• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diplomasi Pada Abad Pertengahan hingga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Diplomasi Pada Abad Pertengahan hingga"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Reza Pusparani Pertiwi – 071411231017 – Week 5

Diplomasi Pada Abad Pertengahan

Peradaban Eropa telah menunjukkan kesetiaannya terhadap kemajuan dunia. Kontribusi yang besar telah ada pada setiap perkembangan dunia, Terutama pada perkembangan diplomasi. Awalnya diplomasi dikenal pada peradaban Yunani dan Romawi, lalu berlanjut hingga pada zaman pertengahan, yang mana pada zaman pertengahan ini merupakan tanda sebagai awal mula zaman modern (Lucas 1993, tt). Henry S. Lucas (1993) mengatakan bahwa runtuhnya kekaisaran Romawi dapat menyebabkan gereja Kristen dapat berpengaruh besar karena adanya pemusnahan perpustakaan, sumber ilmu pengetahuan, dan para cendekiawan, sehingga ajaran

Yunani-Romawi pun ikut hilang. Hanya ajaran agama yang ada, bahkan kondisi ini pun masih disalahgunakan oleh pengurus gereja yang menganggap bahwa hanya sebagaian pihak dari gereja saja yang berhak mengatur kehidupan bermasyarakat maupun bernegara (Lucas 1993, tt). Masa ini lebih dikenal dengan sebutan zaman kegelapan atau Dark Ages. Akibatnya, para bangsawan yang masih hidup membuat kerajaan-kerajaan kecil yang memiliki hukum yang berbeda dan menciptakan politik yang bersifat feodalisme. Jenis diplomasi pada zaman ini adalah old diplomacy atau secret diplomacy, yaitu rahasia dan tertutup juga penuh dengan tipu daya.

Di sisi lain, jatuhnya Kekaisaran Byzantium digantikan oleh Kekaisaran Ottoman, yang mana pada waktu itu berusaha untuk memperluas wilayaah kekuasaannya hingga ke Eropa, termasuk Italia. Negara kota Italia yang saat itu sedang sibuknya bersaing satu sama lain demi meraih posisi hegemon, menyadari akan adanya ancaman dari luar yang datangnya dari Kekaisaran Ottoman ini (Kurizaki 2011, tt). Pada awalnya negara kota memang berselisihan, tapi kemudian mereka menyadari ancaman tersebut lalu bekerjasama untuk membuat suatu pertahanan bersama sebagai suatu strategi dalam mengatasi ancaman tersebut. Melalui usaha diplomasi dan inisiatif Cosimo de Medici dari Florensia serta Francesco Sfourza dari Milan, Perjanjian Lodi yang merupakan persetujuan untuk menghindari tindakan agresif pun disepakati pada tahun 1454 antara lima negara kota terbesar di Renaissance Italia saat itu yaitu Venesia, Milan, Papaci, Naple, dan Florensia (Kurizaki 2011, tt).

(2)

Reza Pusparani Pertiwi – 071411231017 – Week 5

Praktek diplomasi di negara kota Italia menjadi acuan praktek diplomasi modern saat ini ketika sistem perwakilan atau pengiriman duta besar ke negara kota atau kekaisaran lain dilakukan secara permanen (Black, 2010). Sistem pengiriman kedutaan permanen ini bertujuan untuk menjaga stabilitas dan balance of power diantara negara kota yang berkaitan guna menghindari adanya konflik (Kurizaki, 2011). Seorang duta atau dikenal sebagai orator tetap saat itu, yang kemudian disebut duta besar, bertugas mengumpulkan informasi mengenai negara kota tempat dia bertugas yang memiliki kaitan dengan negara kota tempat dia berasal. Namun, dengan begitu seorang duta besar ini juga memiliki kesempatan yang besar untuk ikut campur tangan dalam perpolitikan negara kota tempat dia bertugas (Roy, 1984). Melalui The Prince, karya hebat dari Niccolo Machiavelli yang menjadi popular diantara pembahasan diplomasi kontemporer, sistem pengiriman kedutaan permanen menjadi mode di hampir semua wilayah Eropa saat itu. (Roy 1995, 62)

Hingga pada akhir abad pertengahan, kekuatan gereja semakin menurun karena begitu banyak konflik yang terjadi. Selepas itu, eropa mengalami pelemahan dan perubahan yangcukup terlihat dalam sistem pemerintahan. Melemahnya kekuasaan gereja diiringi dengan menguatnya

kekuasaan raja, ini terjadi pada bagian utara Eropa. Adanya pelemahan dominasi gereja ini berakhir pada masa Renaissans yakni masa pencerahan pada abad ke-14 hingga abad ke-17 (Lucas 1993, tt). Pada era ini, perwakilan duta besar dari satu negara ke negara lain mulai dijalankan.

Kesimpulannya dapat kita tari dari pembahasan diatas bahwa diplomasi pada abad pertengahan mengalami dinamika yang cukup bergejolak. Dimana pada masa kegelapan, gereja menjadi dominan dan menjadi kekuasaan absolute dalam hukum masyarakat ataupun dalam sistem pemerintahan. Menurut penulis, hal tersebut justru akan menimbulkan tipu daya yang licik bagi beberapa pihak yang menggunakan kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan kepentingan gereja. Sampai pada akhirnya, dominasi gereja tak lagi mendominasi. Pada era Renaisans, yang mana ilmu pengetahuan mulai terbuka, merupakan menjadi jalan utama bagi perkembangan dunia diplomasi.

Referensi:

(3)

Reza Pusparani Pertiwi – 071411231017 – Week 5

Black, Jeremy. 2010. A History of Diplomacy. London: Reaktion Books Ltd.

Kurizaki, Shuhei. 2011. A Natural History of Diplomacy. Texas: A&M University Press. Lucas, Henry S. 1993. Sejarah Peradaban Barat Abad Pertengahan (penerjemah Sugihardjo

Sumobroto & Budiawan). Yogyakarta: Tiara Wacana. Nicholson, Harold. 1942. Diplomacy, London

Roy, Samendra Lal. 1995. Diplomasi, (terj. Mirsawati Herwanto, Diplomacy). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, ch. 4, pg. 60-63

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi dalam pembelajaran menulis karangan narasi adalah rangkaian kegiatan menulis yang sistematis

Untuk sampai pada suatu ambisi penyelesaian (resolusi) sebuah konflik, hal ini hanya akan bisa dicapai melalui sebuah proses yang tentunya membutuhkan tidak

Prinsip pari passu pro rata parte berarti bahwa harta kekayaan tersebut merupakan jaminan bersama untuk para kreditor dan hasilnya harus dibagikan secara proporsional diantara

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Pada segmen jalan tersebut terdapat Jembatan Timbang Salam. Dengan masih banyaknya fenomena kendaraan yang overload maka Jembatan

bahwa masih terdapat beberapa variabel yang dapat ditambahkan dalam menentukan faktor- faktor yang memengaruhi kesuksesan wirausaha. Oleh karena itu dalam kasus

dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Shan, et al (2008) yang meneliti aktivitas antibakteri dan kapasitas antioksidan dari tanaman obat kulit batang

Untuk mengontrol nilai pH pada lingkungan hidup ikan hias digunakan solenoid valve yang telah di hubungkan dengan dua buah tabung yang masing-masing terisi oleh cairan

Khusni, 2015, hlm. 14) servis satu-satunya pukulan dimana pukulan tersebut mempunyai kontrol sepenuhnya tentang bagaimana bola harus dipukul. 81) adalah pukulan bola