R A N T J A N G A N
Dasar UndangUndang Pembangunan Nasional
SemestaBerentjana delapan tahun 19611969
Disusun oleh Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia
BUKU KE – DELAPAN
Uraian MateriMateri
DJILID XVII :
Uraian MenteriMenteri
Paragrap : 1694 – 1945
Halaman : 3989 – 4648
R A N T J A N G A N
DASAR UNDANG UNDANG PEMBANGUNAN
NASIONAL SEMESTA – BERENTJANA
DELAPAN TAHUN: 1961 1969
DJILID XVII
R A N T J A N G A N
Dasar Undangundang Pembangunan Nasional
SemestaBerentjana delapan tahun: 19611969
disusun oleh Delman Perantjang Nasional
Republik Indonesia
TERDIRI ATAS:
BUKU KE — SATU : Pokokpokok Pembangunan NasionalSemesta
Berentjana.
BUKU KE — DUA : Rantjangan Bidang Pokok Projek Pembangunan
NasionalSemestaBerentjana.
BUKU KE — TIGA : Bidang Mental/Ruhani dan Penelitian.
BUKU KE — EMPAT : Bidang Kesedjahteraan, Pemerintahan dan Kea
manan/Pertahanan.
BUKU KE — LIMA : Bidang Produksi.
BUKU KE — ENAM : Bidang Distribusi.
BUKU KE—DELAPAN
URAIAN MENTERI MENTERI
DJILID XVII: URAIAN MENTERI – MENTERI
ISINJA:
B A B Paragrap
(§)
Hal.
144. J. M. MENTERI PERTAMA / KEU ANGAN
1694—1718 3995
145. J.M. MENTERI INTI KEAMANAN/ PERTAHANAN
1719—1746 4012
146. J.M. MENTERI INTI DISTRIBUSI 1747—1771 4030
147. J.M. MENTERI INTI LUAR NE GERI
1772—1806 4051
148. J.M. MENTERI INTI PRODUKSI 1807—1859 4063
149. J.M. MENTERI INTI PEMBA NGUNAN
1860—1889 4105
150. J.M. MENTERI INTI KESEDJAH TERAAN RAKJAT
1890—1914 4121
151. J.M. MENTERI INTI DALAM NE GERI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 144.
MENTERI PERTAMA/KEUANGAN
§ 1694. Ir. H. DJUANDA: Saudara Pimpinan, para Anggota Dewan Perantjang Nasional jang terhormat, waktu saja diminta oleh Saudara Prof. Mr. H. Muhd. Yamin untuk menjampaikan beberapa keterangan dan bahanbahan jang bersangkutan dengan Anggaran Belandja Negara pada sidang Dewan Perantjang Nasional sekarang ini, saja amat menghargai undangan ini, oleh karena saja menganggap kesempatan ini ada baik sekali dan bermanfaat sekali buat pekerdjaan jang dihadapi kita bersama, oleh Pemerintah maupun oleh Dewan Perantjang Nasional.
Sebetulnja kalau dilihat dari sudut bahanbahan dan waktu pada hari ini, waktunja memang tidak begitu tepat buat Pemerintah sendiri, oleh karena pada waktu sekarang ini kita di Kementerian Keuangan teruta ma masih ditengahtengah persiapan, ditengahtengah pengumpulan bahan bahan untuk menjusun Anggaran Belandja tahun 1960 jang akan datang.
§ 1695. Dalam hal ini Saudara Prof. Mr: H. Muhd. Yamin jang ter hormat terutama mengetahui bahwa belum berapa lama, jaitu pada tanggal 29 Agustus oleh Kementerian Keuangan telah disampaikan kepada para Menteri; para Menteri Muda, para Menteri exofficio suatu sirkuler jang kemudian saja djelaskan setjara lisan disidang Kabinet Inti, jaitu menge nai susunan Anggaran Belandja tahun 1960. Dan pada sirkuler ini dimin takan kepada para kawan Menteri agar supaja bahanbahan jang dimin takan itu disampaikan pada tanggal 20 bulan ini, djadi baru akan masuk hari Minggu selambatlambatnja untuk kemudian disusun dan diolah di Kementerian Keuangan. Djadi sebetulnja bahanbahan jang saja harapkan, sumbangan2 dari Departemendepartemen dan para Menteri exofficio
belum sampai ketangan Menteri Keuangan.
tahun 1960 sudah mendapat pengesjahan dari Dewan Perwakilan Rakjat.
Kalau dalam keadaan biasa barangkali timescedule itu tidak begitu berat dan tidak begitu mendesak waktunja, akan tetapi sekarang ini agak sempit waktu ini, oleh karena kesatu; para Menteri dalam Kabinet Ker dja baru sadja dalam waktu dua bulan memegang pertanggungan djawab atas Departemen masingmasing, djadi kebanjakan masih memerlukan waktu untuk mempeladjari selukbeluk keadaan organisasi dan untuk mempunjai sesuatu pandangan, satu visie mengenai Anggaran Belandja
dan kebidjaksanaan dalam Departemen masingmasing. Djadi waktunja agak sempit.
§ 1697. Selandjutnja soal jang kedua: berlainan dengan penjusunan Anggaran Belandja tahuntahun jang lalu, kita di Kementerian Keuangan akan berichtiar agar supaja untuk Anggaran Belandja tahun 1960 itu ada penjusunan sistimatik jang baru jang berlainan dengan susunan dari anggaran belandja tahuntahun sebelumnja. Pekerdjaan itu terutama per
tama didasarkan atas pengalaman jang saja rasa, pula sering diadjukan dan
ditandaskan oleh beberapa Anggota, beberapa fraksi di Dewan Perwa kilan Rakjat dahulu, bahwa susunan Anggaran Belandja sampai sekarang ini kurang djelas memberi gambaran tentang pekerdjaanpekerdjaan te rutama dilapangan pembangunan.
Djadi masih menurut sistim lama, terlalu banjak terpengaruh oleh sistim Anggaran Belandja Pemerintahpemerintah dahulu, barangkali Pemerintah Belanda dan dibandingkan misalnja dengan Anggaran Belan dja dilainlain negara jang sudah memperbaiki sistimnja itu, sudah. out of date, tidak sesuai lagi dan terutama kalau buat negara kita, dimana soal pembangunan itu amat penting dan setiap saat mestinja bisa diadakan momentopname, dimana kita berdiri, berapa kemadjuan jang telah ditja pai, sistim Anggaran Belandja ini tidak memberi gambaran jang begitu djelas.
Dengan sirkuler jang saja maksudkan tadi itu akan ada gambaran jang lebih djelas dan saja jakin akan memudahkan pula kemudian peker djaan Dewan Perantjang Nasional, oleh karena dengan susunan seperti direntjanakan buat Anggaran Belandja tahun 1960, Dewan Perantjang Nasional akan lebih mudah melihat berapa banjaknja Anggaran buat pembangunan, berapa jang sudah dikeluarkan dan bisa membandingkan, menilai pengeluaranpengeluaran itu dan prestasi kerdja jang telah dise lesaikan, sampai mana itu sesuai dengan rentjana jang sedang sekarang diselenggarakan oleh Dewan Perantjang Nasional.
Saja merasa amat berbesar hati, bahwa dengan perantaraan Saudara Prof. Mr. H. Muhd. Yamin diinsjafi, sebagai ternjata dalam undangan kepa da saja untuk memberikan uraian disini, bahwa hubungan antara pekerdjaan jang dihadapi oleh Dewan Perantjang Nasional dan penjusunan angka angka nanti dalam anggaran belandja itu, satu sama lain amat penting diketahui oleh Dewan Perantjang Nasional maupun oleh Pemerintah.
§ 1698. Kalau saja melihat dalam Dasardasar Asasi Pembangunan Semesta Berentjana dengan berpokok kepada Amanat Presiden 1959, ja itu buku merah nomer 2 jang saja terima beberapa hari jang lalu, ada pada katja 11 beberapa hal jang amat menarik perhatian (katja 11 dan katja 10), misalnja sadja pada katja 10 saja membatja dibawah huruf: „Pola Pemba ngunan bagian pembiajaan”, ada beberapa dalildalil jang amat penting terutama buat kita di Kementerian Keuangan merupakan bahan jang men djadi pertemuan pekerdjaan antara Dewan Perantjang Nasional dengan
Pemerintah, misalnja dalam hal ini Menteri Keuangan, jaitu dibawah angka 15:
„Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus memberi pendjelasan tentang biaja modal, barang, pegawai, pekerdja dan biaja lainlain jang dibutuhkan dari tahunketahun dalam nilai rupiah dan deviezen ….."
Selandjutnja pada alinea sesudah itu:
„Djuga diperhitungkan berapa upah tenaga Rakjat jang dikerahkan untuk Pembangunan dengan djalan gotongrojong”.
Saja sudah beberapa kali menjampaikan saran kepada Saudara Prof. Mr. H. Muhd. Yamin agar terutama persoalan pembiajaan itu saja minta perhatian dari Dewan Perantjang Nasional (Depernas) dan bersama Peme rintah mentjari djalan bagaimana tjaranja kita bisa menjediakan pembia jaan jang sebesarbesarnja jang berupa rupiah, berupa deviezen, tetapi pula berupa tenaga rakjat jang tidak perlu diadakan penilaian dalam ukur an mata uang, akan tetapi ini merupakan suatu faktor jaitu faktor pe lengkap untuk biaja modal jang berupa rupiah dan deviezen, jaitu tenaga rakjat jang dikerahkan untuk pembangunan dengan djalan gotongrojong.
Soal ini amat penting, oleh karena kita mengetahui bagaimana beratnja kesulitankesulitan , dus tidak mentjukupinja modal berupa ru piah dan deviezen jang dihadapi oleh negara kita sekarang ini. Djadi kita seharusnja, djika mau menambah kapasiteit investasi kita itu harus dengan sungguhsungguh mentjari djalan jang sebanjakbanjaknja dan seluas luasnja, jaitu jang berupa tenaga rakjat setjara gotongrojong divercal culeer dalam investasi pembangunan.
§ 1699. Selandjutnja pada katja 11 saja membatja dua persoalan, jang saja sependapat dengan penjusun kertas kerdja ini, jaitu dibawah angka 16:
dengan lima persoalan jang saja sebutkan tadi.
§ 1700. Dibawah angka 18 (katja 11 pula) itu diadjukan sebagai suatu pemikiran jaitu:
,,Anggaran Belandja untuk Pembangunan harus dipisah dari Angga ran Belandja untuk routine”.
Ini visie jang sama atau kebidjaksanaan jang sama jang hendak di ambil pula di Kementerian Keuangan. Anggaran Belandja untuk pemba ngunan routine hendaknja dibedakan dengan Anggaran Belandja untuk
Pembangunan Semesta Berentjana. Djadi kita melihat disini tiga pokok, jaitu Anggaran Belandja, pengeluaran untuk routine, pengeluaran untuk pembangunan semesta berentjana.
§ 1701. Kalau saja membandingan pikiran ini dengan sirkuler dari Kementerian Keuangan tanggal 29 Agustus jang saja sebutkan tadi itu, ternjata sekali bahwa ada persamaan penglihatan dalam hal ini. Saja batjakan disini „Mulai dengan penjusunan rantjangan Anggaran tahun 1960 pembagian Anggaran Belandja dirobah mendjadi empat golongan jang masingmasing disebut:
a. sub Anggaran biasa, ialah routine, b. sub Anggaran Pembangunan,
c. sub Anggaran perusahaanperusahaan ( ini sebetulnja lebih merupa kan hal jang administratief), dan
d. sub Anggaran perhitunganperhitungan (financiele verekeningen)”.
Djadi pokoknja dapat kita kembalikan kepada sub Anggaran biasa dan sub Anggaran pembangunan. Dan dibawah sub anggaran pembangun an itu ada sub bagian lagi, jaitu pembangunan jang disebut disini pemba ngunan routine, saja sebutkan pembangunan luar rentjana dan pemba ngunan semestaberentjana. Diharapkan seperti jang dikatakan dalam sir kuler saja itu, bahwa pembangunan luar rentjana itu lambat laun akan hilang atau diredusir sampai seketjilketjilnja, dan semuanja pekerdjaan pembangunan itu dipusat maupun didaerah sesuai dengan rentjana se mesta jang sedang dihadapi oleh Dewan Perantjang Nasional sekarang ini.
§ 1702. Untuk sementara saja sependapat dengan penjusun kertas ker dja ini, bahwa masih ada baiknja dan masih perlu diadakan ruangan buat pembangunan routine itu, oleh karena dibelakang kita itu ada beberapa projekprojek pembangunan jang diluar rentjana lima tahun pertama mi salnja, oleh karena sudah dimulai, mesti didjalankan terus, djika kita ti dak mau menghadapi situasi dimana ada kehilangan invesment, jang sudah dimulai itu mesti afgerond dan diselesaikan.
§ 1703: Selandjutnja dengan sistim jang baru itu, sebagai saja katakan tadi, akan mudah sekali nanti Dewan Perantjang Nasional melihat, bahwa menurut rentjana djangka pandjang, misalnja periode 5 tahun atau 7 ta hun, itu tergantung pada keputusan Dewan Perantjang Nasional, jang tentu harus dibagibagi lagi pengeluarannja dari setahunkesetahun dalam periode sesuatu djangka itu, disediakan sekian buat tahun 1960, sekian buat tahun 1961; jang sesungguhnja dikeluarkan: sekian dalam tahun 1960 dan sekian dalam tahun 1961. Dan bisa dilihat nanti, dimana adanja
kelambatan dan dimana adanja kedjadian bahwa sesuatu projek itu kurang mana hubungan pengeluaran ini dengan pembangunan, sebetulnja kabur sama sekali.
Itu ternjata sekali waktu saja berichtiar untuk membikin laporan tiga, tahun, tahun 1956, tahun 1957 dan tahun 1958 mengenai rentjana pem bangunan lima tahun. Itu susah sekali, tiaptiap pos pengeluaran itu mesti diselidiki, mana jang sebetulnja pembangunan, mana jang hanja meru pakan belandja kantor sadja, hingga tidak bisa diadakan „momentop name” jang tepat, apakah kita sebetulnja menuruti rentjana djangka pan rupa angkaangka kepada Sidang Dewan Perantjang Nasional jang ter hormat ini.
Saja akan mulai dengan mengingatkan kembali bersama2 angka
angka Anggaran Belandja tahun 1959. Saja sendiri kadangkadang lupa
akan angkaangka itu, djadi tidak berlebih2an kalau saja menduga, bah
wa bagi Saudarasaudara djuga barangkali angkaangka itu baik kita ber sama peringatkan kembali, sebagai bahan untuk penjusunan angkaangka pada tahuntahun jang akan datang nanti.
dentieel dan tidak boleh terlalu mengikat kepada saja djuga sebagai Men teri Keuangan.
Selandjutnja, sekali lagi sebagai saja terangkan tadi, pengumpulan angkaangka ini masih belum sampai saatnja terkumpul.
Baru tanggal 20 bulan ini saja akan menerima angkaangka jang le bih kongkrit dari Kementeriankementerian masingmasing dan barang kali baru achir bulan ini ada angkaangka jang lebih tepat. Tetapi kita di Kementerian Keuangan sudah mulai mengadakan penjusunan angkaangka dengan bahanbahan jang sudah ada pada kita.
§ 1704. Kalau saja memperingatkan kembali Anggaran Belandja tahun
Djadi kedua dinasbiasa dan dinasmodal itu mendjadi 29 miljard. Penerimaan hanja 21,1 miljard. Djadi deficit ada 7,9 miljard atau dengan bulat deficit dalam indukanggaranbelandja itu ada 8 miljard.
Djadi deficit ada 8 miljard, penerimaan 21 miljard.
Ternjata bahwa anggaraninduk ini tidak mentjukupi kebutuhan jang sesungguhnja, hingga diperlukan anggarantambahan. Mengenai Anggaran tambahan ini, Kabinet Karya dulu hanja sempat untuk mem bitjarakannja satu kali dalam sidang Kabinet, pada achirachir riwajatnja Kabinet Karya, dan sebetulnja belum begitu djelas apakah anggarantam bahan ini diterima dengan bulat atau tidak oleh Kabinet Karya ini, tetapi saja sendiri menganggap diterima sadja dan diteruskan kepada Menteri menteri jang bersangkutan dan dikasih plafond. Tidak boleh lebih dari plafond itu buat tiaptiap Kementerian pada waktu itu.
Kalau kita melihat susunan dari tambahan anggaranbelandja tahun 1959 itu, setelah dengan matimatian diperdjoangkan, ditekan oleh Ke menterian Keuangan, terutama oleh para Inspekturinspektur Keuangan jang setiap hari berhubungan dengan Kementerian masingmasing; se telah ditekan sekuat tenaga, masih dibutuhkan tambahan 15,8 miljard.
Ada sedikit tambahan penerimaan buat tahun 1959 itu, jaitu seba njak 2,9 miljard. Djadi kalau kita menggabungkan angkaangka anggaran belandjainduk tahun 1959 dengan anggarantambahan tahun 1959 itu, pengeluaranakan mendjadi 29 miljard plus 15,8 miljard mendjadi 44,8 miljard. Sedang penerimaan, penerimaaninduk ada 21. miljard, peneri maantambahan (suppletoir) 2,9 miljard, djadi seluruh penerimaaninduk ditambah penerimaan tambahan tahun 1959 itu mendjadi 23,9 miljard, marilah kita bulatkan mendjadi 24 miljard; itu adalah penerimaan.
Sedang sebagai saja terangkan tadi, pengeluaran itu ada 44,8 miljard. Djadi pengeluaran dibulatkan mendjadi 45 miljard, penerimaan 24 mil jard.
Djadi kalau begini gambarannja deficit itu akan mendjadi 21 miljard. Penerimaan 24 miljard, pengeluaran 45 miljard dan deficit 21 miljard.
tetapi sementara ini hanja pengeluaran buat Kementerian Pertahanan Pusat jang hanja administratif belaka, lantas Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Angkatan Udara.
Dalam anggaran induk tahun 1959 buat pertahanan ditetapkan 7,2 miljard. Kenjataan ini tidak tjukup, berhubung dengan operasioperasi dan lainlain, itu harus ditambah dengan 7,6 miljard.
Anggaran Belandja tambahan 7,6 miljard, djadi 14,8 miljard dan dibu latkan mendjadi 15 miljard.
Djadi dari pengeluaran 45 miljard itu, buat pertahanan jang terma suk pengeluaran – pengeluaran biasa: 15 miljard atau sepertiganja atau 33% lebih sedikit, jaitu kurang lebih 35%.
Djadi inilah gambaran dari Anggaran Belandja tahun 1959. Djadi djika kita melepaskan rem itu, deficit itu akan mendjadi 21 miljard.
Dengan sekuat tenaga, walaupun Anggaran Belandja tambahan itu memang sudah ditekan, dalam prakteknja otorisasi, oleh Kementerian Keuangan direm lagi dan sampai tanggal 25 Agustus 1959, pada saat dia mengeluarkan sirkuler, jaitu „vierwielremmen” mengenai pengeluaran pengeluaran jang masih bisa diiritirit, jang menimbulkan kehebohan jang amat benar, terutama dikalangan Departemendepartemen dan Djawatan djawatan jang pagipagi benar sudah mengatakan, bahwa kalau begini kita tidak bisa bekerdja dan segala rupa akan matjet. Tapi saja rasa masih bisa diatur sedikitsedikit supaja djangan matjet.
Saja mengharapkan deficit ini tidak akan lebih dari 10 miljard.
§ 1705. Maka dari itu angkaangka jang saja sebutkan tadi itu saja ha rapkan digunakan sebagai pengetahuan latarbelakang buat Dewan Peran tjang Nasional dalam menilai dan mengkritik tindakantindakan jang te Iab dan mungkin akan diambil sebentar lagi oleh pihak Kementerian Ke uangan, jaitu agar supaja pada achir tahun ini kita menekan deficit seba njakbanjaknja dan hanja sungguhsungguh mengeluarkan apa jang ti dak dapat dielakkan untuk dikeluarkan.
Barangkali dalam bulanbulan Oktober, Nopember dan Desember ini baiklah pula kita gunakan remrem ini sebagai latihan buat tahun 1960 dimana kita harus lebihlebih lagi berhemathemat.
Inilah gambaran tahun 1959.
Saja tidak dapat menolak atau menekan kehendak untuk sedikit ber bitjara tentang tindakan moneter jang diambil tanggal 25 Agustus 1959 itu. Sampai sekarang ini sebetulnja baru pertama kali ini dihadapan Sau darasaudara, Dewan Perantjang Nasional, saja sedikit memberikan u raian tentang latarbelakang pemikiran daripada tindakan moneter ini.
primeur dari beberapa pikiran dibelakang tindakan semula, jaitu tindakan . moneter tanggal 25 Agustus 1959 itu.
Banjak orang diluar jang menjangka, bahwa tindakan ini merupakan tindakan jang terpenting, jang diambil oleh Kementerian Keuangan itu. Barangkali mereka ini terpengaruh, oleh karena memang tindakan ini
amat drastis dan terasa oleh siapapun djuga, oleh semua kita Bangsa In donesia, dan merupakan pertanjaan apakah siketjil jang kehilangan Rp. 450, — lebih menderita dari orang jang kehilangan Rp. 9.000.000,— dari kekajaannja jang Rp. 10.000.000,— itu.
Djadi oleh karena ini banjak mengenai kantong perseorangan, hal itu bisa dianggap sebagai tindakan jang amat menggontjangkan, di anggap sebagai tindakan jang terpenting dari pihak Pemerintah itu.
Sedang sebetulnja dalam pemikiran Pemerintah, apa jang akan di lakukan selandjutnja jang biasa disebut followup, tetapi sebetulnja itu bu kan followup, tetapi melandjutkan sesuatu kebidjaksanaan dibidang ke uangan dan perekonomian, itu menurut anggapan saja tidak kurang pen tingnja, malahan barangkali lebih penting daripada tindakan moneter an sich. Dan ini jang barangkali kurang diinsjafi diluar itu, seakanakan kita mengambil tindakan ini lantas berhenti, tidak apaapa, padahal kelan djutannja itu jang lebih penting. Apa kelandjutannja itu, jaitu:
a. Mengadakan penghematan agarsupaja kedjadiankedjadian ditahun tahun ini, 2 atau 3 tahun dibelakang kita, djangan terulang lagi. Althans disektor Perekonomian Keuangan terlepas dari halhal jang berada disektor politis,
b. Menambah produksi dengan tjaratjara jang lebih effectief, lebih se lectief dan lebih teratur.
Menjesal sekali dalam hal ini bahwa kita kelambatan, bukan kesa lahan Saudarasaudara Dewan Perantjang Nasional, tetapi kita kelambatan belum mempunjai rentjana djangka pandjang jang semestaberentjana pada saat sekarang ini djuga. Tetapi lebih baik kita djangan menjesalkan apa jang belum ada, tetapi berichtiar, sebagai saja mengerti hasrat dari Dewan Perantjang Nasional untuk dalam waktu jang sesingkatsingkatnja merentjana itu.
djadi pemikiran jang amat berat setelah dipertimbangkan procontranja apakah baik sekarang mengadakan tindakan moneter itu apakah kita menunggu sampai ada tendensitendensi jang lebih njata dalam kenaikan produksi, dalam perbaikan distribusi, dalam kestabilan politis, kestabil an militer, kestabilan administratip, apakah kita sekarang djuga mengambil tindakan itu. Memang beberapa ahli ekonomi itu ber pendapat jaitu kita mesti djangan memikirkan tindakantindakan mone ter, penjehatan keuangan, sebelum ada tjukup buktibukti, bahwa kita
menguasai atau sudah mengadakan perbaikan dibidang jang saja katakan tadi: Anggaran Belandja, Produksi dan Distribusi.
Akan tetapi ketiga persoalan ini: menaikkan produksi, memperbaiki dis tribusi dan mengadakan penghematan, itu bukan suatu pekerdjaan jang bisa kita tentukan akan ada perbaikannja dalam 6 bulan atau 3 bulan atau satu tahun.
Itu satu pekerdjaan jang memerlukan ketabahan dan effort terusmene rus dengan tidak ada habishabisnja dan dengan tidak ada berhentiber hentinja dan sulit untuk menjatakan pada waktu sekarang, bahwa dalam 6 bulan misalnja sudah tjukup tertjapai perbaikan dalam 3 bidang ini. Jang terang jalah bahwa kalau kita tidak berbuat apaapa dibidang mone ter, tidak mengambil tindakan jang drastis, ketiga ichtiar ini akan amat dipengaruhi oleh kebanjakannja keuangan dalam peredaran dan segala prokontra ini menjebabkan Pemerintah mengambil keputusan, baik kita kerdjakan segala rupanja bersamasama jaitu tindakan moneter maupun ichtiarichtiar menekan deficit menambah dan memperbaiki industri. Djadi pekerdjaan ini harus bersamasama dilakukan. Memang jang satu itu amat spectaculair, amat menarik perhatian, tetapi jang lain itu dikerdjakan dengan biasa, dengan segala kegiatan, tetapi tidak begitu spectaculair seperti tindakan moneter tanggal 25 Agustus itu.
Tentang soal ini Pemerintah bersedia memberikan pendjelasan jang le bih dalam dengan disertai angkaangka dan mempertanggungdja wabkannja kepada Dewan Perwakilan Rakjat sebagaimana djuga ternjata dari bentuk tindakantindakan ini, jaitu bentuk Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang, dus harus diadjukan dan didiskusikan diha dapan Dewan Perwakilan Rakjat dan tidak dikeluarkan sebagai dekrit ke tjil penetapan Presiden tetapi sebagai Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang.
§ 1707. Saja ingin minta perhatian untuk menambah pengertian Sau dara tentang situasi jang terdjadi itu, dan saja rasa karena bahanbahan nja ada tersedia pula, serta kalau melihat perkembangan deficit tahun tahun belakangan ini dan melihat angkaangka uang dalam peredaran jang berupa uang giral dan kartaal, itu akan terlihat, bahwa mulai bertambah nja deficit, mulai bertambahnja uang dalam peredaran itu, terdjadi pada tahun 1957. Djadi pada tahun 1957 mulai terdjadi kemerosotan itu dan dilandjutkan pada tahun 1958 dengan puntjaknja jaitu pada achir tahun 1958. Tapi pada kwartal pertama dalam tahun 1960 tendensi kemerosot an itu sudah sedikit kurang.
Ini sebetulnja disebabkan, karena pada permulaan tahun 1957, ma lahan achir tahun 1956 itu sudah mulai ada kekatjauan didalam peneri maan Negara, djauh sebelumnja proklamasi. P.R.R.I./Permesta dan ke djadian operasioperasi militer dan djauh sebelum itu, terdjadi bebe rapa hal jang luar daripada peraturanperaturan, terutama dibidang per daganganperdagangan gelap. Barter sudah lama dikerdjakan sebelum memuntjaknja pemberontakan, atau meletusnja setjara formil pembe rontakan itu.
Djadi pemberontakan dibidang keuangan dan dibidang perekono mian itu sudah mulai pada achir tahun 1956, waktu kita kehilangan penerimaan devisen dan kehilangan penerimaanpenerimaan jang bera sal daripada perdagangan luar negeri mengenai import maupun export, ditambah lagi dengan meletusnja setjara formil pemberontakan polisi, militer, jang menjebabkan pengeluaranpengeluaran jang luar biasa dibi dang keamanan dan bidang pertahanan buat Anggaran Belandja Negara.
§ 1708. Barangkali Saudarasaudara masih ingat, bahwa pada sesuatu saat Sjafruddin Prawiranegara sudah menjatakan, bahwa Caltex, Stanvac dan B.P.M. di Sumatera itu tidak akan tunduk lagi kepada Pemerintah Republik Indonesia, tapi tidak akan langsung dan terangterangan dibe rikan kepada P.R.R.I./Permesta, barangkali pemberian itu akan terdjadi dibawah medja, tetapi terang akan diblokir indikasi itu tegas sekali.
Dan terang pernjataan pada waktu itu dari Almarhum Dulles jang sudah mengatakan, bahwa: „Siapa jang berkuasa pada suatu tempat, kepadanja kita akan menjesuaikan diri”. Djadi kirakiranja begitulah.
Dan kalau hal ini terdjadi, ini akan terdjadi sepenuhnja, dan seterus nja, apa jang kita alami pada tahun 1958 dengan akibat tadi dengan angkaangka pads tahun 1959.
Dan berhubung dengan itu sebetulnja untung pada waktu itu Peme rintah Republik Indonesia sudah sampai kepada sesuatu konklusi: jah, kalau kita kehilangan pasaran dari minjak dan kehilangan penghasilan export di Sumatera dan di Sulawesi, dan zijn wij uitgepraat di Pusat itu.
§ 1709. Djadi kalau setjara perhitungan, kita mesti perhitungkan apa kah kita tidak lebih balk mengalah sadja kepada P.R.R.I/Permesta itu. Tetapi oplossing begitu saja pikir tidak bisa. P.R.R.I/Permesta menun djukkan bagianbagian lain dari Indonesia, chususnja Djawa misalnja, kepada kekuasaan mereka.
hasilan berupa devizen dan indirect dari penghasilan devizen, jaitu peng hasilan penerimaan rupiah, itu bisa kita selamatkan, walaupun dengan beberapa kerugian dan pengeluaran jang luar biasa dibidang keamanan.
Djadi disini halnja sudah bertumpuktumpuk, pertama kehilangan penghasilan ditambah pengeluaran jang luar biasa untuk mendjamin dja ngan sampai kehilangan penghasilan itu terusmenerus. Maka dari itu dengan mendahulukan segala rupanja, pada waktu itu oleh Kabinet Karya dilakukan segala ichtiar untuk menjelesaikan dan mengachiri atau sedi
kitnja mengembalikan perdaganganperdagangan illegaal; barter dan lainlainnja kepada proporties jang tidak terlalu menjolok.
§ 1710. Pada waktu sekarang boleh dikatakan perdagangan illegaal, per dagangan barter itu sudah tjukup dikuasai. Smokkel itu tetap ada dalam keadaan manapun djuga; sebelum perang waktu djaman Belanda, ada sadja, dalam keadaan normaal tetap akan ada, tetapi proportiesnja tidak begitu membahajakan. Dan boleh dikatakan pengeluaranpengeluaran jang luar biasa besarnja jang menurut anggapan Pemerintah pada waktu itu harus kita paksakan pada diri kita sendiri, jaitu dalam bidang perleng kapan Angkatan Perang, itu sudah ada dibelakang kita. Djadi pengeluaran pengeluaran jang terbesar itu sudah dikeluarkan, sudah mendjadi com mitment; kita harus menibajar. terus beberapa credieten itu. rabaja. Dan kalau tidak diketahui bahwa perlengkapanperlengkapan kita sudah lebih kuat 'dan modern, saja rasa kita pada waktu itu bisa menga lami pemboman di Djakarta, Surabaja dan Bandung. Jang sekarang ini saja rasa setjara normaal memang tidak bisa dilakukan dengan tidak ada perlawanan jang amat efektif dari fihak kita. Djadi pada waktu itu tidak ada keuze lain daripada kita mengambil keputusan mengachiri dominasi dari activiteiten subversief jang sudah direntjanakan dari luar itu.
Sekarang kebanjakan dan kita itu sudah sedikit lupa atas situasi pada waktu itu daft timbullah pertanjaanpertanjaan mengapa pada waktu itu Menteri Pertahanan dan Menteri Keuangan tidak tjukup hatihati dalam pengeluarannja. Memang sebagaimana biasa kalau bahaja jang besar itu sudah tidak ada lagi, maka kita mulai kritis dan mulai bitjarabitjara mengapa kita tidak lebih hatihati, kalau begitu kalau. begini, pada waktu kita mengambil sikap itu. Djuga pengeluaran operasioperasi jang amat berat, jang pada waktu itu boleh dikatakan topnja, sudah terlewat.
§ 1712. Saja akan melandjutkan dengan menjampaikan beberapa kete rangan mengenai anggaran belandja tahun 1960. Sebagai saja katakan tadi Kabinet Karya masih sempat satu kali mengadakan sidang mengenai ang garan belandja tahun 1960, dimana diadjukan anggaran belandja induk buat tahun 1960 jang angkaangka pokoknja demikian:
Buat dinas biasa (ini masih opstelling lama):
Belandja barang 8,6 miljard
Belandja lain 8, miljard, djadi dinas biasa djumlahnja:
26,1 miljard
dinas modal 7,8 miljard, djadi djumlah seluruhnja, dinas biasa
dan dinas modal 33,9 miljard
penerimaan 28,7 miljard, sehingga defisit akan mendjadi
5,2 miljard.
Ini menurut tradisi, anggaran induk itu amat optimistis; kalau disebut kan defisit itu 5,2 miljard, sebetulnja, jah, dengan pengertian bahwa kalau sudah hampir achir tahun Pemerintah memadjukan lagi anggaran belandja tambahan dengan menambah defisit itu, barangkali dengan 10 miljard lagi, sehingga defisit mendjadi 15 miljard.
Sudah terang, kalau misalnja pengeluaran tahun 1959, jang sebagai saja katakan, sedikit mulai tidak terlalu terusmenerus meningkatnja, tapi belum ada perbaikan, defisit tahun 1960 itu, kalau kita tidak berbuat apaapa, ja, antara 12 sampai 15 miljard.
§ 1713. Djadi jang akan diselenggarakan sekarang ini oleh Kemente rian Keuangan, ialah mengadakan penghematan dan selandjutnja menam bah penerimaan. Penghematan sebagaimana biasa sulit sekali untuk di selenggarakannja, tetapi harts diselenggarakan. Penambahan penerimaan, itu djuga suatu pikiran jang biasanja amat impopulair. Dan Dewan Per wakilan Rakjat (D.P.R.) maupun Pemerintah biasanja tidak begitu suka untuk mengadakan pembitjaraan kedjurusan itu, laat staan mengambil keputusankeputusan, tapi saja rasa hal ini harus kita selenggarakan.
Pemerintah sekarang bermaksud untuk mengadakan penghematan. Sebagai saja katakan tadi, sirkuler 9 September jang baru lalu itu, baru merupakan suatu latihan dan dalam tahun 1960 belandja barang itu teru tama akan dikurangi, segala rupa akan ditjoret, sehingga dalam belandja barang itu barangkali sedikitnja kita mesti bisa menghemat kirakira 25% sampai 30%.
§ 1714. Selandjutnja ada 11 objecten jang akan mendjadi sasaran untuk menambah penerimaan negara itu, jaitu:
a. Padjak perseroan. Itu barangkali tidak begitu menjusahkan, ma lahan disana sini akan ada perbaikan buat perusahaanperusahaan sedang atau perusahaanperusahaan ketjil.
b. Jang mendjadi sasaran lebih keras adalah padjak rumah tangga.
c. Beaja meterai.
d. Padjak pendjualan.
Sebagaimana Saudara mengetahui, padjak pendjualan itu sekarang dilakukan pada sumbernja, tetapi masih ada kemungkinan hal itu djuga
nilai pokok rupiah sama dengan satu perempat puluh lima dollar Amerika misalnja, itu djuga akan memberikan sedikit tambahan atas dasar volume import dan export tahun 1959, djuga penambahan penerimaan Pungutan Export dan Pungutan Import.
h. Selandjutnja ada pungutanpungutan nanti, barangkali dalam bentuk meerwinst atas bensin dan minjak tanah dengan disertai perbaikan perbaikan dalam distribusi.
i. Pungutanpungutan dari barangbarang perdagangan, jaitu ba rangbarang import jang masih ada winstmarge dibandingkan dengan
harga luar jang tjukup menarik untuk diambil meerwinstnja oleh Pemerin
tah. Dan sedapat mungkin akan mengetjualikan barangbarang sandang pangan dari perpadjakan ini.
j. Jang mendjadi antjerantjer, kita akan memeras penerimaan dari perkebunanperkebunan dan perusahaanperusahaan jang diambil alih; padjak itu mesti dibajar dan selain dari itu keuntungan mesti diserahkan kepada Kas Negara.
k. Perusahaan lain jang misalnja diawasi oleh BAPPIT dan perusa haanperusahaan negara jang lain, lembagalembaga dan jajasanjajasan hanja namanja sadja jajasan; tetapi sebetulnja comerciele instellingen, itu djuga harus memberikan sumbangannja kepada Kas Negara. Djangan
prosen itu, tetapi menurut perkiraan jang conservatief, itu tidak. akan kurang dari 3,5 miljard jang akan frozen dan angkaangka jang sekarang sudah mulai masuk itu menjatakan, bahwa barangkali perkiraan ini akan lebih besar daripada 3,5 miljard, barangkali lebih dekat pada 4 á 5 miljard. Sebab kalau kita mesti menunggu sampai adanja gegevens angkaangka jang lengkap tentang hal ini, akan membutuhkan penjelidikan barangkali satu atau dua bulan dan tentu orangorang jang memikirkan soal ini lebih mendalam akan mentjium, kedjurusan mana Pemerintah memikirkannja. Tetapi ini memberikan kepada Pemerintah sesuatu modal pula untuk
mendjalankan creditsisteem jang selectief. Djadi uang itu bisa kita kern balikan dalam peredaran tetapi buat investatieinvestatie jang sesuai dengan program Pemerintah, sesuai dengan pola pembangunan semesta dan berentjana. Djadi jang didahulukan misalnja industri sandang pangan atau perbaikan sistim distribusi dan tidak dipergunakan buat perdagangan perdagangan jang sebetulnja dilihat dari sistim jang akan datang itu hanja akan memberikan tambahan kesempatan untuk menarik komisikomisi dari schakelsschakels itu. Djadi kita bisa mengadakan prioriteiten jang
lebih sesuai dengan ekonomi terpimpin jang bisa lebih kita sesuaikan de
ngan program Pemerintah dan dengan pola pembangunan semesta itu. Djadi dengan demikian sebetulnja Pemerintah ditempatkan dalam kedu dukan jang lebih kuat untuk memberikan credit, buat halhal jang dianggap penting oleh Pemerintah.
Memang si penjimpanpenjimpan itu menghadapi kesulitankesulitan dan kita menerima ratusan suratsurat, djuga dari orangorang penting, jang menggambarkan penderitaanpenderitaan dan memberikan nasehat nasehatnja: jang ini mesti diperhatikan, jang itu mesti diperhatikan itu djuga, djadi kalau dalam bahasa Belanda jang diharapkan dari Pemerintah itu jaitu „we moeten en de kool, en de geit, en de tijger sparen”; dalam prakteknja sjaratsjarat jang demikian itu susah sekali untuk dipenuhi. Kesalahan itu kadangkadang kita, melihat, bahwa pengusaha itu memang kerugian, ada jang terpukul berat, ada jang tidak begitu berat, tetapi tidak benar saja rasa, kalau disebutkan, bahwa kita mematikan segala ini, siatif dan segala ruang bergerak, sebab uang masih tjukup ada dimasja rakat itu, tidak begitu enak sebagai dulu barangkali dan kita masih melihat adanja gedjalagedjala dalam investaties itu disektor partikulir misalnja jang tidak begitu sehat. Masih banjak pengusahapengusaha jang sedengan, perusahaannja belum begitu beres, masih banjak tergantung kepada ke adaan jang berobahrobah. Itu masih tjukup banjak uang jang dipergu nakan buat jah, kebutuhankebutuhan jang barangkali belum begitu mendesak: membeli bungalowbungalow, tempat istirahat buat para pegawainja, membeli auto jang bagusbagus. Itu kalau sedikit disalur kan kedalam perusahaan, barangkali akan sedikit menambah produksi kita itu.
Saja minta perhatian dari Dewan Perantjang Nasional untuk men djadikan hal ini pemikiran jang lebih mendalam.
Pemerintah akan memulai dengan kewadjiban menjimpan, misalnja dengan pegawai negeri, perusahaan2 negara, perusahaan2 jang diambil
alih, itu kita wadjibkan misalnja harus menjimpan 5 % dari gadji pokoknja. Dan itu dikonsolidir oleh Pemerintah dengan peraturan2 jang tertentu,
diadakan pindjaman2, malahan diberikan premies atau hadiahhadiah,
tetapi itu kita konsolidir djuga buat pembangunan.
Misalnja pegawai negeri sadja (sipil, militer) akan menghasilkan ki rakira 500 djuta rupiah setahun kalau diambil 5% dari gadji pokok, bukan dari gadji kotornja. Djadi setengah miljard setahun, itu lumajan buat financieren projecten2 nanti itu. Dan ini belum misalnja dilapangan
perusahaan2 negara dan perusahaan jang diambil alih. Dan saja minta
perhatian dan pikiran dari Dewan Perantjang Nasional, jaitu apakah ti dak baik kita memikirkan ini djuga dalam bidang jang lebih luas. Jaitu buruh diperusahaanperusahaan diluar jang saja sebutkan tadi itu, petani, apakah tidak kelihatan kemungkinan untuk didjalankan sistim ini djuga dibidang jang saja sebutkan tadi.
Selandjutnja tentu kita mau: memberikan harga2 jang rendah, flow
of foods, jang tidak ada habis2nja, jang continue, itu jang mendjadi tjita2
kita semua.
Sebaliknja setjara kita djuga mesti berpikir dari mans kita bisa menjediakan uang buat pembangunan itu. Djadi disamping pengawasan harga jang harus kita harapkan mesti stabil itu, ada djuga elemen jang harus kita pikirkan, jaitu kita djuga harus mentjari penghasilan tambahan dari peredaran barang itu. Dalam hal ini satu mendjadi pedoman. misalnja, supaja sedapat mungkin kita mengawasi dan menahan pada tingkatan jang reasonable, barang2 dan djasa2 jang bersangkutan dengan sandang pangan.
Dalam hal ini Pemerintah bersedia untuk djuga mengadakan Sta bilisasi via sistim subsidi. Misalnja penghasilan tambahan dari. Pungutan Export dan Pungutan Import itu kira2 1,8 miljard: Pemerintah bermak
sud untuk mempergunakan fonds ini buat stabilisasi harga dari barang barang jang vitaal, jang dekat dengan begrip sandang pangan.
Dalam hal ini saja lupa menjatakan, bahwa kadang2 diluar itu ada
flasi itu dan membubungnja harga. Penurunan itu harus kita harapkan dari perbaikan produksi, distribusi dan penghasilan kita berupa deviezen untuk mengimport barangbarang jang amat dibutuhkan disini.
§ 1718. Kalau dengan sedikit optimisme, djadi dengan tudjuan meng hemat penambahan pengeluaran itu, saja akan memberikan angka jang bulat sadja, pengeluaran buat tahun 1960 itu kira2 sekarang barangkali
adalah 44 miljard dimana kita memberikan biaja jang redelijk tinggi untuk kebutuhan keamanan dan pertahanan.
Dari pengeluaran itu, anggaran biasa (routine) 28,7 miljard, sedangkan peneritnaan itu kalau sasaransasaran tadi kena, dan tidak gagal ditengah djalan, oleh karena tidak diterima oleh Dewan Perwakilan Rakjat atau Ada kedjadian apapun djuga, kita harapkan 42,2 miljard, sehingga defisit (barangkali ini masih satu impian) mendjadi 2 miljard.
Saja rasa kalau kita berhasil dengan bantuan dan pengertian dari seluruh lapisan masjarakat, setelah kita mengalami defisit 10,12 miljard itu, kalau kita bisa menekan sampai 2 miljard, itu satu hash jang dapat dikatakan situatie sudah agak normal, walaupun tingkat harga itu masih terlalu tinggi.
Tapi kita lambat laun bisa turunkan dengan menperkeras nilai uang rupiah itu. Tapi element jang amat merusak keadaan itu, jaitu element defisit jang tidak dapat dipertanggung djawabkan, itu sudah kita uitscha kelen.
Saja minta sekali lagi Saudara ketua, bahwa angkaangka jang saja sadjikan itu, terutama jang mengenai Anggaran belandja tahun 1960, itu dianggap sebagai amat confidentieel dan pula sasaransasaran jang saja sebutkan tadi itu, 11 sasaran, plus wadjib simpan, itu dibehandel dengan tjara jang hatihati dan dengan pengertian sepenuhnja dari Pimpinan dan Anggota Dewan Perantjang Nasional.