TUJUAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Menurut Effendy (2001: 6-9), ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi ditinjau dari komponennya, bentuknya, sifatnya, metodenya, tekniknya, modelnya, bidangnya, dan sistemnya. (Burhan Bungin, 2006: 33).
Perubahan sosial (sosial change). (Burhan Bungin, 2006: 35).
Secara garis besar hal yang paling sering terjadi adalah mengenai perubahan sosial, Dimana proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkat individual, kelompok, masyarakat, Negara, dan dunia yang mengalami perubahan. Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut:
Perubahan pola pikir masyarakat, Perubahan perilaku masyarakat, Perubahan budaya materi.
instansi. Berikutnya merupakan perubahan budaya materi yang menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat, seperti model pakaian, karya fotografi, karya film, teknologi dan sebagainya yang terus berubah dari waktu ke waktu menyesuaikan kebutuhan masyarakat. (Burhan Bungin, 2006: 91-92).
Komunikasi Persuasif dalam Komunikasi Massa
Secara teori, pada satu sisi yang mencakup konsep komunikasi massa mengandung pengertian sebagai suatu proses dimana institusi media massa memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas, namun pada sisi lain, komunikasi massa merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Fokus kajian dalam komunikasi massa adalah media massa. Media massa adalah institusi yang menyebarkan informasi berupa pesan berita, peristiwa, atau produk budaya yang mempengaruhi dan merefleksikan suatu masyarakat. Sehubungan dengan itu, maka institusi media massa juga adalah bagian dari sistem kemasyarakatan dari suatu masyarakat dalam konteks yang lebih luas. (Burhan Bungin, 2006: 262).
Komunikasi Persuasif dalam Komunikasi Kelompok
Komunikasi Persuasif dakam Komunikasi Organisasi
Selanjutnya dalam ranah fungsi komunikasi dalam organisasi juga tak luput dari fungsi persuasif yang dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. (Burhan Bungin, 2006: 279).
Komunikasi Persuasif dalam Teori Agenda-Setting
Agenda-Setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw dalam Public Opinion Quarterly tahun 1972, berjudul The Agenda- Setting Function of Mass Media. Asumsi dasar teori agenda-setting adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi, apa yang dianggap penting bagi media, maka penting juga bagi masyarakat. Oleh karena itu, apabila media massa memberi perhatian pada isu tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Asumsi ini berasal dari asumsi lain bahwa media massa memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar dan bukan dengan perubahan sikap dan pendapat. Teori agenda-setting menganggap bahwa masyarakat akan belajar mengenai isu-isu apa, dan bagaimana isu-isu tersebut disusun berdasarkan tingkat kepentingannya (Effendy, 2000: 287). (Burhan Bungin, 2006: 285-286).
Komunikasi Persuasif dalam Efek Media Massa
mereka, namun juga memberi efek dalam waktu yang lama, sehingga memberi dampak pada perubahan-perubahan dalam waktu yang lama. Hal tersebut karena efek media massa terjadi secara disengaja, namun juga ada efek media yang diterima masyarakat tanpa disengaja. (Burhan Bungin, 2006: 321).
Komunikasi Persuasif dalam Efek Media Yang Terencana
Efek media massa yang dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang pendek atau waktu yang cepat, tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang lama. Efek media massa yang dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat yaitu seperti propaganda, rospons individu, kampanye media, news learning, pembingkaian berita dan agenda-setting. Namun efek media yang terencana ini juga dapat dilakukan dalam waktu yang lama, dengan efek media yang lama pula terjadi di masyarakat. Dengan pemberitaan yang direncanakan oleh media, maka media dapat merencanakan terjadinya sebuah difusi dalam berbagai objek pembangunan di masyarakat. (Burhan Bungin, 2006: 323).
Komunikasi Persuasif dalam Keterkaitan “Public Speaking” dengan Sosiologi Komunikasi Public speaking atau berbicara kepada umum merupakan suatu kegiatan yang berintikan pada interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan suatu hubungan dimana terjadi proses saling mempengaruhi antara para individu, antara individu dengan kelompok, maupun antar kelompok. Proses interaksi sosial demikian merupakan salah satu lingkup sosiologi sebagai ilmu dan juga sosiologi komunikasi sebagai salah satu pengkhususannya. (Soerjono Soekanto, 2012: 368).
Komunikasi Persuasif sebagai Usaha untuk Mempengaruhi Khalayak
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan, 2006. SOSIOLOGI KOMUNIKASI: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.