• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi 4 8 Model Model Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi 4 8 Model Model Pembelajaran "

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi mengajar merupakan suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, dalam proses mengajar terdapat kegiatan membimbing siswa agar siswa berkembang sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya, melatih keterampilan baik keterampilan intelektual maupun keterampilan motorik sehingga siswa dapat dan berani hidup di masyarakat yang cepat berubah dan penuh persaingan, memotivasi siswa agar mereka dapat memecahkan berbagai persoalan hidup dalam masyarakat yang penuh tantangan dan rintangan, membentuk siswa yang memiliki kemampuan inovatif dan kreatif, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Guru merupakan pekerjaan profesional yang membutuhkan kemampuan khusus hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan.

(2)

mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Model Pembelajaran?

2. Apa fungsi dan ruang lingkup Model Pembelajaran?

3. Bagaimana Perbedaan istilah Pendekatan, Strategi, Metode dan Model Pembelajaran?

4. Apa saja dasar yang menjadi pertimbangan untik memilih Model Pembelajaran?

C. Tujuan

(3)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model PAIKEM

1. Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik.Model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang

menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Proses model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce.

Ismail dalam menyatakan istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu:

a. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya. b. Tujuan pembelajaran akan dicapai.

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil.

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

(4)

memungkinkan siswa berinteraksi dan terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Model pembelajaran berbeda dengan teknik, strategi, dan metode tetapi sangat erat hubungannya dengan teknik, strategi, maupun metode. Karena pengertian model dikembangkan dari teknik, strategi dan metode pembelajaran.

2. Model PAIKEM

PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Sebelum PAIKEM istilah yang sering digunakan adalah Pembelajaran Aktif,Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Selain metode pembelajaran dengan sebutan PAKEM, muncul pula sebutan PAIKEM GEMBROT yang mempunyai kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot di Jawa Tengah. Namun demikian PAIKEM adalah istilah yang paling familiar dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini.Menurut Syah dan Kariadinata , PAIKEM dapat digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru. PAIKEM dikembangkan berdasarkan beberapa perubahan/

peralihan:

a. Peralihan dari belajar perorangan (individual learning) ke belajar bersama (cooperative learning).

(5)

c. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (knowledgetransmitted) ke bentuk interaktif, keterampilan proses dan pemecahan masalah.

d. Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar.

e. Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assessment seperti portofolio, proyek, laporan siswa, atau penampilan siswa (Shadiq dalam Syah dan Kariadinata) , Pengertian model pembelajaran dan PAIKEM pada uraian di atas

jika digabungkan, maka didapat pengertian bahwa model PAIKEM ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dari persiapan, pelaksanaan, hingga akhir kegiatan agar siswa aktif, kreatif, dan memiliki motivasi di dalam dirinya sebagai dampak dari situasi belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3. Karakteristik PAIKEM

Syah dan Kariadinata , PAIKEM memiliki karakteristik sebagai berikut. a. Berpusat pada siswa (student-centered ).

b. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning).

c. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competency-based learning).

d. Belajar secara tuntas (mastery learning).

e. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning). 11

f. Belajar sesuai dengan kekinian dan kedisinian (contextual learning).

(6)

pembelajaran terdapat empat aspek yaitu komunikasi, interaksi, pengalaman, dan refleksi, maka kreteria PAIKEM terpenuhi.

4. PAIKEM sebagai Model Alternatif Pembelajaran yang Sesuai dengan Standar Proses

Sebuah pendekatan pembelajaran yang ideal haruslah dapat lebih memberdayakan peserta didik, tidak gurusenris, dan menyenangkan. Salah satunya kita kenal dengan nama PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inspiratif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). PAIKEM menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

PAIKEM membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis, dan berpikir kreatif (Pusbang Tendik, 2011:5). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, manarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi, dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality), ketajaman pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

(7)

diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh peserta didik sendiri, sesuai dengan KD pada tiap-tiap mata pelajaran.

Prinsip PAIKEM merujuk pada pembelajaran dengan basis kompetensi, yaitu:

1.Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya.

2.Integral agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.

3.Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individualsetiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu, dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.

4.Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus-menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberi layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberi layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.

(8)

dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan.

6.Pembelajaran dilakukan dengan multistrategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar yang beragam bagi peserta didik.

Selanjutnya dikatakan bahwa PAIKEM memiliki 4 ciri: mengalami, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Keempat ciri tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

1.Mengalami (pengalaman belajar): melakukan pengamatan, melakukan percobaan, malakukan penyelidikan, melakukan wawancara, peserta didik belajar banyak melalui berbuat, pengalaman langsung yang mengaktifkan banyak indera. 2.Komunikasi: mengemukakan pendapat, presentasi laporan, memajangkan hasil karya, mengungkap gagasan.

3.Interaksi: diskusi, tanya jawab, lempar lagi pertanyaan, kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin mantap, kualitas hasil belajar meningkat.

4.Kegiatan refleksi, yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat: “Mengapa demikian?”, “Apakah hal itu berlaku untuk ...?”, untuk perbaikan gagasan/makna, untuk tidak mengulangi kesalahan, peluang lahirkan gagasan baru.

(9)

5. Implementasi PAIKEM pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

Sebelum dikemukakan implementasi PAIKEM pada pembelajaran bahasa Indonesia, perlu dikemukakan secara umum implementasi PAIKEM di sekolah. Implementasi PAIKEM di sekolah adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan amanat yang terdapat dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Pada pasal 19 ayat 3 PP 19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan demikian, sebelum melakukan pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu dilakukan perencanaan pembelajaran.

Pada Standar Proses dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup. Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan kegiatan:

1.Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

2.Mengajukan pertanyaa-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

3.Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; 4.Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.

(10)

proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Maksud dari ketiga kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.

1.Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

b. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

c. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

d. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan e. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

2. Elaborasi

Dalarn kegiatan elaborasi, guru:

a.membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

b.memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

c.memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

(11)

e.memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar

f.rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

g.memfasilitasi peserta didik untuk presentasi; kerja individual maupun kelompok; h.memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival produk yang

dihasilkan

i.memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

3. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

c. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

d. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, denganmenggunakan bahasa yang baku dan benar;

2) membantu menyelesaikan masalah;

(12)

4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

Dalam kegiatan penutup, guru:

1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;

2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

5. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Implementasi PAIKEM pada pembelajaran bahasa Indonesia adalah merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan mendasarkan pada prinsip pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Contoh skenario pembelajaran bernuansa PAIKEM untuk pembelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XII pada

KD4.1 Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan strukturadalah sebagai berikut.

1. Kegiatan pendahuluan

(13)

b. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan pada peserta didik tentang pengalaman peserta didik menulis surat, manfaat surat, dan sebagainya. c. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran dan KKM KD.

d. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan yang akan dilakukan.

2. Kegiatan Inti

a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4 atau 5 orang.

b. Guru memotivasi peserta didik untuk bekerja dan berdiskusi dengan baik dan akan menilai proses diskusi serta memilih kelompok terbaik.

c. Guru membagikan beberapa contoh surat lamaran kepada tiap kelompok.

d. Peserta didik mencermati surat dan berdiskusi untuk menentukan unsur-unsur surat lamaran pekerjaan.

e. Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang hasil pekerjaannya menentukan unsur-unsur surat lamaran.

f. Guru melakukan konfirmasi terhadap jawaban peserta didik.

g. Guru membagikan LKS yang berisi iklan lowongan pekerjaan dan langkah-langkah kerja, kertas lebar, spidol dan selotip pada tiap kelompok.

h. Tiap kelompok menulis surat lamaran pekerjaan pada kertas lebar dengan menggunakan spidol.

i. Tiap kelompok menempel hasil pekerjaan pada dinding kelas.

(14)

k. Guru memberikan konfirmasi pada hasil pekerjaan tiap kelompok, memberi pujian, saran, dan koreksi.

l. Guru menetapkan kelompok paling berprestasi dan memberikan hadiah.

3. Kegiatan penutup

a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi surat lamaran pekerjaan.

b. Guru mengajak peserta didik melakukan refleksi dengan menanyakan kesan dan manfaat yang diperoleh peserta didik setelah belajar menulis surat lamaran.

c. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan dari surat kabar pada kertas folio sebagaimana surat lamaran sesungguhnya.

d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Pada rancangan pembelajaran di atas, guru sudah menggunakan beberapa metode dan media. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru juga telah memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, dan sumber belajar. Guru juga telah memfasilitasi peserta didik untuk berkompetisi secara sehat, melaporkan hasil eksplorasi, dan memamerkan produk belajarnya. Jelasnya, PAIKEM sudah tampak pada skenario pembelajaran tersebut.

(15)

1. Sebelum membantu peserta didik untuk menjadi pribadi yang kreatif, jadilah guru yang kreatif terlebih dahulu. Mengapa guru harus kreatif? Hernowo (2007:7) menulis:

Apabila seorang guru tidak kreatif, kehidupan itu akan ”mati” - tidak ada lagi yang baru. Bayangkan jika kehidupan yang mati itu menular ke kehidupan yang lain yang mengglobal? Guru harus kreatif karena guru yang kreatif akan menjadikan kehidupan itu sangat kaya dan bervariasi. Guru yang tidak kreatif akan menjadikan kehidupan ini membosankan, monoton, dan tidak bermakna.

Dalam ungkapan Hernowo tersirat makna bahwa guru yang kreatif akan membangkitkan kehidupan atau secara lebih khusus iklim pembelajaran di kelas yang kondusif. Sebaliknya, jika kelas menjadi mati, peserta didik menjadi bosan, itu adalah karena gurunya kurang kreatif. Guru kreatif akan selalu mengubah-ubah ”penampilannya” di kelas. Jika hari ini, jam ini, materi ini, dia menggunakan teknikcooperative learning misalnya, dia akan menggunakan teknik lain pada hari lain dengan materi lain. Guru kreatif bukan guru biasa yang tiap masuk kelas hanya membawa buku pelajaran, buku kerja guru, dan seperangkat alat tulis. Dia akan memanfaatkan berbagai media, bahkan barang-barang bekas, seperti tali rafia, kardus, atau lainnya, apa pun pelajarannya. Lihatlah ekspresi peserta didik ketika guru masuk kelas dengan ”tampilan dan benda” yang berbeda dengan biasanya. Pasti semua mata akan tertuju kepada sang guru layaknya artis panggung yang menjadi idola.

(16)

guru. Guru kreatif akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (1999:24) mengemukakan teori Quantum Learning. Mulanya, quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov yang bereksperimen tentang ”suggestology”. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar. Berbagai teknik dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif seperti mendudukkan peserta didik secara nyaman, pemberian penghargaan, atau pemunculan suasana kegembiraan.

3. Dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, guru juga dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimilikinya dan dimiliki sekolah. Guru yang memiliki kelebihan dalam bercerita secara menarik misalnya, dapat menggunakannya untuk mendorong motivasi peserta didik atau membantu pencapaian kompetensi, dengan cerita-cerita yang relevan tentunya. Manfaatkan juga fasilitas yang dimiliki sekolah, seperti fasilitas TIK, laboratorium, alat peraga, dan sebagainya. Banyak sekolah yang kini dilengkapi dengan fasilitas TIK, IPTEK baik yang berasal dari dana block grant maupun dari dana yang dihimpun sekolah itu sendiri. Namun, belum banyak guru yang mau dan mampu memanfaatkannya untuk pembelajaran.

(17)
(18)

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan. Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Proses belajar-mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode pembelajaran secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain.

Berikut ini akan kami bagikan model dan strategi pembelajaran aktif (Active learning) atau yang sring kita kenal dengan sebutan Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Metode PAIKEM sebagai alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.

(19)

Aplikasi strategi PAIKEM harus bersifat variatif. Sekian banyak model strategi PAIKEM seharusnya tidak diterapkan secara tunggal, melainkan harus dikombinasi antara satu strategi dengan strategi lainnya. Kombinasi dua strategi atau lebih ini sangat menopang ketuntasan pencapaian tujuan optimal. Pemilihan dua atau lebih strategi dalam satu proses pembelajaran harus melihat dan mencermati Kompetensi Dasar disampaikan. Disamping itu, kombinasi dua strategi atau lebih ini sangat sesuai dengan prinsip dasar PAIKEM, yakni, pembelajaran serba variasi. Proses pembelajaran harus menggunakan variasi metode, variasi strategi, variasi media, dan variasi sumber belajar.

Berikut ini macam-macam metode pembelajatan PAIKEM dan langkah-langkah penerapanya :

1. EVERYONE IS A TEACHER HERE (Setiap murid sebagai guru)

Langkah-langkah Penerapan :

1. Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.

2. Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.

(20)

4. Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap membaca--tanpa langsung menunjuknya). 5. Mintalah dia memberikan respons (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau

permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya.

6. Berikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak takut salah.

7. Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia. 8. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

Tujuan penerapan metode ini adalah: membiasakan peserta didik untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah.

11. ROLE PLAY (Bermain Peran)

Langkah-langkah Penerapan :

1. Menetapkan topik : (Konflik interpersonal, Konflik antar golongan, Perbedaan pendapat/perspektif, dll.

2. Tunjuk dua orang siswa/peserta didik maju ke depan untuk memerankan karakter tertentu: 10 -15 menit.

3. Mintalah keduanya untuk bertukar peran.

(21)

6. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut. Tujuan penerapan metode ini adalah :

 Memberikan pengalaman kongkrit dari apa yang telah dipelajari.

 Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.

 Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial.

 Menyiapkan/menyediakan dasar-dasar diskusi yang kongkrit.

 Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa/peserta didik.

 Menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi di balik suatu keinginan.

14. TEAM QUIZ (Pertanyaan Kelompok)

Prosedur metode ini adalah sebagai berikut :

1. Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian, misalnya tentang pernikahan dan perceraian dalam Islam.

2. Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok.

3. Guru menjelaskan bentuk sesinya dan memulai presentasi. Guru membatasi presentasi sampai 10 menit atau kurang.

4. Guru meminta tim A menyiapkan quiz yang berjawaban singkat. Quiz ini tidak memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau lagi catatan mereka.

5. Tim A menguji anggota tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya.

(22)

7. Ketika quiz selesai, guru melanjutkan pada bagian kedua pelajaran, dan menunjuk Tim B sebagai pemimpin quiz.

8. Setelah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, guru melanjutkan pada bagian ketiga dan menentukan tim C sebagai pemimpin quiz.

Tujuan penerapan metode Teknik tim ini dapat meningkatkan kemampuan tanggungjawab peserta didik tentang apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.

23. POSTER COMMENT

Metode ini bertujuan untuk menstumulasi dan meningkatkan kreatifitas dan mendorong penghayatan siswa terhadap suatu permasalahan. Dalam metode ini siswa didorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang gambar atau poster. Metode ini memiliki prosedur sebagai berikut :

1. Pilihlah sebuah gambar atau poster yang ada kaitannya dengan topik bahasan yang akan dibahas.

2. Mintalah siswa untuk mengamati terlebih dahulu gambar atau poster tersebut.

3. Mintalah mereka untuk berdiskusi secara berkelompok, kemudian mereka diminta memberikan komentar atau pendapat tentang gambar atau poster tersebut.

4. Siswa diminta untuk memberikan solusi atau rekomendasi berkaitan dengan gambar atau poster tersebut.

(23)

Perlengkapan :

 Sebuah poster atau sejumlah kelompok.

 Poster-poster tersebut sesuai dengan topik yang akan dibahas.

 Solasi/lakban plastic

BAB IV

A.PENUTUP

PAIKEM merupakan alternatif pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Standar Proses. PAIKEM dapat diwujudkan dalam berbagai metode, teknik, dan model pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, KD, dan peserta didik.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Cooper, James M. 1990. Classroom Teaching Skill. Lexington, Massachusetts Toronto: D.C. Heath and Company.

DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. (1999). Quantum Learning. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman, Bandung: Kaifa.

Hernowo. 2007. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar secaraKreatif. Bandung: LMC

Kemendiknas, Pusbang Tendik. 2011. PAIKEM – Suplemen Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah. Jakarta

Rooijakkers, Ad. 2003. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sanjaya, Wina Dr., M.Pd. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zamroni. 2003. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: BIGRAF Publishing.

_____Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

(25)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sosialisasi dan pelatihan mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sarana pemasaran dan penjualan dilakukan kepada pengerajin cangkang kerang di Sentra Ikan Bulak yang

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP BUDAYA ORGANISASI DI DIVISI SEKRETARIAT PERUSAHAAN PT..

Pada Gambar 9 ini, dapat dili- hat bahwa sampel alumina yang mempunyai nilai ke- kerasan maksimum, bentuk struktur mikronya relatif lebih halus bila dibandingkan dengan bentuk

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan produk dan kebutuhan mencari variasi konsumen berpengaruh

Seseorang yang mempunyai self-efficacy rendah cenderung lebih ragu mengenai kemampuan dan menghindari masalah yang dialami karena menganggap masalah tersebut

Dalam penelitian ini, penulis memperhitungkan laju pertumbuhan jumlah mahasiswa aktif di masa lalu (Tahun Akademik 1998/1999 hingga 2003/2004) untuk mengestimasi waktu

[r]