• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah isd penduduk masyarakat dan kebu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah isd penduduk masyarakat dan kebu"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS GUNADARMA

MAKALAH ILMU DASAR SOSIAL

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Disusun Oleh:

Andhika Rahman 66217795

(2)

Kata Pengantar... 3

BAB I... 4

Pendahuluan... 4

A. Latar Belakang... 4

B. Rumusan Masalah... 4

BAB II... 5

Pembahasan... 5

A. Penyebaran Penduduk Di Muka Bumi...5

a. Transmigrasi... 5

b. Imigrasi... 5

c. Emigrasi... 5

B. Jumlah Penduduk Dalam Sejarah...7

C. Masalah Kependudukan Di Indonesia...12

D. Kebijaksanaan Kependudukan...13

E. Kependudukan dan Pembangunan...14

F. Kependudukan Keluarga Berencana dan Agama...14

BAB III... 15

Penutup... 15

A. Kesimpulan... 15

Daftar Pustaka... 16

Lampiran... 17

Gambar 1. Pertumbuhan Penduduk Pearl...9

Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk Gini...10

(3)

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Didalam makalah ini saya membahas beberapa topik pembahasan seperti Penyebaran Penduduk Di Muka Bumi, Jumlah Penduduk Dalam Sejarah, Masalah Kependudukan Di Indonesia, Kebijaksanaan Kependudukan, Kependudukan dan Pembangunan, Kependudukan Keluarga Berencana dan Agama.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari

(4)

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Penulisan karya ilmiah adalah hal yang mendasar dan wajib dipahami khususnya oleh setiap mahasiswa untuk menjadi syarat nilai akhir semester. Selain itu makalah ini dapat membantu perkembangan pikir mahasiswa dan kepribadian agar memperoleh wawasan yang lebih luas khususnya materi penduduk, masyarakat, dan kebudayaan dan ciri kepribadian yang

diharapkan dari setiap golongan terpelajar Indonesia.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana penyebaran penduduk di muka bumi b. Bagaimana jumlah penduduk dalam sejarah

(5)

BAB II

Pembahasan

A. Penyebaran Penduduk Di Muka Bumi

Penyebaran penduduk dapatlah diartikan pindahnya penduduk dari satu tempat ke tempat lain oleh apa pun sebabnya, yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya dengan yaitu dengan migrasi atau emigrasi dan transmigrasi.

a. Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat

penduduk (kota) ke daerah lain (desa) di dalam wilayah Indonesia. Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut transmigran. Tujuan transmigrasi adalah untuk memindahkan jutaan orang Indonesia dari pulai Jawa, Bali, dan Madura yang padat penduduknya ke pulau-pulau Indonesia yang penduduknya sedikit demi menciptakan kepadatan penduduk yang sama rata. Transmigrasi akan

mengentaskan kemiskinan dengan memberikan lahan dan kesempatan baru bagi para pendatang. Contoh penduduk dari pulau Jawa pindah ke pulau Papua atau penduduk di Pulau Madura pindah ke Pulau Kalimantan.

b. Imigrasi

Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara-bangsa ke negara lain, di mana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan untuk menetap permanen ke suatu negara lain yang di lakukan imigran, sedangkan turis dan pendatang untuk jangka waktu yang lumayan pendek tidak dianggap sebagai imigran. Contoh orang Amerika yang ingin menetap ke Indonesia secara permanen.

c. Emigrasi

(6)

melakukan emigrasi disebut emigran. Contoh orang Indonesia pergi ke Amerika dan menjadi tenaga kerja Indonesia.

Penyebaran penduduk dapatlah diartikan pindahnya penduduk dari satu tempat ke tempat lain oleh apapun sebabnya, yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya dengan imigrasi atau emigrasi dan transmigrasi.

Penyebaran penduduk juga tidak terlepas dari konsep tentang kemajuan masyarakat atau kemajuan kebudayaan manusia yang dengan lambat berkembang dari bentuk- bentuk bersahaja ke bentuk- bentuk yang kompleks. Mulai dari tingkat masyarakat berburu atau tingkat liar (savage), tingkat beternak atau tingkat barbar (barbarism), dan tingkat pertanian ketika berkembang peradaban (civilization). Dengan perkembangan kebudayaan ini otomatis akan terjadi penyebaran penduduk yang erat hubungannya dengan faktor ekologis. Bilamana menemukan daerah subur, disitu peradaban akan berkembang dan penduduk menetap. Contoh daerah Euphrat dan Tigris merupakan lembah yang pernah dialami penduduk yang cukup padat.

Kalau dilihat secara umum, terjadinya migrasi-migrasi itu ada yang lambat, otomatis, cepat dan mendadak. Hal ini sejajar dengan perkembangan makhluk manusia yang selalu

membanyak jumlahnya dan menginginkan tempat-tempat yang baru di muka bumi.Kalau melihat rekontruksi W. Howells Nampak bahwa migrasi-migrasi besar penduduk dunia antara 80.000 sM sampai 1.000 sM cenderung menyusuri pantai- pantai di setiap benua dan membuat garis spiral dengan arah ke pedalaman.

Migrasi yang lambat terjadi pada kelompok manusia yang pindah dari Benua Asia ke Benua Amerika pada akhir zaman Glasial ke-4. Selama beribu- ribu tahun lamanya binatang maupun manusia mulai pindah ke utara. Migrasi yang cepat dan mendadak diakibatkan oleh bermacam sebab, misalnya karena bencana alam, wabah, perubahan mata pencaharian, dan peperangan. Ada juga yang disebabkan oleh peristiwa khusus seperti pelayaran bangsa cina di Asia Timur dan Asia Tenggara, pelayaran bangsa Arab, dari Asia Barat ke Afrika Utara, pelayaran bangsa Eropa ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika.

Ada dua faktor yang mempengaruhi penyebaran penduduk, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong dapat disebabkan oleh alasan ekonomi, politis dan agama.

(7)

Petersen mengemukakan adanya migrasi primitif, penyebaran yang tidak tentu seperti mencari makan (food-gathering) dan berburu (barbar), berkelana (wandering) dan berkelompok menjelajahi suatu wilayah (ranging). Semua migrasi ini disebabkan oleh dorongan ekologis, sebagai hubungan antara alam dengan manusia. Pada zaman modern motif migrasi adalah adanya revolusi industri, korban perang, atau membuka daerah pertanian baru.

Menurut ahli demografi yang mengamati dinamika penduduk Indonesia secara makro, penduduk Indonesia bersifat highly immobile, tidak banyak berpindah-pindah untuk menetap di luar daerah kelahiran mereka kalau tidak terpaksa atau dipaksa untuk pindah. Istilah berpindah ini disebut migrasi, yaitu perpindahan ke luar dari batas daerah kebudayaan seseorang. Pengertian ini lebih tepat untuk kondisi migrasi di Indonesia, yang pada umumnya mobilitas penduduk Indonesia bersifat merantau dengan tujuan mencari mata pencaharian yang lebih baik, bersifat sementara dan punya harapan kembali ke kampung halaman.

Migrasi yang tidak berdasarkan sikap serta harapan untuk kembali ke kampung halaman asli, terjadi pada masyarakat batak toba akibat terlalu padat penduduknya sekitar tahun 1930.

B. Jumlah Penduduk Dalam Sejarah

Dalam arti luas penduduk atau populasi adalah sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki suatu tempat tertentu. Mempelajari penduduk pada hakikatnya mengadakan pendekatan terhadap tiga sudut pandang, yaitu:

a. Untuk memperoleh data penduduk yang nyata b. Untuk memperoleh penafsiran tabiat sosial

c. Untuk melakukan aksi sosial, yaitu mengetahui secara komprehensif dengan mengkombinasikan ketiga sigi tersebut.

Adapun ilmu yang menggumuli masalah penduduk adalah demografi (demography), merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk , terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah,

(8)

Ada dua sudut pandang dalam teori kependudukan ini, yaitu dari segi sosial dan segi naturalistik. Sudut pandang dari segi sosial dimuali oleh Thomas Robert Malthus (Inggris 1766-1804), yang menyatakan bahwa kemelaratan disebabkan oleh tidak adanya

keseimbangan antara pertambahan penduduk dengan pertambahan pangan.

Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam dia punya esai yang orisinal, Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang, penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya)

sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara "deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Dalam terbitan-terbitan belakangan, Malthus

menekankan lagi tesisnya, tetapi tidak sekaku semula, dengan hanya berkata bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan. Dari kedua bentuk uraian tesis itu, Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas

manusia akan kejeblos ke dalam rawa-rawa kemiskinan dan berada ditubir kelaparan. Dalam jangka panjang, tak ada kemajuan teknologi yang dapat mengalihkan keadaan itu, karena kenaikan suplai makanan terbatas.

Sudut pandang dari segi naturalistik menyatakan, bahwa pertumbuhan penduduk ditentukan oleh bahan makanan yang bergantung dari lingkungan, sehingga dikenal adanya teori ekonomi lingkungan seperti:

1. Teori Pearl

Pearl mengemukakan teori universal tentang pertumbuhan penduduk yang didasarkan atas dugaan atau asumsi biologi dan geografi. Tiap penduduk mula-mula mengalami pertambahan atau kenaikan jumlah sangat lambat, yang makin lama makin cepat, mencapai titk tengah daur, dan kemudian makin berkurang pertambahannya hingga mencapai akhir dari daur. Pertumbuhan daur tersebut mengikuti kurva normal.

Jadi mula-mula jumlah penduduk sedikit, bertambah hingga makin lama makin banyak tetapi akhirnya tidak bertambah lagi. Pada teori Malthus yang menyebabkan berhentinya

pertambahan penduduk ialah makin banyaknya kematian akibat kekurangan makan, kelaparan, penyakit dan lain-lainya, kalau pada toeri Pearl penyebab berhentinya

(9)

Kesimpulan ini diperolehnya dari penelitian lalat di dalam botol yang diubah-ubah ukuran besarnya, dan pada penelitian organisme lain. Kepadatan di dalam ruang mempengaruhi tingkat reproduktivitas, semakin padat penduduknya semakin berkurang tingkat kelahirannya. Sehingga menjadi faktor yang memperlambat pertumbuhan penduduk. Jadi kepadatan

penduduk secara otomatis akan mempengaruhi kemampuan untuk membuat keturunan.

Gambar 1. Pertumbuhan Penduduk Pearl

Apabila sistem ekonomi berubah, misalnya pertanian bergeser menjadi industri, dimulailah daur baru, yaitu daur kurva normal baru dan daur baru ini dapat juga mengganti daur lama sebelum yang lama menyelesaikan siklusnya

2. Teori Gini

Pertumbuhan penduduk oleh Gini dipandang dari sudut pandang statistik biologi, dan ia percaya bahwa kecenderungan reproduksi penduduk secara keseluruhan atau sebagian keluarga mengikuti kurva parabolik metematika.

Penduduk mengalami tingkat muda pada permulaan dengan pertumbuhan cepat, kemudian mencapai kedewasaan, menjadi tua dan menurun jumlahnya. Jadi penduduk mengalami pertumbuhan dan keruntuhan, dan pertambahan penduduk itu tidak dibatasi oleh persediaan bahan makanan yang diperlukan, melainkan oleh hokum biologi yang mengatur

pertumbuhan. Sebagai bukti ada banyak bangsa yang mengalami keruntuhan sebelum mncapai batas makanan yang diperlukan.

(10)

Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk Gini

Selama fase pertumbuhan mula-mula, ketuaan penduduk makin besar, hal ini disebabkan karena ketuaan itu merupakan warisan, sehingga setiap generasi akan mempunyai tingkat ketuaan lebih dari generasi sebelumnya. jika kewredian menjadi lebih besar, penduduk bertambah lebih cepat, tetapi kemudian tenaga reproduksi mengalami “keausan natural”. Keausan ini disebut metabolisme demografi, jadi setelah penduduk makin cepat

pertambahannya, persaingan di dalam hidup makin hebat yang secara otomatis mengurangi tanaga hidupnya, sampai akhirnya tak dapat bereproduksi.

3. Teori Sosial

(11)
(12)

4. Transisi Demografi

Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar. Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.

Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050

Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.

a. Pada keadaan 1.0

(13)

penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).

b. Pada keadaan 2.0

Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi, misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun. c. Pada keadaan 3.0

Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka

turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga

pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.

d. Pada keadaan 4.0

Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau tanpa pertumbuhan.

C. Masalah Kependudukan Di Indonesia

Dalam proses pembangunan, upaya mengendalikan kependudukan di Indonesia perlu memperhitungkan beberapa determinasi pembangunan, diantaranya lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, penyediaan pangan, kebutuhan pokok, industrialisasi, pengolahan energi, dan lingkungan pembangunan daerah.

Profil demografi kependudukan Indonesia meliputi ciri pokok dan sifat kependudukannya, yaitu jumlah yang besar, pertumbuhan cukup tinggi, penyebaran tidak mereata, struktur umur muda, dan sifat sosial ekonomi yang mencerminkan keterbelakangan.

(14)

Jawa terutama disebabkan oleh tingkat pertambahan alamiah penduduk di luar Jawa lebih tinggi dari pada di Jawa.

Disamping pertumbuhan, penyebaran dan kepadatan komposisi umur penduduk juga memegang peranan penting dalam mengkaji sifat-sifat kependudukan. Contoh kasusnya seperti ini, misalnya susunan umur dan kelamin penduduk hasil sensus 1961, 1971, 1980 dapat diketahui bahwa ketiga referensi waktu itu, jumlah penduduk yang berumur dibawah 15 tahun berturut-turut ialah 42,1%, 44%, dan 40,8%. Dan yang memiliki kelaziman umur yang muda lebih dari 15% dari kelas umur di bawah 15 tahun. Keadan demikian mempunyai implikasi dalam hal beban tenaga produktif bagi tenaga yang tidak produktif atau rasio beben tanggungan. Rasio beban tanggunagn biasanya dihutung demikian

Rasio beban Tanggungan = jumlah penduduk usiakurang darijumlah penduduk usia15tahun danlebih dari15−59tahun 59tahun

D. Kebijaksanaan Kependudukan

Ada dua alasan, mengapa corak kebijaksanaan kependudukan Indonesia berbeda dengan tuntutan kebijak sanaan kependudukan masa kini. Pertama, karena di masa lampau penduduk dipandang lebih sebagai potensi nasional. Kedua, ada perasaan bahwa tanah air kita kaya-raya, masih amat luas daratan maupun lautannya untuk menampung kepadatan penduduk. Pertumbuhan penduduk di Dindonesia masih sangat wajar dibandingkan dengan Taiwan, Singapura, dan Tiongkok. Dan kedua pernyataan tersebut tidak selalu benar.

Pertambahan penduduk hanya akan memperluas pasar bila di lakukan bersamaan dengan pertambahan daya beli dan pertambahan pendapatan. Anggapan bahwa Indonesia masih luas, kaya-raya, dan berkepadatan penduduk dibawah negara-negara berpenduduk banyak lainnya, itu masih kurang tepat. Tidak semua bagian di Indonesia memiliki kesuburan yang sama. Seperti Pulau jawa, di Pulau Jawa datarannya sangat subur karena memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif.

Semua masalah yang dikemukakan di atas dapat diselesaikan dengan teknologi untuk memberi kesuburan tanah yang sudah ada dan beberapa cara untuk memeratakan kepadatan penduduk. Dengan dasar beranjak sama seperti kebijaksanaan penyebaran penduduk

(15)

E. Kependudukan dan Pembangunan

Proses pembangunan sebenarnya merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan, supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri bergantung kepada manusia dan struktur sosialnya. Jadi, bukan hanya yang dikonsepsikan sebagai usaha pemerintah belaka. Pembangunan bergantung kepada suatu innerwill, proses emansipasi diri. Suatu partisipasi kreatif dalam proses pembangunan hanya menjadi mungkin karna proses pendewasaan. Jadi, umumnya pembangunan adalah suatu proses peningkatan yang terus-menerus pendapatan per jiwa penduduk. Hal ini tercapai berkat peningkatan produktivitas per jiwa penduduk.

F. Kependudukan Keluarga Berencana dan Agama

GBHN tahun 1988 bab VI menyatakan bahwa program keluarga berencana diperluas ke seluruh wilayah dan masyarakat termasuk daerah-daerah permukiman baru. Dan peningkatan jumlah dan pemeliharaan kelestarian peserta keluarga berencana. Hal ini menandakan bahwa program keluarga berencana merupakan program nasional, yang mau tidak mau harus

dilaksanakan demi pembangunan di bidang sosial.

Program keluarga berencana (KB) ini, dimulai oleh kepeloporan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang dimulai tahun 1957, meskipun pesan Kb-nya sudah disampaikan sejak tahun 1952 melalui radio di Yogyakarta. Kemudian melalui simposium, kongres, dan sebagainya. Maka pada tahun 1968 berdirilah lembaga KB Nasional (LKBN). Selanjutnya masuklah program KB ke dalam Pelita I disertai berdirinya BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) tahun 1970, sebagai pengganti LKBN.

Prof. Dr. H.A. Mukti Ali dalam mengamati kependudukan dalam konteksnya dengan agama, meliputi tiga hal pokok, yaitu:

1. Masalah keluarga berencana

2. Pendidikan kependudukan

(16)

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Dari hasil membaca buku M. Munandar Soelaeman, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Analisis sosio logis proses demografi, merupakan suatu kajian yang kompleks, integral dari sosiologi demografi, sehingga sifat hubungan variabelnya adalah reversibel. Kecenderungan migrasi ada hubungannya dengan integral sosial, kohesi sosial, dan norma sosial.

2. Analisis gerak sosial tingkat makro meliputi hal sebagai berikut: volume gerak penduduk berkaitan dengan kondisi sosial, ekonomi dan fisik daerah asalnya. Arah gerak penduduk lebih banyak terjadi pada daerah/desa yang terbuka. Tipologi gerak penduduk adalah komutasi dan sirkulasi. Faktor pendorong terjadinya gerak penduduk adalah tinggkat kehidupan yang rendah dan faktor penarik karena kota sebagai sumber pekerjaan dan pasar tenaga kerja.

(17)

Daftar Pustaka

M. Munandar Soelaeman, Dr, ILMU SOSIAL DASAR, REFIKA ADITAMA, Mei 1986.

http://blogpki.blogspot.co.id/2013/06/transisi-demografi.html

(18)

Lampiran

Gambar 1 pertumbuhan penduduk Pearl

Gambar 2 pertumbuhan penduduk Gini

Gambar

Gambar 1. Pertumbuhan Penduduk Pearl..................................................................................9
Gambar 1. Pertumbuhan Penduduk Pearl
Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk Gini
Gambar 3. Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050

Referensi

Dokumen terkait

1) Membangun sistem Aplikasi Kesbangpol (SI-WARDI) dan Situation Room dengan tujuan menjadi pusat data dan informasi yang dikemas dalam bentuk Peta Digital yang

Hasil karakterisasi asam humat hasil ekstraksi cair-cair tanah gambut fibrik dan hemik dengan menggunakan FTIR menunjukkan adanya kesamaan gugus fungsi dengan asam

LAMPIRAN KOEFISIEN MANAJEMEN LABA Variables Entered/Removed b Model Variables Entered Variables Removed Method 1 PPE_TA, REV_TA a. All requested

menyelesaikan Laporan Ahkir yang berjudul “ Efektivitas Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA) PDAM

Terdapat banyak perbedaan diantara kedua metode tersebut, penentuan zona inti dengan metode marxan, sudah melewati proses kajian dan survei yang mendalam dalam

Artikel ini merupakan rangkuman kegiatan penelitian dan proses desain dari produk meja (meja DAYA) yang dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik pengguna kursi

19/2005, dengan pemahaman  bahwa kurikulum yang diterapkan di madrasah/sekolah harus senantiasa up to date, dapat mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tepat (sahih, benar, valid) serta dapat