• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bahasa Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah (2)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN TENGAH SEMESTER

Ketertarikan Terhadap Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

(

Classroom Action Research

) dengan Menggunakan

Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Keterampilan

Berpikir Kritis pada Pembelajaran IPA SD

Mata Kuliah Bahasa Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah Dosen Pengampu: Dr. Fahrurrozi, M.Pd

Disusun Oleh:

NURUL CHOTIMAH 1815152026

KELAS G 2015

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

Penelitian dapat diartikan sebagai cara pengamatan yang mempunyai

tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan dengan

melalui proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis dan logis. Pada hakikatnya, penelitian merupakan suatu usaha untuk

menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan

dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Menurut Darmono dan Hasan,

skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana

pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau kajian

kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan

secara seksama.1 Berdasarkan pendapat tersebut, dimaksudkan bahwa dalam

jenjang pendidikan perguruan tinggi khususnya strata satu, setiap mahasiswa

diharuskan membuat penelitian ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan.

Oleh karena itu, penulis yang saat ini memasuki semester akhir harus

melakukan penelitian guna menjalankan syarat kelulusan.

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (classroom

action research) dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam

meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran IPA SD. Penulis

tertarik melakukan penelitian tindakan kelas karena dengan penelitian ini

penulis sebagai calon pendidik dapat mengembangkan inovasinya dalam

pembelajaran seperti menggunakan pendekatan pembelajaran, model

pemebelajaran, metode, dan strategi yang tepat guna meningkatkan

kompetensi profesional penulis.

(3)

Menurut Tinerja, Pujiati, dan Nyata, Penelitian Tindakan Kelas atau

disebut PTK adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual

yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar

yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik

pembelajaran di kelas secara lebih profesional.2 Maksudnya adalah PTK dapat

didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian atau kegiatan ilmiah, seperti cara

berpikir, bersifat rasional dan sistematis dan bermetode yang dilakukan oleh

pendidik/peneliti di dalam kelas dengan menggunakan tindakan-tindakan untuk

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang maksimal. Dengan

penelitian tindakan kelas inilah penulis dapat terjun langsung ke lapangan dan

menemukan masalah-masalah yang ada di dalam kelas hingga penulis merasa

tertantang untuk menjawab atau mencari solusi dalam memecahkan

permasalahan yang peneliti hadapi sebelum penulis benar-benar menjadi guru

yang sesungguhnya. Selain itu, melalui PTK dapat menemukan, membuktikan,

mengembangkan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu pengetahuan, serta

dapat meningkatkan mutu pendidikan. Melalui penelitian tindakan kelas

kegiatan penelitian dirancang secara sistematis dan terstruktur yang dimulai

dari perencanaan, tindakan, observasi, refleksi yang terus berjalan hingga

mencapai hasil yang telah ditentukan.

Penelitian tindakan kelas yang ingin penulis lakukan yaitu tentang

meningkatkan keterampilan berpikir kritis melalui pendekatan saintifik pada

mata pelajaran IPA SD di kelas IV. Pertama, Penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap mata pelajaran IPA karena penulis merasa passion Penulis

(4)

ada di mata pelajaran IPA. Penulis juga tertantang mengubah cara

pembelajaran IPA yang Penulis temui selama ini, bahwa guru atau pendidik

mengajarkannya masih menggunakan pembelajaran yang tidak berpusat pada

siswa dan hanya menjejalkan siswa pada pemahaman konsep daripada

menerapkan konsep di dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, model

pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran IPA sangat beragam

diantaranya adalah model pembelajaran konstruktivistik, inquiri, keterampilan

proses, STM (Sains Teknologi Masyarakat), IPA terpadu, interaktif, siklus belajar

(learning cycle), dan CLIS (Children Learning in Science). Pendidikan IPA di

Sekolah Dasar perlu diajarkan untuk menghadapi era teknologi di masa depan

dengan memperhatikan aspek-aspek, antara lain: memahami hakikat IPA,

tingkat perkembangan anak dengan mengacu pada teori konstruktivisme dan

teori perkembangan Jean Piaget, dan menerapkan pembelajaran yang

dipadukan dengan berbagai variasi model pembelajaran. Selain itu, melihat

karakteristik perkembangan anak SD yang dikemukakan oleh Piaget, bahwa

anak usia SD pada umumnya berada pada tahap operasional konkret untuk

anak dengan rentang usia 7-11 tahun, siswa sudah dapat melakukan penalaran

secara logis untuk hal-hal yang bersifat konkret. Pada Pembalajaran IPA

sifatnya abstrak ini pulalah yang menjadi ketertarikan penulis untuk melakukan

penelitian pada pemebelajaran IPA yang menjadi tantangan bagi penulis untuk

memberikan pembelajaran yang konkret dan bermakna bagi siswa.

Kedua, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam meningkatkan

keterampilan berpikir kritis karena pada kenyataannya manusia tidak dapat

(5)

mewarnai abad 21, dimana kehidupan di masa depan akan berubah-ubah dan

akan dihadapkan pada persoalan hidup yang memerlukan kemampuan berpikir

untuk menyelesaikannya. Seperti yang telah dijelaskan tadi, bahwa anak usia

SD sudah dapat melakukan penalaran secara logis, untuk itulah pendidik

berperan penting dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswanya.

Keterampilan berpikir kritis dapat dilatih dan dikembangkan. Apabila siswa

memiliki keterampilan berpikir kritis, maka siswa akan memiliki beberapa

kemampuan lainnya, antara lain: mengenal masalah, menemukan cara-cara

yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah, mengumpulkan dan

menyusun informasi yang diperlukan, mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai

yang tidak dinyatakan, dan masih banyak lagi.

Menurut H.A.R Tilaar, ada 4 pertimbangan mengapa berpikir kritis perlu

dikembangakan di dalam pendidikan modern, diantaranya; (1)

mengembangkan berpikir kritis di dalam pendidikan berarti kita memberikan

penghargaan kepada peserta didik sebagai pribadi (respect as person); (2)

berpikir kritis merupakan tujuan yang ideal di dalam pendidikan karena

mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan kedewasaannya; (3)

pengembangan berpikir kritis dalam proses pendidikan merupakan suatu

cita-cita tradisional seperti apa yang ingin dicapai melalui pelajaran ilmu-ilmu

eksakta; (4) Berpikir krtitis merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam

kehidupan demokratis, sehingga berpikir kritis haruslah dikembangkan.

Pengembangan berpikir kritis dapat diberikan dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah pendekatan

(6)

kurikulum 2013 disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri

dari keberadaan kurikulum 2013. Melalui pendekatan saintifik dapat

merangkum banyak metode pembelajaran di dalam langkah-langkah kegiatan

saintifik. Dengan pendekatan saintifik juga dapat digunakan sebagai

pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa.

Menurut Nana Sudjana, Proses pembelajaran mempunyai pengertian

kegiatan yang nyata yang mempengaruhi anak didik dalam situasi yang

memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan

siswa, siswa dengan lingkungan belajarnya.3 Artinya bahwa pembelajaran

harus memberikan kebermaknaan pembelajaran dan berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari siswa. Dimana pembelajaran berpusat pada siswa serta

mengarahkan siswa untuk bersosialisasi dan memanfaatkan lingkungan sekitar

sebagai sumber pembelajaran.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Anatri Desstya; “Kedudukan dan Aplikasi Pendidikan Sains di Sekolah Dasar”;

Jurnal Profesi Pendidikan Dasar”; Vol. 1, No. 2 Desember 2014.

Darmono dan Hasan, Menyelesaikan Skripsi dalam Satu Semester, Jakarta: PT. Grasindo, 2005.

Kowiyah; “Kemampuan Berpikir Kritis”; Jurnal Pendidikan Dasar”; Vol. 3, No. 5 Desember 2012.

Leyla Hilda; “Pendekatan Saintifik pada Proses Pembelajaran (Telaah Kurikulum 2013)”; Jurnal Darul Ilmi; Vol. 03, No. 1 Januari 2015.

Muhamad Afandi; “Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar”; Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar”; Vol. 1, No. 1 Januari 2014.

Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah

(Bandung: Bina Sari, 1991)

Rima Trianingsih; ”Pengantar Praktik Mendidik Anak Usia Sekolah Dasar”;

Jurnal Pendidikan Guru MI” Vol.3, No. 2 29 Oktober 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Syaikh Burhanuddin, yang dikenal dengan sebutan Tuanku dari Ulakan, diangkat al-Sinkili sebagai khalifah atau wakil yang mempunyai otoritas pada Tarekat

Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran ekspositoris dan pembelajaran berbasis

Setelah kita lihat uraian di atas, maka koperasi dalam statusnya sebagai badan hukum tidak luput dari perbuatan melawan hukum dan untuk pertanggung- jawabannya dapat

Purnomo (2007: 3) mengemukakan bahwa nomor cabang atletik terdiri dari nomor jalan, lari, lompatan, dan nomor lempar. Khususnya pada lari, terdiri dari 1) nomor lari

Program yang akan dilaksanakan adalah Program Pengembangan Wilayah

Thennarasu (1995) mengemukakan pengukuran stabilitas nonparametrik yaitu NPi (1) , NPi (2) , NPi (3) , dan NPi (4) berdasarkan pada ranking dari genotipe pada

Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data penelitian tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan bantuan program SPSS

Ia merancang kursi ini karena terinspirasi oleh teori penulis Prancis yaitu Marcel Proust, dimana awalnya rancangan ini adalah ditujukan sebagai sebuah bentuk teguran keras