas obyektif, sebagai suatu realitas yang eksternal di luar peneliti.
•Jangan ada penilaian yang subjectif atau bias pribadi.
Transactionalist/Subje ctivist:
Hubungan antara peneliti dengan
realitas yang diteliti selalu dijembatani oleh nilai-nilai tertentu.
Transactionalist/Subje ctivist:
•Pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu
penelitian merupakan produk interaksi
antara peneliti dengan yang diteliti.
•Peneliti & objek atau realitas yang diteliti merupakan kesatuan realitas yang tidak terpisahkan.
Classical
(Positive/Objective)
Subjective-Critical Subjective-Constructivism
•Nilai, etika & pilihan moral harus berada di luar proses penelitian.
•Peneliti berperan sebagai disinterested scientist.
•Tujuan penelitian: eksplanasi, prediksi, & kontrol realitas sosial.
•Nilai, etika & pilihan moral merupakan bagian tidak terpisahkan dari suatu penelitian.
•Peneliti menempatkan diri sebagai
transformative
intelectual, advocat & aktivis.
•Tujuan penelitian: kritik sosial, transformasi, emansipasi & social empowerment.
•Nilai, etika & pilihan moral merupakan bagian tidak terpisahkan dari suatu penelitian.
•Peneliti sebagai
passionate participant, fasilitator yang
menjembatani
keragaman subjektivitas pelaku sosial.
•Tujuan penelitian: rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti.