• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT Kewajiban Registrasi Pelan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis SWOT Kewajiban Registrasi Pelan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis SWOT Kewajiban Registrasi Pelanggan Jasa

Telekomunikasi

Sindhu Syahdan Permadhie

Fakultas Manajemen Telekomunikasi, Jurusan Magister Teknik Elektro, Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia

Email : sindhu.permadhie@gmail.com, sindhu.syahdan@ui.ac.id Dosen : DR Ir Iwan Krisnadi MBA

Abstrak - Kemajuan teknologi saat ini yang semakin canggih, ibarat mata uang yang mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif. Salah satu bentuk teknologi yang dapat digunakan untuk hal-hal yang negatif dan cenderung kriminal adalah teknologi seluler. Teknologi yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi secara mobile dengan menggunakan perangkat handphone/smartphone yang didalamnya terpasang sebuah simcard sebagai identitas pengguna di dalam sebuah jaringan seluler. Melalui beberapa fitur dari teknologi seluler, dalam hal ini yang paling sering digunakan adalah fitur sms, beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab telah memanfaatkannya sebagai media untuk melakukan tindak kejahatan, dan tidak sedikit yang sudah menjadi korban.

Registrasi pelanggan seluler merupakan mekanisme pendaftaran data pelanggan pada saat aktivasi nomor simcard baik prabayar maupun pascabayar. Data pelanggan inilah yang nantinya akan diasosiasikan terhadap nomor simcard yang digunakan pelanggan tersebut.

Data pelanggan yang diregistrasikan pada saat aktivasi simcard prabayar masih belum sepenuhnya dapat divalidasi, sehingga celah tersebut masih dapat menimbulkan potensi penyalahgunaan simcard prabayar untuk tindak kejahatan melalui jaringan seluler.

Keyword : Registrasi Kartu Prabayar, Seluler, Simcard, Prabayar

Abstract - The advance of technology today are increasingly sophisticated, like a coin that has two sides, that is positive and negative. Cellular technology is a kind of technology that can be used for negative things and tend to be criminal. Its technology allows users to communicate on a mobile using a cellular phone which is equipped by simcard as user identity within a cellular network. By using some cellular features, like messaging, as the most popular ones, some irresponsible parties have used it as a tools to commit a crime, and we can’t say that the victims are in small number.

Mobile subscriber registration is a mechanism for subscriber to register their data when they going to activate either their prepaid or postpaid simcard. This subscriber data will be associated with simcard number they used.

(2)

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini, khususnya teknologi seluler sangatlah pesat. Saking pesat nya sehingga saat ini telepon seluler sudah bukan lagi menjadi barang mewah. Hampir semua orang mempunyai telepon seluler untuk berbagai keperluan. Pada awalnya telepon seluler hanya digunakan untuk berkomunikasi baik melalui layanan panggilan suara ataupun layanan pesan atau sms, tetapi seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, fungsi-fungsi tambahan sudah mulai disematkan kedalam perangkat telepon seluler sehingga telepon seluler tidak hanya mempunyai layanan telepon dan sms, tetapi bisa juga digunakan sebagai akses internet, panggilan video, streaming, chatting, dan sebagainya. Perangkat telepon seluler dengan berbagai fitur tambahan tersebut biasa kita kenal dengan istilah smartphone.

Sejarah perkembangan teknologi seluler di Indonesia dimulai pada tahun 1984, dimana untuk pertama kalinya Indonesia mengadopsi teknologi seluler secara komersial. Pada saat itu teknologi yang digunakan adalah teknologi NMT dari Eropa dan AMPS yang masih menggunakan sistem analog atau biasa dikenal dengan istilah teknologi generasi pertama atau 1G.

Pada tahun 1993, barulah mulai diperkenalkan teknologi GSM atau yang biasa dikenal sebagai teknologi generasi kedua atau 2G. Apabila di generasi pertama komunikasi yang dilakukan hanyalah berupa layanan suara, maka di generasi kedua ini (2G) mulai diperkenalkan layanan komunikasi pesan yang berbasis text yang kemudian dikenal dengan istilah sms (short message service). Layanan pesan ini yang kemudian menjadi sangat fenomenal dikarenakan penggunaannya yang sangat populer di kalangan masyarakat sehingga menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar dari penyelenggaraan layanan seluler.

Teknologi seluler di Indonesia telah berevolusi beberapa kali sehingga saat ini berada pada tingkat teknologi seluler generasi keempat (4G), yang mampu memberikan pelanggan kecepatan data yang lebih tinggi dari sebelumnya sehingga dapat memberikan layanan-layanan lain tidak sekedar layanan komunikasi berbasis suara dan teks, melainkan layanan tambahan yang berbasis internet.

Evolusi teknologi seluler yang terjadi diimbangi juga dengan perkembangan teknologi yang digunakan pada perangkat telepon seluler. Kemajuan teknologi telepon seluler dapat dilihat secara kasat mata dari ukuran dan berat telepon seluler dari kini semakin ringan dan semakin

compact. Bahkan kemajuan teknologi pada telepon seluler mampu menghadirkan sebuah perangkat komunikasi yang tidak hanya dapat digunakan untuk komunikasi suara dan teks, melainkan dapat sekaligus digunakan sebagai akses internet, dan bahkan tidak menutup kemungkinan mampu menggantikan peran sebuah komputer.

Tidak kalah dengan perkembangan teknologi s e l u l e r d a n p e r a n g k a t t e l e p o n s e l u l e r, pertumbuhan jumlah pelanggan seluler di Indonesia juga semakin meningkat sebagaimana grafik jumlah pelanggan seluler di bawah,

Jumlah Pelanggan Seluler dan Pertumbuhan Pelanggan Seluler

Jumlah Pelanggan Seluler Pertumbuhan Pelanggan Seluler 12.87

(3)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa jumlah pelanggan seluler dari tahun 2012 telah melebihi jumlah penduduk Indonesia yang berkisar 262 juta jiwa. Hal ini juga dapat menggambarkan bahwa jumlah kartu simcard yang beredar di masyarakat baik pasca bayar maupun prabayar, jumlahnya sangat banyak, dan dari data tersebut dapat mengindikasikan kebiasaan masyarakat menggunakan simcard lebih dari satu, terutama untuk layanan panggilan telepon biasa dan layanan penggunaan data internet. Khusus untuk kartu yang hanya digunakan untuk layanan data internet, trend penggunaannya hanya untuk sekali pakai dikarenakan promo kuota data internet yang ditawarkan oleh masing-masing operator seluler.

Dari sekian banyak pelanggan seluler yang tersebar di Indonesia, komposisi pengguna simcard prabayar mendominasi penggunaan simcard seluler. Komposisi penggunaan simcard prabayar mencapai 98% jika dibandingkan pengguna simcard pascabayar yang hanya mendapatkan porsi 2%. Gap yang lebar ini t e n t u n y a d i p e n g a r u h i b e b e r a p a f a k t o r, diantaranya tingkat kemudahan dalam aktivasi kartu prabayar lebih tinggi dibandingkan aktivasi kartu pascabayar. Karena untuk mendapatkan layanan seluler dengan kartu pascabayar, calon pelanggan dihadapkan beberapa persyaratan dan form yang harus diisi di galeri operator, artinya selain persyaratan yang cukup merepotkan, pelanggan diwajibkan untuk datang ke galeri operator juga merupakan faktor tambahan yang cukup membuat repot calon pelanggan. Sedangkan untuk proses aktivasi kartu prabayar, calon pelanggan bisa mendapatkan kartu prabayar di outlet terdekat, tanpa harus mengunjungi galeri operator, dan kemudian proses aktivasi dapat dilakukan sendiri. Kemudahan seperti itulah yang menjadi salah satu faktor masyarakat Indonesia lebih menyukai untuk menggunakan layanan seluler dengan simcard prabayar.

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bahwa teknologi layaknya mata uang yang mempunyai dua sisi, bisa digunakan untuk hal yang positif ataupun hal yang negatif. Hal ini berlaku juga di layanan seluler yang ada di Indonesia, beberapa tahun terakhir ini muncul fenomena tindak kejahatan melalui layanan pesan (sms) dengan modus penipuan, tidak sedikit yang menjadi korban dari modus penipuan tersebut. Tidak hanya modus penipuan yang dilakukan melalui layanan seluler, modus perjudian dan bentuk-bentuk penawaran layanan asusila pun banyak ditemukan di layanan pesan (sms). Masyarakat yang menjadi korban mungkin hanya bisa pasrah, karena walaupun sudah dilaporkan, pihak aparat juga kesulitan untuk menentukan pemilik nomor Teledensitas Seluler 2012 - 2016

Gambar 1.2. Grafik Teledensitas Seluler 2012 - 2016

Prabayar VS Pascabayar

(4)

sebenarnya yang digunakan dalam tindak kejahatan tersebut, karena data yang tersimpan dalam operator tidak sesuai dengan data pelanggan sebenarnya, dan kalaupun ditelusuri dari sisi jaringan, kartu simcard prabayar tersebut dapat dengan mudah dibuang dimana saja. Untuk skala yang lebih canggih lagi, sebuah simcard yang terpasang pada sebuah telepon seluler, dapat digunakan sebagai pemicu (detonator) jarak jauh sebuah bom, dan hal ini sudah banyak diaplikasikan dalam tindak kriminal terorisme yang sudah terjadi.

Kondisi seperti itulah yang memerlukan regulasi dari pemerintah untuk dapat melindungi warga negara nya sehingga dapat menggunakan layanan seluler dengan lebih nyaman.

II. REGULASI REGISTRASI PELANGGAN Kebutuhan regulasi untuk mengatur dan mewajibkan pelanggan dalam melakukan registrasi data pelanggan pada saat aktivasi layanan seluler pada simcard prabayar sudah dilakukan dari sejak tahun 2005. Akan tetapi regulasi tersebut sepertinya masih belum mampu mengurangi dan menghentikan tindak kejahatan melalui layanan seluler, sehingga pada tahun 2016 yang lalu pemerintah menerbitkan produk regulasi sebagai pengganti regulasi tahun 2005.

PM Kominfo Nomor 23 Tahun 2005

Pada tahun 2005, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengeluarkan regulasi berupa Peraturan Menteri Kominfo Nomor 23 Tahun 2005 tentang R e g i s t r a s i t e r h a d a p P e l a n g g a n J a s a Te l e k o m u n i k a s i u n t u k m e n g a t u r d a n meminimalisir penyalahgunaan kartu prabayar. Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, dalam pelaksanaan registrasi kartu prabayar dibutuhkan identitas pelanggan sekurang-kurangnya terdiri atas :

a. nomor telepon jasa telekomunikasi prabayar yang digunakan

b. identitas yang terdapat pada Kartu Tanda Penduduk/Surat Izin Mengemudi/Passpor/ Kartu Pelajar, yaitu nomor, nama, tempat/ tanggal lahir dan alamat.

Sedangkan bagi operator seluler wajib m e n g a k t i f k a n n o m o r p e l a n g g a n j a s a telekomunikasi prabayar setelah identitas pelanggan jasa telekomunikasi prabayar diterima dengan benar dan lengkap.

Akan tetapi regulasi tersebut sepertinya masih belum cukup kuat untuk menjadi solusi penyalahgunaan kartu prabayar dalam tindak kejahatan, karena kasus-kasus serupa masih terjadi dan pelaku tidak dapat ditelusuri dikarenakan data yang diregistrasikan bukanlah data sebenarnya.

PM Kominfo Nomor 16 Tahun 2016

(5)

tercatat di Ditjen Dukcapil Kemendagri. Tidak seperti mekanisme registrasi sebelumnya, berdasarkan regulasi yang baru ini, pelanggan cukup menggunakan Nomor NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan Nomor Kartu Keluarga yang sesuai. Kedua data tersebut nantinya akan diverifikasi ke database kependudukan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, jika statusnya sesuai, maka nomor prabayar pelanggan akan diaktivasi, jika masih belum sesuai maka pelanggan diwajibkan untuk melakukan aktivasi melalui galeri operator atau gerai outlet yang ditunjuk operator seluler. Bagi Warga Negara Asing yang tidak mempunyai NIK, maka proses aktivasi wajib dilakukan di galeri operator dengan menggunakan identitas yang dimiliki seperti Passpor/KITAP/KITAS.

Beberapa poin penting dalam mekanisme registrasi kartu prabayar sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri kominfo Nomor 12 Tahun 2016 yang telah beberapa kali diubah, dengan perubahan terakhir melalui Peraturan Menteri Kominfo Nomor 21 Tahun 2016 adalah sebagai berikut,

1. Registrasi waijb untuk semua pelanggan

prabayar. Sebagaimana diatur di dalam

regulasi, bahwa semua pelanggan, baik yang saat ini sudah memiliki nomor kartu prabayar ataupun bagi calon pelanggan yang akan menggunakan kartu prabayar, wajib melakukan registrasi data berdasarkan data kependudukan. Bagi pelanggan yang saat ini

sudah memiliki kartu prabayar, maka diwajibkan untuk melakukan registrasi ulang yang berbatas waktu, yaitu sampai dengan tanggal 28 Februari 2018. Jika sampai dengan batas waktu yang ditentukan tersebut, masih belum dilakukan registrsai ulang, maka akan diberlakukan pemblokiran bertahap terhadap nomor kartu prabayar yang dimiliki. Sedangkan bagi calon pelanggan, m e k a n i s m e r e g i s t r a s i p e l a n g g a n menggunakan data kependudukan berupa N I K d a n N o m o r K a r t u K e l u a r g a diberlakukan sejak regulasi ini berlaku. 2. Pemberlakukan validasi dan verifikasi

terhadap data pelanggan. Validasi bagi

pelanggan Warga Negara Indonesia (WNI) menggunakan identitas pelanggan berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga (KK). Identitas tersebut akan diverifikasi dan divalidasi ke database kependudukan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri. Sedangkan bagi pelanggan Warga Negara Asing (WNA), identitas yang digunakan dalam registrasi pelanggan berupa Passpor/KITAP/KITAS dan dilakukan onsite di galeri operator. 3. Pembatasan kepemilikan nomor mulai

dibatasi. Berdasarkan regulasi yang baru,

setiap NIK hanya boleh melakukan aktivasi secara mandiri untuk 3 nomor prabayar per operator seluler. Untuk nomor selanjutnya, pelanggan wajib melakukan aktivasi nomor di galeri operator. Walaupun belum s e p e n u h n y a d i l a k u k a n p e m b a t a s a n , mekanisme tersebut bisa dianggap sebagai

treatment awal untuk diberlakukan regulasi pembatasan nomor selanjutnya.

4. Operator seluler wajib menjaga keamanan

d a t a p e l a n g g a n . D i k a r e n a k a n d a t a

kependudukan merupakan bagian dari data pribadi, maka operator wajib memperlakukan data pelanggan sebagai data rahasia, dan wajib menjaga kerahasiaan data tersebut serta

(6)

wajib memiliki mekanisme keamanan informasi yang dibuktikan dengan sertifikasi ISO 27001.

III. ANALISIS SWOT

Mengingat pentingnya kebenaran data pelanggan di dalam kepemilikan dan penggunaan nomor simcard prabayar, sehingga masyarakat bisa d a p a t l e b i h b e r t a n g g u n g j a w a b d a l a m menggunakan layanan seluler yang tujuan akhirnya masyarakat akan dengan lebih nyaman menikmati layanan seluler, maka perlu dilakukan kajian dan analisis, dalam hal ini menggunakan analisis SWOT terhadap regulasi registrasi kartu prabayar yang saat ini diberlakukan oleh Pemerintah Indonesia.

1. STRENGTHS (KEKUATAN)

a. Merupakan penyempurnaan regulasi sebelumnya yaitu PM Kominfo Nomor 23 Tahun 2005 tentang Registrasi Terhadap Pelanggan Jasa Telekomunikasi b. Pemberlakuan mekanisme validasi dan

verifikasi terhadap data pelanggan yang digunakan pada proses registrasi.

c. Proses aktivasi nomor pelanggan baru dilakukan setelah data pelanggan tervalidasi

2. WEAKNESS (KELEMAHAN)

a. Perekaman data kependudukan dan pencetakan E-KTP belum sepenuhnya selesai dilakukan oleh Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri.

b. M e k a n i s m e p e n g a w a s a n t e r h a d a p regulasi registrasi pelanggan jasa telekomunikasi masih berdasarkan pelaporan dari operator seluler

c. Keberadaan galeri operator yang terbatas khususnya di lokasi atau daerah non perkotaan

d. Belum adanya regulasi pembatasan kepemilikan nomor kartu prabayar.

3. OPPORTUNITY (KESEMPATAN)

a. Kepemilikan kartu prabayar dapat dipastikan kebenarannya sehingga dapat m e n u t u p r u a n g u n t u k t e r j a d i n y a penyalahgunaan layanan seluler

b. Dengan data yang benar, dapat menjadi f a k t o r p e n d u k u n g d i t e r a p k a n n y a kebijakan pemerintah tentang financial inclusive.

c. K e b e n a r a n d a t a p e l a n g g a n a t a s kepemilikan nomor prabayar yang d i g u n a k a n d a p a t m e n d u k u n g terbentuknya ekosistem ekonomi digital melalui implementasi transaksi elektronik non tunai yang berbasis nomor telepon seluler.

4. THREATS (ANCAMAN)

a. Potensi gagalnya registrasi pelanggan prabayar dikarenakan data NIK dan Nomor KK pelanggan belum ter-rekam di database kependudukan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri.

b. Tidak terlayani nya pelanggan yang berada di wilayah non perkotaan pada saat gagal tervalidasi dan diharuskan aktivasi atau registrasi ulang di galeri o p e r a t o r y a n g l o k a s i n y a j a u h d i perkotaan.

c. Potensi penggunaan kartu prabayar dengan sistem beli-pakai-buang sebagai akibat promo kuota paket internet dan harga perdana paket data yang lebih murah dibandingkan harga isi ulang pulsa, sehingga angka churn yang merupakan rugi operasional operator tidak dapat diminimalisir.

d. Potensi penyalahgunaan data pelanggan tetap harus diawasi

IV. KESIMPULAN

(7)

memberikan mekanisme yang lebih jelas dan terobosan yang dilakukan dengan menggunakan validasi berdasarkan data kependudukan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri mampu mewujudkan kebenaran data pemilik nomor kartu prabayar. Belum selesainya proses perekaman dan pencatatan data kependudukan masyarakat menjadi hambatan tersendiri yang harus segera dicarikan jalan keluarnya, sehingga kondisi tersebut tidak menghalangi atau menghambat proses registrasi pelanggan prabayar. Diharapkan dengan adanya regulasi ini, mampu menjadi pendorong bagi masyarakat untuk juga merapikan data kependudukan yang dimiliki di wilayah masing-masing. Tidak cukup hanya mengatur persoalan registrasi pelanggan prabayar, tetapi perlu juga dilakukan pengaturan terhadap tata niaga kartu prabayar dan pulsa isi ulang, hal ini untuk menekan churn rate yang selama ini menjadi beban operasional tersendiri bagi operator.

REFERENSI

[1] Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 23 Tahun 2005

[2] Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 12 Tahun 2016

[3] Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 14 Tahun 2017

[4] Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 21 Tahun 2017

[5] h t t p s : / / d a t a b o k s . k a t a d a t a . c o . i d / datapublish/2017/08/29/pengguna-ponsel-indonesia-mencapai-142-dari-populasi [6]

https://tirto.id/registrasi-sim-card-dan-tren-dunia-melindungi-data-pribadi-cyVN [7] h t t p s : / / d a t a b o k s . k a t a d a t a . c o . i d /

datapublish/2016/10/24/pelanggan- telepon-seluler-indonesia-melebihi-jumlah-penduduk

[8] h t t p s : / / d a t a b o k s . k a t a d a t a . c o . i d / datapublish/2017/10/12/berapa-jumlah-kartu-telepon-seluler-yang-beredar [9] h t t p : / / t e k n o . k o m p a s . c o m / r e a d /

2 0 1 5 / 0 2 / 1 0 / 1 4 0 5 0 0 5 7 / M e n y i m a k . Te k n o l o g i . S e l u l e r. d a r i . 1G.Hingga.4G

Gambar

Gambar 1.1. Grafik Jumlah Pelanggan Seluler dan Pertumbuhan Pelanggan Seluler
Gambar 1.2. Grafik Teledensitas Seluler 2012 - 2016
Gambar 2.1. Registrasi Kartu Prabayar

Referensi

Dokumen terkait