• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Untuk Apa Sih mahanani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan Untuk Apa Sih mahanani "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan? Untuk Apa sih?

Oleh: Abdul Goffar Al Mubarok

Pendidikan merupakan salah satu hak bagi setiap warga negara Indonesia, hal ini dinyatakan secara tegas dalam konstitusi Negara Republik Indonesia. Demi mewujudkan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Seluruh lapisan pemerintahan, mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga pemerintah pusat nampak serius menggarap kebijakan-kebijakan mengenai pemenuhan hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan. Sebagai warga negara yang baik, hal ini perlu kita apresiasi karena dapat kita lihat banyak sekali kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menjamin hak memperoleh pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kebijakan tersebut di antaranya adalah program wajib belajar sembilan tahun yang merupakan program nasional, dan program wajib pendidikan di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA) yang merupakan program dari pemerintahan provinsi Jawa Barat, serta program pembebasan biaya SPP bagi pelajar SMA/SMK/MA di Kabupaten Cirebon. Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan bukti nyata keseriusan pemerintah dalam menjalankan kewajiban untuk melayani rakyat dalam bidang pendidikan. Kita perlu memberikan acungan jempol bagi pemerintahan Indonesia saat ini, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat banyak penyimpangan oleh oknum-oknum dalam pemerintahan itu sendiri.

(2)

waktu saja karena setelah sekolah pun akhirnya akan bekerja juga. Sehingga banyak orangtua yang cepat-cepat ingin menyuruh anaknya untuk bekerja mencari nafkah demi kebutuhan keluarganya di usia yang sangat dini. Ini merupakan asumsi yang salah mengenai pendidikan, dan menyebabkan terjadinya penyimpangan niat di dalam hati masyarakat dalam menuntut ilmu.

Di desa Dawuan, Kabupaten Cirebon, hal semacam ini merupakan pandangan mayor dari hampir seluruh warga desa yang sebagian besar masih memiliki hubungan keluarga yang cukup dekat. Warga desa Dawuan memandang pendidikan sebagai sesuatu yang remeh, pendidikan hanya sebagai formalitas belaka. Para orangtua di desa Dawuan menganggap anak-anak mereka tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi, cukup sampai SMA saja yang penting anaknya dapat segera bekerja, dapat menghasilkan uang untuk membantu kehidupan keluarga. Sehingga sampai saat ini pun sedikit sekali pemuda desa Dawuan yang mengenyam bangku perguruan tinggi.

Salah satu faktor yang memunculkan pola pikir semacam itu adalah faktor ekonomi. Keadaan ekonomi keluarga yang sebagian besar berada pada tingkatan menengah ke bawah, bahkan ada yang berada di bawah garis kemiskinan menyebabkan para orangtua merasa tidak sanggup untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Hal ini juga mengakibatkan pola pikir anak berubah. Dengan melihat kondisi orangtuanya, sebagian besar anak malah ingin cepat-cepat bisa bekerja mencari uang sendiri agar tidak menyulitkan orangtua, sehingga banyak dari mereka yang memilih meniggalkan bangku sekolah untuk turun ke jalanan mencari nafkah.

(3)

mencukupi bagi pelaksanaan operasional sekolah-sekolah negeri sehingga dana sekolah bisa benar-benar gratis, namun terdapat oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang gemar mencederai hak rakyat dengan mencuri uang negara.

Selain itu, minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan juga disebabkan minimnya sosialisasi dari para akademisi dan pihak-pihak lain yang terkait, termasuk para ulama’ yang menjadi tokoh utama di desa yang cukup kental dengan agamanya. Selain itu sebagian besar masyarakat di desa ini masih berorientasi pada materi, seandainya ada orangtua yang memfasilitasi anaknya sampai perguruan tinggi bukan dengan harapan anaknya akan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, melainkan agar anaknya dapat menjadi orang yang kaya secara materi. Hal ini merupakan penyimpangan niat dalam mencari ilmu bermanfaat. Di mana sebenarnya orientasi pendidikan itu bukanlah mencari keuntungan (non-profit).

(4)

Biodata Penulis

Nama : Abdul Goffar Al Mubarok

Tempat, tanggal lahir : Cirebon, 26 Januari 1996

Alamat : Jalan Raya Tengah Tani Gang Masjid No. 123 RT 03/02 Desa

Dawuan Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Jawa Barat 45174

Riwayat pendidikan :

SD Negeri 1 Dawuan Kab. Cirebon

MI Darul Hikmah Kota Cirebon 2007

SMP Negeri 2 Kota Cirebon 2010

MAN Cirebon 1 Kabupaten Cirebon 2013

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan mengetahui hubungan usia, status gizi, jenis operasi, lama rawat prabedah, kadar Hb, transfusi darah, waktu pemberian antibiotik profilaksis, jenis anestesi,

a. Norbert Hanold’s Repression and Neurosis ……….. Norbert Hanold’s Mental Problem in Wilhelm Jensen’s Gradiva: A Pompeiian Fancy. Yogyakarta: Jurusan Sastra Inggris,

Hasil uji lanjut dengan uji Tukey pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa kompetensi komunikasi terapeutik antara mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada yang

1 Bella Salon Jl. Ini adalah data pelanggan yang dilihat setiap bulannya yang datang ke salon tersebut. Dari hasil data 3 bulan ini bisa dilihat perbedaan pelanggan yang

Hasil penjelasan sayembara (aanwijzing) akan dibuat Berita Acara yang kemudian merupakan bagian tidak terpisahkan.. Berita Acara tersebut akan dikirimkan kepada seluruh

Kesehatan dan efek lingkungan dari pestisida, modifikasi genetik, dan unsur kimia yang digunakan dalam pengembangan produk pertanian, berbagai hal inilah yang mendorong

Pengunaan simbol merupakan cara yang relatif mudah untuk menyampaikan kesan atau pesan kepada orang yang melihatnya atau masyarakat luas, sehingga diharapkan dapat membentuk

Senyawa hasil reaksi antara 7- ACA dengan vanillin yaitu KH2013C, dengan menggunakan metode docking diuji kekuatan ikatannya terhadap protein target PBP yang kemudian