• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN DRIIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN DRIIL"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran Di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini berdasarkan hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyatunya dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.

(2)

pembelajaran yang didominasikan oleh pembelajaran tradisional. Pembelajaran cenderung teacher-centered, sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu startegi pembelajaran aktif/active learning ( belajar aktif ) yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

(3)

fisik, maupun sosial, disesuaikan dengan kekhasan konsep, pokok dan sub pokok bahasan dan tahap perkembangan berfikir siswa.

Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa ini adalah melalui “Pengaruh penggunaan metode latihan (driil) terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan “, sehingga siswa dapat mencapai atau menguasai kompetensi dasar dengan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan.

B. Rumusan Masalah dan Hipotesis

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan metode latihan (driil) terhadap peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan ?

(4)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode latihan (driil) terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan.

D. Definisi Operasional

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.1

Metode latihan (driil) adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.2

Hasil belajar adalah mencakup peringkat dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar dan hasil efektif.3

E. Alasan Memilih Judul

1 Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2003).

2 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Direktorat jenderal pembinaan kelembagaan Agama Islam dan universitas terbuka, 1992), hal. 152.

(5)

Ada beberapa alasan memilih judul yang dapat penulis kemukakan tentang dipilihnya judul antara lain:

1. Metode latihan (driil) dapat menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.

2. Hasil belajar adalah penentuan tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.

F. Kegunaan Penelitian Kegunaan Penelitian ini adalah:

1. Sebagai gambaran tentang penggunaan metode latihan (dril) dalam meningkatkan hasil belajar mata pelejaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat.

2. Sebagai sumbangan hasanah ilmu pengetahuan di STAIN Samarinda.

3. Sebagai informasi awal bagi yang ingin melakukan penelitian lanjut.

G. Sistematika Penulisan

(6)

penelitian, definisi operasional, alasan memilih judul, manfaat dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab kedua adalah landasan teori yang menyajikan tentang pengertian metode pembelajaran, macam-macam metode pembelajaran, langkah-langkah netode pembelajaran, pengertian pendidikan agama islam, materi bidang studi pendidikan agama islam dan mendidik anak menurut konsep islam.

Bab ketiga adalah metode penelitian dengan menyajikan populasi dan sampel, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab keempat adalah hasil penelitian dengan menyajikan tentang gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan, keadaan guru dengan tata usaha, keadaan siswa, sarana dan prasarana, kegiatan program kerja Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat, penggunaan metode latihan (driil), hasil belajar pendidikan agama islam.

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah Cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan atau cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik guru maupun bagi siswa, makin baik metode yang dipake makin efektif pula pencapaian tujuan. 4

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Atau teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.5

4 (http://education-mantap.blogspot.com/selasa 15 fenruari 2011/

pengertian-strategi-metode- dan teknik.html).

(8)

Metode Pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak didik kita. Karena ia merupkan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi yang pada akhirnya dapat berguna bagi bangsa, Negara dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan, dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.6

Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa secara aktif dalam upayah memperoleh kemampuan hasil belajar. Metode pembelajaran yang dipilih tentunya menghindari upaya penuangan ide kepada siswa. Guru seharusnya memikirkan bagaimana metode yang membuat siswa dapat belajar secara optimal. Dalam arti sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Belajar secara optimal dapat dicapai jika siswa aktif di bawah bimbingan guru yang aktif pula.7

6 (http://nadhirin.blogspot.com/ selasa 15 februari 2011/

metode-pembelajaran efektif.html).

(9)

Untuk melaksanakan proses pembelajaran suatu materi pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang tepat. Ketepatan penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa factor, yaitu :

a. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

b. Kesesuaian metode pembelajaran dengan materi pembelajaran

c. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kemampuan guru d. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kondisi siswa

e. Kesesuaian metode pembelajaran dengan sumber dan fasilitas tersedia

f. Kesesuaian metode pembelajaran dengan situasi kondisi belajar mengajar

g. Kesesuaian metode pembelajaran dengan waktu yang tersedia

h. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tempat belajar B. Macam- macam Metode Pembelajaran

(10)

secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Metode pembelajaran yang dipilih tentunya menghindari upaya penuangan ide kepada siswa sebagaimana terjadi dalam pembelajaran dengan pendekatan imposisi.

Setiap metode pembelajaran mempunyai kesesuaian dengan bentuk-bentuk belajar tertentu. Pertimbangan untuk memilih metode pembelajaran disamping didasarkan atas kepentingan pencapaian tujuan, juga kesesuaian dengan bentuk belajar tersebut. Proses pembelajaran menuntut guru untuk mengembangkan atau merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi.

Agar dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang relevan dengan situasi tertentu perlu dipahami keadaan metode pembelajaran tersebut, baik ketetapannya maupun tata caranya. Berikut ini ada beberapa metode pembelajaran,dengan harapan dapat dijadikan gambaran minimal untuk pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, diantaranya yaitu:

1. Metode ceramah

(11)

Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang Metode Ceramah (Preaching Method), yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah : a. Membuat siswa pasif

b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa c. Mengandung daya kritis siswa

d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.

e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik. f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). g. Bila terlalu lama membosankan.

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah : a. Guru mudah menguasai kelas.

b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

(12)

2. Metode ceramah plus

Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah digabung dengan metode lainnya. Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).

Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas.

Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu : 1). Penyampaian materi oleh guru.

2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa. 3). Pemberian tugas kepada siswa.

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)

Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan

pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi

tugas. c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill) 3. Metode percobaan (Experimental method)

(13)

percobaan.

Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium. Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :

a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.

c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan

yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :

a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.

b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.

c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

(14)

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang

meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.

(c) Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.

(d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.

(e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia.

(15)

Prosedur eksperimen menurut adalah :

a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.

b. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.

c. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.

d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Metode eksperimen menurut adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses

yang dialaminya itu.

(16)

Kelebihan metode eksperimen :

(a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.

(b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk

kemakmuran umat manusia.

Kekurangan metode eksperimen :

(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.

(b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.

(c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

(d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan

kemampuan atau pengendalian.

(17)

melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang

diperoleh selama pembelajaran.

Pembelajaran dengan metode eksperimen meliputi tahap-tahap sebagai Berikut :

(1) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan

yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari.

(2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.

(3) Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.

(18)

yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.

(5) Aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.

(6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan .

Metode Eksperimen adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.

4. Metode latihan ( Drill method )

Adapun metode drill (latihan siap) itu sendiri menurut beberapa penda-pat memiliki arti sebagai berikut;

(19)

b. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.

c. Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempumakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill

(latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan Jalan melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil.Dari segi pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.

Tujuan metode drill (latihan siap) adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan

melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu.Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperiukan.

Sedangkan dalam strategi belajar mengajar teknik metode drill (latihan siap) ini biasanya dipergunakan untuk tujuan agar siswa:

Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olah raga.

(20)

Kelebihan metode latihan sebagai berikut :

a. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. b. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya.

c. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi lebih otomatis

Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut : a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari

pengertian. b. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena anak didik lebih banyak ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon secara otomatis, tanpa menggunakan inteligensi.

c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang menonton dan mudah membosankan.

d. Dapat menimbulkan verbalisme karena anak didik lebih banyak dilatih menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.

Cara mengatasi kekurangan-kekurangan metode latihan (Driil), ada bermacam-macam usaha yang dapat dilakukuan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan metode latihan ini, seperti :8

a. Latihan hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis b. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya :

(21)

1. Jelaskan terlebih dahulu tujuan latihan tersebut

2. Agar murid dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan anak didik 3. Anak didik perlu mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan untuk

melengkapi belajar

c. Masa latihan secara relative harus singkat, tetapi harus sering dilakukan pada waktu-waktu tertentu

d. Latihan harus menarik, gembira dan tidak membosankan

e. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan individual.

1. Tingkat kecakapan yang diterima pada satu saat tidak perlu sama

2. Perlu diberikan latihan dalam rangka menambah latihan kelompok. Perorangan

Langkah-langkah dalam melaksanakan latihan untuk belajar verbal maupun belajar keterampilan sebagai berikut:9

a. Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip atau aturan yang menjadi dasar dalam melaksanakan pekerjaan yang akan duilatihkan.

b. Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik dan benar sesuai dengan konsep dan aturan tertentu. Pada bentuk belajar verbal yang dipertunjukkan adalah pengucapan dan penulisan kata atau kalimat. c. Jika belajar dilakukan dengan kelompok atau klasik, guru dapat meminta salah

seorang siswa untuk menirukan apa yang telah dilakukan guru, sementara siswa lain memperhatikan.

(22)

d. Latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan dari guru sehingga tercapai hasil belajar sesuai dengan tujuan.

C. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dibagi menjadi dua tahap. Setiap tahapan meliputi langkah-langkah kerja khusus.10

Tahapan pertama, pelaksanaan pembelajaran melalui lima tahap, tahapan ini

dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Penentuan tujuan instruksional. Berdasarkan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang meliputi aspek-aspek kognitif, efektif, dan

psikomotorik yang telah ditentukan untuk jangka waktu satu semester. 2. Menyusun tabel spesifikasi satuan bahasan atau silabus. Tabel ini memuat satuan-satuan bahasan yang akan disampaikan

3. Pengecekan tabel spesifikasi/ silabus dan penentuan tujuan instruksional yang disesuaikan dengan Standat Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta pembagian waktu.

4. Penentuan alat untuk memeriksa hasil akhir belajar

5. Penentuan standar prilaku yang merupakan indikator tingkat penguasaan bahan oleh siswa.

Tahap kedua, merencanakan satuan pelajaran yang memungkinkan semua siswa

atau mahasiswa dapat dan mau belajar tuntas. Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:

10 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/senin.20 juni 2011/langkah-langkah

(23)

1. Mengidentifikasi satuan pelajaran. Setian satuan pelajaran hanya

memuat satu himpunan indikator dan beberapa tujuan yang hendak dicapai. 2. Membuat tabel spesifikasi satuan bahasan. Tabel ini merupakan rincian bahan sebagai dasar usaha pengembangan lebih lanjut.Tbel ini memuat materi pembelajaran

3. Perencanaan kegiatan belajar mengajar atau skenario pembelajaran. Dimulai dari apersepsi, kegiatan inti yaitu menjelaskan materi pelajaran, tanya jawab, refleksi sampai kepada evaluasi untuk mengukur tuntas tidaknya pelajaran saat itu, kemudian penutupan pada proses

pembelajaran. 4. Pemberian tugas tambahan agar lebih menguatkan lagi penguasaan materi

pembelajaran. 17 Langkah pembelajaran disusun dalam dua tahap, yaitu pra kegiatan pembelajaran dan detil kegiatan pembelajaran. Pra kegiatan pembelajaran menggambarkan hal yang perlu dipersiapkan dan rencana kegiatan. Detil kegiatan menggambarkan secara rinci aktifitas pembelajaran yang tercantum dalam rencana kegiatan.

D. Pengertian Pendidikan Agama Islam

(24)
(25)

mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga wujud kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut Zakiyah Darajat yang terdapat dalam pendidikan agama Islam Berbasis kompetensi, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 11

Definisi pendidikan agama Islam disebutkan dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD dan MI adalah:"Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman."menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami

11

(26)

ajaran Islam (knowing), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam (doing), dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being).12

E. Materi Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah (MI), Materi dalam dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam adalah meliputi lima aspek materi PAI yaitu Al qur’an Hadits, Akidah Ahlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Adalah sebagai berikut: 13

1. Mata pelajaran Al Qura’an Hadits

Mata pelajaran Al Qura’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Fiqih pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan Ahlakterhadap isi yang terkandung dalam terhadap isi yang terkandung dalam Al Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam prilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT.

12 http//islamblogku.blogspot.com/jumat/04/08/2011/pengertian-dan-tujuan-

pendidikan-agama-1274.html.

(27)

Sesuai dengan kerangka pikir diatas, kurikulum Ahlak terhadap isi yang terkandung dalam Al Qur’an dan Hadits Madrasah Ibtidaiyah (MI) dikembangkan dengan pendekatan sebagai berikut:

a. Lebih menitik beratkan target kompetensi dan penguasaan materi

b. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya

pendidikan yang tersedia

c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di

lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

(28)

Mata pelajaran Al Qur’an dan Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi:

a. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al Qur’an dan Hadits.

b. Mendorong, membimbing dan membina kemampuan dan kegemaran untuk membaca Al Qur’an dan Hadits.

c. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits dalam prilaku peserta didik sehari-hari.

d. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi (MTS).

Ruang lingkup pengajaran Al Qur’an dan Hadits di Madrasah Ibtidaiyah (MI) meliputi:

a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur’an b. Hafalan surat-surat pendek

c. Pemahaman kandungan surat-surat pendek

d. Hadits-hadits tentang kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturrahmi, taqwa, menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal shaleh

TABEL I

(29)
(30)

Kandungan Surat

b. Alif Lam Syamsiah c. Hukum Nun Mati

dan Tanwin d. Qalqalah

(31)

2.

e. Menyayangi Anak Yatim

(32)

Pendidikan Akidah Akhlak adalah upaya dasar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam prilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan kebiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan aqidah disatu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan satu kesatuan dan persatuan bangsa.

(33)

Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk:

a. Penanaman nilai dan ajaran islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhiraat

b. Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta pengembangan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan pendidikan yang lebih dahulu dilaksanakan dalam keluarga

c. Penyesuain diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial dengan bekal Aqidah Akhlak

d. Perbaikan masalah-masalah, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari

e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya asing yang dihadapinya sehari-hari

f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak, serta sistem fungsionalnya

g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak pda jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlak meliputi:

(34)

Aspek keimanan ini meliputi sub-sub aspek: Iman kepada Allah SWT, dengan alasan pembuktian yang sederhana, menyakini rukun iman kepada malaikat, menyakini rukun iman kepada kitab-kitab Allah, serta memahami dan menyakini rukun iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir, iman kepada qada dan qadar Allah.

b. Aspek Akhlak

Aspek akhlak yang meliputi: akhlak dirumah, akhlak di madrasah, akhlak diperjalanan, akhlak dalam keadaan bersin, menguap, dan meludah, akhlak dalam bergaul dengan orang yang lebih lemah, akhlak dalam membantu dan menerima tamu, akhlak pribadi/krakter pribadi yang terpuji, akhlak terhadap orang yang sakit, syukur nikmat.

c. Aspek Kisah Keteladanan

Aspek kisah ketealdanan yang meliputi: keteladanan Nabi Muhammad SAW, kisah Nabi Musa dan Nabi Yususf As, kisah Masyitah, dan Ashabul Kahfi dan i’tibar dari kisah raja Namrudz dan Fir’aun.

TABEL II

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

(35)

1 2 3 4 melalui pengenalan rukun iman

2. Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husnah

3. Menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah

(36)

4. Membiasak an

berakhl ak

terpuji

(37)

5.

Akhlak tercela

menerima tamu.

1. Membiasakan berakhlak terpuji (jujur dan benar) 2. Membiasakan beradab

secara islami dalam kehidupan bertetangga 3. Mencintai dan meneladani

orang/tokoh yang

berakhlak mulia (Nabi Ayyub As, Nabi Yusuf As) 4. Membiasakan berakhlak

terpuji dalam kehidupan sehari-hari (sabar, tobat, adil dan tawakkal)

5. Menunjukkan sifat-sifat terpuji

1. Menghindari sifat-sifat

orang/tokoh yang

berakhlak tercela

2. Membiasakan diri untuk menghindari akhlak tercelah dalam kehidupan sehari-hari (pasimis,

Unjuk kerja

Unjuk kerja

(38)

ketergantungan, tamak, putus asa)

3. Membiasakan diri untuk menghindari akhlak tercelah (hasad, dengki)

4. Membiasakan bertaubat jika bersalah atau melakukan dosa: taubat dosa terhadap Allah, dosa terhadap manusia

3. Mata pelajaran Fiqih

Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Fiqihyang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (Way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:

(39)

Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar. Pengamalan tersebut diharapkan dapat menimbulkan ketaatan menjelangkan hukum islam, dengan disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

Sedangkan mata pelajaran fiqih di MI berfungsi untuk:

a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT, sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhiraat.

b. Membiasakan pengamalan terhadap hukum islam pada peserta didik dengan ikhlas dan prilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah dan lingkungan masyarakat.

c. Membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat.

(40)

e. Membangun mental peserta didik dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan fisik dan sosialnya.

f. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah dalam kehidupan sehari-hari.

g. Membekali peserta didik dalam bidang fiqih/hukum islam untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

TABEL III

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH MATA PELAJARAN FIQIH

No Materi Kompetensi yang

diujikan

 Tata cara beristinja  Memahami wudhu sebagai panggilan

(41)

5. mendekatkan diri kepada Allah SWT.  Menjelaskan tata

cara shalat fardhu (munfarid, jama’ah, ketentuan shalat, syarat rukun,

sunnah dan

menyebutkan

hal-hal yang

membatalkan

shalat, cara shalat orang sakit dan ketentuan shalat jumat)

(42)

8.

Sodaqah, Infaq dan Wakaf ketentuan puasa, tata cara, hukum,

berpuasa, hari-hari yang diharamkan berpuasa.

 Menunjukkan

ketentuan wajib zakat mal

(43)

15.

Barang titipan dan temuan

 Menjelaskan arti khitan, hukim, serta manfaat khitan

 Mampu menjelaskan

ketentuan mandi wajib setelah haid  Mampu memahami

(44)

diperjual belikan  Mampu memahami

dan menjelaskan tentang pinjam meminjam (arti, syarat dan rukun), menjelaskan tata

cara sewa

menyewa  Mampu

menjelaskan

pengertian upah, hukum dan tata cara pemberian upah

(45)

temuan

4. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI))

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)) dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Fiqihyang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya ( Way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah Ibtidaiyah ini meliputi: sejarah arab pra Islam, sejarah Rasulullah SAW, dan al-Khulafaurrasyidin. Hal lain yang lebih mendasar adalah terletak pada kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada. Oleh karena itu tema-tema tertentu indikator keberhasilan belajar akan sampai pada pencapaian ranah efektif, jadi SKI tidak saja merupakan transfer of knowlodge, tetapi merupakan pendidikan nilai (value education).

(46)

a. Pemberian pengetahuan tentang Sejarah Islam dan Kebudayaan kepada peserta didik.

b. Mengambil ibrah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah.

c. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk berakhlak mulia berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang ada.

d. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur.

Sedangkan pembelajaran SKI setidaknya memiliki tiga fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Edukatif

Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam kehidupan sehari-hari.

b. Fungsi keilmuan

Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang islam dan kebudayaan

c. Fungsi transformasi

Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancangan transformasi masyarakat.

(47)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

No Materi Kompetensi Yang

Diujikan

Masyarakat Arab Pra Islam.

Masa remaja Nabi Muhammad SAW.

Diutusnya Nabi Muhammad SAW

Dakwa Nabi

Muhammad SAW.

Kepribadian Nabi Muhammad SAW

 Memahami sejarah

masyarakat Arab pra islam

 Memahami

sejarah dan

kehidupan masa

remaja Nabi

Muhammad SAW  Memahami

(48)

7.

Keperwiraan Nabi Muhammad SAW

dalam berdakwa  Memahami

kepribadian Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam

peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW

 Memahami

peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah dan hikmah yang terdapat dalam peristiwa

(49)

12.

Khalifah Utsman bin Afan

Khalifah Ali bin Abi Thalib

 Memahami keperwiraan

Rasulullah dalam berbagai

peperangan dan meneladani

peristiwa fathu Mekkah

kekhalifaan Abu

Unjuk kerja

Unjuk kerja

Unjuk kerja

(50)

Bakar Shiddiq  Memahami

nilai-nilai positif sejarah

kekhalifaan Umar bin Khattab

 Memahami nilai-nilai positif sejarah

kekhalifaan

Utsman bin Afan  Memahami

nilai-nilai positif sejarah

kekhalifaan Ali bin Abi Thalib 5. Mata pelajaran Bahasa Arab.

(51)

alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan kemampuan memahami bacaan. Kemampuan berbahasa arab serta sikap positif terhadap bahasa arab tersebut sangat penting, karena dapat membantu peserta didik dalam memahami sumber ajaran islam, yaitu al Qur’an dan Hadits, serta kitab-kitab berbahas arab yang berkenaan dengan islam.

Dalam konteks pendidikan, bahasa Arab berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka mengakses informasi, dan dalam konteks sehari-hari, sebagai alat untuk membina hubungan interpersonal, bertukar informasi serta menikmati estetika bahasa dalam budaya arab.

Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut: a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahas

tersebut, dalam bentuk lisan dan tulis. Kemampuan berkomunikasi meliputi mendengarkan (istima), berbicara (takallam), membaca (qiea’ah), dan menulis (kitabah)

(52)

alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran islam.

c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian peserta didik memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya. TABEL V

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH MATA PELAJARAN BAHASA ARAB

No Materi Kompetensi Yang Diujikan

Bentuk penilaian

1 2 3 4

1. Percakapan  Menggunakan ungkapan-ungkapan

sederhana dalam percakapan

Praktek/ tertulis

 Memperkenalkan nama diri dan orang lain dalam bahasa arab

 Menyampaikan informasi tentang

Praktek/ tertulis

(53)

2. Mufrodat  Menjelaskan sifat

keadaan suatu

 Melakukan dialog tentang keinginan dan kegiatan sehari-hari

 Memberikan

informasi tentang

(54)

3.  Menuliskan makna

kata dalam bahasa arab

 Menuliskan makna

kalimat atau

ungkapan sederhana  Menerjemahkan

kata dari bahasa indonesia kebahasa

arab atau

sebaliknya  Menerjemahkan

kalimat dari bahasa indonesia kebahasa

arab atau

sebaliknya  Menerapkan

struktur kalimat

(55)

5.

Menulis/ insya Muwajja h

sederhana dalam tulisan

 Menerapkan

kesesuaian dlomir munfashil dengan kata kerja atau sebaliknya

 Menerapkan

kesesuaian dlomir muttasil dengan isinya

pertanyaan tentang isi bacaan

 Mendeskripsikan sifat benda orang yang terdapat dalam bacaan

 Menerjemahkan isi

(56)

pragraf atau bacaan  Menulis kalimat sederhana dalam bahasa arab

 Menyusun kata-kata menjadi kalimat sederhana

 Menyusun kalimat menjadi pragraf sederhana

 Membuat pragraf melalui jawaban pertanyaan

 Mengubah bentuk kata kerja dalam pragraf sesuai dlomir

Tertulis

Tertulis

Tertulis

F. Mendidik Anak Menurut Konsep Islam

(57)

perlu kehati-hatian dalam memberikan pendidikan terhadap anak. Berbagai metode untuk mendidik anak. Salah satunya adalah dengan memberikan hadiah dan hukuman. Hadia diberikan bila sianak telah melakukan sebuah prestasi maupun kebaikan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, dan hukuman diberikan bila sianak tersebut melakukan perbuatan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Namun tidak jarang para orang tua tidak mengetahui bagaimana cara memberikan hukuman yang mendidik untuk anak, yaitu mendidik tanpa memukul, ”Mendidik dengan pukulan akan menjadikan sosok anak yang jiwanya keras, sedangkan mendidik anak dengan hati akan melahirkan anak yang punya jiwa lembut dan santun”. Seperti hadits Rasulullah Saw: “Sesungguhnya Allah itu lembut dan Dia suka kelembutan, Allah akan memberikaan kelembutan-Nya kepada orang yang bersifat lembut , dan bukan kepada orang yang bersikap kasar, serta kelembutan-Nya itu tidak diberikan kepada selain orang-orang yang bersifat lembut”.14 Falsafah pendidikan sebenarnya menekankan aspek rohani dan

jasmani, sesuai dengan kejadian manusia itu sendiri yang terdiri daripada roh dan jasad. Ianya melibatkan beberapa

(58)

peringkat, bermula dari dalam kandungan hingga ia lahir dan menjadi dewasa.

Menurut perspektif Islam, pendidikan kanak-kanak ialah proses mendidik, mengasuh dan melatih rohani dan jasmani mereka berdasarkan nilai-nilai baik yang bersumberkan Al-Quran, Hadis dan pendapat serta pengalaman para ulama. Ia bertujuan melahirkan ” Insan Rabbani” yang beriman, bertakwa dan beramal soleh.

Islam sangat memandang penting pendidikan anak sebagai generasi penerus yang akan membawa peradaban Islam kelak dikemudian hari. Oleh karena itu sebagai orangtua , wajib memberikan akses pendidikan yang baik bagi anak-anak kita.

Masa kanak-kanak memuat kesulitan-kesulitan dan hal-hal yang menyusahkan. Namun semakin banyak kesulitan yang dihadapi anak dalam pendidikan, semakin tinggi pula kedudukan dan tingkatan yang dapat dicapainya. Dan hal ini memiliki peran positif dalam pembentukan, perkembangan, dan kesempurnaanya

Seperti yang terdapat dalam surat Al Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:































































(59)

11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

BAB III

(60)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Balikpapan dari kelas I sampai kelas VI yang berjumlah 306 orang. berikut rincian tiap kelas adalah:

TABEL VI

JUMLAH SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI BALIKPAPAN

Kelas Jumlah Murid Jumlah

L P

I 43 54 97

II 38 21 59

III 32 21 53

IV 20 16 36

V 18 23 41

VI 6 14 20

JUMLAH 157 149 306

Sumber data : TU MIN Balikpapan @ Sulastri

Dimana yang menjadi sampelnya yaitu siswa kelas VA Madrasah Ibtidaiyah Negeri Balikpapan yang berjumlah 20 siswa.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan dengan penelitian jenis kuantitatif dimana hal ini penulis menguji dua variabel yaitu variabel (x) sebagai metode latihan (Driil) dan variabel (y) sebagai hasil belajar.

C. Teknik Pengumpulan Data

(61)

lapangan. Dalam penelitian ini, diharapkan mengadakan hubungan langsung dengan responden dan objek penelitian lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara empiris.

Adapun cara-cara atau teknik pengumpulan data lapangan yang penulis gunakan adalah:

1. Observasi

Teknik ini digunakan untuk melakukan pengamatan langsung tentang fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas dalam Skripsi ini, misalnya sarana dan prasarana yang ada di MI Sabilul Khairaat Kota Tarakan sebagai lokasi penelitian..

2. Angket

(62)

digunakan angket. Setiap item alternatif jawaban angket diberi skor sebagai berikut:

 Alternatif jawaban a diberi skor 4

 Alternatif jawaban b diberi skor 3

 Alternatif jawaban c diberi skor 2

 Alternatif jawaban d diberi skor 1

D. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan dan menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis kuantitatif yang berwujud angka-angka sebagai hasil perhitungan atau pengukuran yang diproses dengan statistic maka analisis dengan korelasi product moment/sebagai berikut:15

r

xy

=

xy

(x¿¿2)(y2)¿

hasil perhitungan di interprestasikan pada nilai r sebagai berikut: Tabel VII

Nilai Interprestasi 0,800 – 1

0,600 - 0,799

Sangat berpengaruh

Bepengaruh

15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian dengan

Pendekatan Praktek,

(63)

0,400 – 0,599 0,200 – 0,399 0,00 – 0,199

Cukup berpengaruh Kurang berpengaruh Tidak berpengaruh

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MIN Balikpapan

Sejarah singkat MI Sabilul Khairaat Kota Tarakan

MI Sabilul Khairaat yang secara geografis terletak di pesisir pantai yang berhadapan dengan Pelabuhan kapal/sped boot (SDF) yang menghubungkan perjalanan laut antar kota diwilayah Kalimantan bagian Utara dan juga dapat menghubungkan perjalanan menuju Negara tetangga Malaysia tepatnya di Kelurahan Sebengkok Kecamatan Tarakan Tengah, dan berada sekitar 1 km dari pelabuhan Malundung sebagai pusat pelayaran Kalimantan Wilayah Utara Kalimantan sekitar 1 km dari pusat Kota Tarakan.

(64)

Diawal berdirinya MI Sabilul Khairaat hanya memiliki gedung yang terbuat dari kayu dengan ruang belajar hanya 3 ruang, dan semakin bertambah ruangannya seiring dengan bertambahnya siswa yang naik ke kelas berikutnya maka ditambah ruangan menjadi 6 ruangan dan MI Sabilul Khairaat pertamakali mengikuti UAS/UASBN pada Tahun Pelajaran 2008/2009 .

Sampai saat ini MI Sabilul Khairaat terus berkembang mulai sarana dan prasaran pendukung sampai kepada kurikulum dan manajemen dan tatakelola sekolah. MI Sabilul Khairaat memiliki gedung dua lantai dengan kondisi yang belum sesuai dengan harapan untuk saat ini lantai satu semi permanen sedangkan lantai dua dalam uapaya renovasi, meja dan bangku yang relatif cukup dan tersedia dengan kondisi baik.

Dalam perjalanannya MI Sabilul Khairaat belum pernah mengadakan pergantian Kepala Sekolah (Madrasah) diawal berdirinya dipimpin oleh Bpk.Syakir Masyhur, S.Ag sampai dengan sekarang.

MI. Sabilul khairaat berstatus Swasta/Terdaftar, dengan No. Statistik Sekolah 112647303002.

a. Kepala Sekolah :

(65)

Tempat Tanggal Lahir : Tompu Sigi Biromaru, 12 April

1996

Pangkat / golongan :

-Mulai menjabat : 15 Juli 2003 Pendidikan Terakhir : S1 Syariah

Jurusan : Peradilan Islam / PAI

Alamat rumah : Jl. Sie Brantas Rt. 13 Kmp. IV Tarakan

Nomor SK Kepala Sekolah : SK Ketua Yayasan nomor : 89/SK/YPPH/

XII/2007. b. Visi Dan Misi Visi Madrasah:

1. MI Sabilul Khairaat Berbasis Qur’ani,Cerdas dan Mandiri Misi Madrasah:

1. Mewujudkan Budaya Madrasah yang Islami .

2. Membentuk Sumber Daya Manusia yang kompetitif. 3 . Membangun Jejaring Kerja ( Net Working ).

B. Keadaan Guru dan Tata Usaha

Dilihat dari sisi struktur bagunan sekolah permanen. Tabel VIII

(66)

No Nama/guru pegawai Pend. Status Jbt ket 1. Syakir Masyhur,S.Ag S.1 Kepala sekolah GTY 6 orang

sedang

menyele

-saikan

studi di

perguru-an tinggi

Negeri

dan

Swasta

2. Muh. Ikram S.Pd S.1 W.K sekolah GTY

3. Irmawati, A.Ma D.II Guru PNS

4. Naini,A.Ma D.II Guru PNS

5. Hj.Aminah S.Ag S.1 Guru GTY

6. Juniarto Arjad SMA TU GTY

7. Megawati SMA Guru GTY

8. Wamina MA TU GTY

9. Wamuna MA Bendahara GTY

10. Aswan Dullah,A.Md D.III Guru GTY

11. Darmawati SMA Guru GTY

Sumber data : TU MI SABILUL KHAIRAAT C. Keadaan siswa

Tabel IX

DATA SISWA MI SABILUL KHAIRAAT KOTA TARAKAN

No.

Tingk

at Banyaknya Murid

(67)

1. I 11 2 13

2. II 7 3 10

3. III 6 10 16

4. IV 2 5 7

5. V 4 3 7

6. VI 6 3 9

Jumlah 27 35 62

Sumber Data TU MI.Sabilul Khairaat

D. Sarana dan Prasarana

Tabel X

SARANA DAN PRASARANA MI SABILUL KHAIRAAT KOTA TARAKAN

No Sarana dan Prasarana Jml Luas

1. Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, dan Ruang TU 1

2. WC Guru dan WC murid 1

3. Ruang Kelas 5

Sumber Data TU MI.Sabilul Khairaat

E. Kegiatan Program Kerja MI. Sabilul Khairaat

TABEL XI

PROGRAM KERJA MI SABILUL KHAIRAAT TAHUN PELAJARAN : 2010/2011

Bidang Perangkat Kurikulum Jenis Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai 1. Pengadaan

perangkat kurikulum

1. Tiap guru memiliki GBPP yang relevan dengan tugasnya

(68)

yang disesuaikan

PBM

3. Tiap guru memiliki buku petunjuk penilaian 2. Pembagian

tugas guru dan karyawan

1. Diusahakan tiap guru mengajar sesuai dengan kelayakan

2. Yang tidak ada akan disesuaikan minat dan kemampuan

3. Pembagian tugas secara merata 3. Jadwal

pelajaran

1. Awal tahun pelajaran telah disiapkan 4. Program

4. Evaluasi 1. Selesai tiap pokok bahasan agar melakukan tes formatif

2. Dalam satu semester minimal 6 kali ulangan harian

3. Untuk memperoleh hasil yang optimal agar membuat analisis butir soal dan perhubungan daya serap siswa dan kelas

4. Mengadakan tindak lanjut berupa pengajaran remidial dan pengayaan

5. Tiap guru memiliki buku nilai yang harus dikelolah sebagai mana mestinya

6. Mengadakan tes prestasi 2 semester

(69)

pegangan guru dan siswa

sesuai dengan ketentuan

2. Memiliki buku acuan untuk memperluas wawasan keilmuan

3. Tiap siswa wajib memiliki buku pegangan 6. Alat peraga 1. Sekolah berupaya memiliki dan menambah

alat peraga dan media pendidikan

2. Alat peraga yang ada dimanfaatkan secara optimal

3. Agar dirangsang untuk membuat alat peraga sederhana dibawah bimbingan guru

4. Melakukan kurikuler membuat kliping sebagai media pendidikan

Bidang Ketenagaan

Jenis kegiatan Sasaran yang ingin dicapai

1.Guru 1. Berusaha melengkapi guru bidang studi sesuai dengan ketentuan

2. Kekurangan guru tetap diatas dengan guru tidak tetap (honorer)

3. Menambah pengetahuan melalui izin belajar 4. Mewajibkan gurur-guru untuk

Meningkatkan wawasan keilmuan dan kependidikannya melalui program satu hari wajib belajar

(70)

7. Mengetahuai kesulitan guru melalui supervisi kelas

8. Meningkatkan peran guru sebagai wali kelas, petugas BK, dan orang tua disekolah

2. Pegawai tata usaha dan pesuruh

1. Membagi habis tugas ketata usahaan 2. Membuat program tata usaha

3. Melengkapi dan menyimpan data-data ketata usahaan

4. Membagi tugas bersama untuk siang dan malam hari

5. Memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti kursus-kursus dan latihan yang relevan dengan tugasnya Bidang Kesiswaan

Jenis kegiatan Sasaran yang ingin yang dicapai 1. Kegiatan

ekstra kurikuler

1. Memantapkan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler

2. Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler 3. Membentuk tim kesehatan dan olah raga 4. Melaksanakan jumat bersih

5. Mengikut sertakan para pembina kedalam latihan keterampilan

Bidang Sarama dan Prasarana Jenis kegiatan Sasaran yang ingin yang dicapai 1. Pemeliharaan

ruang kepala sekolah,

1. Memelihara kebersihan dan keindahan 2. Mengganti dan memperbaiki peralatan yang

(71)

ruang guru, dan ruang tata usaha

3. Menambah dan melengkapi peralatan yang masih kurang

4. Menyediakan papan data, papan pengumuman, dan atribut

5. Menata peralatan dan pengarsipan untuk memudahkan pelayanan

6. Melengkapi data-data 2. Pemeliharaan

ruang Kelas

1. Memelihara kebersihan, keindahan dan keserasian kelas

2. Memelihara kebersihan meja dan kursi 3. Melengkapi atribut kelas

4. Menata tembok dengan data dan hiasan 3. Pemeliharaan

gedung bangunan

1. Memelihara gedung dari kemungkinan bocor dan rusak

2. Mengecet dinding yang kotor 3. Mengganti kusen yang lapuh 4. Perbaikan plafon yang rusak

5. Mengelola buku kunjungan dengan baik 4. Pemeliharaan

WC dan urinoir

1. Menjaga kebersihan 2. Perbaikan sanitasi

3. Penyedaan alat-alat untuk keperluan WC (ember, gayung, dan karbol)

4. Pengecetan dan perbaikan

5. Penyedotan septic tank yang sudah penuh Bidang Ketata Usahaan

(72)

1. Pengelolaan surat-surat

1. Pemberian disposisi, pendelegasian pada surat, konsep balasan dan pengarsipan

2. Pengelolaan mingguan dan pemeriksaan surat-surat yang belum terselesaikan

3. Menyiapkan laporan bulanan, semester dan akhir tahun

4. Memantapkan pengelolahan surat masuk dan surat keluar

2. Pengelolahan administrasi umum

1. Pemantapkan pengelolahan data kepegawaian, duk kenaikan pangkat/tingkat dan berkala 2. Pemantapkan pengelolahan data jumlah siswa,

grafik perkembangan sekolah, data absen dan data orang tua

3. Pemantapkan pengelolahan buku induk pegawai, komite, arsip riwayat hidup

pekerjaan, cuti, tugas insidentil, teguran dan peringatan-peringatan

3. Pengelolahan administrasi surat-surat

1. Pemantapkan kerja bendaharawan gaji 2. Pemantapkan kerja bendaharawan khusus 3. Pemantapkan kerja bendaharawan komite

sekolah

4. Pemantapan tugas pembelian barang-barang 5. Penggunaan kwitansi dan spj secara rutin tanpa

(73)

6. Petugas harus selalu siap sewaktu-waktu disupervisi oleh petugas yang berwenang 7. Pemantapan kerja bendaharawan

Bidang Hubungan

Jenis kegiatan Sasaran yang ingin yang dicapai I. Intern

1.1. Pemantapan hubungan kepala sekolah dalam dan luar dinas

1.2. Mengembangkan sikap keterbukaan 1.3. Mengembangkan sikap saling asah,

asih, dan asuh

1.4. Membudayakan sikap tutwuri handayani

2.1. Mengembangkan sikap kekeluargaan yang tinggi

2.2. Saling tolong menolong

2.3. Meningkatkan solidaritas antar teman 3.1. Selalu membina hubungan harmonis

antar siswa dengan kepala sekolah dan guru

II. Extern 1. Hubungan

antar sekolah

(74)

sejenis

1.2. Mengirimkan guru/ siswapadapertemuan dan undangan

2.1. Hubungan baik dengan cabang dinas pendidikan

2.2. Mengkordinasikan kegiatan kedinas pendidikan

3.1. Penyampaian laporan dengan tepat waktu 3.2. Kunjungan tatap muka berdasarkan

keperluan

4.1. Meningkatkan hubungan untuk menunjang perkembangan sekolah

4.2. Meningkatkan peran serta orang tua/wali siswa untuk menanggulangi berbgai kendala demi tercapainya tujuan pendidikan.

F. Penggunaan metode latihan (Driil)

Penggunaan metode latihan (Driil) pada mata pelajaran PAI di MI.Sabilul Khairaat Kota Tarakan adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan metode latihan (Driil) dapat membentuk kebiasaan- kebiasaan siswa.

(75)

PENGGUNAAN METODE LATIHAN (DRIIL) MI SABILUL KHAIRAAT KOTA TARAKAN

No.Responden Jawaban Skor

1. A 4

2. B 3

3. A 4

4. A 4

5. B 3

6. A 4

7. A 4

8. A 4

9. C 2

10. B 3

11. B 3

12. A 4

13. C 2

14. B 3

15. C 2

16. A 4

Jumlah 53

2. Penggunaan metode latihan (Driil) dapat menambah ketepatan dan kecepatan belajar siswa

Tabel XIII

METODE LATIHAN (DRIIL) DAPAT MENAMBAH KETEPATAN DAN KECEPATAN BELAJAR SISWA MI SABILUL KHAIRAAT KOTA

TARAKAN

(76)

1. B 3

2. B 3

3. B 3

4. C 2

5. B 3

6. A 4

7. C 2

8. B 3

9. D 1

10. A 4

11. C 2

12. B 3

13. D 1

14. B 3

15. C 2

16. C 2

Jumlah 41

3. Metode latihan (Driil), pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar siswa

Tabel XIV

DENGAN METODE LATIHAN (DRIIL) PEMANFAATAN KEBIASAAN-KEBIASAAN DAPAT MENINGKATKAN KONSENTRASI DALAM

BELAJAR SISWA

MI SABILUL KHAIRAAT KOTA TARAKAN

No.Responden Jawaban Skor

1. B 3

2. B 3

(77)

4. B 3

5. A 4

6. B 3

7. A 4

8. B 3

9. C 2

10. B 3

11. C 2

12. B 3

13. A 4

14. B 3

15. B 3

16. B 3

Jumlah 49

4. Penggunaan metode latihan (Driil) dapat membentuk kebiasaan gerakan-gerakan yang rumit menjadi lebih otomatis

Tabel XV

METODE LATIHAN (DRIIL) ) DAPAT MEMBENTUK KEBIASAAN GERAKAN-GERAKAN YANG RUMIT MENJADI LEBIH OTOMATIS MI

SABILUL KHAIRAAT KOTA TARAKAN

No.Responden Jawaban Skor

1. B 3

2. B 3

3. A 4

4. B 3

5. B 3

6. A 4

(78)

8. B 3

9. C 2

10. B 3

11. B 3

12. B 3

13. A 4

14. A 4

15. C 2

16. B 3

Jumlah 50

5. Dengan Metode latihan (Driil) dapat mengembangkan inesiatif siswa Tabel XVI

METODE LATIHAN (DRIIL) DAPAT MENGEMBANGKAN INESIATIF SISWA MI SABILUL KHAIRAAT KOTA TARAKAN

No.Responden Jawaban Skor

1. B 3

2. C 2

3. C 2

4. B 3

5. A 4

6. B 3

7. C 2

8. C 2

9. B 3

10. D 1

11. C 2

12. B 3

13. C 2

(79)

15. C 2

16. C 2

Jumlah 40

6. Dengan Metode latihan (Driil), belajar secara berulang-ulang dapat meningkatkan pemahaman dalam belajar

Tabel XVII

METODE LATIHAN, BELAJAR SECARA BERULANG-ULANG DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN DALAM BELAJAR MI SABILUL

KHAIRAAT KOTA TARAKAN

No.Responden Jawaban Skor

1. B 3

2. A 4

3. B 3

4. A 4

5. B 3

6. C 2

7. A 4

8. B 3

9. B 3

10. A 4

11. B 3

12. C 2

13. B 3

14. A 4

15. B 3

16. B 3

(80)

7. Dengan metode latihan (Driil) dapat menjelaskan tujuan latihan yang terarah Tabel XVIII

METODE LATIHAN (DRIIL) DAPAT MENJELASKAN TUJUAN LATIHAN YANG TERARAH

MI SABILUL KHAIRAAT KOTA TARAKAN

No.Responden Jawaban Skor

1. B 3

2. B 3

3. A 4

4. B 3

5. C 2

6. B 3

7. C 2

8. B 3

9. A 4

10. B 3

11. C 2

12. B 3

13. C 2

14. C 2

15. B 3

16. C 2

Jumlah 44

8. Proses latihan disesuaikan dengan perbedaan individual Tabel XIX

(81)

No.Responden Jawaban Skor

1. B 3

2. B 3

3. A 4

4. C 2

5. B 3

6. C 2

7. B 3

8. C 2

9. B 3

10. B 3

11. A 4

12. B 3

13. B 3

14. C 2

15. C 2

16. d 1

Jumlah 43

G. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam

Hasil nilai ujian mata pelajaran Fiqihpada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan, kelas III dari 16 siswa, diperoleh nilai sebagai berikut:

Tabel XX

(82)

No Nama Siswa Nilai Fiqih

1 Anjarwati 8

2 Fitriana 8

3 Selviana 9

4 Uci Sukma Pratiwi 8

5 Armiati 7

6 Hilda 7

7 Rosalina 7

8 Isra M 9

9 Muh.Sukri 9

10 Wardiansyah 7

11 Dimas Setyo 8

12 Asdar 7

13 Umi Yuniarti 7

14 Revinaldi 7

15 Siti Sadania 7

16 Rusdi 7

Jumlah Nilai 122

Rata-rata 7,63

(83)

ANALISIS DATA

Untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana data-data yang telah didapatkan, penulis menggunakan rumus dengan melihat data-data yang diperoleh dari hasil angket sebanyak 16 responden, selanjutnya hasil dari jawaban responden akan dilihat melalui interpretasi yang telah ditetapkan.

Seperti yang telah terlihat dari hasil penyajian data dari hasil angket, maka data yang dianalisis dari masing-masing tabel dikemukakan secara berukuran sesuai dengan permasalahannya.

Data mengenai penggunaan metode latihan (dril) terhadap peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan.

Dengan keterangan sebagai berikut :

P = pertanyaan, J = jawaban danS = skor

TABEL XXI

HASIL DARI JAWABAN SISWA KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH SABILUL KHAIRAAT KOTA TARAKAN TERHADAP

PERTANYAAN-PERTANYAAN DARI ANGKET.

No.Respon den

(84)

1 a 4 b 3 b 3 b 3 b 3 b 3 B 3 b 3 25 tabel pada bab V, maka dalam bab ini hasil Angket tersebut penulis analisa sebagai berikut:

TABEL XXII

PERHITUNGAN KOLERASI ANTARA METODE LATIHAN (DRIIL) DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III MI SABILUL

(85)

6. 25 7,0 175 625 49

7. 24 7,2 172,8 576 51,84

8. 23 8,6 197,8 529 73,96

9. 20 8,6 172 400 73,96

10. 24 7,0 168 576 49

11. 21 7,2 155,4 441 54,76

12. 24 7,0 168 576 49

13. 21 7,2 151,2 441 51,84

14. 25 7,0 175 625 49

15. 19 7,0 133 361 49

16. 20 7,0 140 400 49

ε 371 119,2 2764,8 8681 893,52

Korelasi product moment

r

xy =

xy

(x¿¿2)(y2)¿

r

xy

=

2764,8

(8681)(893,52)

r

xy

=

7756647,122764,8

r

xy

=

2764,82785,1

rxy =0,9927 rxy = 0,993

(86)

berpengaruh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh penggunaan metode latihan (driil) terhadap peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Fiqihdi Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan adalah

sangat berpengaruh. Dalam hal ini dapat dilihat dari nilai hasil ujian siswa kelas III telah memenuhi Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.

Gambar

TABEL VSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
Tabel IX
Tabel X
grafik perkembangan sekolah, data absen dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah Produk pembiayaan renovasi rumah ini adalah sebagai salah satu peluang bisnis yang mana bank-bank tidak bisa memenuhi pembiayaan tersebut

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keja- dian putting susu lecet pada ibu nifas yang termasuk kelompok perlakuan di Puskesmas Gandusari Keca- matan Gandusari Kabupaten

[r]

Tes IgM anti Salmonella typhi merupakan tes aglutinasi kompetitif semi kuantitatif yang sederhana dan cepat dengan menggunakan partikel yang berwarna dan meningkatkan

Berikut ini adalah bagian untuk mengetahui tingkat persepsi konsumen akan dimensi luar 3 produk Trolley yang akan diberikan oleh konsumen.. Responden diminta untuk

Pendidikan multikultural mengajarkan satu kesetaraan ketuhanan, atau dalam bahasa yang lain banyak agama tapi satu Tuhan. Bila demikian berarti pendidikan model

Sebelum secara resmi disahkan pada tahun 1945 sebagai dasar filsafat Negara, unsur- unsur Pancasila telah dimiliki dan telah melekat pada bangsa Indonesia sebagai asas dalam

Berdasarkan masalah tersebut diatas dan setelah dianalisa dapat disimpulkan bahwa: Tingkat ekonomi orang tua SDN Bajeman 2 desa Tragah Bangkalan berada pada interprestasi